PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Perusahaan menerbitkan obligasi untuk menjalankan bisnisnya. Pemerintah menerbitkan obligasi untuk mendanai proyek, misalnya jalan tol. Penerbit obligasi adalah debitur dan investor obligasi adalah kreditor. Investor menerima pendapatan bunga tiap tahun dan pengembalian nilai nominal obligasi saat jatuh tempo. Selain pendapatan bunga, investor juga dapat memperoleh keuntungan melalui laba penjualan obligasi. Jika penjualan obligasi menghasilkan rugi, kerugian akan mengurangi pengembalian total investor. Pengembalian total Anda dapat disesuaikan dengan pajak dan nilai sekarang dari arus kas masuk investor.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menghitung Pendapatan Bunga Obligasi Diperoleh

PDF download Unduh PDF
  1. Sebagian besar obligasi mengenakan suku bunga tetap (disebut dengan coupon rate ). Suku bunga ini dapat berbeda angka dengan suku bunga pasar. Apa pun jenis obligasinya, Anda harus mengetahui suku bunga nominal pada sertifikat obligasi. [1]
    • Sebagian besar obligasi sekarang diterbitkan dalam bentuk journal entry . Ketika membeli obligasi, Anda akan menerima dokumentasi obligasi yang dibeli. Alih-alih menerima sertifikat kepemilikan berbentuk fisik, Anda menerima dokumen pihak ketiga, yang memverifikasi kepemilikan obligasi. Pada dokumen ini tercantumkan suku bunga dan jumlah nominal dari obligasi yang dibeli.
    • Pendapatan bunga obligasi didasarkan kepada nilai nominal pada sertifikat obligasi. Nilai nominal akan dikalikan dengan Rp1.000. Kalikan suku bunga nominal dengan nilai nominal obligasi.
    • Asumsikan bahwa Anda membeli obligasi senilai Rp10.000.000 dengan suku bunga 6%. Karena suku bunga sifatnya tetap, artinya obligasi akan membayarkan Rp600.000 setiap tahun (Rp10.000.000*0,06). Pembayaran bunga adalah tetap walaupun harga obligasi di pasar berubah-ubah.
    • Premi atau diskonto pada obligasi merujuk kepada harga penjualan obligasi. Premi dan diskonto adalah kompensasi untuk investor terhadap perbedaan suku bunga nominal pada obligasi dan suku bunga pasar saat ini. Jika suku bunga pasar saat ini lebih tinggi dari suku bunga nominal, obligasi dijual pada harga diskonto. Jika suku bunga pasar saat ini lebih rendah dari suku bunga nominal, obligasi dijual pada harga premi.
  2. Pendapatan bunga adalah bagian dari pengembalian total dari obligasi selama umur obligasi. Verifikasi jumlah tahun kepemilikan obligasi kemudian hitung pendapatan bunga setiap tahunnya. [2]
    • Gunakan metode akuntansi akrual untuk menghitung pendapatan bunga. Metode akrual mengakui pendapatan bunga pada saat perolehan. Jika Anda memiliki obligasi selama beberapa bulan dalam setahun, pendapatan bunga diakui hanya pada bulan-bulan kepemilikan tersebut.
    • Metode akrual tidak berhubungan dengan pembayaran kas yang diterima. Pendapatan bunga didasarkan pada kepemilikan obligasi, bukan pada tanggal pembayaran bunga.
    • Sebagian besar perusahaan membayar bunga dua kali dalam setahun. Sebagai contoh, tanggal pembayaran bunga obligasi Anda adalah 1 Februari dan 1 Agustus setiap tahun. Anda menghitung pendapatan bunga selama bulan Desember. Karena Anda memiliki obligasi selama bulan Desember penuh, Anda berhak menerima pembayaran bunga di bulan tersebut. Anda menerima pendapatan bunga penuh di bulan Desember, walaupun bunga belum dibayarkan sampai tanggal 1 Februari tahun berikutnya.
  3. Layaknya saham, obligasi dapat dibeli dan dijual sesama investor. Sebagai investor, Anda dapan memiliki obligasi sampai jatuh tempo, atau menjualnya sebelum jatuh tempo. Anda dapat menjual obligasi pada hari-hari kerja. [3]
    • Jika Anda menjual obligasi, penjualan berdampak pada pendapatan bunga total yang diterima. Sebagai contoh, obligasi membayarkan bunga pada tanggal 1 Februari dan 1 Agustus setiap tahun. Anda menjual obligasi pada tanggal 15 Desember.
    • Untuk menghitung pengembalian total, Anda perlu mengetahui pendapatan bunga total selama masa kepemilikan obligasi.
    • Katakanlah nilai nominal obligasi adalah Rp10.000.000 dengan suku bunga tetap nominal 6%. Obligasi membayarkan Rp600.000 tiap tahunnya. Jika obligasi dimiliki selama 5 tahun penuh, pendapatan bunga total adalah Rp600.000*5 years = Rp3.000.000.
    • Anda juga perlu menghitung pembagian bunga pada tahun tersebut. Dalam kasus ini, Anda memiliki obligasi dari tanggal 1 Januari sampai 15 Desember. Masa kepemilikan saham adalah 11 ½ dari 12 bulan dalam setahun. Pendapatan bunga selama tahun tersebut adalah [(Rp600.000*(11,5/12) = Rp575.000].
    • Anda berhak menerima pendapatan bunga selama masa kepemilikan walaupun bunga baru dibayarkan berbulan-bulan kemudian.
    • pendapatan bunga total selama 5 tahun dan 11 ½ bulan adalah (Rp3.000.000 + Rp575.000 = Rp3.575.000).
    • Rumus pengembalian total mungkin melibatkan jumlah hari persis atas kepemilikan obligasi. Jumlah hari kepemilikan obligasi didasarkan pada 360 hari dalam setahun. Jumlah hari tergantung kepadapenerbit obligasi (badan usaha pemerintah atau perusahaan).
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menghitung Keuntungan atau Kerugian Modal

PDF download Unduh PDF
  1. Keuntungan dan kerugian modal ( capital gain or loss ) adalah bagian dari pengembalian total obligasi. Jika Anda menjual obligasi di atas harga pembelian, Anda memperoleh keuntungan. Jika obligasi dijual di bawah harga pembelian, Anda mengalami kerugian. Untuk menghitung keuntungan atau kerugian modal, Anda perlu mengetahui harga pembelian obligasi. [4]
    • Ketika obligasi diterbitkan, obligasi dijual pertama kali dari perusahaan penerbit (atau badan usaha pemerintah) kepada masyarakat. Investor membeli obligasi, dan penerbit memperoleh kas atas penjualan obligasi.
    • Jika Anda membeli obligasi saat diterbitkan, Anda biasanya membayar seharga harga nominal obligasi. Nilai nominal obligasi adalah Rp1.000.000 atau kelipatannya. Sebagai contoh, jika Anda membeli obligasi bernilai nominal Rp10.000.000 saat diterbitkan, kas yang dibayarkan adalah sebanyak Rp10.000.000.
    • Obligasi dapat dibeli dan dijual antar sesama investor saat diterbitkan kepada publik. Sebagai contoh, Bambang membeli obligasi Telkom saat pertama kali diterbitkan. Bambang membayar kas sejumlah Rp10.000.000. bambang dapat memilih untuk menjual obligasi kapan saja sampai waktu jatuh tempo obligasi. Harga penjualan obligasi yang dimiliki bisa lebih atau kurang dari Rp10.000.000.
    • Perhatikan bahwa keuntungan modal dianggap sebagai penghasilan dan dikenai pajak. Jadi, Anda harus membayar pajak atas bunga yang diperoleh.
  2. Diskonto berarti hanrga jual obligasi kurang dari nilai nominalnya. Sebagai contoh, obligasi senilai Rp10.000.000 harga pasarnya bisa sebanyak Rp9.800.000. Pasar mengindikasikan investor tidak berkenan membayar Rp10.000.000 untuk obligasi tersebut. [5]
    • Obligasi dinilai pada harga diskonto jika suku bunga nominal obligasi lebih rendah dari suku bunga nominal obligasi baru. Sebagai perbandingan, pertimbangkanlah membeli obligasi yang baru diterbitkan oleh penerbit yang sama dan memiliki masa jatuh tempo yang sama pula.
    • Sebagai contoh, Telkom memiliki obligasi beredar senilai Rp10.000.000 dan suku bunga 6%. Obligasi jatuh tempo dalam 10 tahun. Suku bunga mengalami peningkatan. Investor dapat membeli obligasi Telkom dengan suku bunga 7% dan jatuh tempo selama 10 tahun. Obligasi bersuku bunga 6% kini nilainya lebih rendah, karena pendapatan bunga yang diterima lebih sedikit dari obligasi bersuku bunga 7%. Harga pasar obligasi akan jatuh di bawah Rp10.000.000.
    • Jika investor membeli obligasi seharga Rp10.000.000 dan dijual seharga Rp9.800.000 sehingga investor mengalami kerugian modal sebesar Rp200.000. Kerugian modal mengurangi pengembalian total obligasi.
  3. Premi berarti harga obligasi di atas nilai nominalnya. Sebagai contoh, obligasi senilai Rp10.000.000 memiliki harga pasar Rp10.100.000. Pasar mengindikasikan investor berkenan membayar obligasi lebih dari nilai nominalnya. [6]
    • Obligasi dinilai pada harga premi jika suku bunga nominal pada obligasi lebih tinggi dari suku bunga obligasi yang baru diterbitkan. Bandingkan obligasi Anda dengan obligasi yang baru diterbitkan oleh penerbit yang sama dengan masa jatuh tempo yang sama pula.
    • Sebagai contoh, Telkom memiliki obligasi beredar senilai Rp10.000.000 dan suku bunga 6%. Obligasi jatuh tempo dalam 10 tahun. Suku bunga mengalami penurunan. Investor sekarang dapat membeli obligasi Telkom dengan suku bunga 5% dan jatuh tempo selama 10 tahun. Obligasi bersuku bunga 6% kini nilainya lebih tinggi, karena pendapatan bunga yang diterima lebih banyak dari obligasi bersuku bunga 5%. Harga pasar obligasi akan naik di atas Rp10.000.000.
    • Jika investor membeli obligasi senilai Rp10.000.000 dan menjualnya seharga Rp10.100.000, investor memperoleh keuntungan modal sebesar Rp100.000. Keuntungan ini meningkatkan pengembalian total obligasi.
    • Keuntungan dan kerugian modal dapat terjadi jika obligasi dijual dan dibeli sebelum tanggal jatuh tempo. Investor juga dapatmembeli obligasi pada harga premi atau diskonto dan memilikinya sampai jatuh tempo. Pada tiap kasus, Anda dapat mengalami keuntungan atau kerugian.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menentukan Pengembalian Total Obligasi

PDF download Unduh PDF
  1. Anda dapat menghitung pengembalian total dengan menambahkan pendapatan bunga obligasi dengan keuntungan atau kerugian yang terjadi. Keuntungan atau kerugian dihasilkan berdasarkan penjualan obligasi, atau kepemilikan obligasi sampai jatuh tempo. [7]
    • Sebagai contoh, Anda membeli obligasi bernilai nominal Rp10.000.000. Anda memiliki obligasi sampai jatuh tempo dan menerima jumlah pokok Rp10.000.000. Tidak ada keuntungan maupun kerugian terhadap obligasi. Obligasi membayarkan bunga 6% dan obligasi dimiliki selama 5 tahun dan 11 ½ bulan.
    • Angka 11 ½ dari 12 bulan di tahun terakhir dapat diubah menjadi 0,958. Pendapatan bunga total yang diterima sampai jatuh tempo adalah [(Rp10.000.000) X (6%) X (5,958 tahun) = Rp3.575.000]. Pengembalian total obligasi adalah pendapatan bunga yang diperoleh (Rp3.575.000).
    • Misalnya Anda membeli obligasi yang sama dan dimiliki sampai masa jatuh tempo yang sama. Namun, obligasi bernilai nominal Rp10.000.000 dijual pada harga Rp9.800.000. Anda mengalami kerugian Rp200.000. Pengembalian total obligasi adalah (bunga Rp3.575.000) - (kerugian modal Rp200.000) = Rp3.375.000.
    • Misalnya Anda membeli obligasi yang sama dan dimiliki sampai masa jatuh tempo yang sama. Namun, obligasi bernilai nominal Rp10.000.000 dijual pada harga Rp10.100.000. Anda mengalami keuntungan Rp100.000. Pengembalian total obligasi adalah (bunga Rp3.575.000) - (keuntungan modal Rp100.000) = Rp3.675.000.
  2. Pendapatan bunga dan keuntungan serta kerugian modal akan dikenakan pajak. Anda harus mempertimbangkan jumlah pendapatan setelah pemotongan pajak. [8]
    • Asumsikan pendapatan bunga dan keuntungan modal bertotal Rp3.675.000. Anda membayarkan Pajak Penghasilan (PPh) final 15% terhadap pendapatan bunga dan keuntungan modal.
    • Pengembalian total setelah pajak adalah Rp3.675.000 X 85% = Rp3.123.750.
    • Pendapatan bunga dikenakan pajak bersifat final. Artinya, biaya pajak pendapatan bunga tidak boleh diakui sebagai beban dan mengurangi laba. [9]
    • Tarif pajak yang dikenakan untuk pendapatan bunga dan keuntungan modal obligasi adalah sama yaitu PPh final 15%
    • Perlu diketahui bahwa di negara tertentu Anda bisa mencatatkan kerugian modal untuk mengurangi pajak. Anda bisa menggunakan kerugian akibat investasi untuk mengurangi keuntungan modal. Dengan begitu, jumlah pajak yang harus Anda bayarkan akan berkurang. Contohnya di AS, jika kerugian Anda lebih besar daripada keuntungannya, Anda bisa mengurangi penghasilan Anda hingga $3.000 di satu tahun pajak. Sementara itu, jika kerugian Anda lebih dari $3.000, Anda bisa mengklaim $3.000 di tahun berikutnya, dan seterusnya hingga seluruhnya dikurangi. [10]
  3. Harga jual obligasi bervariasi tergantung pada suku bunga pasar di saat itu. Jika suku bunga pasar saat itu lebih tinggi dari suku bunga nominal, maka obligasi dijual pada harga diskonto. Sebaliknya, jika suku bunga pasar saat itu lebih rendah dari suku bunga nominal, obligasi dijual ada harga premi.
    • Sebagai contoh, misalnya perusahaan menjual obligasi senilai Rp500,000, 5 tahun, 10 persen, tetapi suku bunga pasar saat ini adalah 12%. Logikanya, Anda tidak akan mau berinvestasi pada obligasi yang tingkat pengembaliannya 10% jika suku bunga pasar saat itu lebih tinggi (12%). Oleh karenanya, perusahaan mendiskontokan harga obligasi untuk memberikan Anda kompensasi terhadap perbedaan pada suku bunga. Pada contoh ini, perusahaan akan menjual obligasi pada harga Rp463.202.000.
    • Sebaliknya, misalnya suku bunga pasar adalah 8%. Dengan demikian, suku bunga nominal 10% adalah pengembalian yang lebih baik dari pasar. Perusahaan mengetahui hal ini sehingga menaikkan harga jual obligasi dan menerbitkannya pada harga premi. Perusahaan akan menerbitkan obligasi senilai Rp500.000.000 dengan harga Rp540.573.000.
    • Pada kedua kasus tersebut, Anda masih menerima pembayaran bunga berdasarkan nilai dan suku bunga nominal obligasi. Pendapatan bunga tahunan obligasi adalah Rp50.000.000 (Rp500.000.000 * 0,10).
    • Saat obligasi jatuh tempo, Anda menerima pengembalian sejumlah nilai nominal obligasi. Walaupun obligasi dibeli pada harga premi atau diskonto, pengembalian saat jatuh tempo tetaplah sesuai nilai nominalnya. Misalnya, pada contoh sebelumnya pengembalian yang diterima pada tanggal jatuh tempo adalah Rp.500.000.000. [11]
  4. Yield atau hasil adalah pengembalian total dari pokok obligasi. Yield dipengaruhi suku bunga pasar karena suku bunga pasar memengaruhi harga jual obligasi, tetapi yield berbeda dengan suku bunga nominal dan suku bunga pasar. [12]
    • Hitunglah yield dengan rumus nilai nominal obligasi / harga.
    • Berdasarkan contoh di atas, perusahaan menerbitkan obligasi Rp500.000.000, 5 tahun, 10%, dan suku bunga pasar 12%. Perusahaan menjual obligasi pada harga diskonto sebesar Rp463.202.000.
    • Pembayaran obligasi tahunan adalah Rp50.000.000.
    • Yield tahunan adalah Rp50.000.000 / Rp463.202.000 = 10,79%.
    • Pada contoh ketika suku bunga pasar sebesar 8%, obligasi dijual pada harga premi, dan harganya adalah Rp540.573.000.
    • Yield tahunan adalah Rp50.000.000 / Rp540.573.000 = 9,25%.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 17.982 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan