Unduh PDF Unduh PDF

Tekanan negatif dari teman sebaya adalah fenomena tak terhindarkan dalam proses seseorang bertumbuh dewasa. Usia remaja adalah usia yang paling rawan terpengaruh; mereka kerap dipaksa melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginan mereka. Ironisnya, sebagian besar remaja rela melakukan apa pun demi diterima oleh lingkungan pergaulan. Kamu salah satunya? Jangan biarkan situasi tersebut terus berlanjut. Ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk mengidentifikasi dan menghindari/menolak tekanan negatif dari teman sebaya tanpa membuatmu terdengar canggung atau menghakimi.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menghindari Tekanan Negatif dari Teman Sebaya

Unduh PDF
  1. Ingat, tekanan teman sebaya dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung. Tekanan langsung adalah ketika seseorang menawarimu sesuatu atau memintamu untuk melakukan sesuatu. Sementara itu, tekanan tidak langsung adalah ketika kamu merasa ditekan oleh situasi atau lingkungan tertentu. [1] Misalnya ketika kamu merasa perlu minum bir dan merokok demi beradaptasi dengan mayoritas tamu di pesta ulang tahun temanmu (sekalipun tidak ada yang memintamu). Jika kamu mengalami tekanan langsung, yang perlu kamu lakukan adalah belajar berkata “tidak” dengan tegas namun tetap sopan.
    • Sementara itu, jika mengalami tekanan tidak langsung, tentunya kamu tidak bisa berkata “tidak” kepada siapa pun. Namun, kamu tetap perlu belajar mengendalikan diri , tetap berpegang pada prinsip-prinsip yang kamu yakini, dan hanya melakukan sesuatu yang nyaman kamu lakukan.
  2. Belajarlah mengidentifikasi situasi-situasi yang rawan membuatmu ditawari sesuatu atau dipaksa melakukan sesuatu. Antisipasi situasinya dan rencanakan terlebih dahulu apa yang akan kamu katakan atau lakukan untuk menolaknya. [2]
    • Mempersiapkan diri memungkinkanmu menghadapi situasi tersebut dengan pikiran yang lebih terbuka. Bergaul atau berteman dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan berbeda denganmu bukanlah sebuah kejahatan. Namun kamu benar-benar perlu mempelajari caranya menghargai pendapat mereka tanpa perlu mengesampingkan atau mengubur pendapatmu.
  3. Hanya kamu yang tahu situasi semacam apa yang rawan. Jika kamu masih belum berani atau tidak cukup percaya diri untuk menolak tekanan negatif tersebut, hal terbaik yang bisa kamu lakukan adalah menghindarinya. [3] Beberapa contoh situasi yang rawan:
    • Lingkungan yang membuatmu merasa tidak nyaman atau terasing
    • Pesta atau acara lain yang dihadiri oleh perokok dan peminum
    • Menemui pacarmu di tempat yang sepi dan gelap
  4. Mengiyakan segala ajakan atau tawaran -- sekalipun kamu tidak menginginkannya -- memang terasa lebih mudah. Namun di masa yang akan datang, teman-temanmu akan jauh lebih menghargaimu jika kamu memiliki prinsip dan mampu mengontrol diri. Langkah ini memang tidak mudah namun layak dilakukan. Dengan melakukannya, bisa dipastikan hidupmu ke depannya akan dikelilingi oleh orang-orang yang benar-benar memedulikanmu. [4]
    • Misalnya, beri tahu teman-temanmu seperti apa gaya hidup yang paling sesuai untukmu. Jangan meniru gaya hidup mereka; berfokuslah pada apa yang membuatmu nyaman.
    • Bersikaplah lebih proaktif dalam kelompok. Jika kamu terlihat sering memberikan ide-ide yang menarik, tanpa disadari orang-orang akan mencarimu dan meminta saranmu ketika mereka sedang ingin bersenang-senang. Jangan bersikap sebaliknya.
    • Ingat, seorang pemimpin pun tidak berhak memandang rendah orang-orang di sekitarnya: memimpin berarti memandu, bukan bersikap seenaknya atau merasa derajatnya lebih tinggi daripada orang lain.
  5. Hindari berteman dengan orang-orang yang dapat membawa pengaruh buruk bagi hidupmu; setidaknya ini adalah pilihan teraman yang bisa kamu ambil. Berteman dengan orang-orang yang memiliki pandangan dan pola pikir serupa mampu menurukan kemungkinanmu berhadapan dengan situasi-situasi yang tidak nyaman. [5]
    • Ingat, teman sejati tidak akan memaksamu melakukan sesuatu yang tidak kamu inginkan hanya demi membuktikan kesetiaanmu sebagai teman. Jika ada temanmu yang berbuat demikian atau kerap mengejek pilihan hidupmu, sebaiknya kamu berhenti berteman dengannya.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Mengatakan “Tidak” untuk Pertanyaan Langsung

Unduh PDF
  1. Dalam banyak kasus, “Tidak, terima kasih” saja sudah cukup untuk membuat mereka berhenti memaksamu. Tidak perlu merasa wajib memberikan penjelasan jika tidak diminta; sikap tersebut justru akan membuatmu terdengar defensif. Tunjukkan bahwa kamu tidak sedang menolak sesuatu yang berarti sampai-sampai merasa perlu memberikan penjelasan. Dalam banyak kasus, jawaban "tidak" pun sudah menjelaskan.
    • Ini adalah jawaban terbaik jika kamu ditawari sesuatu yang tidak ingin kamu terima, seperti minuman keras, rokok, atau bahkan obat-obatan terlarang. [6]
    • Cobalah untuk tidak terdengar kasar atau tidak sopan. Jika temanmu menawarimu melakukan sesuatu yang tidak ingin kamu lakukan, seburuk apa pun tawarannya, tetaplah merespons dengan sopan. Respons yang sopan memudahkanmu untuk mengganti subjek pembicaraan. Cukup tambahkan “Terima kasih” dan senyuman kecil setelah kamu menolaknya.
  2. Berikan penjelasan seringkas mungkin dan tidak dilebih-lebihkan. Jika seseorang menawarimu rokok, cukup katakan “Tidak, terima kasih. Aku tidak merokok”. Sekalipun singkat, penjelasan itu sudah merangkum semua alasanmu. Strategi ini sangat ampuh jika kamu diminta melakukan sesuatu yang tidak kamu inginkan, atau jika kamu ingin menghindari sebuah situasi yang spesifik. [7]
    • Jika seseorang mengajakmu pergi ke pesta yang melibatkan obat-obatan terlarang, katakan kepadanya, “Aku tidak ikut. Maaf, tapi aku tahu akan ada obat-obatan terlarang di sana dan aku tidak mau terlibat dalam situasi semacam itu” atau “Maaf, aku tidak ikut. Aku tidak menyukai orang-orang yang hadir nanti”.
    • Kamu juga bisa mengarang alasan jika memberikan alasan sebenarnya dapat memperburuk situasi: “Maaf, aku sudah punya rencana malam ini”.
    • Berusahalah semampumu untuk memberikan pernyataan yang positif. Cobalah untuk tidak terdengar menghakimi atau merendahkan. Kamu boleh tidak setuju dengan tindakan atau kebiasaan seseorang, tetapi berusahalah untuk tetap menghargai keputusan mereka; sikap tersebut akan mendorong mereka untuk menghargai keputusanmu juga. [8]
  3. Humor adalah cara terbaik untuk melepaskan diri dari situasi yang canggung sekaligus untuk melepaskan ketegangan. [9] [10]
    • Salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan melebih-lebihkan konsekuensinya. Jika kamu ditawari obat-obatan terlarang, cobalah berkata, “Tidak, terima kasih. Kamu tidak ingin melihatku lari-lari telanjang di depan rumah, kan?”.
    • Opsi lain adalah dengan memberikan penjelasan yang sarkastis. Jika kamu ditawari rokok, cobalah berkata “Tidak, terima kasih. Aku sudah merokok lima kali dalam 10 menit” atau “Tidak, terima kasih. Aku cuma bisa merokok Pocky”.
  4. Strategi ini juga ampuh untuk menolak sebuah ajakan atau tawaran. Mengubah subjek pembicaraan mampu membuat perhatian lawan bicara teralihkan dari penolakanmu, pun dari penawarannya.
    • Jika seseorang menawarimu rokok, cobalah berkata “Tidak, terima kasih. Eh, kamu sudah dengar kasus yang terjadi di kelas tadi?”. Dengan membuka percakapan baru yang tidak berhubungan dengan rokok, pilihan temanmu untuk merokok dan pilihanmu untuk tidak merokok tidak lagi terlihat seperti masalah besar.
  5. Strategi ini ampuh digunakan jika kamu diminta untuk melakukan suatu kegiatan yang durasinya panjang, seperti mengisap ganja, mabuk-mabukan, atau melakukan hubungan seksual. Jika kasusnya demikian, cobalah menawarkan kegiatan lain sebagai bentuk penolakan secara halus.
    • Misalnya, kamu bisa berkata “Bagaimana kalau kita ke bioskop saja?”, “Lebih baik kita berbelanja saja”, atau “Kurasa lebih baik kita fokus belajar untuk ujian besok”.
    • Apa pun ide alternatifmu, pastikan kamu menyampaikannya dengan spesifik. Hindari pernyataan mengambang seperti “Ayo melakukan kegiatan yang lain saja!”; tawarkan kegiatan yang kemungkinan akan lebih disukai temanmu, niscaya kamu dapat keluar dari situasi itu dengan lebih mudah dan cepat.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mengelola Situasi Kritis

Unduh PDF
  1. Terkadang, situasinya dapat menjadi lebih kritis dari yang kamu duga. Bisa jadi temanmu tetap memaksa sekalipun kamu sudah berkata “Tidak, terima kasih”. Jika tawarannya berubah menjadi paksaan berulang-ulang, pastikan kamu menegaskan bahwa kamu tidak mau melakukannya. Sekali lagi, katakan “tidak” dengan nada suara yang lebih tegas. [11]
    • Misalnya: “Tidak, terima kasih. Aku kan sudah bilang aku tidak mau minum”.
    • Meskipun kasusnya demikian, kamu tetap tidak boleh menanggapinya dengan kasar. Atur nada suaramu setegas mungkin (bukan kasar), lalu tatap mata temanmu sembari menyampaikan penolakanmu lagi.
  2. Lakukan ini hanya jika mereka tidak berhenti memaksamu, sekalipun kamu sudah menolaknya. Sikap ini dapat mengubah subjek pembicaraan dari "tawaran temanmu" ke "tekanan yang diberikan temanmu".
    • Misalnya, “Aku kan sudah bilang kalau aku tidak mau merokok. Aku tidak suka dipaksa melakukan sesuatu yang tidak kuinginkan”.
    • Setelah mengatakannya, cobalah mendiskusikan topik tekanan teman sebaya dengan teman yang menekanmu (terutama jika hubungan kalian cukup dekat). Mendiskusikan kembali nilai-nilai pertemanan adalah langkah yang bagus, terutama dalam situasi kritis yang mampu menghancurkan pertemanan kalian.
  3. Jika ada orang-orang yang berpikiran sama denganmu, libatkan kepentingan mereka di dalam percakapan dan bangun dukungan mereka. Ingat, lakukan ini hanya jika kamu yakin mereka akan mendukungmu. Jika kamu masih belum yakin, tunggu sampai mereka berinisiatif berbicara dan membantumu.
    • Misalnya, bicaralah atas nama kelompok jika kamu yakin teman-temanmu yang lain akan mendukungmu: “Tidak, terima kasih. Kami tidak merokok”.
    • Kamu juga bisa langsung mengalihkan pembicaraan ke temanmu yang lain setelah menyampaikan penolakan. Misalnya, setelah berkata “Tidak, terima kasih Mike”, lanjutkan dengan, “Aku tidak mau mengisap ganja. Bagaimana kalau kita ke bioskop saja? Bagaimana menurutmu, Steve?”.
  4. Membalikkan tekanan kepada temanmu memang bukan langkah yang bijak. Namun jika semua hal yang sudah kamu upayakan tidak berhasil, tidak ada salahnya mencoba melakukan ini.
    • Jika salah seorang temanmu menawarkan rokok, jawablah “Aku tidak merokok, kau pun seharusnya tidak. Kau tahu kan rokok berbahaya bagi kesehatan”. Jika kamu diejek karena belum pernah berhubungan seksual dengan siapa pun, jawablah “Kau bebas melakukan apa pun dalam hidupmu. Tapi apa kau tidak takut terkena penyakit menular seksual?”.
  5. Ini merupakan langkah terakhir; lakukan ini hanya jika seluruh cara lain gagal dan kamu merasa tersakiti. Karang alasan yang terdengar masuk akal atau pergilah tanpa memberikan alasan apa pun (tergantung seberapa kritis situasinya).
    • Sebelum pergi, ada baiknya kamu tetap memberikan sedikit penjelasan. Jangan bersikap defensif atau menyerang, namun jelaskan bahwa kamu memutuskan untuk pergi karena ingin menghindari tekanan yang diberikannya: “Sepertinya lebih baik aku pergi sekarang. Aku tidak suka ditekan oleh siapa pun”.
    • Alangkah baiknya kalau kamu juga menjelaskan bahwa “pergi” adalah pilihan terakhir yang kamu punya: “Cukup, aku pergi sekarang. Maaf, tapi kalian tidak memberikanku pilihan lain”. Jika kamu mengatakannya, mereka akan tersadar bahwa kepergianmu adalah akibat perbuatan mereka.
    Iklan

Tips

  • Jangan takut menyampaikan pendapatmu. Mengiyakan seluruh ajakan atau permintaan teman-temanmu memang terasa lebih mudah. Namun sadarilah bahwa bertumbuh dewasa artinya mengetahui identitas dirimu, apa yang ingin kamu lakukan, dan apa yang ingin kamu capai, bukan sekadar mengikuti kata-kata orang lain. Jika kamu bisa menyampaikan penolakan dengan tenang, tegas, dan sopan, kemungkinan besar mereka akan bersedia memahami dan menghargai keputusanmu. [12] [13]
  • Mintalah nasihat. Tanyakan kepada orang tua atau sahabatmu mengenai cara mereka menyikapi tekanan teman sebaya. Tanyakan pula apa yang akan mereka lakukan jika berada dalam situasimu.
Iklan

Peringatan

  • Jangan menyampaikan penolakanmu dengan kasar. Ingat, ada garis pembeda yang sangat jelas antara “kasar” dan “tegas”. Belajarlah untuk berbicara dengan tegas namun tetap sopan; niscaya teman-temanmu akan lebih menghargaimu.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 17.655 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan