Unduh PDF Unduh PDF

Apakah Anda pernah berniat meminta sesuatu, tetapi tidak tahu bagaimana mendapatkan jawaban yang diinginkan? Penolakan yang terus-menerus, baik di tempat kerja, di sekolah, atau di rumah bisa menyebabkan stres dan frustrasi. Sayangnya, tidak ada metode yang bisa menjamin Anda akan mendapatkan jawaban positif, tetapi ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan peluang keberhasilan secara signifikan!

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Mempersiapkan Diri Meraih Kesuksesan

Unduh PDF
  1. Bicaralah dengan percaya diri dan kompeten . Saat Anda melakukan pendekatan kepada seseorang, entah untuk mengajukan proposal atau permintaan, usahakan untuk memberikan kesan terbaik. Cara penyampaian yang sempurna akan meningkatkan probabilitas keberhasilan. Bicaralah dengan percaya diri dan tidak tergesa-gesa, jangan mengucapkan “ng” atau “er” atau bicara terbata-bata. [1]
    • Perlu diingat bahwa latihan pangkal kesempurnaan. Sebelum mengajukan pertanyaan, berlatihlah mengucapkan apa yang ingin Anda sampaikan. Tidak perlu mengingat kata demi kata agar tidak terdengar seperti robot. Anda cukup berlatih mengucapkan apa yang ingin disampaikan sampai terdengar kompeten dan percaya diri. Jika Anda mengingat informasi visual lebih baik, cobalah menuliskan kata-kata yang ingin diucapkan dan ulangi apa yang telah Anda tuliskan tersebut. [2]
    • Berlatih di depan cermin akan sangat membantu karena Anda bisa memperbaiki masalah nonverbal yang mungkin terjadi, misalnya memainkan rambut atau menghindari kontak mata.
  2. Studi menunjukkan bahwa menganggukkan kepala saat mengajukan ide dapat membantu Anda merasa lebih positif dan percaya diri sehingga lawan bicara (atasan, klien, atau orang terdekat) mendapat kesan bahwa Anda orang yang percaya diri dan berpengetahuan luas. [3]
    • Berhati-hatilah untuk tidak menggunakan isyarat nonverbal semacam ini terlalu sering. Anggukkan kepala hanya pada saat yang tepat sehingga terasa alami. Jangan melakukannya secara berlebihan karena akan mengalihkan perhatian dari kata-kata yang Anda ucapkan alih-alih menekankan maknanya.
  3. Orang cenderung setuju dengan Anda jika berpikir bahwa proposal atau ide yang Anda ajukan dapat mendatangkan keuntungan bagi mereka. Jelaskan manfaat apa yang akan mereka terima dengan menyetujui permintaan Anda. [4]
    • Contohnya, jika Anda ingin mengajukan cuti kerja, jelaskan kepada bos tentang periode ketika beban kerja perusahaan paling sedikit, kemudian kembangkan pemikiran Anda berdasarkan fakta tersebut. Dengan cara ini, bos akan melihat keuntungan dengan memberi Anda liburan: Anda menunjukkan pandangan ke depan dan meminta cuti pada masa-masa yang tidak sibuk sehingga tidak akan memengaruhi kinerja perusahaan.
    • Jika Anda ingin berkencan dengan pasangan, tetapi untuk itu Anda perlu meminta anak yang lebih tua untuk mengawasi adik-adiknya, ajukan penawaran dengan imbalan boleh pulang lebih malam, uang, atau kesempatan menggunakan mobil di akhir pekan. Tunjukkan kepada anak remaja Anda bahwa jawaban positif akan menguntungkan kedua belah pihak.
  4. Jika Anda tidak mempersiapkan diri terlebih dahulu atau menggali informasi tersebut selama percakapan, meyakinkan lawan bicara untuk menerima ide atau proposal Anda akan jauh lebih sulit. Jika mereka tidak tertarik dengan apa yang Anda usulkan atau tawarkan, percuma saja membujuknya.
    • Tidak ada gunanya mencoba menjual mobil dengan dua tempat duduk kepada keluarga yang beranggotakan lima orang. Cobalah mengajukan pertanyaan berikut: “Apa tujuan utama Anda membeli mobil?” dan “Fitur apa yang Anda anggap penting?” Prioritaskan kebutuhan mereka, maka peluang Anda mendapatkan jawaban positif menjadi lebih besar dan memungkinkan Anda melakukan penjualan.
  5. Teknik ini juga disebut “ foot-in-the-door ”, yang berarti mengajukan permintaan kecil sebelum menuju permintaan yang lebih besar. Idenya adalah orang cenderung menyetujui permintaan besar jika mereka sudah sepakat dengan sesuatu yang tidak begitu signifikan. Contohnya, jika Anda membujuk seorang anak untuk mencoba makan malamnya setidaknya satu sendok saja, kemungkinan besar dia akan akan terus makan jika diminta, apalagi jika Anda menawarkan hadiah! [5]
  6. Suasana hati lawan bicara yang buruk bisa menjadi cara pasti untuk mendapat penolakan. Jika memungkinkan, jangan mencoba melakukan negosiasi dengan orang yang sedang marah atau menunjukkan sikap tidak bersahabat. Tunggu sampai suasana hatinya membaik sebelum Anda mendekatinya. Saat makan malam di rumah atau di restoran bisa menjadi momen yang tepat untuk mengajukan permintaan.
    • Tentu saja, metode ini tidak sesuai untuk situasi kerja, yang menuntut Anda untuk melakukan negosiasi, misalnya ketika Anda harus menjual sesuatu kepada pembeli yang merasa tidak puas. Tidak selalu memungkinkan untuk menunggu saat yang tepat. Namun, jika Anda bisa memilih, tunggulah sampai orang yang akan diajak bernegosiasi dalam suasana hati yang lebih baik untuk meningkatkan peluang sukses.
    • Perhatikan sinyal nonverbal yang menunjukkan bahwa momennya tidak tepat, seperti lengan yang disilangkan di atas dada, gangguan dari luar (misalnya panggilan telepon atau anak yang nakal), gerakan memutar bola mata atau ekspresi cemberut. Bahkan jika Anda terlibat dengan orang tersebut karena alasan kesopanan, dia tidak akan mendengarkan Anda. Sebaiknya, Anda menunggu momen yang tepat dan mendekatinya ketika dia bisa lebih fokus dan lebih ramah.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Menggunakan Strategi Persuasi

Unduh PDF
  1. Orang cenderung membuat keputusan berdasarkan pendapat orang lain. Kita membaca ulasan restoran sebelum pergi ke sana, dan melihat peringkat film atau menanyakan pendapat teman-teman sebelum menonton film. “Mentalitas kawanan” yang sama akan membantu meyakinkan seseorang untuk memberikan respons positif. [6]
    • Contohnya, jika Anda mencoba menjual sebuah rumah, menggunakan teknik ini akan meningkatkan peringkat lokasi rumah yang diiklankan melalui internet, menunjukkan kepada calon pembeli bahwa rumah tersebut berada di kawasan elit, dan menunjukkan sekolah-sekolah terbaik yang berada di area tersebut. Pengaruh yang didapat melalui umpan balik positif orang lain akan mempercepat penjualan rumah tersebut.
    • Anda bisa menerapkan prinsip yang sama jika ingin membujuk orang tua untuk mengizinkan Anda belajar di luar negeri. Memberitahu mereka tentang program-program eksklusif yang ditawarkan atau umpan balik positif dari murid-murid lain dan orang tua mereka (dan calon majikan!) dapat memuluskan jalan Anda menuju apa yang Anda cita-citakan.
  2. Jika Anda meminta bantuan seseorang tanpa memberikan imbalan apa pun, Anda tidak akan mendapatkan jawaban positif. Namun, jika Anda menggunakan argumen yang kuat, ada kemungkinan dia akan memberikan persetujuan. Penting untuk memastikan argumen Anda jujur dan meyakinkan. Jika dia berpikir Anda berbohong, dan menganggap Anda tidak jujur, kemungkinan dia akan menolak permintaan tersebut. [7]
    • Contohnya, jika Anda berdiri dalam antrean panjang di depan kamar mandi dan sudah tidak tahan lagi, Anda bisa mencoba membujuk orang di depan Anda untuk memberi Anda kesempatan masuk lebih dahulu. Jika Anda hanya mengatakan “Boleh saya duluan? Saya sudah kebelet,” mungkin dia akan menolak dan melontarkan alasan yang sama. Bandingkan jika Anda berkata, “Maaf, apa Anda tidak keberatan kalau saya duluan? Mag saya sedang kumat,” mungkin akan lebih efektif untuk membuatnya mengabulkan permintaan Anda.
  3. Konsep psikologis ini didasarkan pada kepercayaan bahwa begitu seseorang melakukan sesuatu untuk kita, maka kita merasa wajib memberikan balasan timbal balik. Contohnya, jika kita bersedia mengambil alih giliran kerja seorang rekan yang sedang sakit, lain kali jika Anda harus meninggalkan pekerjaan karena suatu alasan, Anda bisa meminta rekan kerja itu untuk menggantikan pekerjaan Anda sebagai balasan timbal balik.
    • Dalam hal ini, cobalah mengatakan: “Kebetulan aku ada keperluan Jumat ini. Aku harap kamu bisa menggantikan pekerjaanku minggu ini karena aku telah menggantikanmu minggu lalu.” Utang budi seperti ini akan membuat dia tidak enak hati untuk menolak dan akan meyetujuinya. [8]
  4. Pendekatan seperti ini sering digunakan dalam iklan dengan mengatakan bahwa “tawaran itu terbatas” atau kesempatan itu berlaku “selama persediaan masih ada.” Gunakan trik ini untuk meyakinkan seseorang. Jika Anda menjual produk dan mengatakan bahwa penawaran itu hanya berlaku selama “30 menit” atau “hanya tersisa 50 unit saja”, kemungkinan orang akan bersedia membeli produk yang Anda tawarkan. [9]
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Hanya Menerima Jawaban Positif

Unduh PDF
  1. Studi menunjukkan bahwa pilihan yang begitu banyak sering kali membuat orang gentar dan bingung. Cobalah untuk membatasi jumlah kemungkinan jawaban atas permintaan Anda menjadi dua saja. [10]
    • Contohnya, tawarkan dua pilihan restoran saja kepada pasangan atau mintalah teman memilih salah satu dari dua gaun yang telah Anda seleksi, mana yang paling cocok untuk Anda. Langkah ini akan mempersempit pertanyaan yang terlalu umum seperti, “Kita mau makan di mana malam ini?” atau “Baju apa yang harus aku pakai?” Memberikan pilihan jawaban yang spesifik dan terbatas memungkinkan Anda memperoleh jawaban yang diinginkan dan memudahkan orang lain membuat pilihan.
  2. Dalam beberapa kasus, tidak mungkin tidak ada kompromi. Jika Anda mencoba meyakinkan orang untuk setuju dan dia bersedia melakukan negosiasi atau mengajukan persyaratan sebelum menyetujuinya, itu berarti Anda berada di jalur yang benar. Terimalah kesepakatan tersebut sebagai sebuah kemenangan. [11]
    • Pendekatan ini paling tepat diterapkan jika Anda berhadapan dengan orang yang memiliki posisi lebih tinggi, seperti orang tua atau atasan. Contohnya, jika Anda ingin pulang lebih malam dari biasanya, mungkin masih ada ruang untuk negosiasi. Jika orang tua ingin Anda pulang sebelum jam 11 malam, sementara acara yang Anda ikuti akan berlangsung sampai jam 1 dini hari, mendapat izin untuk berada di rumah pada tengah malam sebagai hasil kompromi bisa dianggap sebagai kemenangan. Jika Anda meminta atasan menaikkan gaji sebesar 7%, dan dia setuju hanya 4%, anggaplah hal itu sebagai kemenangan karena berhasil meyakinkan atasan bahwa Anda pantas mendapatkan kenaikan. Dalam hal ini, Anda berhasil mendapatkan apa yang diinginkan (mendapat tambahan waktu untuk bersenang-senang dengan teman atau kenaikan gaji) dengan cara tidak langsung.
    • Jangan melihat kompromi dari sudut pandang negatif. Anggaplah hal itu sebagai kesepakatan dengan kondisi tertentu. Berkat kekuatan persuasi, situasinya menjadi lebih menguntungkan daripada sebelum Anda meyakinkan mereka tentang permintaan Anda.
  3. Terkadang, akan menguntungkan jika Anda mengajukan pertanyaan yang akan menghasilkan respons positif. Alih-alih mencoba meyakinkan seseorang tentang sesuatu atau menjual sesuatu, terkadang kita membutuhkan jawaban positif untuk menciptakan suasana santai dan suasana hati yang baik. Anda bisa menggunakan strategi ini pada kencan pertama atau pertemuan keluarga ketika Anda ingin membuat semua orang setuju. [12]
    • Contohnya, pada kencan pertama Anda mungkin mengatakan, “Anggur ini enak sekali, kan?” atau “Apa kamu juga tergila-gila dengan kota ini?” Atau, pada saat makan malam keluarga, tanyakan “Ayam goreng buatan nenek memang paling enak, iya kan?” Pertanyaan semacam ini mendorong respons positif dan membantu Anda menemukan kesamaan dengan orang-orang di sekitar Anda. [13]
  4. Jika Anda tidak berhasil mendapatkan respons positif dari seseorang, cobalah untuk mengakhiri pertemuan atau pembicaraan secara proaktif dengan visi untuk masa depan. Dengan begitu, Anda terlepas dari ketidakpastian dan siap melangkah lagi menuju tujuan. [14]
    • Contohnya, jika Anda mencoba menjual seperangkat furnitur kepada seseorang yang mengatakan dia perlu berkonsultasi dahulu dengan istrinya, pada akhir pembicaraan katakan, “Tidak masalah. Bisakah Anda datang pada hari Kamis bersama istri Anda?” Tenaga penjual dan mereka yang mencari nafkah dengan tawar-menawar menganut moto “selalu tutup kesepakatannya”. Bekerja secara proaktif untuk mengantisipasi pertemuan berikutnya bisa menjadi cara yang jitu untuk tidak mendapatkan jawaban negatif, tetapi jangan memaksa atau menekan seseorang sehingga dia menutup diri sepenuhnya. [15]
    Iklan

Tips

  • Sedapat mungkin, cobalah untuk selalu menunggu momen yang paling tepat sebelum mengajukan permintaan. Jika lawan bicara terlihat marah atau tidak fokus (terutama pasangan, atasan, atau orang tua), kecil kemungkinan Anda untuk mendapatkan jawaban positif. Jika memungkinkan, tunggu sampai suasana hatinya membaik sebelum mengajukan pertanyaan. Dengan begitu, peluang Anda mendapatkan respons positif akan meningkat tajam.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 13.340 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan