PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Tendinitis adalah peradangan tendon, yaitu ujung lancip otot yang melekat pada tulang. Tendon bekerja setiap kali otot berkontraksi dan tulang digerakkan. Oleh sebab itu, tendonitis sering terjadi karena tendon digunakan secara berlebihan, misalnya melakukan gerakan berulang-ulang saat bekerja. Secara teoretis, tendonitis bisa menyerang semua tendon, tetapi inflamasi sering terjadi pada pergelangan tangan, siku, bahu, pinggul, dan tumit (tendon achilles). [1] Adakalanya, tendinitis memicu nyeri yang sangat parah dan kesulitan bergerak. Keluhan ini bisa diatasi dalam beberapa minggu dengan perawatan rumahan. Akan tetapi, tendonitis terkadang menjadi kronis dan perlu ditangani dengan terapi medis.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menggunakan Terapi Praktis

PDF download Unduh PDF
  1. Kadang kala, tendon tiba-tiba mengalami inflamasi karena cedera, tetapi tendonitis lebih sering dipicu oleh gerakan kecil berulang-ulang selama beberapa hari, minggu, atau bulan. [2] Gerakan berulang-ulang menimbulkan ketegangan pada tendon sehingga terjadi robek kecil dan inflamasi terlokalisasi. Atasi tendonitis dengan mencari tahu gerakan yang menjadi pemicunya dan jangan dilakukan (minimal selama beberapa hari) atau modifikasi gerakan tersebut. Jika pemicu tendonitis berkaitan dengan pekerjaan, diskusikan dengan atasan mengenai rotasi tugas untuk sementara waktu. Jika tendonitis disebabkan oleh latihan fisik, mungkin Anda terlalu memaksakan diri atau melakukan gerakan dengan postur tubuh/teknik yang salah. Oleh sebab itu, berkonsultasilah dengan pelatih kebugaran profesional.
    • Bermain tenis atau golf secara berlebihan merupakan penyebab utama tendinitis pada sendi siku sehingga muncul istilah " tennis’ elbow " dan " golfer's elbow ".
    • Jika sempat beristirahat, tendonitis akut bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi jika dibiarkan, masalah makin sulit diatasi sebab tendonitis menjadi kronis (berkepanjangan).
  2. Penyebab utama rasa nyeri akibat tendonitis adalah inflamasi sebagai mekanisme tubuh untuk memulihkan dan melindungi jaringan yang cedera. Akan tetapi, inflamasi terkadang sangat parah sehingga kondisi tendon semakin bermasalah. Salah satu cara tepat mengatasi keluhan tersebut adalah meredakan inflamasi, misalnya mengompres tendon dengan kantung berisi es atau sayuran beku. Selain meredakan inflamasi, cara ini bisa menghilangkan nyeri. [3] Lakukan terapi dengan mendinginkan tendon setiap beberapa jam sampai rasa nyeri dan inflamasi teratasi.
    • Jika inflamasi terjadi pada tendon/otot kecil di bawah jaringan kulit (misalnya di pergelangan tangan atau siku), kompreslah dengan benda dingin lebih kurang 10 menit. Jika inflamasi terjadi pada tendon/otot besar atau yang posisinya agak dalam, kompreslah mendekati 20 menit.
    • Saat mengompres, bebatlah tendon yang sedang dikompres dengan kantung berisi es batu menggunakan perban Tensor atau Ace lalu naikkan agar posisinya lebih tinggi dari biasanya. Kedua cara tersebut sangat bermanfaat mengatasi inflamasi.
    • Jangan lupa membungkus kantung es batu dengan kain tipis sebelum digunakan untuk mengompres guna mencegah dampak negatif, misalnya kerusakan kulit atau sel kulit membeku karena terlalu lama bersentuhan dengan benda dingin.
  3. Cara lain mengatasi inflamasi akibat tendonitis adalah mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid yang dijual bebas, [4] misalnya aspirin, ibuprofen (Advil, Motrin), dan naproxen (Aleve). Obat tersebut mampu mengendalikan inflamasi sehingga bengkak dan rasa nyeri berkurang, tetapi berbahaya bagi lambung (serta berdampak ringan pada ginjal dan hati). Jadi, jangan mengonsumsi obat tersebut lebih daripada 2 minggu.
    • Selain mengonsumsi obat, oleskan krim atau gel antiinflamasi/penghilang nyeri pada tendon yang mengalami inflamasi, terutama tendon yang berada di bawah jaringan kulit sebab lebih mudah diserap dan lebih efektif.
    • Jangan menggunakan penghilang nyeri (asetaminofen) atau perileks otot ( cyclobenzaprine ) sebab obat tersebut bukan untuk mengatasi inflamasi.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menggunakan Terapi Temporer

PDF download Unduh PDF
  1. Tendonitis ringan sampai sedang dan kekakuan otot bisa diatasi dengan peregangan guna menghilangkan ketegangan pada otot yang bermanfaat melancarkan aliran darah, meningkatkan kelenturan otot, dan memperlebar rentang gerak. [5] Peregangan boleh dilakukan sebagai terapi untuk mengatasi tendonitis akut (selama rasa nyeri atau inflamasi tidak parah), tendonitis kronis, dan mencegah tendonitis. Saat melakukan peregangan, bergeraklah mengalir perlahan-lahan lalu bertahanlah selama 20-30 detik. Lakukan peregangan 3-5 kali sehari, terutama sebelum dan sesudah berolahraga intensitas tinggi.
    • Untuk mengatasi tendonitis kronis atau mencegah cedera otot, kompreslah bagian tubuh yang ingin diregangkan dengan benda hangat agar otot dan tendon menjadi lentur dan siap diregangkan.
    • Nyeri akibat tendonitis biasanya semakin parah di malam hari dan setelah banyak bergerak atau berolahraga.
  2. Jika tendonitis terjadi pada lutut, siku, atau pergelangan tangan, sebaiknya Anda mengenakan gendongan lengan neoprene yang fleksibel atau pembebat nilon/velcro untuk melindungi bagian tubuh yang bermasalah dan membatasi gerakan. [6] Mengenakan gendongan lengan atau pembebat juga membuat Anda merasa lebih nyaman dan mengingatkan Anda agar tidak memaksakan diri saat bekerja atau berolahraga.
    • Jangan biarkan tendon yang mengalami inflamasi tidak bergerak sama sekali. Tendonitis bisa sembuh apabila tendon, otot, dan sendi tetap digerakkan sehingga sirkulasi darah di area yang bermasalah tetap lancar.
    • Selain mengenakan gendongan/pembebat, gunakan furnitur ergonomis sesuai ukuran dan bentuk tubuh saat bekerja. Jika diperlukan, sesuaikan posisi kursi, papan tik, dan desktop untuk mencegah tekanan yang berlebihan pada sendi dan tendon.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menggunakan Terapi Profesional

PDF download Unduh PDF
  1. Jika tendonitis tidak kunjung sembuh dan perawatan rumahan tidak menolong, temui dokter untuk memeriksakan diri. Pada umumnya, dokter menggunakan alat, misalnya USG atau MRI untuk mencari tahu seberapa parah tendonitis yang Anda alami lalu menyarankan opsi terapi. Jika tendon terlepas dari tulang (putus), dokter akan merujuk Anda kepada dokter bedah ortopedi sebagai orang yang berkompeten menentukan perlu tidaknya tindakan operasi. [7] Jika masalah tidak terlalu parah, rehabilitasi dan/atau injeksi steroid biasanya cukup efektif.
    • Pembedahan untuk mengatasi tendonitis parah sering dilakukan dengan memasukkan kamera dan peralatan yang sangat kecil melalui insisi sedekat mungkin pada sendi atau area yang perlu diterapi. [8]
    • Tendonitis kronis bisa disembuhkan dengan metode focused aspiration of scar tissue (FAST), yaitu operasi dengan invasi minimal untuk mengangkat jaringan yang robek tanpa mengiritasi jaringan yang normal. [9]
  2. Jika Anda mengalami tendonitis kronis yang tidak terlalu parah, biasanya dokter menyarankan agar Anda menjalani rehabilitasi, misalnya fisioterapi. Terapis fisik bisa membantu Anda mengatasi tendonitis dan masalah pada otot di sekitarnya dengan menunjukkan cara berlatih peregangan dan penguatan otot. Contohnya, penguatan eksentrik dengan mengontraksikan otot/tendon sambil diregangkan bermanfaat mengatasi tendonitis kronis. [10] . Pada umumnya, fisioterapi untuk menyembuhkan tendonitis kronis perlu dilakukan 3-4 kali seminggu selama 6-8 minggu.
    • Terapis fisik juga mampu menyembuhkan inflamasi pada tendon menggunakan gelombang ultra atau arus mikro yang sudah terbukti efektivitasnya dalam menyembuhkan inflamasi dan menstimulasi pemulihan tendon/otot.
    • Beberapa terapis fisik (dan ahli kesehatan profesional yang lain) menggunakan gelombang cahaya rendah energi (inframerah) untuk mengurangi inflamasi dan nyeri yang disebabkan oleh cedera ringan sampai sedang pada muskuloskeletal (berhubungan dengan otot dan tulang). [11]
  3. Jika dibutuhkan, dokter akan menyarankan terapi injeksi steroid ke dalam atau di dekat tendon yang mengalami inflamasi. Steroid, misalnya kortison, sangat efektif mengurangi inflamasi dalam waktu singkat sehingga mampu mengurangi rasa nyeri dan memulihkan mobilitas sendi (setidaknya untuk sementara waktu), tetapi ada risiko yang perlu diwaspadai. [12] Adakalanya, tendon yang cedera menjadi lemah sehingga robek setelah diinjeksi corticosteroid . Oleh sebab itu, injeksi corticosteroid untuk mengatasi tendinitis tidak boleh dilakukan berulang-ulang lebih dari 3 bulan sebab hal ini membuat tendon lebih mudah robek. [13]
    • Injeksi steroid berguna mengatasi nyeri untuk sementara waktu, tetapi tidak boleh dilakukan berulang-ulang. [14]
    • Selain tendon menjadi lemah, injeksi steroid bisa memicu infeksi, atrofi otot di sekitar tendon yang disuntik, kerusakan saraf, dan menurunkan kekebalan tubuh.
    • Jika tendonitis tidak sembuh dengan injeksi steroid, terutama setelah didukung oleh fisioterapi, sebaiknya Anda mempertimbangkan opsi menjalani operasi.
  4. Terapi ini relatif baru dan masih dalam penelitian. Terapi PRP dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien dan memutarnya dengan mesin untuk memisahkan platelet dan berbagai komponen penyembuh dari sel darah merah. [15] Kemudian, campuran plasma tersebut disuntikkan ke dalam tendon yang mengalami inflamasi kronis. Terapi ini terbukti mampu mengurangi inflamasi dan mempercepat penyembuhan jaringan otot/tendon.
    • Jika perlu dilakukan, terapi PRP tidak ada efek samping sehingga jauh lebih baik daripada injeksi corticosteroid .
    • Seperti terapi invasif yang lain, selalu ada risiko infeksi, perdarahan yang sangat banyak, dan/atau timbulnya jaringan parut.
    Iklan

Tips

  • Merokok menghambat sirkulasi darah sehingga otot, tendon, dan jaringan yang lain kekurangan oksigen dan nutrisi. Jadi, jangan merokok!
  • Lebih mudah mencegah daripada mengobati tendonitis. Jangan memaksakan diri jika Anda baru mulai berolahraga atau melakukan tugas baru di tempat kerja.
  • Jika otot atau tendon terasa nyeri karena berolahraga atau aktivitas tertentu, pilihlah opsi lain untuk menjaga kebugaran. Latihan fisik yang bervariasi, misalnya cross-training bisa mencegah tendonitis yang dipicu oleh gerakan berulang-ulang.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 11.106 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan