Unduh PDF
Unduh PDF
Bagi Anda yang pernah mengalami abses atau peradangan parah pada jaringan tubuh, kemungkinan besar rasa nyeri yang muncul pada waktu itu tidak ingin Anda rasakan lagi, bukan? Sayangnya, banyak orang kerap kembali mengalami abses setelah beberapa saat karena berbagai alasan. Jika ingin menghindari risiko tersebut, pastikan Anda mengikuti seluruh instruksi pascaoperasi yang diberikan oleh dokter, serta mengobati luka dengan benar dan menjaga kebersihannya baik-baik. Selain itu, pahami pula gejala abses yang kambuh agar Anda bisa segera memeriksakan diri ke dokter ketika mengalaminya.
Langkah
-
Mintalah bantuan sahabat atau kerabat terdekat untuk mengantar Anda pulang setelah operasi. Ingat, proses pemulihan yang lancar adalah kunci utama agar abses tidak kembali kambuh. Oleh karena itu, setelah menjadwalkan prosedur operasi untuk mengeringkan abses yang umumnya akan selesai dalam satu hari, segeralah meminta bantuan orang-orang terdekat untuk mengantar Anda pulang pascaoperasi. [1] X Teliti sumber
- Kemungkinan besar, Anda akan mengantuk karena pengaruh obat bius atau obat nyeri. Itulah mengapa, harus ada orang lain yang membantu Anda untuk pulang ke rumah. Oleh karena itu, sesaat setelah menjadwalkan waktu operasi dan lokasinya, segeralah mencari orang yang bisa mengantar Anda pulang ke rumah pascaoperasi.
- Mintalah bantuan mereka untuk menebus resep di apotek agar Anda bisa beristirahat dengan nyaman di rumah.
-
Lakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengecek kondisi luka setelah 6 minggu. Jadwalkan janji temu dengan dokter untuk memeriksa kondisi luka Anda. Umumnya, dokter akan meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan lanjutan setelah 6 minggu. Namun, dalam beberapa kasus, dokter merasa perlu melakukan pemeriksaan setelah 2-3 minggu saja. Jika memungkinkan, segeralah mengatur janji temu dengan dokter sebelum jadwalnya terlampau padat. [2] X Teliti sumber
- Pada pemeriksaan lanjutan, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada masalah pada bekas luka Anda.
- Dokter juga akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan fistula tidak terbentuk. Secara khusus, fistula merupakan kanal kecil yang terbentuk dari anus ke area kulit yang terbuka di dekat anus, dan umumnya muncul akibat abses yang pernah terbentuk di area tersebut. Sayangnya, hampir 50% pasien mengalami fistula setelah melakukan operasi abses. [3] X Teliti sumber
- Meski tidak bisa dicegah, sejatinya risiko kemunculan fistula bisa dikurangi dengan mengikuti instruksi pascaoperasi dengan benar.
-
Jaga kebersihan di area bekas operasi dan pastikan perban selalu terpasang di sana. Bersihkan area tersebut setidaknya dua kali sehari dengan air hangat bersabun, lalu kenakan perban lembut berukuran besar atau kain kasa steril di balik celana dalam untuk menyerap tetesan darah berlebih yang belum mengering sempurna. Melakukannya juga akan membuat tubuh Anda terasa lebih nyaman setelahnya.
- Ganti perban atau kain kasa yang sudah kotor atau penuh dengan darah, setidaknya dua kali sehari, agar area anus tetap bersih.
-
Jangan mengangkat barang berat atau berolahraga selama 1 minggu setelah operasi. Meski bisa bergerak dengan leluasa, jangan sampai tubuh terasa kelelahan selama beberapa hari pascaoperasi. Artinya, jangan mengangkat benda yang terlalu berat (sebaiknya hindari benda yang lebih berat daripada tas ransel) dan jangan melakukan olahraga apa pun. Namun, pastikan tubuh tetap digerakkan dengan cara berjalan kaki secara berkala agar sirkulasi darah tetap lancar. [4] X Teliti sumber
- Meski sangat bergantung kepada jenis profesi Anda, kemungkinan besar Anda bisa kembali bekerja setelah 1-2 hari. Namun, jika pekerjaan Anda melibatkan terlalu banyak aktivitas fisik, jangan lupa mengonsultasikannya terlebih dahulu kepada dokter.
- Jangan berenang hingga luka Anda sudah benar-benar sembuh.
- Sebaiknya, jangan bersepeda selama 6-8 minggu pascaoperasi.
- Jika tubuh sudah terasa nyaman, silakan kembali melakukan hubungan seksual dengan pasangan.
-
Konsultasikan penggunaan laksatif untuk memperlancar proses buang air besar kepada dokter. Kemungkinan besar, Anda tidak bisa langsung buang air besar setelah operasi, dan itu adalah hal yang sangat wajar. Secara khusus, hindari dorongan untuk mengejan jika Anda masih merasa belum bisa buang air besar. Jika pergerakan usus masih terasa belum normal setelah 1-2 hari, cobalah mengonsultasikan kemungkinan mengonsumsi laksatif berdosis ringan kepada dokter. [5] X Teliti sumber
- Ikuti instruksi terkait dosis obat yang diberikan oleh dokter atau tercantum pada kemasan.
- Untuk mempermudah proses buang air besar, cobalah meletakkan bangku kecil di bawah kaki. Selain untuk menopang kaki Anda, bangku tersebut dapat membantu pinggul dan pelvis untuk mengejan sebagaimana ketika Anda sedang jongkok. [6] X Teliti sumber
- Setelah buang air besar, cobalah melakukan sitz bath atau merendam area anus dalam air hangat untuk membuatnya tetap bersih dan nyaman.
Iklan
-
Konsumsi antibiotik sesuai instruksi yang diberikan oleh dokter. Dalam banyak kasus, dokter akan meresepkan obat antibiotik untuk dikonsumsi pascaoperasi, sekadar untuk berjaga-jaga jika terjadi infeksi pada luka. Ikuti seluruh instruksi pemakaian obat yang diberikan oleh dokter dan habiskan antibiotik yang diresepkan, sekalipun tubuh Anda sudah terasa lebih baik sebelum obat habis. [7] X Teliti sumber
-
Mintalah rekomendasi obat pereda nyeri kepada dokter, jika diperlukan. Sejatinya, wajar jika Anda merasakan nyeri di area anus pascaoperasi. Jika nyeri yang muncul menimbulkan rasa tidak nyaman tetapi masih bisa ditoleransi, cobalah meminta izin dokter untuk mengonsumsi obat pereda nyeri bebas. Namun, jangan lupa mengonsumsi obat sesuai dengan anjuran yang tertera di balik kemasan, ya. [8] X Teliti sumber
- Jika nyeri yang muncul sangat parah, mintalah resep obat pereda nyeri kepada dokter. Jangan lupa mengikuti instruksi penggunaan obat yang diberikan oleh dokter!
-
Lakukan sitz bath atau merendam area pinggul ke bawah selama 15-20 menit untuk meredakan ketidaknyamanan yang muncul. Pada dasarnya, sitz bath adalah metode yang sangat terapeutik untuk membuat area anal dan genital terasa lebih nyaman. Untuk melakukannya, Anda hanya perlu duduk di dalam bak mandi yang telah diisi oleh air hangat sebanyak 7-10 cm. Atau, Anda juga bisa membeli ember khusus untuk melakukan sitz bath yang bisa diletakkan di atas dudukan toilet. Kemudian, tambahkan garam epsom atau garam laut ke dalam air, dan rendam area tubuh bagian bawah di dalamnya selama 15-20 menit. Setelah 15-20 menit, keringkan area yang direndam dengan baik. [9] X Teliti sumber
- Gunakan air hangat, bukan panas, yang terasa nyaman di kulit.
- Jika ingin, Anda boleh mengoleskan krim khusus untuk menenangkan kulit setelah berendam.
-
Bersihkan anus setiap hari agar bekas luka Anda selalu bersih. Gunakan air hangat bersabun untuk membersihkan area tersebut, lalu tepuk ringan dengan handuk bersih berbahan lembut untuk mengeringkannya. Jika ingin, Anda juga boleh merendam area anus dalam ember dangkal selama 20 menit, 3-5 kali sehari. [10] X Teliti sumber
- Bersihkan anus dengan tisu basah khusus bayi setelah buang air besar agar area tersebut tetap bersih, dan jangan lupa mengeringkan area anus dengan benar setelah mandi atau berendam.
- Bersihkan luka hanya dengan air hangat dan sabun berbahan lembut. Jangan menggunakan cairan antiseptik seperti hidrogen peroksida dan alkohol yang mampu memperlambat proses pemulihan luka!
-
Ikuti instruksi dokter terkait cara memerban luka. Kemungkinan besar, dokter sudah menempelkan kain kasa di permukaan luka pascaoperasi. Jika situasinya demikian, jangan lupa menanyakan waktu yang tepat untuk melepaskan dan mengganti kasa tersebut, ya! Jika darah berlebih terus mengalir atau menetes, cobalah meletakkan kain kasa tambahan di atasnya. [11] X Teliti sumber
- Ganti perban setelah area tersebut dibersihkan.
- Jika perlu, kenakan perban yang berukuran cukup besar di balik celana dalam untuk menyerap tetesan darah berlebih.
-
Kompres area yang terasa nyeri beberapa kali sehari dengan es batu. Secara khusus, kompres area yang terluka dan/atau terasa nyeri selama 20 menit, dan ulangi proses tersebut beberapa kali sehari. Sebaiknya, letakkan sehelai kain tipis di antara es batu dan kulit agar jaringan kulit tidak rusak karena terpapar suhu yang terlampau dingin. [12] X Teliti sumber
- Masukkan es batu ke dalam kantong terlebih dahulu atau gunakan es batu dalam kemasan. Jika ingin, Anda juga bisa menggunakan kompres es siap pakai yang umumnya terbuat dari gel dingin.
-
Ketahui saat yang tepat untuk menghubungi dokter. Berbekal penanganan yang tepat, seharusnya tidak ada efek samping negatif yang perlu Anda khawatirkan selagi proses pemulihan berlangsung. Namun, tetaplah menghubungi dokter jika menemukan adanya hal-hal yang patut diwaspadai, ya! Secara khusus, segera hubungi dokter jika Anda: [13] X Teliti sumber
- Mengalami peningkatan gejala seperti anus yang semakin memerah, membengkak, atau terasa nyeri
- Mengalami demam
- Menemukan adanya guratan merah pada bekas operasi
- Menemukan adanya rembesan darah yang cukup banyak pada perban
- Mengalami nyeri perut
- Mengalami kesulitan berkentut
Iklan
-
Pahami penyebab abses. Pada dasarnya, abses adalah gangguan medis yang lazim terjadi dan bisa menyerang siapa saja. Secara khusus, abses umumnya terjadi ketika kelenjar di sekitar anus tersumbat akibat terpapar bakteri atau feses. Selain itu, gangguan medis seperti kanker, penyakit Crohn , dan trauma juga dapat meningkatkan risiko terjadinya abses atau fistula. [14] X Teliti sumber
- Bersepeda secara rutin juga dapat menyebabkan terjadinya abses perianal atau membuat abses kambuh kembali. [15] X Sumber Tepercaya PubMed Central Kunjungi sumber
-
Kenali gejala yang umum. Beberapa gejala yang lazim menyertai abses adalah kemerahan, pembengkakan, atau nyeri di sekitar anus. Selain itu, Anda mungkin juga akan mengalami demam, menggigil, serta merasa kurang enak badan. [16] X Teliti sumber
- Pahamilah bahwa gejala-gejala tersebut juga lazim menyertai penyakit lain.
-
Kunjungi dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Buat janji temu dengan dokter untuk menjelaskan gejala yang Anda alami dan melakukan berbagai bentuk pemeriksaan yang diperlukan. Kemungkinan besar, dokter bisa mendiagnosis abses menggunakan pemeriksaan klinis sederhana. Dalam beberapa kasus, dokter merasa perlu menggunakan teknologi pencitraan/gambar seperti prosedur ultrasonografi atau CT scan jika mencurigai adanya fistula yang cukup dalam. [17] X Teliti sumber
- Sejauh ini, operasi adalah satu-satunya cara untuk menghilangkan abses atau fistula secara permanen. Namun, jangan khawatir karena prosedur tersebut sejatinya sederhana dan sangat lazim untuk dilakukan.
Iklan
Tips
- Beristirahatlah sebanyak mungkin selagi proses pemulihan berlangsung. Wajar kok , jika Anda tidur lebih lama dan mengurangi aktivitas secara signifikan selama beberapa hari pascaoperasi.
- Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan mengonsumsi sedikitnya delapan gelas air putih yang masing-masingnya bervolume 250 ml setiap hari.
- Santap makanan rendah serat selagi proses pemulihan berlangsung. Atau, Anda boleh mengonsumsi makanan seperti biasa. Namun, jika perut mulai terasa nyeri atau tidak nyaman, cobalah mengonsumsi makanan yang ringan dan mudah untuk dicerna seperti sup, biskuit, atau roti panggang. [18] X Teliti sumber
- Hubungi dokter jika Anda memiliki kekhawatiran terkait hal-hal yang berhubungan dengan prosedur operatif.
Iklan
Peringatan
- Selalu ikuti instruksi yang diberikan oleh dokter terkait cara mengonsumsi obat dan mengobati luka.
- Segera hubungi dokter jika muncul gejala seperti nyeri, kemerahan, pembengkakan, atau demam.
Iklan
Referensi
- ↑ https://www.guysandstthomas.nhs.uk/resources/patient-information/gi/perianal-abscess-and-recovery.pdf
- ↑ https://www.guysandstthomas.nhs.uk/resources/patient-information/gi/perianal-abscess-and-recovery.pdf
- ↑ https://www.fascrs.org/patients/disease-condition/abscess-and-fistula-0
- ↑ https://www.guysandstthomas.nhs.uk/resources/patient-information/gi/perianal-abscess-and-recovery.pdf
- ↑ https://myhealth.alberta.ca/Health/aftercareinformation/pages/conditions.aspx?hwid=ud1343
- ↑ https://myhealth.alberta.ca/Health/aftercareinformation/pages/conditions.aspx?hwid=ud1343
- ↑ https://myhealth.alberta.ca/Health/aftercareinformation/pages/conditions.aspx?hwid=ud1343
- ↑ https://myhealth.alberta.ca/Health/aftercareinformation/pages/conditions.aspx?hwid=ud1343
- ↑ https://www.verywellhealth.com/how-to-take-a-sitz-bath-1944927
- ↑ https://myhealth.alberta.ca/Health/aftercareinformation/pages/conditions.aspx?hwid=ud1343
- ↑ https://myhealth.alberta.ca/Health/aftercareinformation/pages/conditions.aspx?hwid=ud1343
- ↑ https://myhealth.alberta.ca/Health/aftercareinformation/pages/conditions.aspx?hwid=ud1343
- ↑ https://myhealth.alberta.ca/Health/aftercareinformation/pages/conditions.aspx?hwid=ud1343
- ↑ https://www.fascrs.org/patients/disease-condition/abscess-and-fistula-0
- ↑ https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17427020
- ↑ https://www.fascrs.org/patients/disease-condition/abscess-and-fistula-0
- ↑ https://www.fascrs.org/patients/disease-condition/abscess-and-fistula-0
- ↑ https://myhealth.alberta.ca/Health/aftercareinformation/pages/conditions.aspx?hwid=ud1343
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 13.558 kali.
Iklan