Unduh PDF Unduh PDF

Paus adalah jabatan tertinggi Gereja Katolik di dunia, dan jabatan tersebut menuntut rasa hormat, terlepas dari apakah Anda seorang Katolik atau bukan. Dengan demikian, ada beberapa cara khusus untuk menyapa Paus, baik dalam bentuk tulisan ataupun secara langsung. Berikut adalah yang perlu Anda ketahui untuk setiap cara tersebut.

Metode 1
Metode 1 dari 2:

Menyapa Paus secara Tertulis

Unduh PDF
  1. " Cara lain yang bisa diterima untuk menyapa Paus secara tertulis adalah "Most Holy Father."
    • Namun, perlu diketahui bahwa pada amplop Anda harus menyapa Paus dengan “His Holiness, ________” dengan menulis nama sang Paus pada bagian yang kosong. Sebagai contoh, bila menulis untuk Paus Fransiskus maka pada amplop harus terbaca, “Yang Mulia, Paus Fransiskus /His Holiness, Pope Francis.”
  2. Sepanjang isi surat, Anda harus menggunakan nada yang sopan dan ramah. Anda tidak perlu menulis dalam bahasa yang muluk-muluk, namun sebaiknya gunakan bahasa yang setara dengan bagaimana Anda berbicara atau diharapkan berbicara dalam sebuah gereja Katolik.
    • Hindari mengucapkan sumpah, menggunakan bahasa gaul (slang), menghina, atau berbagai bentuk kata yang kurang sopan/kasar.
    • Tulislah segala hal yang Anda perlukan dan ingin katakan, namun ingatlah bahwa Paus adalah orang yang sibuk. Daripada menuliskan sanjungan yang menjemukan dan menghabiskan ruang, akan lebih baik bagi semua pihak terkait bila Anda secara formal menyampaikan langsung maksud dari surat Anda.
  3. Apabila Anda seorang Katolik Roma, Anda harus mengakhiri surat dengan sebaris kalimat berikut , "Merupakan kehormatan bagi saya untuk menyatakan rasa hormat saya yang paling mendalam. Yang Mulia, hamba yang paling taat dan rendah hati/ I have the honor to profess myself with the most profound respect. Your Holiness' most obedient and humble servant," sebelum Anda menandatangani surat tersebut. [1]
    • Jika Anda bukan seorang Katolik, Anda dapat mengubah penutup surat dengan kalimat, "Disertai segala harapan baik bagi Yang Mulia, Saya, Hormat Saya/ With every good wish to Your Holiness, I am, Sincerely Yours," diikuti dengan tanda tangan Anda.
    • Kalimat sederhana seperti "Disertai segala harapan terbaik, Hormat Saya/ With every best wish. Sincerely Yours," dengan tanda tangan sesudahnya, juga akan sesuai untuk surat dari seorang non-Katolik kepada Paus.
    • Terlepas dari pilihan kata-kata secara tepat, tingginya rasa hormat yang Anda tunjukkan setidaknya sesuai dengan tingkat rasa hormat yang harus Anda miliki untuk seorang yang berada dalam posisi Paus. Seorang yang tidak mengikuti ajaran Katolik atau tidak sependapat dengan Paus, harus tetap mengakui posisi otoritas Paus serta menghargai/menghormatinya. Sementara itu, setiap pengikut ajaran Katolik harus menunjukkan rasa hormat sebagaimana layaknya dari seorang yang menyapa pemimpin imannya di Bumi.
  4. Jika Anda berencana untuk mengirimkan surat tradisional (yang dikirim lewat pos udara), Anda harus menuliskan alamat berikut pada amplop: His Holiness, Pope Francis / Apostolic Palace / 00120 Vatican City. [2]
    • Perhatikan bahwa bila nanti menuliskan pada amplop, Anda harus memisahkan alamat ke baris yang berbeda sesuai dengan penempatan garis miring ( / ) pada contoh di atas.
    • Berikut ini adalah beberapa cara lain untuk menuliskan alamat yang sama:
      • His Holiness, Pope Francis PP. / 00120 Via del Pellegrino / Citta del Vaticano
      • His Holiness Pope Francis / Apostolic Palace / Vatican City
      • His Holiness Pope Francis / Vatican City State, 00120
    • Untuk negara tujuan, jangan menuliskan "Italy" pada amplop Anda. Vatikan merupakan sebuah negara merdeka dan berdaulat, yang benar-benar terpisah dari negara Italia.
  5. Jika Anda memilih untuk mengirim surel atau faksimile, Anda harus mengirimnya melalui alamat Kantor Pers Vatikan. Paus tidak memiliki alamat surel ataupun nomor faksimile pribadi.
    • Alamat surat elektronik (surel): av@pccs.v [3]
    • Nomor faksimile: +390669885373
    • Perhatikan bahwa tidak ada satu pun bentuk koneksi yang langsung terhubung dengan Paus. Namun, surat-menyurat yang Anda lakukan menggunakan salah satu cara di atas, pada akhirnya akan diterima oleh Paus.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 2:

Menyapa Paus secara Langsung

Unduh PDF
  1. Beberapa cara lain yang tepat untuk menyapa beliau saat bertemu langsung adalah "Your Holiness" dan "Most Holy Father." [4]
    • “His Holiness” dan “Holy Father” keduanya merupakan sapaan bagi Paus sebagai gelar dan posisinya di dalam Gereja Katolik. Saat bertatap muka dan berbicara langsung dengan Paus, seharusnya Anda hanya menyapanya dengan gelar-gelar itu daripada menyebut namanya.
  2. Kuantitas tepuk tangan akan bervariasi tergantung pada tempatnya. Namun, sebaiknya Anda selalu berdiri dengan hormat segera setelah Paus berjalan memasuki ruangan di mana Anda berada. [5]
    • Biasanya bila tempat tersebut adalah sebuah ruang kecil dengan jumlah orang sedikit sampai sedang, tepuk tangan dilakukan dalam situasi tenang dan sopan.
    • Namun, untuk ruangan yang besar, seperti Misa di lapangan/arena, akan sesuai bila tepuk tangan dilakukan dengan keras dan bahkan meriah.
  3. Jika Paus mendekati Anda secara langsung, Anda harus berlutut dengan lutut kanan ditekuk hingga menyentuh lantai.
    • Anda tidak perlu membuat Tanda Salib seperti yang Anda akan lakukan saat berlutut dalam perayaan Ekaristi, tetapi sebaiknya Anda tetap menekuk lutut. Berlutut merupakan tanda penghormatan yang tinggi.
  4. Jika Anda seorang Katolik dan Paus mengulurkan tangannya pada Anda, itu merupakan waktu yang tepat untuk dengan cepat mencium cincin Piskatori (Piscatory ring), yang juga dikenal sebagai Cincin Nelayan (the Ring of the Fisherman), yang dipakai oleh Paus sebagai suatu tradisi.
    • Di sisi lain, apabila Paus mengulurkan tangannya padahal Anda bukan seorang Katolik maka Anda tidak wajib untuk mencium cincinnya. Sebagai ganti, Anda hanya perlu menjabat tangannya.
    • Cincin Nelayan merupakan sebuah simbol dan tanda jabatan. Dengan menciumnya, Anda menunjukkan rasa hormat sekaligus kasih sayang yang tulus bagi orang yang memegang jabatan tersebut.
  5. Sebelumnya, rencanakan apa yang akan Anda sampaikan, sehingga Anda tidak terlalu banyak terkendala dengan kata-kata Anda. Selain itu, selama berbicara pertahankan agar nada suara Anda tetap jelas dan mengesankan rasa hormat.
    • Mulailah dengan memperkenalkan diri Anda. Sebutkan nama Anda dan sampaikan suatu hal yang penting atau pas mengenai diri Anda.
    • Jika Anda datang ke Vatikan atau ingin beraudiensi dengan Paus untuk suatu tujuan khusus, sebaiknya hal itu juga Anda sampaikan secara terbuka.
    • Paus akan memandu percakapan, dan Anda sebaiknya membiarkan beliau melakukannya. Pertahankan agar Anda menjawab secara langsung dan singkat. Berbicaralah dengan suara nyaring dan jelas sehingga Paus dapat mendengarnya dengan baik.
  6. Segera setelah Paus berdiri untuk meninggalkan ruangan, sebaiknya Anda juga berdiri. Tunggulah sampai Paus meninggalkan ruangan, sebelum Anda kembali duduk atau mengalihkan perhatian pada hal-hal lain.
    • Tepuk tangan pada akhir audiensi atau acara biasanya tidak diperlukan. Namun, jika Anda berada dalam suatu kerumunan besar orang yang mulai bertepuk tangan, tentu sangat pas bila Anda turut bertepuk tangan—jika Anda menginginkannya.
    Iklan

Tips

  • Anda juga dapat menghubungi Kantor Pers Vatikan (Vatican Press Office) melalui telepon. Nomor telepon resmi (internasional) untuk Kantor Pers Vatikan adalah +390669881022. Meskipun demikian, bila menghubungi nomor tersebut, Anda tidak akan dapat berbicara langsung dengan Paus.
  • Paus juga memiliki akun Twitter. Sebaiknya Anda tidak berharap Paus akan membalas setiap kicauan, namun Anda dapat menjadi pengikut Paus (follower) di Twitter-nya, yaitu https://twitter.com/pontifex . .
  • Kenakanlah pakaian resmi bila hendak bertemu dengan Paus secara langsung. Jika Anda merencanakan untuk pergi ke suatu acara resmi di mana Paus akan hadir, atau jika Anda diundang untuk sebuah audiensi dengan Paus, sebaiknya Anda mengenakan pakaian terbaik Anda demi menghormatinya. Untuk pria, Anda bisa memakai setelan (jas), dasi, dan sepatu yang disemir. Sementara untuk wanita, sebaiknya kenakan setelan atau gaun yang sopan, berlengan panjang dan tepi bawah pakaian berada di bawah lutut. Kesopanan adalah kunci untuk menghormati.
  • Di sisi lain, jika Anda hendak mengikuti Misa di lapangan atau sekadar menyaksikan Paus melewati sepanjang rute “mobil paus/ popemobile,” Anda bisa mengenakan pakaian kasual. Namun, pakaian Anda sebaiknya tetap sopan dan menarik.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 6.042 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan