Unduh PDF Unduh PDF

Kesopanan adalah kunci dalam setiap hubungan sosial. Baik di hadapan orang baru maupun di hadapan kawan-kawan lama yang sudah mengenal Anda, berusahalah untuk selalu menjadi sosok yang ramah dan sopan. Sayangnya, sebagian besar perilaku tidak sopan justru terjadi secara spontan, terutama karena faktor kurangnya kesadaran diri dalam diri komunikator. Sebelum membaca artikel ini lebih jauh, pahamilah bahwa “bersikap sopan” dan “tidak bersikap kurang ajar” adalah dua hal yang berbeda. Ingin tahu kiat-kiat ampuh untuk memberikan impresi yang positif di hadapan orang lain? Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah mengasah kepekaan terhadap cara Anda mempresentasikan diri di hadapan orang lain. Langkah berikutnya? Baca terus artikel ini untuk mengetahuinya!

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Berbicara dengan Sopan

Unduh PDF
  1. [1] Percayalah, Anda mampu menghindari berbagai kesalahan dalam bersosialisasi ketika bersedia meluangkan waktu untuk berpikir sebelum bertindak atau berbicara. Seorang komunikator yang andal akan selalu mencoba menyaring kata-katanya sebelum benar-benar mengucapkannya. Meski metode ini terasa melelahkan, sesungguhnya Anda tidak perlu terlalu menguras otak untuk melakukannya. Satu-satunya hal yang Anda perlu lakukan adalah memikirkan efek kata-kata yang keluar dari mulut Anda untuk orang lain. Jika kata-kata yang Anda ucapkan dapat berdampak negatif bagi orang lain, sebaiknya simpan kata-kata itu untuk diri Anda sendiri.
  2. Nada bicara, meski sering kali sulit dikontrol, adalah salah satu faktor yang membentuk impresi orang lain terhadap Anda. [2] Berfokus pada diri sendiri ketika sedang berinteraksi dengan orang lain memang sulit. Namun cobalah untuk senantiasa berfokus pada nada, kecepatan, dan volume suara Anda; pastikan Anda tidak dianggap kurang ajar atau tidak sopan hanya karena selalu berbicara dengan nada tinggi dan volume keras.
    • Secara khusus, perhatikan kecepatan bicara Anda. Orang-orang yang sedang grogi, canggung, atau tertekan cenderung akan berbicara dengan sangat cepat sehingga membuat situasi komunikasi terasa semakin canggung.
  3. [3] Ada berbagai manfaat yang akan Anda peroleh dengan menunjukkan empati kepada orang lain; dipandang sebagai sosok yang ramah dan sopan hanyalah salah satunya. Empati adalah kemampuan alamiah yang dimiliki setiap orang; hanya saja, kadarnya berbeda-beda. Cara termudah untuk menunjukkan empati adalah dengan mengekspresikan ketertarikan yang tulus terhadap hal-hal yang disampaikan lawan bicara Anda. Jika dia menceritakan hidupnya, berusahalah untuk memahami perspektifnya. Jika dia baru saja kehilangan pekerjaannya, cobalah untuk memahami perasaannya. Orang-orang yang mampu berempati cenderung terlihat lebih menarik karena mampu membangun koneksi dengan perasaan orang lain.
    • Empati juga akan bermanfaat dalam interaksi yang kurang menyenangkan. Berinteraksi dengan seseorang yang agresif atau kasar memang menyebalkan. Meski Anda tergoda untuk melontarkan respons yang sama negatifnya, jangan lakukan itu. Cobalah untuk berempati dan memandang situasi tersebut dari perspektif lawan bicara Anda. Dalam beberapa kasus, Anda bahkan akan mendapatkan gambaran yang lebih baik jika bersedia menjauhkan diri sejenak dari perspektif Anda.
  4. [4] Bergosip adalah salah satu bentuk ketidaksopanan. Ingat, tidak ada seorang pun yang ingin digosipkan. Sekalipun orang yang digosipkan tidak ada di sekitar Anda, kemungkinan Anda akan tetap menyakiti perasaan orang-orang yang mengenal subjek gosip Anda. Jika Anda ingin dikenal sebagai sosok yang tidak kurang ajar, hindari kebiasaan bergosip! Meski orang lain sibuk bergosip di sekitar Anda, jangan tergoda untuk bergabung dengan mereka. Percayalah, kualitas diri Anda akan meningkat secara signifikan setelahnya.
  5. [5] Rendah hati adalah salah satu watak yang merepresentasikan kesopanan. Beberapa orang dianggap tidak sopan karena terlalu berfokus pada dirinya sendiri; sikap semacam itu sering kali muncul tanpa disadari, namun dapat dengan mudah dihindari jika Anda bersedia menekan ego dan bersikap rendah hati.
  6. [6] Sekalipun semua kata-kata Anda penting, pastikan Anda tetap memberikan kesempatan kepada lawan bicara untuk menyuarakan pendapatnya. Secara umum, manusia gemar berpendapat; inilah mengapa mereka akan merasa tidak dihargai jika kebebasan berpendapatnya “dibatasi” oleh orang lain. Mendengarkan adalah kemampuan yang harus dimiliki semua orang. Jika tidak ingin dianggap kurang ajar atau tidak sopan, pastikan Anda juga bersedia untuk menjadi pendengar, bukan hanya pembicara.
    • Ingin tahu caranya menjadi pendengar yang baik? Pastikan Anda melontarkan berbagai reaksi yang mampu menyadarkan lawan bicara bahwa Anda mendengarkan dan memperhatikannya. Misalnya, anggukkan kepala jika Anda menyetujui kata-katanya, atau ulangi kata-katanya dengan bahasa Anda sendiri untuk memperjelas maksudnya.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Memikirkan Orang Lain

Unduh PDF
  1. Pada dasarnya, etika kesopanan yang tepat sangatlah bergantung pada orang yang Anda ajak bicara. Jika seluruh upaya Anda tidak berhasil, cobalah mengikuti standar etika dasar yang sudah disepakati secara umum. Sesungguhnya, beberapa ilmu etika sudah kedaluwarsa jika ingin diterapkan di era modern seperti sekarang ini, namun beberapa masih layak Anda coba. Jika Anda tidak yakin harus berbuat apa, setidaknya mengikuti tradisi yang berlaku akan membantu Anda. Meski aturan etika dasar terus berkembang, pada dasarnya kesopanan tetap memegang peranan yang sama pentingnya dalam proses interaksi. [7]
    • Secara umum, jauhkan ponsel Anda ketika sedang berbicara dengan orang lain.
    • Izinkan lawan bicara menyelesaikan kata-katanya.
    • Libatkan diri Anda dalam apa pun yang disampaikan lawan bicara. Sekalipun Anda tidak tertarik dengan hal-hal yang dia bicarakan, setidaknya jangan menunjukkannya di depan lawan bicara.
    • Pastikan Anda selalu mengucapkan “tolong” dan “terima kasih”. Sejak zaman dahulu, ini merupakan trik ampuh untuk menunjukkan keramahan dan kesopanan Anda kepada orang lain.
  2. Bersikap ramah dan sopan akan lebih sulit dilakukan jika lawan bicara Anda tergolong seseorang yang sangat sensitif. Hati-hati, Anda bisa dengan mudah menyakiti atau menyinggung perasaan mereka jika salah berbicara atau berperilaku. [8] Jika Anda harus berinteraksi dengan orang yang sensitif, pastikan Anda mengetahui preferensi pribadi orang tersebut sebelum melanjutkan proses interaksi. Misalnya, jika lawan bicara Anda sepertinya tidak bisa memahami lelucon yang sarkastis dan kasar, cobalah untuk tidak melontarkan lelucon semacam itu di hadapannya.
    • Mencari tahu karakteristik orang tersebut dapat memudahkan Anda untuk berinteraksi dengannya di kemudian hari. Cobalah memahami preferensinya atau pemicu emosinya; cobalah pula mengamati caranya berinteraksi dengan orang lain sebelum Anda berinteraksi dengannya.
  3. Meski bukan melalui tindakan langsung, setidaknya Anda bisa menghindari sikap kurang ajar dengan mencoba berempati terhadap perasaan lawan bicara Anda. Sebagian besar orang pandai menyembunyikan perasaan; oleh karena itu, pastikan Anda juga mengamati bahasa tubuhnya. Biasakan diri untuk memperhatikan ekspresi lawan bicara Anda karena terkadang, kata-kata yang keluar dari mulut mereka bertentangan dengan suasana hati yang terpancar lewat ekspresi mereka.
    • Sayangnya, menanyakan “Bagaimana perasaanmu” tidak akan membuat Anda menerima jawaban yang tulus dan jujur. Sebagian besar orang tidak terbiasa menjelaskan perasaannya secara akurat, terutama karena mereka kerap merasa malu atau takut berkata jujur. [9]
  4. Terkadang, Anda dianggap berperilaku kasar atau tidak ramah karena memiliki perbedaan budaya dengan lawan bicara. [10] Jika harus rutin berinteraksi dengan seseorang yang memiliki latar budaya berbeda, pastikan Anda mencari tahu apa yang layak dan tidak layak dilakukan dalam budaya mereka. Bagi sebagian besar orang, perbedaan budaya adalah masalah remeh yang akan berlalu dengan sendirinya. Meski demikian, tidak ada salahnya menunjukkan penghargaan Anda dengan mencoba memahami budaya lawan bicara sebelum berinteraksi dengannya.
  5. Selayaknya interaksi sosial lainnya, cara Anda bersikap sangatlah bergantung pada situasi yang mengitari Anda. Dengan kata lain, bentuk kesopanan dan penghargaan yang Anda tunjukkan di pemakaman, pernikahan, atau makan malam bersama keluarga besar tentunya akan berbeda. Ingat, bersikap sopan berarti mampu bersikap bijaksana dan sadar diri. Tentunya Anda tidak bisa bersikap ceria di upacara pemakaman, sekalipun keceriaan adalah salah satu faktor yang membuat Anda terlihat ramah dan sopan.
    • Perhatikan pula pakaian dan penampilan Anda. Percayalah, orang-orang dapat dengan mudah menghakimi penampilan fisik Anda.
    • Jika Anda tidak yakin harus bersikap seperti apa, cobalah meniru sikap dan perilaku orang lain yang ada di sana.
  6. [11] Jika Anda benar-benar ingin meninggalkan kesan sebagai sosok yang ramah dan sopan, pastikan Anda membiasakan diri untuk selalu bersikap sopan. Tanamkan kesopanan dalam pola pikir dan perilaku sehari-hari Anda; hanya dengan begitu, Anda bisa bersikap konsisten. Jangan membuat orang lain menganggap Anda memiliki dua sisi yang bertentangan.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menggunakan Bahasa Tubuh yang Layak

Unduh PDF
  1. [12] Dalam beberapa kasus, Anda mungkin akan kebingungan harus bereaksi seperti apa. Jika situasinya demikian, cobalah meniru ekspresi wajah lawan bicara. Dengan melakukannya, tandanya Anda sedang berusaha menyesuaikan “frekuensi” dengan lawan bicara Anda. Pada sebagian besar kasus, metode ini dapat memberikan dampak yang sangat positif bagi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
    • Jangan meniru ekspresi wajah atau sikap tubuh lawan bicara yang sarkastis.
  2. Orang sebaik apa pun tetap akan terlihat kurang ajar jika enggan memperhatikan kebersihannya. Setidaknya, pastikan Anda mandi minimal satu kali sehari dan rajin mencuci baju agar tetap bersih dan wangi. Jika tubuh Anda selalu menguarkan bau yang tidak sedap, kemungkinan besar orang lain tidak akan bersedia berdekatan dengan Anda. Hal sesederhana ini pun dapat memberikan efek yang sangat berbeda!
  3. Beberapa orang cenderung akan lebih sering berkedip ketika sedang dilanda stres. [13] Jika lawan bicara menyadarinya, kemungkinan besar dia akan berpikir bahwa Anda sedang merasa tidak nyaman atau memburu-burunya. Berhubung ini merupakan tindakan spontan, Anda pasti akan kesulitan mengontrolnya. Meski demikian, tetaplah mencoba untuk berfokus pada kedipan mata Anda.
    • Respons dan bahasa tubuh yang negatif bisa dikurangi dengan merelakskan tubuh Anda.
  4. Bahasa tubuh sering kali muncul secara spontan dan tanpa disadari. Percayalah, rasa stres dan frustrasi Anda akan terlihat dengan jelas dari sikap tubuh Anda. Akibatnya, Anda tetap akan terlihat kurang ramah meski sudah berusaha untuk tampil sesopan mungkin. Cara terbaik untuk menyikapinya adalah dengan memperhatikan bahasa tubuh Anda. Sikap tubuh negatif seperti menyilangkan tangan terkadang memang sulit Anda kontrol. Oleh karena itu, cobalah untuk lebih berfokus pada reaksi tubuh Anda; niscaya, Anda mampu menyembunyikan gejala-gejala stres tersebut dari lawan bicara.
    Iklan

Tips

  • Sesuaikan pendekatan Anda dengan orang yang sedang Anda ajak bicara.
  • Jika ragu harus bersikap seperti apa, cobalah meniru sikap dan perilaku lawan bicara Anda.
  • Pastikan Anda selalu mengunyah dengan mulut tertutup; ini adalah satu kebiasaan yang sangat sopan dan positif.
Iklan

Peringatan

  • Ingat, Anda tidak akan bisa menyenangkan semua orang. Terimalah kenyataan bahwa akan selalu ada orang yang tidak menyukai sikap Anda; namun pastikan Anda tahu kapan saatnya mengambil tindakan jika situasinya semakin memburuk.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 3.502 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan