PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Penelitian menunjukkan bahwa kelebihan kadar albumin (suatu protein globular yang dihasilkan oleh liver) dalam urine bisa jadi merupakan indikator kerusakan ginjal. [1] Kondisi ini disebut mikroalbuminuria (atau albuminuria) dan bisa meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, atau penyakit ginjal kronis (CKD). Meskipun begitu, dengan mengubah gaya hidup dan menjalani perawatan medis yang tepat, Anda bisa menurunkan kadar mikroalbumin. [2] Artikel ini berisi perubahan diet dan gaya hidup yang dianjurkan secara medis, juga pemeriksaan dan obat-obatan yang mungkin diresepkan oleh dokter untuk menurunkan kadar mikroalbumin Anda.

Hal yang Perlu Diketahui

  • Jalani diet rendah protein, rendah lemak, rendah gula dan utamakan konsumsi bahan makanan segar, karbohidrat kompleks, dan rendah natrium. Hindari juga rokok dan minuman beralkohol.
  • Selain menjalani diet sehat, usahakan untuk berolahraga secara rutin (idealnya 30 menit setiap hari) untuk menjaga berat badan sehat serta menurunkan tekanan darah dan kadar gula darah.
  • Minumlah obat yang diresepkan dokter sesuai anjuran. Obat-obatan ini mungkin meliputi obat penghambat ACE, statin, atau insulin (jika Anda menderita diabetes atau resistan insulin).
Metode 1
Metode 1 dari 2:

Mengubah Gaya Hidup

PDF download Unduh PDF
  1. Ginjal yang rusak tidak dapat memproses protein secara normal. Oleh sebab itu, luangkan waktu pada ginjal Anda untuk beristirahat dengan cara mengurangi asupan protein. Anda perlu makan makanan yang terdiri dari karbohidrat kompleks (yang tidak menyebabkan lonjakan kadar glukosa), dan makanan dengan jumlah protein, lemak, sodium dan gula yang rendah. Berikut adalah beberapa pilihan yang sehat:
    • Karbohidrat kompleks : bubur havermut, kacang-kacangan, beras merah, pasta dan miju-miju.
    • Makanan rendah protein : roti dan sereal, pasta, selada, seledri, kecambah, mentimun, peterseli, tahu, ikan dan daging tanpa lemak.
    • Makanan rendah lemak dan natrium : makan makanan yang tidak digoreng (gunakan minyak zaitun jika bisa) dan menghindari garam. Hindari produk kalengan sup, sayuran, dan saus pasta.
    • Makanan rendah gula : telur, kacang merah, tahu, kenari, keju "cottage", buah zaitun, bayam, lobak, asparagus, dan "barley".
    • Usahakan sering makan dengan porsi makanan yang sedikit dan hindari makan dalam porsi besar. Ini akan membantu ginjal Anda supaya tidak bekerja terlalu keras dan bersusah-payah menyaring semua produk limbah.
  2. Hindari atau berhentilah minum minuman beralkohol . Hasil tes dengan kadar mikroalbumin yang abnormal menunjukkan fungsi ginjal yang buruk. Ginjal yang terganggu tidak bisa lagi menyaring etanol dari alkohol secara efisien, sehingga meningkatkan risiko tingginya kadar mikroalbumin secara berkepanjangan. Untuk mengatasi hal ini, hentikan mengonsumsi alkohol dan menggantinya dengan air, teh, dan jus tanpa gula.
    • Menikmati segelas anggur merah sesekali boleh saja dalam acara-acara khusus. Namun, selain daripada itu harus Anda hindari.
  3. Merokok berhubungan dengan penyakit ginjal serta gagal ginjal dan juga berpengaruh terhadap tekanan darah tinggi. [3] Berhenti merokok secara bertahap lebih dianjurkan daripada berhenti secara mendadak. Anda mungkin akan mengalami gejala putus zat yang sama seperti saat menghindari alkohol jika menghentikan konsumsinya secara mendadak. Namun, terlepas dari perjuangannya, akan lebih baik jika Anda bisa mengendalikan diri dengan cara menghindari dua keburukan tersebut.
    • Perokok kronis memiliki risiko peningkatan tekanan darah tinggi yang lebih besar (merokok menyempitkan pembuluh darah, memaksa jantung memompa lebih keras). Nikotin pada rokok juga dapat meningkatkan tekanan darah Anda hingga 10 mmHg. Jika Anda merokok sepanjang hari, tekanan darah Anda akan senantiasa tinggi.
  4. Jika tekanan darah Anda terus-menerus tinggi, konsultasikan obat yang Anda bisa gunakan untuk mengendalikannya dengan dokter, seperti obat penghambat ACE contohnya Privinil atau Zestril. Kurangi makanan tinggi lemak, kolesterol, dan natrium serta usahakan untuk berolahraga 3-4 kali dalam seminggu selama 30 menit. [4]
    • Selain itu, cobalah juga untuk tidur nyenyak selama sekitar 7-8 jam setiap malam untuk mengurangi stres dan tekanan darah tinggi.
    • Rentang tekanan darah normal adalah antara 120/80 (mmHg) hingga 130/80 (mmHg). Tekanan darah 140 (mmHg) atau lebih dianggap sebagai tekanan darah tinggi.
    • Kunjungilah pusat kesehatan secara teratur untuk memeriksa tekanan darah demi memastikan Anda berada dalam jalur yang benar.
  5. Kelebihan berat badan atau obesitas akan menambah beban ginjal dan turut menyebabkan kerusakan ginjal. Jika Anda perlu mengurangi berat badan, jalanilah diet sehat ginjal sesuai anjuran dokter dan berusahalah untuk beraktivitas fisik minimal 30 menit dalam sehari, misalnya berjalan kaki, bersepeda, ataupun berenang, dan mengangkat beban. Jika Anda baru mulai berolahraga atau memiliki masalah kesehatan tertentu, konsultasikan olahraga apa dan tingkat intensitas yang cocok untuk Anda dengan dokter. [5]
    • Pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi untuk merancang program diet. Dengan begitu, Anda bisa lebih fokus menjalani diet rendah protein, rendah gula yang bagus untuk ginjal sekaligus menurunkan berat badan.
  6. Minum 8-12 gelas air setiap hari sangat dianjurkan untuk menurunkan kandungan albumin di dalam tubuh. Anda bahkan harus minum lebih banyak lagi jika banyak berkeringat dan rajin berolahraga (untuk mencegah dehidrasi). Hidrasi tubuh yang baik berhubungan dengan risiko peningkatan albumin (albuminuria) dan penyakit ginjal kronis yang lebih rendah. [6]
    • Hindari makanan berlemak dan asin karena keduanya tidak hanya berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi, tetapi juga menyerap air di dalam tubuh.
    • Untuk pria, usahakan untuk minum sekitar 15,5 gelas (sekitar 3,7 liter) air setiap hari. Sementara untuk wanita, usahakan untuk minum 11,5 gelas (sekitar 2,7 liter) air setiap hari. [7]
  7. Jika Anda menderita diabetes atau pradiabetes, kadar gula darah (glukosa) yang tidak terkendali bisa menyebabkan kerusakan ginjal (nefropati diabetes) yang memicu kadar mikroalbumin yang lebih tinggi di dalam urine. [8] Jadi, kurangilah gula, alkohol, dan karbohidrat sederhana (seperti nasi putih atau minuman manis dalam kemasan) serta berolahragalah secara teratur untuk mengendalikan kadar gula darah, menghindari diabetes dan obesitas, serta mengontrol kadar mikroalbumin.
    • Kadar glukosa normal puasa adalah antara 70-100 mg/dl. Jika kadar gula darah puasa Anda 100-125 mg/dl, kemungkinan Anda mengalami pradiabetes. [9]
    • Jika saat ini Anda menderita diabetes, kadar albumin dalam tubuh akan meningkat. 180 mg / dl adalah batas rata-rata ginjal bagi penderita diabetes. Itulah sebabnya jika kadar albumin dan glukosa di dalam sistem Anda tinggi, mereka akan mempengaruhi fungsi ginjal dan selanjutnya menyebabkan kerusakan ginjal.
    • Selain membantu menjaga berat badan Anda, diet yang sehat dan olahraga teratur bisa membantu menurunkan tekanan darah dan kadar gula darah.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 2:

Pengobatan Medis

PDF download Unduh PDF
  1. Memeriksa dan memonitor kadar mikroalbumin di dalam tubuh sangat perlu dilakukan. Pemeriksaan ini akan menunjukkan jika gaya hidup yang sudah dijalani berakibat buruk pada fungsi ginjal dan hati. Tes mikroalbumin akan memeriksa kadar albumin di dalam urine Anda. Deteksi masalah sedini mungkin dapat mengakibatkan perubahan yang signifikan untuk mengurangi kerusakan ginjal. Bicarakan dengan dokter Anda untuk manajemen lanjutan.
    • Untuk menguji kadar albumin Anda, dokter akan memberikan baik tes secara acak atau tes pengumpulan dengan hitungan waktu. Tes yang pertama adalah menampung urine di dalam wadah di kantor dokter seperti biasa. Tes yang kedua adalah mengumpulkan seluruh volume urine dalam sehari, mencatat waktu, dan seluruhnya digunakan sebagai sampel. [10]
    • Hindari olahraga intens atau konsumsi daging sebelum menjalani pemeriksaan karena keduanya bisa memengaruhi kadar albumin atau kreatinin Anda.
  2. Setelah pengumpulan urine secara benar dilaksanakan, sampel akan diperiksa oleh analis laboratorium. Hasil tes mikroalbumin diukur melalui kadar kebocoran protein dalam miligram (mg) lebih dari 24 jam. Hasilnya dapat diartikan sebagai berikut: [11]
    • Hasil yang normal adalah kurang dari 30 mg
    • 30 hingga 300 mg merupakan indikasi penyakit ginjal tahap awal
    • Lebih dari 300 mg merupakan indikasi penyakit ginjal yang lebih parah
    • Konsultasikan hasil tes Anda dengan dokter untuk merancang pengobatan dan manajemen yang tepat. Jika kadar mikroalbumin lebih tinggi dari kadar normal, pengulangan tes bisa direkomendasikan oleh penyedia layanan kesehatan Anda untuk lebih memastikan hasilnya.
  3. Obat ini menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, yang mengakibatkan pembuluh darah Anda melebar. Pelebaran pembuluh darah akan mengurangi ketegangan pada pembuluh darah dan volume darah - dengan kata lain, menurunkan tekanan darah Anda. Obat penghambat ACE terbukti mengurangi kebocoran protein dalam urine seperti mikroalbumin, sehingga menurunkan kadar mikroalbumin. [12]
    • Obat penghambat ACE yang paling sering diresepkan oleh dokter adalah Captopril, Perindopril, Ramipril, Enalapril dan Lisinopril. Dokter akan tahu apa yang terbaik untuk Anda.
    • Atau, Anda mungkin akan diresepkan obat pemblokir reseptor angiotensin II (ARB).
  4. Obat ini dapat menurunkan kolesterol dalam tubuh dengan menghambat aksi HMG-CoA reductase , yang merupakan enzim yang diperlukan untuk memproduksi kolesterol dalam hati. Kolesterol yang lebih rendah berarti mempermudah pekerjaan jantung, pembuluh darah, dan ginjal. [13]
    • Statin yang paling umum diresepkan oleh dokter adalah Atorvastatin, Fluvastatin, Lovastatin, Pitavastatin, Pravastatin, Rosuvastatin dan Simvastatin.
    • Statin juga digunakan untuk mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.
  5. Insulin adalah hormon yang membantu transportasi gula darah atau glukosa ke dalam sel sebagai sumber energi. Tanpa insulin yang cukup, gula darah tidak dapat diangkut di dalam sel, sehingga tetap di dalam aliran darah. Suntikan insulin setiap hari atas anjuran dokter sangat penting untuk menjaga kadar normal glukosa darah. [14]
    • Ini khusus bagi penderita diabetes atau mereka yang mengalami sebagian jenis resistansi insulin saja. Jika insulin Anda bekerja seperti biasa, memperoleh suntikan insulin tidak akan membantu kadar mikroalbumin.
    • Jika Anda menderita diabetes, Anda juga mungkin akan diberi resep obat penghambat sodium-glucose cotransporter-2 (SGLT2). Obat ini akan membantu melindungi ginjal dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular secara keseluruhan.
    Iklan

Tips

  • Darah di dalam (hematuria), obat-obatan tertentu, demam, penyakit ginjal lainnya, olahraga berat yang sedang dijalani, serta infeksi saluran kemih adalah beberapa alasan yang bisa jadi menyebabkan sampel urine Anda secara tidak tepat menunjukkan tingginya kadar mikroalbumin.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 77.421 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan