Unduh PDF
Unduh PDF
Tindak kekerasan dapat menjelma dalam berbagai bentuk. Sayangnya, terkadang manifestasinya sangat tidak kentara dan sulit diidentifikasi. Anda pernah mengalami kekerasan atau menerima ancaman serius di masa lampau? Jika iya, wajar kalau Anda takut peristiwa serupa akan kembali menimpa Anda. Jangan khawatir, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menghindari kekerasan: hindari sosok yang berpotensi melakukan kekerasan, kenali gejala-gejalanya, dan ketahui kapan saatnya meminta pertolongan. Jika Anda membutuhkan pertolongan, pastikan Anda juga sudah mengetahui pihak-pihak yang sekiranya mampu menolong Anda, pun mengetahui pertolongan seperti apa yang bisa mereka berikan.
Langkah
-
Waspadai semua orang yang pernah menyakiti Anda di masa lalu. Hati-hati, mereka sudah pernah melakukannya dan berpotensi mengulangi perbuatannya suatu hari nanti. Berdasarkan alasan tersebut, berusahalah semampu Anda untuk menghindari interaksi dengan orang-orang tersebut. [1] X Teliti sumber
- Jika situasinya tidak memungkinkan untuk menghindari mereka, setidaknya jangan menghabiskan waktu berdua dengan mereka. Mintalah sahabat atau kerabat untuk menemani kapan pun Anda perlu menemui mereka.
- Jauhi orang-orang yang pernah mengancam akan menyakiti Anda. Ancaman kekerasan sangat mungkin bertransformasi menjadi tindak kekerasan yang nyata. Oleh karena itu, langkah terbijak adalah dengan menghindari orang-orang yang pernah mengancam Anda.
-
Waspadai perilaku yang kasar dan tak terkendali. Orang-orang yang kerap berperilaku kasar berpotensi lebih tinggi untuk melakukan kekerasan. Di sekitar orang-orang semacam ini, Anda kerap merasa perlu bertindak dengan sangat berhati-hati agar tidak membuat mereka marah. [2] X Teliti sumber Berusahalah menghindari orang-orang yang kerap mengekspresikan kemarahannya secara berlebihan, seperti dengan: [3] X Teliti sumber
- melempar barang
- merusak barang
- memukul tembok atau menendang perabot
- menarik tangan Anda kuat-kuat atau mengekang Anda secara jasmaniah dengan cara lainnya
-
Waspadai perilaku posesif atau mudah cemburu. Orang-orang yang selalu ingin mengontrol segala hal berpotensi lebih tinggi untuk melakukan kekerasan. Waspadalah jika pasangan Anda sering merasa cemburu tanpa alasan atau selalu ingin tahu setiap detail kegiatan Anda. Seseorang yang tidak mampu mengendalikan keposesifan dan kecemburuannya berisiko tinggi melakukan kekerasan terhadap pasangannya! Beberapa contoh perilaku posesif dan mudah cemburu adalah: [4] X Teliti sumber
- terus-menerus mengecek kabar atau keberadaan Anda
- menginterogasi berlebihan jika Anda datang terlambat
- menyebut Anda “pembohong”
- menyuruh Anda berperilaku atau berpakaian sesuai keinginannya
- memaksa Anda untuk membuat komitmen secepatnya
-
Sadari jika orang tersebut mencoba mengasingkan Anda dari lingkungan sekitar. Pelaku kekerasan kerap mengontrol korbannya dengan cara mengasingkan mereka dari dunia di sekitarnya. Upaya pengasingan ini sering kali dilakukan secara terselubung, seperti ketika dia meminta Anda untuk tidak terlalu sering menghabiskan waktu bersama orang-orang tertentu. Cepat atau lambat, permintaan itu akan bertransformasi menjadi “larangan” untuk menemui beberapa orang, sekalipun mereka adalah sahabat atau kerabat dekat Anda.
- Pelaku kekerasan biasanya akan menuduh sahabat atau kerabat Anda sebagai “pembuat masalah” atau “orang-orang yang terlalu ingin ikut campur”, sehingga harus dijauhi. Jika Anda menjalani hubungan heteroseksual dengan seorang laki-laki yang berpotensi melakukan kekerasan, ada kalanya dia akan menyebut Anda “pelacur” ketika Anda menghabiskan waktu dengan teman-teman laki-laki Anda. Seakan belum cukup mengerikan, dia juga mungkin menuduh Anda “lesbian” jika terlalu sering menghabiskan waktu dengan teman-teman perempuan Anda. [5] X Teliti sumber
-
Amati cara orang tersebut membenarkan perilakunya. Pelaku kekerasan cenderung akan mencari-cari alasan untuk membenarkan perilakunya, termasuk dengan menyalahkan orang lain atau bahkan korbannya. Amati apa yang orang tersebut katakan setelah melakukan atau mengatakan sesuatu yang menyakiti hati Anda. [6] X Teliti sumber
- Apakah orang tersebut kerap menyalahkan Anda atau orang lain atas perilakunya? Jika iya, lepaskan diri Anda sesegera mungkin darinya. Di kemudian hari, kemungkinan besar Anda akan tetap diposisikan sebagai alasan di balik perilaku-perilaku tidak bertanggungjawabnya.
- Beberapa pelaku kekerasan kerap menyebut korbannya “terlampau sensitif”. Jika seseorang sering membuat Anda merasa buruk, malu, atau rendah diri, lalu mengabaikan perasaan Anda tersebut, kemungkinan besar dia sedang melakukan kekerasan emosional terhadap Anda. [7] X Teliti sumber
-
Amati bagaimana caranya memperlakukan binatang dan anak-anak. Sosok yang berpotensi melakukan kekerasan kerap bersikap kejam dan minim empati terhadap binatang dan anak-anak. Waspadalah, caranya memperlakukan binatang dan anak-anak adalah cerminan caranya memperlakukan Anda di kemudian hari. Amati perilakunya baik-baik. [8] X Teliti sumber
- Misalnya, apakah orang tersebut pernah menendang anjingnya ketika sedang frustrasi? Atau apakah dia pernah mengatakan hal-hal yang tidak pantas kepada anak kecil karena suasana hatinya sedang buruk? Perilaku-perilaku semacam itu menunjukkan adanya potensi kekerasan dalam diri orang tersebut.
-
Amati perilaku seksual orang tersebut. Beberapa orang kerap melakukan tindak kekerasan ketika sedang berhubungan seksual. Misalnya, dia mencoba mengendalikan atau memukul Anda, atau melakukan sesuatu secara terus-menerus sekalipun Anda tidak menyukainya. Waspadai perilaku-perilaku ganjil semacam itu. [9] X Teliti sumber
- Jangan bertahan hidup dengan seseorang yang kecenderungan seksualnya membuat Anda tidak nyaman.
Iklan
-
Amati tanda-tanda kekerasan jasmaniah. Tanda-tanda kekerasan jasmaniah sangat bervariasi dan terkadang tidak kentara. Anda mungkin mengalami kekerasan jasmaniah jika: [10] X Sumber Tepercaya HelpGuide Kunjungi sumber [11] X Sumber Tepercaya HelpGuide Kunjungi sumber
- memiliki luka, memar, atau goresan yang tidak bisa dijelaskan
- memiliki bekas luka berupa cetakan telapak tangan atau cetakan objek lainnya, seperti sabuk
- memakai pakaian yang tidak pantas untuk menutupi luka di tubuh, seperti jaket ketika hari sedang sangat panas
- merasa ketakutan atau waspada setiap saat
- tersentak ketika disentuh
- kerap mengabaikan tanggung jawab sekolah atau pekerjaan karena luka-luka di tubuh
-
Amati tanda-tanda kekerasan emosional. Tanda-tanda kekerasan emosional sangat bervariasi; namun yang terpenting, belajarlah mengamati cara orang lain memperlakukan Anda. Anda mungkin mengalami kekerasan emosional jika: [12] X Sumber Tepercaya HelpGuide Kunjungi sumber [13] X Sumber Tepercaya HelpGuide Kunjungi sumber
- kerap merasa cemas atau takut berbuat kesalahan karena takut membuat seseorang kecewa
- kerap merasa perlu mengasingkan diri karena ada orang yang membuat Anda merasa tidak berharga
- kerap menunjukkan perilaku yang ekstrem, seperti sangat menuntut atau sangat pasif
- tidak dekat dengan salah satu atau kedua orang tua (untuk anak-anak)
- merasa perlu bersikap lebih dewasa atau lebih kekanak-kanakan dari usia yang seharusnya, seperti mengasuh saudara atau mengisap jempol (untuk anak-anak)
-
Amati tanda-tanda kekerasan seksual. Kekerasan seksual juga memiliki tanda-tanda unik yang membedakannya dengan jenis kekerasan lainnya. Ironisnya, kekerasan seksual justru paling sering menimpa anak-anak. Anda mungkin mengalami kekerasan seksual jika: [14] X Sumber Tepercaya HelpGuide Kunjungi sumber
- pernah diminta dan/atau dipaksa untuk melakukan aktivitas seksual yang tidak ingin Anda lakukan
- menghindari orang tertentu karena terganggu dengan caranya memperlakukan Anda
- sulit duduk atau berjalan
- memiliki pengetahuan mengenai seksualitas yang belum waktunya dimiliki
- tidak mau berganti baju di depan orang lain
- memiliki penyakit menular seksual (PMS) atau hamil di usia yang sangat muda
- berencana untuk melarikan diri dari rumah
-
Tentukan apakah hubungan romantis Anda diwarnai kekerasan. Menyadari kekerasan dalam hubungan memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Meski sulit, ada beberapa gejala umum yang menunjukkan bahwa hubungan Anda diwarnai kekerasan, yaitu: [15] X Sumber Tepercaya HelpGuide Kunjungi sumber
- Anda merasa harus selalu mengikuti kata-kata pasangan
- Anda harus selalu melaporkan segala hal kepada pasangan
- Anda tidak bisa melepaskan diri dari pasangan
- Anda selalu khawatir akan membuat pasangan cemburu atau marah
- Anda sering menerima telepon yang mengganggu (atau bernada mengancam) dari pasangan
Iklan
-
Cari pertolongan. Jika Anda terlibat dalam hubungan yang diwarnai kekerasan, hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah mencai pertolongan. Ceritakan kekerasan yang Anda alami kepada orang-orang yang tepercaya, seperti sahabat, guru, atau konselor Anda. Beri tahukan detail situasinya dan mintalah bantuan mereka untuk melepaskan Anda dari situasi tersebut.
- Jika Anda memutuskan untuk bercerita kepada guru atau konselor, mereka wajib menyampaikan laporan Anda ke pihak yang berwenang setelahnya. Kemungkinan besar, Anda perlu kabur dari rumah dan mencari tempat perlindungan sementara. Ingat, ini semua perlu dilakukan untuk melindungi – bukan menghukum – diri Anda.
- Jika Anda mencurigai adanya tindak kekerasan yang terjadi kepada orang lain, laporkan kecurigaan Anda kepada pihak berwenang secara anonim. [16] X Sumber Tepercaya HelpGuide Kunjungi sumber
-
Susun rencana untuk melepaskan diri dari pelaku kekerasan . Bertahan hidup di sisi pelaku kekerasan adalah keputusan yang tidak bijak; terutama karena kekerasan serupa (atau bahkan lebih berat) dapat kapan pun terjadi kembali kepada Anda. Jika Anda tinggal satu rumah dengan pelaku kekerasan, keputusan terbaik yang bisa Anda ambil adalah melarikan diri dari rumah.
- Diskusikan rencana melarikan diri dengan sahabat atau kerabat yang bisa dipercaya. Jika khawatir pelaku kekerasan akan mengejar Anda, pertimbangkan untuk meminta bantuan kepada pihak berwenang.
- Dari jauh-jauh hari, tentukan dan siapkan barang-barang yang sekiranya perlu Anda bawa ketika kabur. Memasukkan barang-barang tersebut ke dalam tas besar atau koper sepertinya bukan keputusan yang bijak (rencana Anda berisiko tercium oleh pelaku). Oleh karena itu, ada baiknya Anda menyimpan barang-barang tersebut di satu laci yang sama atau di sudut lemari pakaian.
- Hubungi organisasi-organisasi yang tertera pada bagian “Sumber Tambahan” di bawah (sesuaikan dengan tipe kekerasan yang Anda alami), dan mintalah bantuan mereka untuk menyusun rencana melarikan diri yang terbaik. [17] X Teliti sumber
-
Pergilah ketika pelaku kekerasan sedang tidak ada di rumah. Meninggalkan pelaku kekerasan adalah keputusan yang sangat berbahaya; jadi pastikan Anda melakukannya hanya ketika pelaku sedang tidak ada di rumah. [18] X Teliti sumber
- Misalnya, Anda bisa pergi ketika pelaku sedang berolahraga di pusat kebugaran atau bepergian bersama teman-temannya.
- Jika situasi tidak mengizinkan Anda melakukannya, mintalah sahabat atau kerabat untuk membantu Anda kabur.
-
Ikuti proses terapi. Memulihkan diri pascamengalami kekerasan adalah proses yang panjang dan wajib didampingi oleh ahli kesehatan mental yang tepercaya. Pastikan Anda meminta pendampingan ahli selama masa pemulihan berlangsung.Iklan
Sumber Tambahan
Organisasi | Nomor Telepon |
---|---|
KONTRAS | (021) 2919097 |
Komisi Perlindungan Anak Indonesia | (021) 31901556 |
Komnas Lansia | (021) 3914445 |
Kementerian PP & PA | 082125771234 |
Peringatan
- Waspadalah jika pelaku kekerasan mengaku akan atau sudah mengubah perilakunya; pelaku kekerasan biasanya piawai memanipulasi korbannya.
Iklan
Referensi
- ↑ http://www.northwestern.edu/womenscenter/issues-information/relationship-violence/warning-signs-abusive-person.html
- ↑ http://psychcentral.com/lib/signs-you-are-verbally-abused-part-i/
- ↑ http://www.northwestern.edu/womenscenter/issues-information/relationship-violence/warning-signs-abusive-person.html
- ↑ http://www.northwestern.edu/womenscenter/issues-information/relationship-violence/warning-signs-abusive-person.html
- ↑ http://www.northwestern.edu/womenscenter/issues-information/relationship-violence/warning-signs-abusive-person.html
- ↑ http://www.northwestern.edu/womenscenter/issues-information/relationship-violence/warning-signs-abusive-person.html
- ↑ http://psychcentral.com/lib/signs-you-are-verbally-abused-part-i/
- ↑ http://www.northwestern.edu/womenscenter/issues-information/relationship-violence/warning-signs-abusive-person.html
- ↑ http://www.northwestern.edu/womenscenter/issues-information/relationship-violence/warning-signs-abusive-person.html
- ↑ http://www.helpguide.org/articles/abuse/child-abuse-and-neglect.htm
- ↑ http://www.helpguide.org/articles/abuse/domestic-violence-and-abuse.htm
- ↑ http://www.helpguide.org/articles/abuse/child-abuse-and-neglect.htm
- ↑ http://www.helpguide.org/articles/abuse/domestic-violence-and-abuse.htm
- ↑ http://www.helpguide.org/articles/abuse/child-abuse-and-neglect.htm
- ↑ http://www.helpguide.org/articles/abuse/domestic-violence-and-abuse.htm
- ↑ http://www.helpguide.org/articles/abuse/child-abuse-and-neglect.htm
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/getting-back-out-there/201508/getting-out-the-abusive-relationship
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/getting-back-out-there/201508/getting-out-the-abusive-relationship
Iklan