PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Apakah Anda menduga (atau mengetahui) bahwa pasangan yang seharusnya setia justru berselingkuh? Anda tidak sendiri. Sekitar ¼ hingga ½ pasangan akan (atau pernah) berselingkuh pada satu momen tertentu.

Sayangnya, luka yang dirasakan tidak berkurang hanya dengan mengetahui bahwa pihak lain yang terlibat pun akan terkena dampaknya. Perhatikan langkah-langkah di artikel ini dan manfaatkan untuk membantu Anda melewati trauma. Perselingkuhan dapat menjadi masalah yang sangat menyakitkan dan emosi yang ada akan terasa begitu kuat. Oleh karena itu, gunakan artikel ini sebagai panduan untuk membantu diri sendiri melewati prahara hubungan yang ada.

Langkah

PDF download Unduh PDF
  1. Jangan biarkan diri sendiri sampai memberikan tanggapan gegabah. Berpikirlah! Hal ini penting, terutama jika Anda menjalani hubungan jangka panjang. Reaksi tiba-tiba yang Anda tunjukkan tanpa dipikirkan dapat memicu konsekuensi yang mungkin Anda sesali. Berikan ruang bagi diri sendiri sebelum mengambil tindakan. [1]
  2. Anda tidak sendiri. Meskipun data statistik mengenai perselingkuhan tidak selalu lengkap dan memiliki banyak perbedaan, sebagian besar survei yang sudah dilakukan menandakan bahwa sekitar ¼ hingga ½ jumlah total pasangan menikah akan atau pernah berselingkuh.
  3. Biasanya, mudah bagi seseorang untuk menyalahkan diri sendiri saat memikirkan alasan perselingkuhan yang dilakukan pasangannya. Sebenarnya, tidak ada gunanya untuk menyalahkan diri sendiri. Masalah yang memicu perselingkuhan terkadang melibatkan kedua pihak, tetapi hal ini tidak selalu terjadi. Namun, di masa mendatang, mungkin ada baiknya Anda bercermin kepada diri sendiri untuk mengetahui alasan pasangan Anda mencari kenyamanan pada orang lain. Bisa jadi terdapat area abu-abu pada perilaku Anda yang mendorong pasangan untuk berselingkuh. Perlu diingat bahwa sebagian besar manusia menyukai gaya hidup monogami karena dapat memberikan banyak kebahagiaan dan keamanan. Namun, di luar sana ada beberapa orang yang justru tidak menyukai gaya hidup tersebut. [2]
  4. Tanyakan beberapa hal ini kepada diri sendiri: Apakah Anda berdua memang sudah resmi berpacaran saat “perselingkuhan” tersebut terjadi? Apakah sudah jelas bahwa hubungan yang dijalani merupakan hubungan monogami? Jika tidak, Anda sebenarnya belum bisa memastikan pasangan Anda sadar atau mengetahui bahwa tindakannya sebenarnya menyakiti perasaan Anda. Dalam situasi seperti ini, Anda perlu berbicara dengan pasangan tanpa menunjukkan konfrontasi.
  5. Ceritakan kecemasan dan ketakutan Anda. Mungkin saja sebenarnya tidak terjadi apa pun, atau terjadi insiden yang membuat pasangan Anda terpaksa melakukannya (mis. kekerasan seksual di tempat kerja yang perlu dibicarakan secara terbuka dan sesegera mungkin agar tidak terjadi lagi di kemudian hari). Mungkin juga ia melakukan penyalahgunaan obat terlarang atau minuman keras, atau mengalami gangguan psikologis yang perlu ditangani (perlu diketahui bahwa kecanduan seks merupakan masalah yang sangat nyata dan serius). Jika ia membutuhkan bantuan, berikan ia dukungan dalam mencari bantuan. Langkah ini dapat bermanfaat bagi Anda berdua. Namun, penyalahgunaan obat terlarang atau minuman keras bukanlah “alasan” yang sah atas perilaku tidak senonoh dan Anda tidak boleh begitu saja menerima alasan seperti “Ya. Aku ‘kan sedang mabuk. Jadi, tidak masalah.” Tetap tunjukkan ketegasan Anda. [3]
  6. Ketidaksetiaan bukan menjadi masalah besar bagi sebagian orang, dan beberapa orang memang menjalani hubungan fisik dengan lebih dari satu orang. Hal tersebut tidak lantas mencerminkan kelemahan dalam hubungan mereka dengan pasangan “setia”-nya, tetapi situasi seperti ini jarang terjadi. Sebenarnya, ketidaksetiaan dapat mencerminkan kebosanan dan ketidakpuasaan dengan hubungan yang ada saat ini. Menghadapi pasangan yang sejak awal tidak mengharapkan Anda atau tidak ragu untuk melukai Anda merupakan hal yang konyol. Dalam situasi seperti ini, tinggalkan ia.
  7. Jangan memutuskan dan menjalin kembali hubungan setelah jangka waktu tertentu jika Anda merasa perseteruan yang ada tidak bisa diselesaikan. Hal tersebut hanya akan memberikan lebih banyak tekanan emosional. Jika Anda ingin mengakhiri hubungan, akhiri secara permanen. Namun, perpisahan “sementara” juga dapat menjadi pilihan yang bisa Anda ambil sebenarnya. Jika Anda memutuskan untuk berpisah (baik secara permanen maupun sementara), jangan langsung berbicara kepadanya pascaperpisahan. Luangkan waktu untuk menyendiri terlebih dahulu. Namun, Anda mungkin tidak bisa begitu saja memutuskan komunikasi jika ada anak-anak atau masalah keuangan yang penting. Dalam situasi seperti ini, tetapkan aturan dasar secara tegas (mis. batasan waktu berbicara, tempat pertemuan, dan lain-lain). Meskipun sulit, hal ini penting untuk diikuti.
  8. Jika Anda berdua sudah menikah dan pasangan menjalani hubungan yang lebih dari sekadar hubungan santai, ada baiknya Anda menyewa jasa pengacara atau detektif ternama di kota Anda yang secara khusus menangani masalah rumah tangga. Coba baca referensi dari orang lain.
  9. Biarkan penyelidik melakukan tugasnya (jika Anda sejak awal sudah menuduhnya, pasangan Anda akan bersikap lebih berhati-hati sehingga proses penyelidikan memakan lebih banyak biaya).
  10. Anda justru bisa mengalami stres yang lebih berat jika tidak mengetahui adanya penyakit. Penanganan awal merupakan hal yang penting. [4]
  11. Simpan informasi tersebut di rumah teman atau anggota keluarga. Adanya informasi seperti ini dapat membantu pihak penyelidik sehingga biaya jasa penyelidikan pun dapat dikurangi.
  12. Jika Anda menceritakan kecurigaan kepada lebih dari satu orang teman dekat, ada kemungkinan teman-teman lain akan membuat gosip yang tentunya memberikan dampak negatif dalam berbagai aspek. Jika penyelidikan sedang berlanjut, rumor atau berita miring justru dapat mengganggu proses.
  13. Jika Anda juga berselingkuh, mungkin inilah waktu yang tepat untuk berbicara secara terbuka dengan pasangan dan menyelesaikan masalah. Anda berdua mungkin perlu menjalani konseling pasangan. Jika Anda berdua memutuskan untuk bercerai, ingatlah bahwa keputusan dapat memberikan dampak yang negatif dengan cepat, dan perpisahan Anda akan menjadi sorotan publik. [5]
  14. Jangan memulai hubungan dengan orang lain hanya karena pasangan Anda berselingkuh. Hal ini merupakan balas dendam dan tidak akan memberikan kebaikan bagi kedua pihak.
    Iklan

Tips

  • Tinggalkan pasangan jika perselingkuhan yang terjadi membuat Anda sangat terluka.
  • Penting bagi Anda untuk bersikap jujur kepada diri sendiri. Jika Anda tidak mengakhiri hubungan, apakah Anda kuat untuk menanggung kemungkinan bahwa perselingkuhan dapat kembali terjadi?
  • Jika ingin bangkit dari kesedihan, ada baiknya Anda memberikannya maaf, melupakannya, dan tidak terus mengingat atau membahas perselingkuhan tersebut.
  • Apakah Anda yakin ingin mencurahkan semua energi untuk "mengawasi" hubungan yang ada?
  • Jalani konseling! Tidak ada salahnya Anda menjalani konseling, bahkan ketika segala sesuatu berjalan lancar dalam kehidupan. Namun, saat Anda terluka, ada baiknya Anda berbicara kepada pihak profesional.
Iklan

Peringatan

  • Jangan membalas dendam dengan berselingkuh. Jika Anda tergoda untuk berselingkuh, ada baiknya Anda langsung memutuskan hubungan dengan pasangan.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 1.667 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan