Unduh PDF Unduh PDF

Anda baru saja menjalin hubungan romantis dengan seseorang? Di awal hubungan, wajar jika Anda kerap merasa ragu dan terus bertanya-tanya, “Berapa lama hubungan ini bisa bertahan?”, “Apakah dia benar-benar menyukaiku”, atau bahkan “Apakah aku benar-benar menyukainya?”. Mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut memang tidak mudah, namun perlu dilakukan untuk menegaskan keyakinan Anda terhadap hubungan yang sedang Anda jalani. Tentunya Anda tidak ingin menjalin hubungan dengan seseorang yang tidak benar-benar Anda cintai, bukan? Jika hingga saat ini Anda masih kesulitan mengetahui keseriusan perasaan Anda sendiri, cobalah meluangkan waktu sejenak untuk berpikir. Ingin tahu informasi lebih jelasnya? Baca terus artikel ini!

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menilai Hubungan

Unduh PDF
  1. Percayalah, mengetahuinya akan sangat membantu Anda mengenali perasaan Anda sendiri. Jika Anda menyukai seseorang, umumnya Anda akan terus-menerus memikirkan orang tersebut sekalipun kalian sedang dipisahkan oleh jarak. Biasanya, Anda juga akan memiliki keinginan yang sangat kuat untuk mengenal orang tersebut secara lebih mendalam.
    • Anda memiliki keinginan yang sangat kuat untuk memperkenalkannya kepada teman-teman Anda. Selain itu, tetangga Anda yang sangat seksi pun tidak lagi bisa menarik perhatian Anda karena seluruhnya sudah tercurah untuk orang tersebut. Anda juga akan merasa sangat beruntung karena berhasil memilikinya. [1]
    • Jika Anda tidak merasa bersemangat ketika akan menemuinya (dan jika Anda tidak memiliki keinginan untuk mengenalnya lebih dalam), kemungkinan besar Anda tidak benar-benar menyukainya.
  2. Cara paling sempurna untuk mengenali perasaan Anda adalah dengan menjauhkan diri sejenak dari hubungan tersebut dan memanfaatkan “waktu kosong” yang ada untuk merefleksikan perasaan Anda. Pada saat-saat tersebut, cobalah memikirkan apa yang sesungguhnya Anda rasakan ketika sedang jauh darinya.
    • Tentu saja Anda tidak perlu mengatakan alasan yang sebenarnya kepada pasangan. Cukup katakan, “Sepertinya hubungan kita bergerak terlalu cepat sampai-sampai aku merasa sulit bernapas. Boleh aku minta waktu satu minggu (atau sesuka Anda) untuk berpikir sebentar?”.
  3. Luangkan waktu untuk duduk sebentar dan menuliskan hal-hal dalam diri pasangan yang membuat Anda jatuh cinta. Waspadalah jika daftar tersebut justru dipenuhi oleh poin-poin yang menunjukkan bahwa pasangan hanyalah merupakan pelampiasan rasa kesepian Anda. [2]
    • Misalnya, apakah daftar yang Anda buat dipenuhi oleh karakter unik dan ambisi-ambisi pasangan yang notabene merupakan pemicu ketertarikan yang positif? Atau daftar Anda hanya dipenuhi oleh kalimat seperti “dia selalu mengangkat teleponku”?
    • Apakah Anda merasa dia sangat tampan/cantik sehingga dapat meningkatkan derajat Anda di mata orang lain? Jika iya, mungkin Anda hanya ingin membuktikan kepada orang lain bahwa Anda pun mampu mencari pasangan yang menarik secara fisik dan bisa dipamerkan.
  4. Sekaranglah saatnya Anda bertanya apakah orang tersebut benar-benar memiliki keunikan yang menarik perhatian Anda. Apa yang membuatnya begitu spesial dan tidak tergantikan? [3]
    • Adakah orang lain yang mampu mengisi peran pasangan dalam hidup Anda? Jika Anda memilihnya hanya karena dia selalu bersedia mengisi akhir pekan Anda, sadarilah bahwa peran tersebut dapat dengan mudah digantikan oleh orang lain. Hati-hati, kemungkinan besar tanpa disadari Anda hanya sedang memanfaatkannya untuk menepis rasa kesepian Anda.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Mengetahui jika Anda Kesepian

Unduh PDF
  1. Obati rasa kesepian Anda! Habiskan waktu dengan para sahabat dan kerabat tersayang, isi hari-hari Anda dengan kegiatan yang menyenangkan, serta bergabunglah dengan kelompok-kelompok sosial yang mampu mengakomodasi ketertarikan Anda. Anda suka memasak atau menari? Tidak ada salahnya mulai mengikuti kelas khusus yang mampu mewadahi ketertarikan tersebut! Sesekali, cobalah mengajak rekan kerja atau sahabat tersayang makan siang bersama. [4]
    • Cara lain untuk menjalin hubungan pertemanan adalah dengan menghubungi teman-teman lama Anda melalui media sosial. Selain itu, Anda juga bisa mencoba berinteraksi dengan orang asing yang Anda temui di toko buku atau restoran favorit. Jangan ragu pula mengikuti forum komunitas yang berisi orang-orang dengan hobi dan ketertarikan yang sama.
    • Jika Anda tidak merindukan pasangan di tengah-tengah kesibukan tersebut, kemungkinan besar selama ini dia hanyalah pelampiasan rasa kesepian Anda.
  2. Cara lain untuk bersosialisasi dengan orang lain adalah dengan menjadi relawan; dengan melakukannya, Anda akan terbantu untuk menjalin koneksi dengan orang lain sekaligus menciptakan perubahan sosial di sekitar Anda. Cobalah menawarkan diri untuk menjadi relawan di panti jompo atau panti asuhan terdekat. Jika Anda merupakan pecinta hewan, cobalah meluangkan beberapa jam setiap minggunya untuk menjadi relawan di tempat penampungan hewan. Jika waktu yang Anda miliki terbatas, cobalah menawarkan diri untuk menjaga anak tetangga di akhir pekan agar tetangga Anda dapat bebas bepergian tanpa harus merasa khawatir.
    • Memberikan bantuan kepada orang lain ampuh meningkatkan harga diri sekaligus melawan rasa kesepian Anda. Jika melakukannya membuat Anda melupakan keberadaan pasangan, kemungkinan besar Anda memang tidak benar-benar menyukainya. [5]
  3. Apakah selama ini Anda hanya melakukan aktivitas yang disukai pasangan? Jika iya, cobalah mulai mengejar ketertarikan personal Anda. Percayalah, melakukannya akan memberikan kepuasan yang selama ini tidak Anda rasakan; alhasil, kemungkinan besar Anda akan menyadari bahwa perasaan Anda kepada pasangan tidaklah sebesar yang Anda pikirkan selama ini. [6]
    • Ikuti kelas baru di pusat kebugaran yang Anda ikuti, pelajari bahasa baru, praktikkan resep-resep yang belum pernah Anda coba sebelumnya, pergilah memancing, atau lakukan kegiatan apa pun yang Anda sukai!
  4. Seseorang yang tidak memiliki tujuan hidup akan lebih mudah terjebak dalam hubungan yang prematur. Oleh karena itu, cobalah meluangkan waktu untuk meningkatkan kualitas diri dan mengejar tujuan hidup Anda. Sembari berfokus pada tujuan tersebut, cobalah mulai merefleksikan posisi pasangan di dalam hidup Anda. [7]
    • Pikirkan hal-hal yang ingin Anda lakukan. Apakah Anda selalu ingin berkeliling dunia? Atau Anda ingin berfokus untuk meningkatkan jenjang karier? Setelah mengetahui tujuan Anda, pikirkan kembali peran dan posisi pasangan di kehidupan jangka panjang Anda. Apakah Anda bisa membayangkan hidup bersamanya 5-10 tahun lagi?
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Menghindari Pelampiasan Hubungan

Unduh PDF
  1. Jika Anda terburu-buru menjalin hubungan yang baru, kemungkinan besar orang tersebut hanya akan Anda jadikan pelampiasan; percayalah, kesalahan ini lazim dilakukan dan dapat mencegah Anda membangun hubungan yang sehat dengan pasangan baru Anda. Jangan tergesa-gesa dalam bertindak!
    • Jika Anda adalah pihak yang ditinggalkan, kemungkinan besar Anda memiliki keinginan untuk “menyelamatkan harga diri” dengan mencari pasangan baru secepatnya. Mungkin juga Anda sudah terlalu lama menyendiri dan lelah mendengar pertanyaan “Mana pacarmu?”. Jangan menjalin hubungan yang didasarkan pada alasan-alasan tersebut! [8]
  2. Jika hubungan tersebut baru berlangung selama beberapa minggu namun Anda sudah memutuskan untuk menapaki jenjang yang lebih serius, kemungkinan besar tindakan tersebut hanya Anda lakukan untuk menutup masalah yang belum selesai. Ingat, hubungan yang sehat berlangsung dalam ritme yang normal; dengan kata lain, selalu dibutuhkan waktu dan proses untuk meningkatkan ketertarikan dalam diri kedua belah pihak di dalam sebuah hubungan romantis. Jika Anda mengajak pasangan menikah setelah satu minggu berpacaran, kemungkinan besar Anda hanya takut merasa kesepian. [9]
  3. Salah satu alasan terkuat seseorang mencari pelampiasan hubungan adalah karena mereka takut melajang. Faktanya, melajang pun ada untungnya! Misalnya, Anda akan memiliki lebih banyak waktu untuk mengenal identitas diri, berfokus membangun karier, dan mendekatkan diri kepada sahabat serta kerabat. Jangan terjebak anggapan umum bahwa seseorang yang melajang pasti akan merasa kesepian. [10]
    • Ketika melajang, Anda berkesempatan untuk membangun koneksi seluas-luasnya dengan orang-orang di sekitar Anda. Selain itu, Anda juga bisa berfokus untuk mengembangkan kualitas diri Anda. Kembalilah mencicipi dunia pendidikan, tentukan tujuan hidup yang objektif, dan jangan menjadikan status hubungan sebagai tolok ukur kualitas hidup Anda.
  4. Jika kepercayaan diri Anda dipengaruhi oleh status hubungan Anda, berusahalah memperbaikinya. Jangan pernah merasa rendah diri hanya karena Anda sedang melajang; hati-hati, perasaan semacam ini dapat menggiring Anda memasuki hubungan yang tidak sehat dengan orang lain. Dengan meningkatkan harga diri, niscaya Anda mampu mengatasi rasa kesepian dengan cara yang positif dan menyiapkan diri untuk menjalani hubungan dengan orang yang tepat pada waktu yang tepat pula. [11]
    • Sadarilah bahwa status hubungan tidak akan menentukan kualitas diri Anda. Jika perlu, tuliskan kualitas-kualitas positif Anda di secarik kertas dan tempelkan kertas tersebut di kaca kamar mandi sebagai pengingat.
    • Sampaikan hal-hal yang positif kepada diri Anda. Jangan menyebut diri Anda “pecundang” hanya karena Anda tidak pergi ke mana-mana di akhir pekan. Selalu ingatkan diri Anda bahwa nilai diri seseorang tidak ditentukan oleh aktivitas mereka di akhir pekan. Jika Anda merasa terganggu dengan fakta tersebut, tidak ada salahnya mengajak teman-teman Anda bepergian di akhir pekan, lho!
  5. Pada dasarnya, orang-orang yang mengalami isu tersebut selalu merasa perlu mencurahkan perhatiannya kepada orang lain sekalipun kesehatan emosional mereka harus dikorbankan karenanya. Jika Anda merasa mengalaminya (misalnya, Anda selalu menjalin hubungan dengan seseorang yang membutuhkan bantuan atau perawatan khusus), cobalah berkonsultasi dengan psikolog atau konselor profesional. [12]
    • Kodependensi dapat membuat seseorang merasa kesepian jika tidak memiliki sosok yang harus diperhatikan dan “dijaga”. Inilah mengapa Anda menolak hidup sendirian dan terobsesi untuk selalu menjalin hubungan dengan orang lain meski hubungan tersebut tidak didasari rasa cinta. Jika Anda merasa mengalaminya, mintalah rujukan mengenai ahli kesehatan mental yang tepercaya kepada dokter Anda.
    Iklan


Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 7.203 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan