Unduh PDF Unduh PDF

Adanya saudara kandung dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan, tetapi juga dapat membuatmu kesal dan frustrasi. Baik kakak maupun adik, terkadang kamu merasa kehadirannya justru membuat hidupmu menderita! Untungnya, kamu bisa memperbaiki interaksimu dengannya. Kamu bisa berkomunikasi dengannya dan anggota keluarga yang lain, menetapkan jarak, dan berkompromi.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Berkomunikasi dengan Saudara, Orang Tua, dan Anggota Keluarga Lain

Unduh PDF
  1. Hal pertama dan termudah untuk menyelesaikan konflik dengan saudara kandungmu adalah berbicara secara langsung kepadanya. Ajukan pertanyaan yang bijak dan tulus mengenai alasannya menunjukkan sikap yang kamu rasa bermasalah.
    • Pastikan suasana hatinya sedang baik saat kamu ingin berbicara kepadanya. Ketika marah, ia biasanya akan mengabaikan pertanyaanmu. [1] Beberapa pertanyaan langsung yang bisa diajukan, di antaranya adalah:
    • "Mengapa kamu begitu mengesalkan akhir-akhir ini?"
    • "Apa ada sesuatu yang bisa kulakukan agar kita kembali akur?"
    • "Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu dan membuatmu bersikap buruk?"
  2. Kemarahan atau sikap kasarmu justru memancing emosinya dan mendorongnya untuk tetap mengganggu atau membuatmu kesal. Tarik napas dalam-dalam saat mencoba berbicara agar kamu tetap tenang. Setelah itu, evaluasi kembali situasi yang ada dan ajak ia berbicara saat kamu sudah tidak lagi merasa marah. [2]
  3. Hormati saudaramu dan situasi yang ia hadapi, serta coba tempatkan dirimu di posisinya. Mungkin ia merasa iri, marah karena alasan tertentu, atau sekadar ingin mencari perhatian. [3]
  4. Mintalah ia memikirkan apa yang akan ia rasakan jika kamu memperlakukannya seperti perlakuannya kepadamu. Dengan demikian, kamu bisa membujuknya untuk berempati kepada situasimu, serta membayangkan apa yang akan dirasakan dari sudut pandangmu. [4]
  5. Jelaskan apa yang kamu rasakan secara langsung tanpa berbelit-belit, dan mintalah ia menghentikan perilaku negatifnya. Katakan tindakan atau perilakunya yang mengganggumu, terlepas dari apakah ia kakak atau adikmu. Kamu bisa mengatakan:
    • "Perilakumu membuatku kesulitan menyelesaikan tugasku. Aku peduli dan sayang kepadamu, tetapi sikapmu sudah di luar batas."
    • "Kamu dan teman-temanmu mengolok-olokku, dan aku tidak bisa menerimanya. Sikap kalian melukai perasaanku."
    • "Aku tidak suka saat kamu mengambil barang-barangku tanpa izin. Aku akan lebih senang berbagi barang-barangku denganmu, tetapi aku juga tidak ingin sampai kehilangan barang-barang tersebut."
  6. Orang tuamu tentunya mengenal perilaku dan riwayatmu dan saudaramu, serta bisa memberikan saran berharga mengenai caranya berperilaku dan alasannya menunjukkan perilaku tersebut.
  7. Memang tidak ada yang senang atau mau dianggap sebagai sosok “pengadu”, tetapi ada beberapa situasi yang mengharuskan orang tuamu untuk menengahi dan membantumu secara langsung. Mereka dapat mendisiplinkan saudaramu atau berbicara kepadanya untuk mewakilimu.
  8. Jika kamu tidak bisa mengubah situasi dengan berbicara kepada saudaramu, mintalah orang tuamu mengamati obrolan dengan saudaramu agar situasi tetap tenang dan terkendali.
  9. Tentunya, banyak teman-temanmu yang juga memiliki saudara kandung dan pernah mengalami masalah yang sama. Baik memiliki adik maupun kakak, teman-temanmu biasanya memiliki saran dan cerita hebat mengenai cara mereka menyelesaikan masalah dalam keluarga.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Menetapkan Jarak

Unduh PDF
  1. Jika saudaramu mengganggu atau menindasmu hingga kamu merasa frustrasi, luangkan waktu untuk menyendiri dan tetapkan jarak. Dengan membuat jarak dan mencari privasi, kamu bisa menenangkan diri, memikirkan perasaan dan pendapatmu, serta kembali menilai situasi yang ada setelah merasa lebih baik. Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk membuat jarak dari saudaramu:
    • Masuk ke kamar tidur atau ruang kerja dan mengerjakan tugas rumah.
    • Mandi atau berendam
    • Pergi dan bersenang-senang bersama teman-teman
    • Bergabung dengan klub atau grup aktivitas tertentu
    • Berkunjung ke perpustakaan untuk membaca buku atau menggunakan internet
  2. Selalu menghindari masalah dengan saudaramu memang tidak akan mengubah perilakunya, tetapi sebenarnya mengabaikannya saat ia mulai “bertingkah” bisa memberikan dampak yang cukup signifikan. Sering kali, saudaramu (dan orang lain secara umum) bersikap menyebalkan atau mengesalkan karena ingin mencari perhatian darimu. [5] Jika kamu tidak memberinya perhatian yang ia inginkan dan mengabaikannya, kamu bisa menunjukkan bahwa sikap atau perilakunya tidak akan memberikan hasil.
  3. Jika ia sering mengganggu dan membuatmu kesal, berhitunglah sampai sepuluh dan tahan diri untuk tidak membalas dendam. Menjauhlah dan tenangkan diri dari situasi untuk meredakan amarahmu.
  4. Seperti halnya saran atau intervensi, kamu juga bisa meminta orang tuamu memisahkan kalian saat situasi memanas. Dengan demikian, perilaku buruk saudaramu bisa dihentikan.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Berkompromi

Unduh PDF
  1. Terkadang, saat saudaramu “bertingkah”, yang ia inginkan hanyalah waktu dan perhatian. Hal ini mungkin terjadi, terutama jika saudaramu lebih muda darimu. Ia mungkin ingin kamu membacakan cerita, bermain, atau sekadar meluangkan waktu bersamanya. [6]
  2. Jika ia membuatmu kesal, kamu bisa menegaskan bahwa kamu merasa jengah dengan perilakunya, selama kamu mengutarakan perasaanmu secara sopan. Dengan memintanya berhenti bersikap menyebalkan, kamu bisa mengendalikan situasi dengan lebih baik. Kamu juga dapat memiliki kekuatan untuk membela diri di kemudian hari. Di sisi lain, saudaramu akan belajar bahwa kamu pun memiliki batas kesabaran. [7]
  3. Buatlah saudaramu mengerti bahwa ia perlu menghormati waktumu, baik untuk belajar, bersenang-senang bersama teman-teman, maupun mengerjakan proyek atau tugas.
  4. Kamu tidak perlu meluangkan waktu yang lama untuk saudaramu. Coba luangkan waktu, beberapa kali selama sekitar 15 menit dalam satu hari untuk bermain atau berinteraksi dengannya. Cobalah bermain sepak bola, mengobrol tentang kegiatan sehari-hari, memasaklah, atau bermain dengan mainan yang ada bersamanya.
  5. Tanyakan apa yang ingin ia lakukan dan luangkan waktu hari untuk berpetualang bersama saudaramu. [8]
    • Ajaklah ia ke museum dan lihat pameran yang ada.
    • Tonton pertandingan olahraga bersamanya.
    • Pergilah berbelanja dan belikan ia sesuatu.
    • Pergilah ke bioskop untuk menonton film, kemudian cari restoran untuk makan bersamanya.
  6. Jika sekadar menegurnya tidak bisa membuat saudaramu menjaga sikapnya, cobalah buat penawaran. Berikan ia sesuatu yang diinginkan agar kamu bisa mendapatkan “kedamaian” yang didambakan di rumah. Kamu bisa mengajaknya berkompromi, seperti:
    • "Jika kamu bisa berhenti menggangguku selama seminggu, aku akan mengerjakan tugas-tugas rumahmu untuk satu minggu."
    • "Jika kamu bisa meninggalkanku sendiri saat aku mengerjakan tugas rumah, aku akan mengajakmu makan es krim setelahnya."
    • "Jika kamu bisa berhenti menggangguku, kamu boleh bersenang-senang sepuasnya rumah saat teman-temanmu datang di hari Jumat nanti."
  7. Pikirkan apakah akhir-akhir ini kamu pernah bersikap kasar atau menyebalkan, atau menuntut banyak hal darinya. Bisa saja kamu melakukan hal yang sama kepadanya, seperti apa yang ia lakukan kepadamu. Tanyakan kepadanya apakah sikapmu mengganggunya, dan berjanjilah untuk menghentikan kebiasaan burukmu jika ia berhasil menghilangkan sikap buruknya. [9]
    Iklan

Tips

  • Ingatlah bahwa pertengkaran antarsaudara merupakan hal yang normal. Seperti halnya pada hubungan lain, kamu tidak akan selalu menjalani hari atau interaksi yang sempurna. Cobalah pertimbangkan hal ini.
  • Jangan lupa bahwa kamu tetap menyayangi saudaramu. Terlepas dari seberapa menyebalkannya saudaramu, ia tetaplah keluargamu dan akan selalu ada untukmu.
  • Perlakukan ia sebagaimana kamu ingin diperlakukan.
  • Ingatlah bahwa terkadang saudaramu mengatakan sesuatu yang menyakitkan, seperti “Aku benci kamu!”. Namun, ucapan tersebut keluar mungkin karena suasana hatinya sedang buruk.
  • Jika pertengkaran memanas, menjauhlah darinya dan cobalah menyendiri. Jangan sampai kamu merasa sangat tertekan! Ingatlah bahwa ia akan selalu menyayangimu dan memberikan kehadiranmu saat kamu benar-benar membutuhkannya.
  • Cobalah hindari situasi yang cepat memanas.
Iklan

Peringatan

  • Jika saudaramu mulai bersikap kasar, segera laporkan sikapnya kepada orang tua atau orang dewasa. Jangan mencoba menangani situasi yang ada sendiri. Jika orang tuamu (atau orang dewasa lainnya) sedang tidak berada di rumah, jaga jarak agar kalian bisa menenangkan diri.
  • Jangan pernah melakukan kekerasan fisik. Meskipun kekesalan bisa memicu kemarahan, tetaplah tenang dengan bernapas dalam dan menjauh dari situasi yang ada.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 2.322 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan