PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Chlamydia merupakan penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis . [1] Sampai saat ini belum ada angka pasti mengenai jumlah infeksi Chlamydia di Indonesia, namun jenis PMS ini merupakan yang paling sering dilaporkan terjadi di Amerika Serikat. PMS biasanya ditularkan kepada lelaki dan perempuan melalui aktivitas seksual secara oral, vaginal, dan anal. [2] Bagaimanapun, ibu yang terinfeksi dapat menularkan chlamydia kepada bayinya selama proses melahirkan. [3] Infeksi chlamydia dapat menimbulkan komplikasi kesehatan misalnya ketidaksuburan, peningkatan risiko tertular HIV , infeksi kelenjar prostat, atau radang sendi ( arthritis ) reaktif. [4] Chlamydia tidak sulit disembuhkan namun dapat menyebabkan kerusakan permanen bagi tubuh jika tidak diatasi sehingga sangat penting untuk mengetahui cara mengobatinya. [5]

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Mendapatkan Diagnosis Medis

PDF download Unduh PDF
  1. Meskipun chlamydia umumnya menunjukkan beberapa gejala pada tahap awal, sangat penting untuk mewaspadai tanda-tanda apa pun yang nampak. Konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan diagnosis definitif ketika menyadari timbulnya tanda-tanda penyakit chlamydia , terutama jika melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan pengaman.
    • Baik pria maupun wanita dapat menderita chlamydia , selain itu infeksi berulang sering kali terjadi. [6]
    • Infeksi chlamydia stadium awal hanya menunjukkan sedikit gejala dan bahkan ketika tanda-tanda tersebut muncul, biasanya nampak dalam 1 hingga 3 minggu setelah paparan dan hanya terlihat gejala ringan. [7]
    • Gejala umum penyakit chlamydia antara lain: buang air kecil yang menyakitkan, nyeri pada perut bagian bawah, keluarnya cairan dari vagina bagi wanita, keluarnya cairan pada penis bagi pria, rasa sakit ketika berhubungan seksual, pendarahan selama masa menstruasi dan setelah hubungan seksual pada wanita, atau rasa sakit pada testis bagi pria. [8]
  2. Jika mengalami gejala chlamydia apa pun, termasuk keluarnya cairan dari genital atau pasangan telah mengungkapkan bahwa ia menderita penyakit tersebut, buatlah janji untuk menemui dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan menetapkan diagnosis, serta mengemukakan pengobatan yang terbaik untuk Anda. [9]
    • Beri tahukan kepada dokter mengenai gejala yang dialami, tanda-tanda chlamydia yang tampak, dan jika Anda melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan pengaman.
    • Jika pernah menderita chlamydia sebelumnya dan kini kambuh kembali, hubungi dokter untuk mendapatkan resep obat-obatan. [10]
  3. Dokter akan memerintahkan tes atau pemeriksaan lebih jauh jika mencurigai pasien menderita chlamydia . Pemeriksaan sederhana dapat membantu memastikan diagnosis terhadap penyakit menular seksual tersebut dan membuat pengembangan rencana pengobatan menjadi lebih mudah.
    • Jika Anda berjenis kelamin perempuan, dokter akan mengambil sampel cairan yang keluar dari serviks atau vagina, kemudian mengirimnya ke laboratorium untuk pemeriksaan. [11]
    • Jika Anda berjenis kelamin laki-laki, dokter akan memasukkan kapas tipis ke dalam mulut penis dan mengambil sampel cairan dari saluran kencing. Dokter kemudian akan mengirimkan sampel tersebut ke laboratorium untuk diuji. [12]
    • Jika melakukan oral maupun anal seks, dokter akan mengambil sampel dari mulut atau dubur menggunakan cotton bud untuk pemeriksaan chlamydia . [13]
    • Pada beberapa kasus, sampel urine dapat mendeteksi infeksi chlamydia . [14]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mengobati Chlamydia

PDF download Unduh PDF
  1. Jika dokter mendiagnosis bahwa Anda terkena chlamydia , ia akan memberikan resep antibiotik, yang merupakan satu-satunya cara untuk menangani serta mencegah penyakit tersebut. Infeksi biasanya sembuh setelah 1-2 minggu. [15]
    • Pengobatan tingkat pertama yaitu pemberian antibiotik azithromycin (1 g diminum dengan dosis satu kali sehari) atau doxycycline (100 mg diminum dua kali sehari selama 7 hari). [16]
    • Konsumsi antibiotik dapat berupa dosis satu kali, atau harus diminum setiap hari atau beberapa kali sehari selama 5-10 hari. [17]
    • Pasangan seksual Anda juga membutuhkan pengobatan bahkan jika ia tidak mengalami gejala chlamydia . Cara ini akan mencegah Anda dan pasangan saling menulari chlamydia antara satu sama lain. [18]
    • Jangan berbagi obat untuk chlamydia dengan siapa pun. [19]
  2. Jika tengah hamil dan mengidapkan chlamydia , dokter akan meresepkan azithromycin pada trimester kedua atau ketiga untuk mengurangi risiko penularan penyakit ini kepada bayi. Infeksi chlamydia akan diobati selama masa kehamilan pada saat diagnosis ditetapkan, pasien akan diperiksa kembali untuk memastikan infeksi telah sembuh. [20] Setelah kelahiran, dokter akan memeriksa dan mengobati bayi sesuai dengan kondisinya. [21]
    • Jika Anda melahirkan dan menularkan chlamydia kepada bayi, dokter akan mengobati penyakit ini menggunakan antibiotik untuk mencegah terjadinya pneumonia atau infeksi mata serius pada bayi. [22]
    • Dokter akan memberikan salep mata erythromycin secara profilaksis untuk membantu mencegah terjadinya infeksi mata terkait chlamydia pada bayi yang baru lahir. [23]
    • Orang tua dan dokter harus mengamati bayi yang baru lahir tentang pneumonia terkait chlamydia , setidaknya selama tiga bulan pertama usia bayi. [24]
    • Jika bayi mengidapkan pneumonia terkait chlamydia , dokter kemungkinan besar akan meresepkan erythromycin atau azithromycin. [25]
  3. Selama masa pengobatan chlamydia , jauhkan diri dari segala aktivitas seksual, termasuk oral dan anal seks. [26] Cara ini dapat membantu mencegah chlamydia menulari pasangan dan mengurangi risiko kambuhnya infeksi. [27]
    • Jika meminum obat-obatan dengan dosis satu kali, hindari aktivitas seksual selama tujuh hari setelah konsumsi obat. [28]
    • Jika meminum obat dengan durasi tujuh hari, hindari aktivitas seksual selama rentang waktu pengobatan tersebut. [29]
  4. Mengunjungi dokter sesegera mungkin sangatlah penting jika gejala chlamydia tetap terjadi setelah pengobatan. Mengendalikan dan mengobati gejala serta infeksinya dapat membantu memastikan chlamydia tidak akan kambuh dan tidak terjadi kondisi yang lebih serius ataupun komplikasi. [30]
    • Tidak mengatasi gejala yang timbul atau kambuhnya chlamydia dapat menyebabkan komplikasi kesehatan reproduksi, misalnya penyakit peradangan pelvis, yang dapat menyebabkan kehamilan di luar rahim dan kerusakan permanen pada organ reproduksi. [31]
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Mencegah Chlamydia dan Kambuhnya Infeksi

PDF download Unduh PDF
  1. Jika dokter mengobati infeksi chlamydia yang baru pertama kali Anda alami, periksakan diri kembali setelah kurang lebih 3 bulan dan jangka waktu tetap berikutnya guna mendeteksi penyakit tersebut. Langkah ini dapat membantu memastikan bahwa chlamydia telah hilang sepenuhnya dari tubuh dan tidak lagi menjangkiti Anda. [32]
    • Periksakan diri kembali untuk mendeteksi infeksi menular seksual dengan setiap pasangan seksual yang baru.
    • Chlamydia pada umumnya dapat kambuh dan diobati menggunakan rangkaian antibiotik yang sama. Jika chlamydia kambuh setelah pemeriksaan lanjutan yang menyatakan tidak terjadi infeksi, ini merupakan tanda infeksi lainnya. [33]
  2. Hindari penggunaan douche jika tengah atau pernah menderita chlamydia . Produk ini dapat membunuh bakteri baik dan meningkatkan risiko terjangkiti atau infeksi kambuh kembali. [34]
  3. Cara terbaik untuk mencegah chlamydia adalah dengan menghindari penyebarannya. Penggunaan kondom dan membatasi jumlah pasangan seksual dapat meminimalisasi risiko terkena ataupun kambuhnya penyakit tersebut. [35]
    • Selalu gunakan kondom saat melakukan kontak seksual. Meskipun kondom tidak akan menghilangkan risiko terjangkiti infeksi chlamydia , namun penggunaannya dapat mengurangi risiko tersebut. [36]
    • Jauhkan diri dari semua hubungan atau aktivitas seksual, termasuk anal dan oral seks, selama masa pengobatan. Cara ini dapat membantu menghindari infeksi terjadi kembali atau PMS menular kepada pasangan. [37]
    • Semakin banyak pasangan seksual yang dimiliki, semakin tinggi pula risiko Anda terjangkiti chlamydia . Cobalah membatasi jumlah pasangan yang dimiliki untuk mengurangi risiko terjangkiti chlamydia dan selalu gunakan kondom bersama pasangan. [38]
  4. Faktor tertentu dapat meningkatkan risiko terjangkiti chlamydia . Mewaspadai faktor-faktor tersebut dapat membantu mengurangi kemungkinan terkena chlamydia . [39]
    Iklan


  1. http://www.cdc.gov/std/chlamydia/treatment.htm
  2. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/basics/tests-diagnosis/con-20020807
  3. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/basics/tests-diagnosis/con-20020807
  4. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/basics/tests-diagnosis/con-20020807
  5. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/basics/tests-diagnosis/con-20020807
  6. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/basics/treatment/con-20020807
  7. http://www.cdc.gov/std/tg2015/chlamydia.htm
  8. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/basics/treatment/con-20020807
  9. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/basics/treatment/con-20020807
  10. http://www.cdc.gov/std/chlamydia/treatment.htm
  11. http://www.cdc.gov/std/tg2015/chlamydia.htm
  12. http://www.cdc.gov/std/tg2015/chlamydia.htm
  13. http://www.cdc.gov/std/tg2015/chlamydia.htm
  14. http://www.cdc.gov/std/tg2015/chlamydia.htm
  15. http://www.cdc.gov/std/tg2015/chlamydia.htm
  16. http://www.cdc.gov/std/tg2015/chlamydia.htm
  17. http://www.cdc.gov/std/chlamydia/treatment.htm
  18. http://www.cdc.gov/std/chlamydia/treatment.htm
  19. http://www.cdc.gov/std/chlamydia/treatment.htm
  20. http://www.cdc.gov/std/chlamydia/treatment.htm
  21. http://www.cdc.gov/std/chlamydia/treatment.htm
  22. http://www.cdc.gov/std/chlamydia/treatment.htm
  23. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/basics/tests-diagnosis/con-20020807
  24. http://www.cdc.gov/std/tg2015/chlamydia.htm
  25. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/basics/prevention/con-20020807
  26. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/basics/prevention/con-20020807
  27. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/basics/prevention/con-20020807
  28. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/basics/prevention/con-20020807
  29. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/basics/prevention/con-20020807
  30. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/basics/prevention/con-20020807
  31. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/basics/prevention/con-20020807
  32. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/basics/prevention/con-20020807
  33. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/basics/prevention/con-20020807
  34. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/basics/risk-factors/con-20020807

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 10.680 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan