Unduh PDF Unduh PDF

Trombosis vena dalam, atau deep vein thrombosis (DVT) adalah kondisi medis yang timbul akibat terbentuknya gumpalan darah (trombus) di vena dalam, biasanya di betis, paha, atau pelvis. [1] Tubuh Anda bisa melarutkan sebagian besar gumpalan kecil hingga sedang seiring waktu dan gaya hidup yang lebih sehat. Namun, selalu ada risiko DVT menyumbat atau menghentikan aliran darah dalam vena sehingga menyebabkan bagian-bagian trombus pecah dan menyumbat pembuluh darah di paru-paru atau arteri yang menghubungkan ke otak. Akibatnya adalah gangguan kesehatan serius atau bahkan kematian. Jika berisiko mengalami DVT, Anda sangat disarankan untuk mengambil langkah pencegahan dan mencari pengobatan yang bermanfaat.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menyingkirkan Faktor Risiko

Unduh PDF
  1. Risiko DVT jauh lebih besar jika Anda mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. [2] Berat badan yang besar membuat darah lebih sulit untuk bersirkulasi dalam tubuh, terutama untuk membawa darah kembali ke jantung dari kaki dan paha. Akibatnya tekanan darah akan naik dan mengakibatkan pembuluh darah rusak, memicu pembentukan plak dan gumpalan darah. Menurunkan berat badan akan meringankan kerja jantung dan pembuluh darah Anda, sehingga mengurangi risiko DVT dan aterosklerosis.
    • Turunkan berat badan dengan menambah olahraga kardiovaskular (seperti berjalan) dan mengurangi konsumsi kalori Anda.
    • Mengurangi asupan 500 kalori setiap hari akan mengurangi sekitar 1,8 kg jaringan lemak setiap bulan. [3]
  2. Risiko DVT juga jauh lebih besar jika Anda adalah perokok kronis. [4] Beragam senyawa kimia dalam rokok dapat mengganggu proses penggumpalan darah, serta sirkulasi dan pembuluh darah secara umum--akibatnya darah Anda mengental dan menggumpal berlebihan (hiperkoagulasi)--yang meningkatkan risiko Anda mengalami DVT dan penyakit pembuluh darah lainnya. [5] Cobalah untuk berhenti merokok secara bertahap (dengan bantuan plester nikotin), berhenti sama sekali dan/atau dengan bantuan dorongan sugestif atau hipnoterapi.
    • Saat gumpalan darah pecah di dalam vena dan mulai mengalir dalam pembuluh darah, gumpalan ini akan menjadi emboli, yang bisa menyumbat pembuluh darah yang menuju jantung atau paru-paru. Hal ini bisa mengakibatkan kematian mendadak dalam beberapa kasus. Hanya sebagian (10-15%) orang yang mengalami embolisme paru-paru yang meninggal dunia segera setelahnya. [6]
    • Sekitar 2.000.000 orang Amerika mengalami DVT setiap tahunnya, dan merokok merupakan faktor penyebab yang berpengaruh signifikan. [7]
  3. Duduk terus-menerus dalam waktu lama adalah suatu faktor risiko DVT. Jadi, tingkatkan olahraga kardiovaskular Anda dengan berjalan, joging, bersepeda, atau berenang. [8] Otot betis Anda berfungsi seperti jantung kedua, yang membantu memompa darah dalam vena kaki kembali ke jantung, namun hanya jika otot tersebut berkontraksi dengan beberapa jenis olahraga teratur.
    • Jika Anda duduk selama bekerja, atau melakukan perjalanan di pesawat dan tidak bisa berolahraga dengan baik selama beberapa jam, paling tidak, gerakkan kaki dan paha Anda selama duduk.
    • Kaki patah yang dibalut gips sangat berisiko terhadap DVT. Oleh karena itu, cobalah untuk menggoyangkan ibu jari kaki Anda selama kaki Anda berada dalam posisi terangkat.
    • Tanda dan gejala DVT yang paling lazim adalah: pembengkakan, kemerahan, dan nyeri di betis atau kaki bagian bawah (terutama di sepanjang pembuluh vena), kesulitan menopang tubuh (terutama saat berlari), dan kulit yang terasa hangat atau panas saat disentuh. [9]
    • Gejala DVT yang Anda rasakan mungkin ringan. Separuh pasien penderita DVT tidak menunjukkan gejala saat diperiksa. [10]
  4. Stoking bertekanan akan menopang otot dan pembuluh darah di kaki bagian bawah, yang akan mengurangi pembengkakan/edema, serta risiko DVT. Stoking ketat sangat penting bagi orang-orang yang mengalami insufisiensi (kebocoran katup) atau pelebaran (varises) vena. [11] Stoking ini harus mencapai lutut Anda, atau lebih tinggi lagi, dengan bagian jari kaki yang tertutup maupun terbuka. Stoking ini bisa dibeli di internet, toko peralatan medis, dan terkadang di apotek atau klinik fisioterapis.
    • Belilah stoking kelas 1, dengan tekanan yang paling kecil, kecuali dokter Anda menganjurkan stoking kelas 2 atau 3.
    • Gunakan stoking bertekanan yang meningkat saat menjalani aktivitas berisiko tinggi seperti dalam perjalanan dengan mobil, bus, atau pesawat. Stoking bertekanan seperti ini, terkadang dijual dengan label " elastic flight socks ", terasa lebih ketat di pergelangan kaki dibandingkan di paha yang akan meningkatkan laju aliran darah.
  5. Mencukupi cairan tubuh sangat memengaruhi volume darah Anda, dan "mengencerkannya", sehingga dapat mengurangi risiko Anda terhadap DVT. Jadi, minumlah banyak air putih dan sari buah segar, terutama jika Anda tinggal di daerah beriklim panas dan/atau kering. [12] Hindari minuman berkafeina seperti kopi, teh hitam, minuman bersoda, dan minuman berenergi, karena kafeina bersifat diuretik, yang dapat memicu pengeluaran urine dan lama-kelamaan membuat tubuh Anda dehidrasi.
    • Selama musim kemarau, cobalah minum 3,8 liter air setiap hari.
    • Ingatlah bahwa sebagian besar buah dan sayuran segar juga merupakan sumber cairan yang baik.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mencari Terapi Alternatif

Unduh PDF
  1. Cari terapis pijat atau teman yang mau membantu Anda memijat otot betis dan paha untuk mencegah DVT. Pijat akan meredakan ketegangan otot dan melancarkan sirkulasi darah dan cairan limfa. [13] Mulailah memijat di betis bawah dan naik hingga ke paha, sehingga Anda membantu vena mengembalikan darah ke jantung. Mulailah memijat selama 30 menit kemudian lanjutkan. Biarkan terapis pijat (atau teman Anda) menekan sekuat yang Anda bisa tahan.
    • Selalu minum banyak air setelah pijat untuk mengeluarkan senyawa yang keluar akibat peradangan dan asam laktat dari tubuh Anda. Jika tidak, Anda bisa mengalami sakit kepala atau mual ringan.
    • Jika Anda mengalami DVT akut yang disertai gejala (bengkak dan nyeri), sebaiknya hindari pemijatan, dan konsultasikan hal ini dengan dokter Anda.
  2. Akupunktur merupakan perawatan penusukan jarum tipis ke dalam titik-titik energi di kulit atau otot untuk meredakan nyeri dan peradangan, serta melancarkan sirkulasi darah. [14] Akupunkur untuk mengurangi risiko masalah kesehatan pada kaki mungkin cukup efektif, walaupun umumnya tidak disarankan oleh dokter. Berdasarkan prinsip pengobatan Tiongkok tradisional, akupunktur bekerja dengan melepaskan beragam senyawa yang meliputi endorfin, serotonin, yang akan mengurangi rasa tidak nyaman.
    • Titik akupunktur yang bisa membantu meredakan gejala di kaki Anda tidak seluruhnya berada di kaki--beberapa di antaranya mungkin terletak jauh di bagian tubuh Anda yang lain.
    • Praktik akupunktur dilakukan oleh beragam praktisi kesehatan profesional, meliputi beberapa dokter, praktisi chiropractic , naturopathy , fisioterapis, dan terapis pijat--siapa pun yang memiliki sertifikat dari NCCAOM.
  3. Pilihan terapi alternatif yang menarik untuk mengurangi risiko timbulnya masalah kesehatan pada kaki adalah terapi vibrasi. Dengan meletakkan kaki Anda di perangkat bergetar, otot bagian dalam betis dan paha Anda bisa berkontraksi, sehingga membantu memompa darah masuk ke dalam pembuluh vena kecil. [15] Frekuensi vibrasi juga dapat menenangkan dan memperkuat otot sekaligus menstimulasi saraf untuk meredakan nyeri.
    • Perangkat vibrasi seluruh tubuh sulit ditemukan di sarana rehabilitasi, dan biasanya terlalu mahal untuk Anda beli dan digunakan di rumah, sehingga pertimbangkan perangkat yang lebih kecil untuk memvibrasi telapak kaki dan kaki bagian bawah Anda saja.
    • Alat vibrasi yang dapat Anda pegang adalah pilihan lain yang mungkin cukup baik untuk menstimulasi otot kaki Anda.
    • Jika Anda menderita DVT akut yang disertai gejala, jangan lakukan terapi vibrasi seperti ini, dan konsultasikan dengan dokter sebelum Anda mencobanya.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Mencari Pertolongan Medis

Unduh PDF
  1. Walaupun sudah berusaha untuk menghindari DVT, jika kaki (terutama betis Anda) tampak membengkak, memerah, dan nyeri saat disentuh, serta tidak membaik dalam beberapa hari, buatlah janji pemeriksaan dengan dokter. Dokter akan memeriksa kaki dan telapak kaki Anda, serta mengajukan beberapa pertanyaan mengenai riwayat kesehatan keluarga, diet, dan perjalanan Anda baru-baru ini. Jika Anda wanita, dokter mungkin juga akan menanyakan apakah Anda sedang hamil, baru melahirkan, menggunakan pil KB atau sedang menjalani terapi penggantian hormon, karena kadar estrogen yang lebih tinggi bisa menyebabkan penggumpalan darah. [16]
    • Pil KB berisiko paling tinggi selama tahun pertama penggunaannya, walaupun formula pil KB modern cenderung lebih aman dibandingkan formula pendahulunya beberapa puluh tahun yang lalu.
    • Dokter mungkin akan meresepkan obat pengencer darah (antikoagulan) seperti heparin jika dia menduga Anda mengalami DVT. Obat pengencer darah akan menurunkan kemampuan darah Anda untuk menggumpal, walaupun tidak dapat melarutkan gumpalan darah yang sudah ada. [17]
    • Dokter keluarga Anda bukanlah dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Jadi, Anda mungkin perlu dirujuk ke dokter spesialis.
  2. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah sangat terlatih untuk membedakan semua masalah pembuluh darah yang bisa timbul di kaki dan bagian tubuh lainnya. Ada sejumlah kondisi serius yang bisa menyebabkan pembengkakan dan nyeri pada kaki, meliputi diabetes neuropati, insufisiensi vena (kebocoran katup vena kaki bagian bawah), sindroma kompartemen (pembengkakan otot kaki bagian bawah), popliteal artery entrapment , infeksi bakteri, dan selulitis. [18]
    • Dokter spesialis mungkin akan melakukan pemeriksaan dengan USG untuk melihat adanya gummpalan pada kaki bagian atas, atau venografi (pemeriksaan sinar-X dengan pewarna) untuk melihat adanya gumpalan pada kaki bagian bawah. Hasil pemeriksaan USG akan dibandingkan dari waktu ke waktu untuk melihat pembesaran atau pengecilan ukuran gumpalan darah.
    • Dokter spesialis juga mungkin akan melakukan tes darah D-dimer . D-dimer merupakan suatu bahan kimia yang dihasilkan saat gumpalan darah melarut secara bertahap.
  3. Jika DVT terdeteksi, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan yang lebih kuat untuk menghentikan pembesaran gumpalan darah, dan pada akhirnya melarutkannya. Setelah memberikan injeksi heparin, Anda mungkin akan diberikan obat-obatan pengencer darah lain melalui injeksi (seperti enoxaparin) atau melalui tablet seperti warfarin (Coumadin). [19] Jika DVT yang Anda alami serius, dokter mungkin akan memberikan obat trombolitik melalui injeksi intravena, yang dapat melarutkan gumpalan darah dengan cepat.
    • Anda mungkin juga akan diberikan obat-obatan oral yang tidak membutuhkan pengawasan sirkulasi darah dan baru saja diizinkan beredar oleh FDA seperti dabigatran, rivaroxaban, atau apixaban. [20]
    • Obat trombolitik yang umumnya digunakan untuk DVT adalah streptokinase, urokinase dan recombinant tissue-type plasminogen activator (r-tPA). [21]
    • Walaupun trombolitik telah diperbaharui beberapa tahun belakangan ini, obat ini bisa memicu pendarahan internal yang serius dan umumnya hanya digunakan pada kasus DVT yang mengancam nyawa, sehingga penggunaannya pada DVT lainnya masih diperdebatkan. [22]
    • Jika Anda tidak bisa menggunakan obat pengencer darah, dokter mungkin akan memasangkan saringan kecil pada vena abdomen untuk mencegah gumpalan darah memasuki pembuluh darah yang akan memicu kondisi berbahaya. [23]
    • Jika Anda dirawat di rumah sakit, perangkat mekanis untuk menekan telapak kaki atau kaki Anda mungkin akan digunakan selama beberapa hari. Perangkat ini sangat bermanfaat saat digunakan bersama dengan obat pengencer darah. [24]
    Iklan

Tips

  • Perawatan sejak dini dapat sangat mengurangi risiko komplikasi seperti embolisme paru.
  • Jangan duduk atau berdiri terus-menerus terlalu lama. Bergeraklah lebih sering, terutama jika Anda bekerja dalam posisi duduk.
  • Menyangga kaki Anda lebih tinggi dari bagian tubuh yang lain (dengan menyandarkannya ke dinding atau meletakkan di atas beberapa buah bantal) akan membantu mengurangi pembengkakan akibat berdiri terlalu lama selama bekerja.
  • Hindari menyilangkan kaki atau pergelangan kaki selama Anda duduk.
  • Paling tidak setiap setengah jam sekali, luangkan waktu beberapa menit untuk bergerak dan melancarkan alirah darah. [25]
Iklan

Peringatan

  • Jika Anda menjalani operasi perbaikan pinggul atau lutut dalam tiga bulan belakangan ini, Anda tidak dianjurkan untuk melakukan perjalanan panjang, sekalipun dengan obat-obatan.
  • Faktor genetis juga memiliki peranan. Anda memiliki risiko yang lebih tinggi jika anggota keluarga Anda pernah mengalami DVT, atau masalah akibat penggumpalan darah lainnya, seperti embolisme paru.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 15.876 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan