PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Perlakuan buruk seseorang kepada Anda bisa melukai perasaan, tetapi sakit hati lebih sulit diatasi jika hal ini dilakukan oleh anggota keluarga. Adakalanya, memutus hubungan menjadi cara terbaik menjaga kesehatan mental apabila ia melakukan tindakan yang tidak bisa dimaafkan atau Anda ingin membebaskan diri dari pola hubungan yang memicu tindak kekerasan. Meskipun tidak semudah membalik telapak tangan, Anda bisa menjalani kehidupan baru yang didambakan dengan menerapkan batasan yang jelas dan memperhatikan orang-orang yang mencintai Anda.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Menentukan Seberapa Besar Privasi yang Anda Butuhkan

PDF download Unduh PDF
  1. Meskipun ia sangat baik dalam aspek kehidupan yang lain, pernah bersikap baik kepada Anda, dan mencintai Anda dengan tulus, bukan berarti Anda berdua menjalin hubungan yang sehat. [1]
    • Jika Anda merasakan emosi negatif setiap memikirkannya, padahal selama ini ia bersikap baik kepada Anda, mungkin ia pernah membuat Anda sangat terluka sehingga perlakuannya sulit dilupakan. Dalam hal ini, ada baiknya Anda menjaga jarak untuk sementara waktu agar bisa memperhatikan diri sendiri.
  2. Sadari bahwa alasan atas perilaku buruknya atau menyesal atau tidaknya orang ini bukan hal penting. Jika Anda menemukan adanya pola hubungan tidak sehat dan ingin memutus hubungan, ambillah keputusan yang tepat. [2]
    • Contohnya, jika seseorang sering membentak Anda, jangan merasionalkan tindakannya dengan alasan, "Mungkin ia sedang kesal" atau "Belakangan ini sepertinya ia stres berat".
    • Hal yang sama berlaku untuk Anda. Jangan menyalahkan diri sendiri untuk membenarkan perlakuan buruknya, misalnya, "Kalau aku tidak menuduhnya berbohong, ia tidak akan memukul aku".
    • Sebaliknya, jika orang yang selama ini bersikap baik kepada Anda tiba-tiba menghina atau memarahi Anda, ada baiknya Anda mempertimbangkan kondisi kehidupannya.
  3. Jumlah orang yang terlibat merupakan salah satu alasan sehingga hubungan keluarga menjadi sangat rumit. Sebelum memutus hubungan dengan seseorang, pertimbangkan anggota keluarga yang lain sebab keputusan ini akan memengaruhi hubungan Anda dengan mereka. Namun, hal ini biasanya tidak terelakkan. [3]
    • Contohnya, jika Anda memutus hubungan dengan ayah, akibatnya akan memengaruhi ibu. Jika Anda bermasalah dengan adik, mungkin Anda tidak bisa mengobrol lagi dengan keponakan. Ada kemungkinan Anda tidak diundang ketika ia mengadakan acara keluarga, misalnya pesta hari raya atau ulang tahun.
    • Seandainya beberapa anggota keluarga mendukung Anda, jangan biarkan hal ini memengaruhi keputusan Anda.
    • Jangan menuntut atau berharap anggota keluarga yang lain memutus hubungan dengannya demi mendukung Anda.
  4. Besar kemungkinan Anda terjebak dalam hubungan yang tidak sehat jika anggota keluarga yang mengobrol dengan Anda terus bercerita tentang diri sendiri, alih-alih berkomunikasi dua arah. Oleh karena perilaku narsistik sulit diubah, sebaiknya Anda menjauhi orang ini, alih-alih berpura-pura tertarik mendengar ceritanya agar terkesan baik. [4]
    • Jika Anda mengalami hal ini, mungkin Anda menyadari bahwa ia kerap meminta dukungan emosional saat menghadapi kesulitan, tetapi mengabaikan Anda saat Anda menceritakan kejadian yang memicu stres .
    • Begitu juga apabila ia mengajak Anda berbicara hanya jika ia mengharapkan sesuatu dari Anda, misalnya uang atau saran. [5]
  5. Jika salah satu anggota keluarga selalu memicu konflik atau membocorkan rahasia orang lain, mustahil menjalin hubungan yang sehat dengannya. Oleh sebab itu, berusahalah menjaga jarak, tetapi Anda tidak perlu memutus hubungan dengannya.
    • Orang yang suka berdrama terbiasa berubah-ubah sikap. Adakalanya, ia memperlakukan Anda sebagai teman baik, tetapi ia bisa memusuhi Anda jika Anda mengkritiknya atau berbeda pendapat dengannya. [6]
    • Seandainya ada anggota keluarga yang menggosipkan Anda, orang seperti ini sepantasnya dijauhi.
    • Saran ini berlaku untuk orang yang sering berbohong.
  6. Anda bebas memilih untuk menjauhi orang yang menjengkelkan, misalnya sepupu yang selalu mengkritik berat badan Anda atau kakak yang sering "bercanda" sambil mengatakan bahwa ia lebih hebat daripada Anda. Jika Anda merasa tertekan meskipun baru memikirkan ingin bertemu dengannya, hindari masalah yang bisa dipastikan akan terjadi. [7]
    • Adakalanya, Anda bisa meredakan sakit hati dengan menjaga jarak untuk sementara waktu, tetapi jika perilakunya tidak berubah, lebih baik Anda memutus hubungan secara permanen, apalagi jika Anda sering memikirkan ucapannya meskipun ia berada di tempat lain.
    • Jangan berinteraksi lagi dengannya jika ia menyangkal bahwa ucapannya menyakiti persaan Anda atau berusaha membela diri sebab orang seperti ini sulit berubah. [8]
  7. Tindak kekerasan bisa terjadi dalam semua hubungan, misalnya dengan orang tua, kakek, nenek, saudara kandung, bahkan sanak saudara. Selain itu, cara melakukan kekerasan sangat beragam, misalnya dengan terus mengejek, sering membentak, memukul, menendang, atau memperkosa. Jika Anda mengalami tindak kekerasan, segera jauhi pelakunya. [9]
    • Perilaku lain yang menunjukkan terjadinya tindak kekerasan, misalnya pelaku tidak mau berbicara kepada Anda, bersikap mengendalikan, atau sering menuduh Anda melakukan kesalahan tanpa dasar.
    • Bagi anak-anak yang menjadi korban KDRT oleh orang tuanya, carilah orang dewasa yang siap menolong, misalnya paman, bibi, konselor, atau guru sekolah. Carilah informasi tentang perlindungan anak melalui situs web www.kpai.go.id atau hubungi nomor telepon 02131901556. [10]
    • Bagi orang tua, Anda berhak memutus hubungan dengan orang yang menganiaya anak Anda.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menjaga Jarak

PDF download Unduh PDF
  1. Mungkin Anda hanya perlu menjaga jarak agar bisa memaafkan ucapannya yang menyakitkan. Kiat ini lebih cocok diterapkan jika Anda sangat dekat dengannya, tetapi sikapnya keterlaluan. Anda bisa melakukan cara ini tanpa melakukan konfrontasi langsung dengannya. [11]
    • Jika Anda ingin menyendiri, beri tahu bahwa Anda sedang sibuk, tetapi akan segera mengontaknya.
    • Setelah merasa agak tenang, jelaskan bahwa perlakuannya membuat Anda sakit hati agar ia bisa memperbaiki diri dan tidak melakukan kesalahan yang sama.
  2. Jika ada alasan tertentu sehingga berpisah bukan solusi terbaik, ajaklah ia bertemu di tempat umum kalau ada yang perlu dibicarakan. Mintalah ia menemui Anda di kedai kopi, taman, atau restoran agar Anda bisa segera pergi jika diperlukan. [12]
    • Berbicara dengan nenek di rumah yang sudah ia tempati selama 35 tahun membuat ia merasa memiliki otoritas sehingga Anda kesulitan menyampaikan pendapat atau mengungkapkan perasaan.
    • Di sisi lain, melakukan konfrontasi di rumah membuat suasana terasa sangat kacau, apalagi jika ia tidak mau pergi meskipun Anda sudah memintanya.
  3. Bersikaplah tenang jika Anda ingin berbicara empat mata dengannya. Setelah memastikan bahwa Anda ingin memutus hubungan, mungkin Anda merasa perlu bertemu dengannya untuk menyampaikan hal ini. Sampaikan kepadanya bahwa Anda tidak mau datang ke rumahnya, mengangkat telponnya, atau menjawab pesannya. Percakapan ini cenderung memancing sikap emosional dan impulsif, tetapi berusahalah menenangkan diri dengan mengatakan dalam hati bahwa drama ini akan segera berakhir. Sebisa mungkin, siapkan kata-kata yang ingin diucapkan agar Anda tetap merasa tenang. [13]
    • Jika Anda sudah memutuskan ingin membebaskan diri dari hubungan tidak sehat, tetapi ia membuat Anda marah, mungkin Anda tidak sempat lagi memikirkan apa yang harus dikatakan. Jadi, persiapkan diri sebaik mungkin lalu sampaikan kepadanya bahwa Anda ingin memutus hubungan.
    • Mulailah percakapan dengan mengatakan, misalnya, "Aku sudah mengambil keputusan. Mulai sekarang, aku tidak mau mengobrol lagi denganmu untuk menjaga kesehatan mental."
    • Jika ia marah, katakan kepadanya, "Aku tidak mau berdebat. Aku hanya ingin menyendiri sebab hubungan ini tidak sehat." lalu segera pergi.
  4. Apabila Anda ingin mengungkapkan perasaan, tetapi khawatir tidak mampu mengekspresikannya secara langsung, tulis apa yang ingin dikatakan. Beri tahu bahwa Anda ingin menyendiri untuk sementara waktu. Simpan salinan surat agar Anda memiliki bukti jika ia mengatakan bahwa Anda mengucapkan sesuatu yang tidak sesuai dengan fakta. [14]
    • Menulis surat atau surel menjadi kiat jitu jika ia pernah memelintir ucapan Anda, menyela saat Anda berbicara, atau melakukan kekerasan fisik sewaktu marah.
    • Pertimbangkan perlu tidaknya Anda mengungkapkan kesalahannya atau sekadar mengekspresikan perasaan, misalnya, "Aku cape mendengar ucapanmu yang menyakitkan tanpa rasa bersalah."
  5. Entah Anda berbicara langsung atau melalui surat, jangan biarkan percakapan berakhir tanpa keputusan yang jelas. Meskipun Anda sudah menyampaikan bahwa Anda ingin memutus hubungan, ia tidak akan menanggapi Anda dengan serius jika Anda terkesan hanya mengeluh.
    • Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan, "Aku tidak mau bertemu lagi denganmu atau dikirimi kabar". Jika Anda punya anak, tentukan boleh tidaknya ia berinteraksi dengan putra/putri Anda.
  6. Seandainya ia marah setelah berbicara dengan Anda, mungkin ia menyebarkan rumor tentang Anda, mengajak orang lain memusuhi Anda, atau memanipulasi Anda agar berbaikan dengannya. Anda mampu mempertahankan pendirian jika sudah menyiapkan diri. [15]
    • Setelah Anda memutus hubungan, mungkin ia benar-benar merasa sedih, tetapi jangan merasa bersalah sehingga Anda tetap berinteraksi dengan orang yang membuat Anda selalu sedih.
    KIAT PAKAR

    Adam Dorsay, PsyD

    Psikolog Berlisensi dan Pembicara TEDx
    Dr. Adam Dorsay adalah psikolog yang membuka praktik pribadi di San Jose, CA, salah satu pencipta Project Reciprocity, suatu program internasional di markas Facebook, dan konsultan di Digital Ocean’s Safety Team. Spesialisasinya adalah membantu orang-orang berambisi tinggi yang bermasalah dengan hubungan, mengurangi stres, rasa cemas, serta mendapatkan kebahagiaan lebih dalam hidup. Pada 2016, dia menyampaikan TEDx Talk mengenai pria dan emosi yang cukup banyak ditonton. Dr. Dorsay memiliki gelar MA di bidang konseling dari Santa Clara University dan meraih gelar doktor psikologi klinis pada 2008.
    Adam Dorsay, PsyD
    Psikolog Berlisensi dan Pembicara TEDx

    Tentukan apa yang Anda inginkan sebelum berbicara dengannya . Adam Dorsay, psikolog berlisensi mengatakan: "Jika ada anggota keluarga yang berperilaku buruk, terapkan batasan dengan tegas tentang apa yang Anda setujui dan tolak . Anda akan menyalahkan diri sendiri setiap kali mengatakan " ya ", padahal Anda ingin bilang " tidak ". Perilaku ini membuat Anda terjebak dalam perang batin karena selalu menyetujui sesuatu yang Anda sesali sehingga keinginan bertolak belakang dengan kenyataan."

    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menjalani Kehidupan yang Anda Inginkan

PDF download Unduh PDF
  1. Mencari orang yang tepat berperan penting saat Anda baru memutus hubungan dengan anggota keluarga. Biasanya, anggota keluarga yang lain tidak bersedia menjadi pendengar sebab ia ingin bersikap netral. Jadi, ceritakan kejadian yang Anda alami kepada teman akrab. [16]
    • Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan konselor profesional sebab hubungan dengan anggota keluarga yang berperilaku buruk berdampak jangka panjang terhadap kemampuan Anda menghargai diri sendiri .
  2. Jalankan rutinitas merawat diri . Setelah hubungan berakhir, mulailah mengisi keseharian dengan melakukan hal-hal yang diminati. Setiap orang merawat diri dengan cara berbeda, tetapi pastikan Anda melakukan sesuatu yang menyenangkan dan membangun rasa percaya diri , misalnya merilekskan diri dengan berendam dalam air hangat, menikmati hobi baru, atau mengikuti kursus keterampilan. [17]
    • Hargai kelebihan yang Anda miliki, terutama jika ia sering mengejek Anda. Jika diperlukan, tulislah semua kebaikan yang Anda miliki lalu letakkan di tempat yang mudah terlihat saat menjalani keseharian.
  3. Mungkin Anda merasa galau saat melihat keluarga yang hidupnya bahagia atau teringat keluarga Anda sebelum pengalaman buruk terjadi. Ingat, keluarga yang terlihat serba sempurna belum tentu bebas dari masalah. Alih-alih, fokuskan perhatian pada hal-hal baik yang Anda miliki. [18]
    • Contohnya, jika hubungan dengan anak kurang baik, mungkin Anda memiliki komunitas religius yang suportif.
  4. Anda tidak bisa memilih orang-orang dalam lingkungan keluarga, tetapi Anda bisa menentukan siapa yang layak diajak berteman dan mencegah perlakuan buruk terulang lagi. Manfaatkan pengalaman ini untuk menentukan perilaku orang lain yang Anda terima dan tolak dengan menerapkan batasan yang tegas. [19]
    • Contohnya, jika Anda merasa muak karena terus diejek oleh kakak, pastikan Anda berkencan dengan orang yang tidak memperlakukan Anda seperti ini!
    • Tentukan apa yang ingin Anda lakukan seandainya masalah yang sama terulang lagi, misalnya dengan mengatakan kepada diri sendiri, "Saya akan langsung mengoreksi jika seseorang mengatakan hal yang keliru tentang saya sebab perlakuannya tidak bisa diterima."
  5. Anda bebas menentukan perlu tidaknya memulihkan hubungan dengannya. Jika Anda ingin menerimanya, jangan tergesa-gesa. Mintalah ia membuktikan bahwa ia mampu menjalin hubungan yang sehat dengan Anda.
    • Saat Anda mulai berinteraksi lagi dengannya, lakukan percakapan untuk menjelaskan batasan yang ingin diterapkan. Sebagai contoh, katakan kepadanya, "Aku tidak pernah bisa menerima kalau kamu mengatakan sesuatu yang merendahkan tentang berat badanku. Jika masih dilakukan, lebih baik kita tidak usah bertemu lagi."
    • Jika ia mengulangi kebiasaan lamanya, tinggalkan saja.
    • Jika ia pernah menganiaya Anda, jangan pernah menjalin hubungan lagi dengannya.
    Iklan

Tips

  • Ada kemungkinan Anda bertemu dengannya saat hari raya atau reuni keluarga. Segera pergi jika ia mengajak Anda berbicara. Kalau Anda merasa perlu mengatakan sesuatu, katakan kepadanya, "Sekarang bukan waktu yang tepat untuk membahas hal ini."
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 12.695 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan