Unduh PDF
Unduh PDF
Jika Anda ingin menambahkan beberapa tanaman sebagai dekorasi rumah, tetapi tidak punya waktu untuk menyiraminya, pilihan yang cocok untuk Anda adalah pot dengan penyiram otomatis atau self-watering pot . Pot ini bisa menyerap air sesuai kebutuhan dari reservoir (wadah penampungan air) di bagian dasar pot. Anda hanya perlu mengisi ulang wadah jika airnya habis atau berkurang. Pot ini akan menyiram tanaman ketika Anda bepergian atau apabila jadwal Anda sangat sibuk. Lanjutkan membaca artikel ini untuk mengetahui cara kerja self-watering pot dan cara menggunakannya pada tanaman.
Hal yang Perlu Anda Ketahui
- Tempatkan tanaman di bagian dalam atau atas self-watering pot dengan media tanam yang lembap.
- Siram tanah lapisan atas saat kali pertama Anda menggunakan self-watering pot untuk memadatkan tanah di sekitar akar tanaman.
- Tambahkan air di bagian bawah pot jika reservoir sudah kosong agar tanaman tetap mendapatkan air.
- Self-watering pot akan menarik air dari reservoir ke dalam tanah. Air bisa langsung diserap tanah atau diserap melalui sumbu.
Langkah
-
Tempatkan reservoir di bawah pot. Perhatikan bagian penyusun self-watering pot . Cari reservoir air yang berfungsi untuk menyimpan air dan pot berlubang (atau sumbu) untuk menempatkan tanaman. Letakkan pot di atas reservoir atau pasang di tempatnya erat-erat. [1] X Teliti sumber
- Beberapa self-watering pot menyediakan reservoir dalam bentuk pot luar dengan ukuran lebih besar daripada pot tanaman yang ditempatkan di dalamnya.
-
Masukkan media tanam lembap ke bagian dasar pot. Anda bisa menggunakan media tanam apa saja untuk keperluan ini. Basahi media tanam dengan sedikit air dan isilah sepertiga bagian bawah pot dengan tanah. Biarkan tanahnya tetap gembur dan jangan memadatkannya. Dengan demikian, akar tanaman akan tumbuh dengan mudah dan air bisa meresap ke dalam tanah secara lebih cepat. [2] X Teliti sumber
- Anda bisa menambahkan pupuk dan memperbaiki drainase dengan mencampur 1 bagian kompos dan 1 bagian perlit pada media tanam.
- Jika self-watering pot dilengkapi dengan sumbu kain, pegang sumbu lurus ke atas ketika tanah dimasukkan ke dalam pot. Dengan cara ini, air akan meresap ke bagian pot yang lebih tinggi.
-
Masukkan tanaman ke dalam tanah. Buatlah lubang untuk akar tanaman di tanah, lalu masukkan tanaman ke dalamnya. Tutup sekeliling akar dengan media tanam hingga mencapai sekitar 3 cm di bawah bagian tepi pot. [3] X Teliti sumber
- Tekan tanah di sekitar tanaman dengan lembut. Jangan menekan tanah terlalu kuat karena bisa membuat akar tanaman sulit berkembang.
-
Padatkan tanah dengan menyirami tanaman dari atas. Kantong udara yang terbentuk membuat tanah tidak bisa menempel dengan baik dengan akar tanaman. Saat kali pertama menggunakan self-watering pot , Anda harus menyirami tanahnya secara langsung terlebih dahulu. Setelah tanah dalam pot memadat (dan menurun), tambahkan tanah lagi untuk mengisi pot dan sirami kembali media tanam. [4] X Teliti sumber
-
Masukkan air ke dalam reservoir hingga penuh. Periksa reservoir di bagian bawah self-watering pot dan tambahkan air jika belum penuh. Reservoir biasanya transparan agar pengguna bisa melihat ketinggian air. Jika tidak, pot biasanya dilengkapi dengan meteran yang menampilkan seberapa banyak air yang tersisa. Isilah air di self-watering pot melalui selang pengisi yang mencuat dari bagian samping pot, atau dengan menuang air secara langsung ke dalam moncong di bagian samping reservoir. [5] X Teliti sumber
- Isilah kembali self-watering pot jika permukaan air di reservoir sudah rendah. Tergantung seberapa besar jumlah air yang dibutuhkan tanaman, mungkin Anda harus mengisi kembali airnya setiap beberapa hari atau beberapa minggu.
Iklan
-
Air akan diserap sumbu dan mengairi tanah. Jika self-watering pot dilengkapi sumbu kain, bagian bawah sumbu harus ditempatkan di dalam air yang terdapat di reservoir. Air di bagian dasar pot akan diserap oleh sumbu dan dialirkan ke dalam tanah. Asalkan air di reservoir masih ada, sumbu akan selalu basah dan membuat tanahnya tetap lembap. [6] X Teliti sumber
-
Bagian bawah pot masuk ke dalam reservoir dan langsung menyerap air. Beberapa pot mempunyai bagian seperti kaki yang memanjang ke arah bawah dan selalu terendam air. Tanah akan menyerap air dan menariknya ke akar, yang membantu akar tumbuh lebih panjang hingga memenuhi pot. [7] X Teliti sumberIklan
-
Pot ini memudahkan Anda menyiram tanaman. Tanaman yang harus disiram setiap hari bisa menyulitkan Anda melakukannya jika aktivitas Anda sangat padat. Jika menggunakan self-watering pot , tanaman bisa mendapatkan air sendiri dan Anda hanya perlu mengisinya kembali jika air di reservoir hampir habis. [8] X Teliti sumber
-
Penggunaan air menjadi lebih efisien. Apabila menyiram dari atas, sebagian air bisa menguap ketika terkena sinar matahari dan kering sebelum diserap tanaman. Self-watering pot bisa mengairi tanaman dari bawah, yang membuat tanaman hanya mengambil air sesuai kebutuhan. Anda juga akan mengurangi risiko penyiraman yang berlebihan karena kelebihan air akan dikeluarkan kembali ke dalam reservoir. [9] X Teliti sumber
-
3Mengurangi kemungkinan terserang jamur dan hama. Lapisan tanah bagian atas yang lembap berisiko terserang jamur dan memikat kedatangan hama. Jika menggunakan self-watering pot , tanah akan menyerap air dari bawah sehingga lapisan tanah bagian atas akan selalu kering dan membuat tanaman tetap sehat di musim pertumbuhannya. [10] X Teliti sumberIklan
-
Herbal. Herbal membutuhkan banyak air sehingga penggunaan self-watering pot memungkinkan tanaman mengambil air sesuai kebutuhan. Anda bisa menanam basil, cilantro (mirip daun ketumbar), dan min ( mint ) di dalam self-watering pot , yang bisa diletakkan di ambang jendela. [11] X Teliti sumber
-
Pakis. Pakis biasanya akan mengering apabila ditanam di pot karena memerlukan banyak air agar bisa tumbuh dengan rimbun. Untungnya, Anda dapat menanamnya di dalam self-watering pot berukuran besar agar kebutuhan airnya terpenuhi dengan baik. [12] X Teliti sumber
-
Begonia. Begonia memiliki bunga yang indah dan tumbuh dengan baik di tanah yang lembap. Jadi, self-watering pot sangat cocok untuk tanaman ini karena tanahnya tidak pernah kering. [13] X Teliti sumber Pot juga akan mencegah Anda menyirami tanaman secara berlebihan. Kondisi ini sangat cocok untuk begonia yang rentan terserang busuk akar. [14] X Teliti sumber
-
Violet Afrika. Akar tanaman violet Afrika bisa membusuk jika disiram dari atas. Namun, tanaman ini bisa tumbuh dengan sehat di dalam self-watering pot yang menyerap air dari bawah. Dengan cara ini, violet Afrika akan terlihat indah sepanjang musim tanpa terserang penyakit. [15] X Teliti sumber
-
Lidah mertua (sansevieria). Lidah mertua tidak memerlukan banyak air sehingga cocok ditanam di self-watering pot , tanpa mengharuskan Anda terlalu sering mengisi air. Setelah reservoir diisi penuh, Anda bisa meninggalkan lidah mertua selama 1 atau 2 minggu tanpa disiram. [16] X Teliti sumberIklan
Tips
- Untuk self-watering pot berukuran besar, mungkin Anda harus menyiram pot dari atas beberapa kali terlebih dahulu sebelum tanaman tumbuh dengan subur dan akarnya bisa menjangkau tanah di bagian bawah yang lembap. Kondisi ini terutama berlaku apabila Anda menanam sesuatu dari biji karena permukaan pot bisa mengering jika tidak disiram dari atas.
Iklan
Peringatan
- Kaktus dan sukulen tidak cocok ditanam di self-watering pot karena keduanya tidak bisa tumbuh dengan baik di tanah yang lembap. [17] X Teliti sumber
Iklan
Referensi
- ↑ https://youtu.be/OfP98oy4ygU?t=61
- ↑ http://www.thegardenacademy.com/gardening-basics/self-watering_containers/
- ↑ https://youtu.be/5EE3vgFFQQY?t=320
- ↑ https://youtu.be/5EE3vgFFQQY?t=335
- ↑ https://youtu.be/ZdtQdXkQmlA?t=332
- ↑ https://extension.umd.edu/resource/self-watering-containers
- ↑ https://youtu.be/OfP98oy4ygU?t=167
- ↑ http://www.thegardenacademy.com/gardening-basics/self-watering_containers/
- ↑ http://www.thegardenacademy.com/gardening-basics/self-watering_containers/
- ↑ https://youtu.be/5EE3vgFFQQY?t=171
- ↑ https://youtu.be/41UHHIlNrVM?t=274
- ↑ https://www.burkesbackyard.com.au/fact-sheets/in-the-garden/indoor-and-potted-plant/maidenhair-fern/
- ↑ https://youtu.be/w4D_NNMKIYs?t=70
- ↑ https://gardeningsolutions.ifas.ufl.edu/plants/ornamentals/begonias.html
- ↑ https://gardens.si.edu/learn/educational-resources/plant-care-sheets/care-of-african-violets/
- ↑ https://youtu.be/ZdtQdXkQmlA?t=187
- ↑ https://youtu.be/5EE3vgFFQQY?t=272
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 411 kali.
Iklan