Unduh PDF Unduh PDF

Tidak bisa dimungkiri, depresi adalah masalah kesehatan mental yang serius. Curiga salah satu orang terdekat Anda mengalaminya? Sejatinya, gejala depresi dapat dengan mudah Anda temukan dalam perilakunya; jika akhir-akhir ini orang tersebut selalu kurang tidur, tidak nafsu makan, atau kehilangan berat badan, kemungkinan besar dia memang sedang didera depresi. Amati pula suasana hatinya; jika perubahan suasana hatinya terlalu drastis dan dia selalu kesulitan berkonsentrasi, kemungkinan besar gangguan depresilah pemicunya. Ingat, seorang penderita depresi membutuhkan dukungan Anda dan bantuan profesional dari ahli kesehatan mental. Jika menduga seseorang di dekat Anda berpotensi bunuh diri, jangan menunggu terlalu lama untuk mengajaknya berkonsultasi ke dokter.

Bagian 1
Bagian 1 dari 4:

Mengevaluasi Suasana Hatinya

Unduh PDF
  1. Anhedonia , atau hilangnya minat seseorang terhadap aktivitas sehari-harinya, adalah salah satu gejala depresi yang paling umum. Waspadalah jika teman Anda terlihat tidak lagi tertarik dengan aktivitas sehari-hari yang tadinya dia sukai. [1]
    • Perilaku semacam ini sesungguhnya dapat Anda sadari dengan mudah. Misalnya, seseorang yang tadinya sangat pandai bersosialisasi tiba-tiba menolak ajakan Anda untuk bepergian tanpa alasan yang jelas. Contoh lainnya, rekan kerja Anda yang tadinya selalu bekerja sambil mendengarkan musik tiba-tiba memilih untuk selalu bekerja dalam keheningan.
    • Mungkin saja, teman Anda justru akan terlihat lebih pendiam, tidak lagi mudah tersenyum, dan tidak lagi menertawakan lelucon yang didengarnya. Penurunan skala kebahagiaan adalah salah satu gejala gangguan depresi.
  2. Sering kali, gangguan depresi membuat penderitanya selalu putus asa dan kehilangan harapan. Jika teman Anda selalu memikirkan kemungkinan terburuk akan segala hal, kemungkinan dia sedang mengalami depresi. Umumnya, Anda tidak perlu khawatir jika situasi tersebut hanya terjadi selama satu atau dua hari; namun, waspadalah jika perilakunya terasa konsisten dan berulang untuk jangka waktu yang cukup panjang. [2]
    • Terkadang, perilaku tersebut akan terlihat dengan jelas. Misalnya, dia mungkin akan terus-menerus berkata, “Sudah nggak ada harapan.” Namun, adakalanya Anda akan kesulitan menyadarinya; terutama karena seseorang yang depresi justru akan terlihat realistis alih-alih pesimis.
    • Jika seseorang mengalami depresi, dia mungkin akan berkata, “Aku sudah belajar sangat keras untuk ujian besok, tapi kayaknya nilaiku akan tetap jelek, deh." Meski terdengar pragmatis, sejatinya kalimat tersebut merupakan salah satu indikasi depresi jika terus-menerus diucapkan dalam jangka waktu yang lama.
    • Jika sikap pesimis teman Anda muncul secara konsisten dan berkelanjutan, kemungkinan besar dia memang mengalami depresi.
  3. Kebahagiaan yang terlihat dipaksakan umumnya juga merupakan salah satu gejala depresi. Jika teman Anda terus-menerus mengaku baik-baik saja dan bersikap lebih riang dari biasanya, kemungkinan besar perilaku tersebut adalah “topeng” rasa depresinya. Cepat atau lambat, dia akan menjauhkan dirinya dari orang lain karena khawatir kepalsuannya tersebut akan disadari oleh orang-orang di sekitarnya. [3]
    • Seseorang dengan ekspresi bahagia yang dipaksakan pasti akan terlihat ganjil di mata Anda. Misalnya, meski bibirnya tersenyum, dia akan terlihat menutup diri atau menarik dirinya menjauhi Anda.
    • Misalnya, dia akan menolak ajakan Anda untuk bepergian bersama, semakin jarang membalas pesan teks dan telepon Anda, atau terlihat mengisolasi dirinya dari orang lain.
    • Jika pola tersebut konsisten dan berulang, kemungkinan besar dia memang mengalami depresi.
  4. Orang-orang yang mengalami depresi umumnya akan menjadi lebih sensitif; alhasil, emosinya pun akan lebih labil. Jika seorang teman yang biasanya selalu santai dan cuek tiba-tiba terlihat sedih, marah, atau cemas setiap saat, kemungkinan besar dia sedang mengalami depresi. Begitu pula jika teman Anda mengalami perubahan suasana hati yang sangat drastis tanpa alasan yang jelas. [4]
    • Seseorang yang mengalami depresi umumnya akan lebih lemah dan mudah tersinggung. Jika teman Anda marah-marah hanya karena Anda terlambat beberapa detik saat menghadiri suatu acara dengannya, kemungkinan dia memang mengalami depresi.
    • Seseorang yang depresi juga lebih mudah marah. Misalnya, teman Anda akan mudah merasa frustrasi saat menjelaskan sesuatu kepada Anda.
    • Jika situasi tersebut hanya terjadi satu atau dua kali, mungkin saja teman Anda memang hanya sedang mengalami hari yang buruk. Namun, jika perilaku tersebut terjadi berulang dan memiliki pola yang spesifik, kemungkinan besar dia memang mengalami depresi.
  5. Gangguan depresi dapat menyumbang pikiran seseorang dengan hal-hal yang negatif; alhasil, penderita depresi kerap akan mengalami kesulitan berkonsentrasi dan penurunan produktivitas. [5]
    • Bagi penderita depresi, gangguan konsentrasi dapat memengaruhi kehidupan sosial dan profesional mereka secara negatif. Seorang teman yang mengalami depresi kemungkinan besar akan kesulitan berkomunikasi dengan Anda; kemungkinan lainnya, dia kerap akan melupakan tanggung jawab akademisnya.
    • Mengabaikan tanggung jawab dan melupakan tenggat adalah beberapa indikator umum terjadinya depresi dalam diri seseorang. Jika teman Anda kerap lupa menghadiri rapat atau mengumpulkan pekerjaan, kemungkinan dia sedang mengalami depresi.
  6. Umumnya, seseorang yang mengalami depresi akan dikuasai perasaan bersalah terhadap segala aspek di dalam hidupnya. Jika orang terdekat Anda terus-menerus merasa bersalah (terutama untuk hal-hal yang remeh), kemungkinan besar dia memang mengalami depresi. [6]
    • Kemungkinan, dia juga akan terus-menerus merutuki kesalahan yang pernah dilakukannya. Misalnya, dia akan berkata, “Aku benar-benar menyesal karena nggak belajar dengan baik sewaktu kuliah. Harusnya performaku bisa lebih baik di rapat tadi pagi. Duh, aku sudah merugikan orang-orang satu perusahaan."
    • Seseorang yang mengalami depresi kerap juga akan merasa bersalah karena sudah merasakan emosi tertentu; adakalanya, eksistensi mereka pun bahkan membuat mereka merasa bersalah. Alhasil, mereka pun kerap meminta maaf karena suasana hatinya sedang buruk atau tidak bisa menjadi teman yang baik untuk Anda.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 4:

Mengamati Perubahan Perilakunya

Unduh PDF
  1. Seseorang yang mengalami depresi pasti akan mengalami gangguan siklus tidur seperti insomnia atau justru tidur terlalu lama. Mengetahui pola tidur seseorang memang tidak mudah, tetapi setidaknya cobalah mendengarkan setiap detail yang dia ceritakan atau mengamati perubahan perilaku yang diakibatkan oleh gangguan tidur. [7]
    • Cara termudah untuk mengetahui siklus tidur seseorang adalah dengan mendengarkan informasi tersebut langsung dari mulutnya. Misalnya, teman Anda mungkin akan mengaku mengalami insomnia atau justru tidur terlalu lama akhir-akhir ini.
    • Gangguan siklus tidur juga dapat dilihat dari perubahan perilaku seseorang. Jika teman Anda terlihat selalu kelelahan atau menggerutu sepanjang hari, kemungkinan besar dia tidak mendapatkan jam tidur yang cukup di malam hari.
    • Teman Anda juga mungkin mengalami depresi jika tiba-tiba durasi tidurnya meningkat secara signifikan.
    • Sejatinya, gangguan siklus tidur dapat disebabkan oleh banyak hal (termasuk oleh sakit fisik). Untuk mengetahui apakah gangguan tidur tersebut berhubungan dengan depresi, cobalah mengamati gejala-gejala lain yang juga muncul.
  2. Seseorang yang mengalami depresi mungkin akan makan lebih banyak – atau justru lebih sedikit – dari biasanya untuk mengalihkan pikirannya dari stres yang melanda. [8]
    • Seseorang yang makan dengan berlebihan kemungkinan besar akan lebih sering mengonsumsi camilan dan meningkatkan porsi makan beratnya. Waspadalah jika teman Anda terlihat lebih sering memesan makanan di luar.
    • Seseorang yang tidak memiliki nafsu makan kerap akan melewatkan makan berat. Waspadalah jika teman Anda terlihat sering melewatkan makan siangnya.
  3. Hati-hati, kondisi depresi berat juga dapat membuat penderitanya mengalami kecanduan alkohol atau obat-obatan. Meski situasinya tidak selalu demikian, faktanya sebagian besar penderita depresi terbukti terjerumus dalam lubang tersebut. [9]
    • Jika Anda tinggal satu atap dengan seseorang yang mengalami depresi, kemungkinan besar situasi tersebut akan lebih mudah Anda sadari. Misalnya, dia mungkin terlihat selalu menenggak alkohol setiap malam, meski besok paginya dia harus kuliah.
    • Kemungkinan besar, Anda juga akan menyadari munculnya kecanduan dalam dirinya. Misalnya, dia mungkin akan sering keluar dari ruangan untuk merokok atau semakin rutin mengonsumsi alkohol dari hari ke hari.
  4. Depresi berpotensi menurunkan nafsu makan dan tingkat aktivitas seseorang secara signifikan; oleh karena itu, penderita depresi umumnya akan mengalami perubahan berat badan (naik atau turun) sebesar 5% dalam waktu satu bulan. Secara umum, inilah gejala yang paling mudah Anda sadari. [10]
    • Jika gejala ini juga terjadi di samping gejala-gejala lainnya, kemungkinan besar dia memang mengalami depresi.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 4:

Mengenali Gejala-Gejala yang Berbahaya

Unduh PDF
  1. Seseorang yang ingin bunuh diri cenderung selalu berbicara mengenai kematian. Misalnya, mereka tiba-tiba mengangkat topik mengenai ada atau tidaknya kehidupan setelah kematian dan terus-menerus membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan subjek tersebut. [11]
    • Dalam kasus yang ekstrem, seseorang yang ingin bunuh diri bahkan akan berkata, “Aku ingin mati saja."
  2. Benak orang-orang yang ingin bunuh diri dikuasai berbagai pikiran negatif mengenai dirinya dan dunia di sekitarnya; alhasil, mereka pun kerap merasa putus asa dan tidak bersemangat. Waspadalah jika dia selalu terdengar pesimis dan terus-menerus mengeluhkan situasi hidupnya. [12]
    • Orang yang ingin bunuh diri biasanya akan berkata, “Hidup ini terlalu berat” atau “Nggak ada lagi jalan keluar dari situasi ini” atau “Nggak ada yang bisa kulakukan untuk memperbaiki situasinya."
    • Kemungkinan, mereka juga akan terus-menerus membicarakan hal negatif mengenai dirinya seperti, “Aku merepotkan hidup semua orang” atau “Harusnya kamu nggak mengenalku, ya."
  3. Hati-hati, alarm tanda bahaya sesungguhnya telah dibunyikan! Berikan perhatian ekstra kepada orang-orang yang terlihat bekerja lebih keras untuk membayar utangnya atau mulai menyusun warisannya. Waspadai pula mereka yang terlihat membagi-bagikan barang berharganya kepada orang-orang di sekitarnya. [13]
  4. Salah satu gejala yang paling berbahaya adalah ketika seseorang sudah menyusun rencana bunuh diri yang spesifik. Jika Anda tahu dia mencoba menyiapkan senjata atau zat berbahaya, kemungkinan besar dia memang ingin bunuh diri. Selain itu, Anda mungkin akan menemukan kertas yang terlihat seperti catatan peninggalannya sebelum bunuh diri. [14]
    • Jika seseorang benar-benar berencana bunuh diri, segeralah melaporkannya kepada layanan darurat terdekat. Hati-hati, situasi tersebut dapat benar-benar membahayakan hidupnya jika dibiarkan terlalu lama.
  5. Dalam situasi tersebut, pastikan Anda mengambil tindakan yang diperlukan. Ingat, keinginan bunuh diri merupakan kondisi darurat yang perlu secepatnya ditangani secara medis. Oleh karena itu, pastikan Anda mengambil tindakan di bawah ini: [15]
    • Jangan meninggalkannya sendirian. Jika dia mencoba menyakiti dirinya, segeralah menghubungi polisi atau layanan darurat lain di wilayah Anda. Pastikan Anda juga segera menginformasikan situasi tersebut kepada kerabat dan/atau sahabat terdekatnya.
    • Sayangnya, sejak tahun 2014 layanan konseling untuk masyarakat yang ingin bunuh diri di Indonesia sudah dinonaktifkan. Oleh karena itu, jika Anda tidak sedang berada di sisinya, mintalah dia menghubungi polisi atau nomor 119 untuk dihubungkan ke rumah sakit jiwa terdekat. [16]
    • Seseorang yang ingin bunuh diri perlu segera menerima bantuan dari ahli kesehatan mental. Oleh karena itu, pastikan dia menghubungi terapis atau konselor yang relevan; kemungkinan, dia bahkan perlu dirawat inap selama beberapa saat di rumah sakit.
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 4:

Mengatasi Masalahnya

Unduh PDF
  1. Jika menduga seseorang yang Anda kenal mengalami depresi, cobalah mengajaknya mengobrol. Meski dia juga membutuhkan bantuan medis, sebagian bebannya pasti akan terangkat jika dia bisa menceritakan masalahnya kepada orang terdekatnya. Ingat, salah satu obat yang manjur bagi seseorang yang mengalami depresi adalah dukungan dari orang-orang yang dicintai dan mencintainya. [17]
    • Sampaikan kekhawatiran Anda. Cobalah mengawalinya dengan berkata, “Aku khawatir nih, soalnya akhir-akhir ini kamu kelihatan berbeda. Ada masalah?"
    • Dengan berhati-hati, sampaikan gejala-gejala yang memicu kekhawatiran Anda. Misalnya, “Kamu akhir-akhir ini kelihatan capek. Aku tahu sih, penyebabnya bisa apa saja. Tapi kamu baik-baik saja, nggak?"
    • Sampaikan bahwa Anda bersedia membantunya. Cobalah berkata, “Jangan ragu-ragu ya, kalau mau cerita. Dengan senang hati aku akan mendengarkan."
  2. Ingat, Anda tidak bisa berjuang sendirian untuk mengatasi masalah hidup orang lain; dengan kata lain, dia harus menemui psikiater atau terapis untuk memulihkan kesehatan mentalnya. Kemungkinan besar, setelahnya dia harus mengikuti sesi konseling atau mengonsumsi obat-obatan tertentu sampai kondisinya benar-benar pulih. [18]
    • Jika perlu, tawarkan bantuan untuk mencarikan terapis untuknya. Jika Anda berdua masih duduk di bangku sekolah atau kuliah, cobalah merujuknya ke guru BK (Bimbingan Konseling) sekolah atau konselor universitas.
  3. Ingat, orang-orang yang mengalami depresi membutuhkan dukungan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, sampaikan bahwa jika diperlukan, Anda bersedia mengantarnya ke dokter, membantu memantau jadwalnya, dan menawarkan bantuan lain yang diperlukan untuk memudahkan hidupnya. [19]
    • Selalu ingat bahwa Anda hanya bisa membantu dan mendukungnya, bukan mengatasi masalahnya. Dengan kata lain, dia tetap perlu mencari bantuan ahli kesehatan yang relevan.
    Iklan

Tips

  • Jika teman Anda tidak ingin menceritakan apa pun, jangan memaksanya; yang terpenting, tegaskan bahwa Anda akan selalu ada untuk mendengarkannya jika diperlukan.
  • Jika seseorang yang Anda duga mengalami depresi baru saja melahirkan, pertimbangkan kemungkinan bahwa orang tersebut sesungguhnya sedang mengalami depresi postpartum (depresi pascapersalinan).
  • Jika menduga seseorang yang Anda kenal mengalami depresi, jangan pernah meremehkan kondisinya atau menuduhnya sedang mencari perhatian. Praduga dan/atau komentar seperti itu justru akan memperparah kondisi depresinya.
Iklan

Peringatan

  • Jika merasa seseorang yang Anda kenal berpotensi menyakiti dirinya sendiri dalam waktu dekat, segeralah menghubungi polisi.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 3.310 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan