Unduh PDF Unduh PDF

Salah satu aspek utama menjadi pribadi dewasa adalah berperilaku selayaknya orang dewasa agar Anda dihormati orang lain dan memiliki kemandirian . Artikel ini menjelaskan beberapa kiat yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga Anda mampu bertanggung jawab dan menunjukkan kedewasaan, berapa pun usia Anda. Pola pikir yang dewasa membantu Anda mengendalikan emosi dan mengalami hal-hal baru. Saat menjalani keseharian, berusahalah mencapai target dan menyelesaikan tugas secara mandiri agar Anda tidak perlu mengandalkan orang lain. Saat berkomunikasi dengan orang lain, kebiasaan berpikir sebelum berbicara dan menjadi pendengar yang baik membuat Anda terkesan lebih dewasa. Belajarlah menunjukkan kedewasaan setiap hari agar orang lain menaruh respek kepada Anda!

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menunjukkan Kedewasaan Emosional

Unduh PDF
  1. Pertimbangkan masak-masak sebelum mengambil keputusan , alih-alih bertindak secara impulsif. Saat menghadapi beberapa pilihan, sempatkan mempertimbangkan setiap opsi. Tentukan tujuan pengambilan keputusan lalu tulislah aspek positif dan negatif dari setiap opsi. Alih-alih memilih opsi termudah, pikirkan semua langkah yang mampu Anda lakukan. Setelah mempertimbangkan berbagai alternatif keputusan, pilihlah yang paling mendukung tercapainya tujuan. [1]
    • Jika Anda tidak bisa menentukan opsi terbaik, mintalah saran dari orang-orang yang layak dipercaya.
    • Anda boleh mengambil keputusan spontan sesekali, misalnya berkumpul dengan teman-teman jika Anda diajak dan punya waktu luang atau makan di restoran karena tidak sempat memasak makan malam.
    • Bersikaplah asertif saat mengambil keputusan agar Anda terkesan bisa diandalkan, alih-alih sekadar menuruti keinginan orang lain.
  2. Kendalikan rasa marah atau kesal untuk mencegah perilaku impulsif. Begitu Anda mulai marah atau kesal, bernapaslah dalam-dalam untuk menenangkan diri supaya Anda tidak mengamuk atau bertengkar. Jika Anda ingin menyendiri, pergilah ke tempat lain untuk menjernihkan pikiran dan memahami masalah dengan perspektif yang objektif. Apabila Anda ingin menemui orang atau membahas isu yang membuat Anda marah, berbicaralah dengan tenang saat menjelaskan apa yang Anda pikirkan dan rasakan. [2]
    • Rasa marah atau kesal adalah hal yang wajar, tetapi jangan biarkan perasaan ini membuat Anda hilang kendali. Alih-alih memendam perasaan dan menyimpannya sendiri, ungkapkan apa yang Anda rasakan.

    Tip: tulislah perasaan Anda dalam buku harian untuk meredakannya. Selain itu, catatlah apa sebabnya Anda marah, cara Anda bereaksi, dan apa yang Anda rasakan setelah marah.

  3. Jangan menyalahkan orang lain, padahal Anda yang berbuat salah. Alih-alih, mintalah maaf dengan tulus kepada orang yang terdampak dan tunjukkan rasa sesal. Mintalah ia memaafkan Anda dan berusahalah mengatasi masalah yang terjadi. Meskipun ada konsekuensinya, langkah ini membuat Anda terkesan dewasa dan bisa dipercaya. [3]
    • Contohnya, mintalah maaf dengan berkata, "Maaf, aku enggak sengaja memecahkan gelasmu. Maafkan aku. Kalau perlu, nanti aku belikan gelas baru.
    • Jangan membohongi orang lain sebab perilaku ini membuat Anda sulit dipercaya.
  4. Jadilah pribadi yang positif dan selalu optimis agar Anda mampu mengatasi kesulitan. Fokuskan perhatian pada hal-hal positif, alih-alih memikirkan sesuatu yang buruk atau negatif. Manfaatkan pengalaman buruk sebagai kesempatan belajar lalu tentukan apa yang perlu diperbaiki. Jika Anda kesulitan berpikir positif , tulislah hal-hal yang menyenangkan atau kegiatan yang Anda nanti-nantikan supaya Anda merasa gembira. [4]
    • Contohnya, jika Anda tidak lulus ujian, mungkin Anda kesal karena kurang fokus belajar. Alih-alih menyesali keadaan, berusahalah memperbaiki nilai ujian, misalnya dengan belajar lebih giat atau membaca materi pelajaran lebih teliti.
    • Sikap atau perilaku negatif membuat orang lain enggan berinteraksi dengan Anda dan menganggap Anda belum dewasa.
    • Kegagalan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Jangan menyalahkan diri sendiri saat mengalami kegagalan.
  5. Miliki pemikiran yang terbuka agar Anda tidak menghakimi orang lain. Jika seseorang memberikan opini yang bertentangan atau mengatakan hal yang membingungkan, ajukan pertanyaan, alih-alih menghakiminya. Berusahalah memahami perspektifnya supaya Anda mengerti apa yang ia sampaikan. Selain itu, beranikan diri meninggalkan zona nyaman agar Anda bisa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru. [5]
    • Bukalah wawasan dengan mempelajari keterampilan baru atau memulai hobi baru.
    • Lakukan aktivitas yang terasa kurang nyaman agar Anda bisa belajar dan berkembang menjadi pribadi yang makin dewasa.
    • Bergabunglah dalam komunitas yang anggotanya memiliki latar belakang dan cara pandang berbeda.
  6. Bersikaplah rendah hati agar Anda tidak terkesan iri kepada orang lain. Anda dianggap mementingkan diri sendiri jika ingin mengalahkan orang lain atau menyombongkan diri. Manfaatkan rasa iri untuk mengembangkan diri, alih-alih menjatuhkan orang lain. Tulislah hal-hal baik yang Anda miliki atau peroleh sehingga Anda mampu menghargai diri sendiri dan keberhasilan Anda selama ini. [6]
    • Jangan berusaha mencari perhatian sebab Anda terkesan memaksakan diri agar dianggap dewasa.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Melakukan Tindakan yang Dewasa

Unduh PDF
  1. Memulai sesuatu lalu berhenti di tengah jalan membuat Anda terkesan tidak bisa diandalkan. Alih-alih menyerah, bagilah tugas menjadi beberapa aktivitas yang mudah dikerjakan agar terasa lebih ringan. Berusahalah menyelesaikan tugas sebaik mungkin tanpa tergesa-gesa. Sisihkan waktu untuk memberikan hasil kerja berkualitas tinggi agar Anda terkesan bertanggung jawab dan mampu menyelesaikan tugas yang menantang. [7]
    • Contohnya, jika Anda harus menyusun makalah dalam 2 minggu, kerjakan sedikit demi sedikit setiap hari, alih-alih menulis dengan tergesa-gesa sehari sebelum tenggat.
    • Mintalah bantuan atau saran jika Anda kewalahan atau tidak tahu langkah berikutnya.
  2. Jangan mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain sebab Anda terkesan malas bekerja. Tulislah hal-hal yang harus diselesaikan lalu berusahalah mengerjakannya sendiri. Mulailah bekerja sesegera mungkin agar Anda tidak kehabisan waktu. Berikan cukup waktu untuk menyelesaikan setiap tugas agar Anda memperoleh hasil terbaik. [8]
    • Anda boleh meminta bantuan orang lain jika belum tahu caranya atau kondisi fisik membuat Anda tidak bisa bekerja. Alih-alih melemparkan tanggung jawab kepada orang lain, mintalah ia mengajarkan caranya agar untuk selanjutnya, Anda mampu mengerjakan tugas sendiri.
    • Jangan memanfaatkan kebaikan orang yang menawarkan bantuan.
  3. Tentukan target kerja sesuai kriteria SMART untuk meningkatkan harga diri. Target yang SMART berarti target yang spesifik, terukur, bisa dicapai, bermanfaat, dan bertenggat sehingga Anda merasakan keberhasilan saat tugas selesai dikerjakan. Tentukan target kerja yang mudah dipantau dan dicapai dalam rentang waktu tertentu. Catatlah progres kerja dalam buku harian atau agenda agar Anda tahu aktivitas yang sudah dan harus dilakukan untuk mencapai target. [9]
    • Contohnya, tulislah target, "Menurunkan berat badan 3 kg dalam 3 minggu", alih-alih menentukan target yang ambigu, misalnya, "Menurunkan berat badan".
    • Selain target jangka pendek, tentukan target jangka panjang agar ada sesuatu yang ingin diperjuangkan.

    Peringatan: jangan menentukan target yang sulit dicapai. Sebagai contoh, tentukan target nilai A untuk 2-3 mata pelajaran agar lebih mudah tercapai, alih-alih ingin mendapat nilai A untuk semua mata pelajaran.

  4. Menolong orang lain merupakan cara menunjukkan kepedulian dan sikap tidak egois sehingga ia menaruh respek kepada Anda. Alih-alih hanya memikirkan diri sendiri, berusahalah menempatkan diri di posisi orang lain agar Anda memahami keinginannya. Tawarkan bantuan atau lakukan kebaikan tanpa pamrih, misalnya menahan pintu untuk orang di belakang Anda atau merapikan rumah tanpa diminta. [10]
    • Jangan menolong orang lain agar Anda terkesan baik hati sebab tindakan ini tidak tulus. Tunjukkan kepedulian yang tulus kepada orang lain dan tugas yang harus ia kerjakan.
  5. Lakukan sesuatu yang biasanya tidak Anda lakukan karena ingin berbuat baik kepada orang lain. Pastikan Anda berbagi kebaikan dengan tulus, alih-alih supaya dianggap baik hati atau dewasa. Mulailah langkah ini dengan menghilangkan 1 hal dari rutinitas mingguan untuk menemani orang lain melakukan apa yang ia inginkan. [11]
    • Contohnya, batalkan rencana bermain gim video di akhir pekan agar Anda bisa berwisata bersama anggota keluarga.
  6. Adakalanya, keinginan Anda tidak terpenuhi dan terjadi hal buruk yang tidak bisa diubah. Terimalah apa yang terjadi dan jangan biarkan hal ini berdampak negatif bagi Anda. Berusahalah melihat sisi baik dari setiap peristiwa agar Anda bisa memetik hikmah dan menerapkannya saat menjalani keseharian. [12]
    • Contohnya, jika mobil Anda lecet terserempet mikrolet, jangan menyesali pintu mobil yang lecet. Alih-alih, bersyukurlah karena Anda dan orang lain tidak cedera.
    • Contoh lain, jika Anda dan keluarga pindah ke kota lain, bayangkan betapa senangnya mengenal teman baru dan mengunjungi lokasi baru.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Berkomunikasi Selayaknya Orang Dewasa

Unduh PDF
  1. Sempatkan berpikir sebelum berbicara untuk mempertimbangkan kata-kata yang ingin diucapkan. Sebelum menanggapi seseorang, pertimbangkan sejenak pesan dan kalimat yang ingin Anda sampaikan. Pilihlah kata-kata yang sesuai dengan intensi Anda. Berhentilah berbicara jika Anda belum menemukan kata yang tepat, alih-alih mengucapkan sisipan, misalnya, "apa ya?" atau "emm". Pastikan Anda berbicara dengan lugas agar teman bicara tidak bingung. [13]
    • Anda terkesan tidak dewasa dan impulsif jika langsung mengatakan apa yang terpikirkan.
    • Jangan bergosip atau menjelek-jelekkan orang lain sebab perilaku ini membuat orang lain tidak percaya kepada Anda.
    • Jika Anda belum siap memberikan tanggapan, mintalah teman bicara memberikan Anda kesempatan untuk mempertimbangkan berbagai opsi sebelum mengambil keputusan.
  2. Saat menghadapi masalah berat, wajar jika Anda mengeluh, tetapi jangan bersikap negatif atau mencari-cari alasan untuk mengeluh. Syukuri apa yang Anda miliki dan kebaikan yang Anda alami. Jadilah pribadi yang selalu bersyukur dengan mengucapkan terima kasih dan menunjukkan kepedulian kepada orang yang menolong Anda. [14]
    • Contohnya, alih-alih mengeluh karena Anda tidak suka menu yang tersaji di meja makan, bersyukurlah sebab sudah tersedia hidangan yang siap disantap.
    • Wajar jika Anda berbeda pendapat dengan seseorang atau mengeluh sesekali.
  3. Saat berbicara dengan orang lain, lakukan kontak mata dan anggukkan kepala sesekali untuk menunjukkan bahwa Anda sedang menyimak ucapannya. Ikuti bahasa tubuh teman bicara, misalnya sedikit mencondongkan tubuh ke arahnya atau meniru postur tubuhnya agar Anda merasa lebih terhubung dengannya. Ketika Anda mendapat giliran berbicara, sempatkan memahami ucapannya lalu parafrasakan agar ia tahu bahwa Anda menyimak. [15]
    • Jangan memotong ucapan orang yang sedang berbicara.

    Tip: jangan mengabaikan teman bicara dengan melihat layar ponsel atau mengalihkan perhatian sebab Anda terkesan tidak peduli kepadanya.

  4. Jika orang lain mengatakan sesuatu yang Anda anggap tidak sopan atau bertolak belakang, tunjukkan pendirian dan ungkapkan apa yang Anda rasakan. Jangan membentak atau bertengkar dengannya. Jelaskan dengan tenang apa sebabnya Anda kesal agar ia menghormati Anda. Jika ia terus berbicara tidak santun, tinggalkan saja agar Anda tidak marah atau terlibat masalah dengannya. [16]
    • Contohnya, jika teman mengejek busana yang Anda kenakan, katakan kepadanya, "Aku keberatan kamu mengejek aku. Ini baju favoritku dan yang penting, aku baik-baik aja ".
    • Tunjukkan kepercayaan diri saat berbicara agar orang lain melihat kesungguhan Anda dan merasa dihargai.
  5. Jika Anda berbeda pendapat dengan orang lain, mintalah klarifikasi, alih-alih berbicara dengan nada tinggi atau mengucapkan kata-kata yang negatif. Berusahalah memahami penjelasannya dengan mengulangi ucapannya sesuai perspektifnya. Pastikan Anda memiliki pemikiran yang terbuka dan objektif untuk menunjukkan bahwa Anda adalah pribadi yang santun dan peduli kepada orang lain. [17]
    • Perdebatan adalah hal biasa sebab pendapat Anda tidak selalu sama dengan orang lain. Bagaimanapun juga, jangan marah atau bersikap kasar saat berdebat.
  6. Ucapkan terima kasih kepada orang yang menolong Anda atau memberikan sesuatu kepada Anda. Dengan berterima kasih, ia tahu bahwa Anda peduli kepadanya dan menghargai perbuatannya. Jika seseorang sudah menyediakan waktu untuk menolong Anda, ucapkan terima kasih dengan tulus agar Anda tidak terkesan berpura-pura. Jangan mengeluh jika apa yang ia lakukan tidak sesuai harapan. Alih-alih, berusahalah melihat sisi baiknya. [18]
    • Contohnya, apabila teman memberikan kado yang tidak Anda sukai, Anda tetap harus mengatakan, "Terima kasih banyak kadonya".
    • Biasakan mengucapkan terima kasih kepada orang lain saat beraktivitas sehari-hari. Contohnya, jika Anda terlambat datang untuk menjemput teman, katakan kepadanya, "Terima kasih kamu sabar menunggu".
  7. Pribadi yang dewasa terus belajar dan mengembangkan diri. Untuk itu, mintalah nasihat dari orang yang bisa dipercaya. Jelaskan bahwa Anda membutuhkan masukan agar ia tahu apa yang perlu dievaluasi atau diberikan saran. Dengarkan baik-baik apa yang ia sampaikan tanpa langsung merespons supaya Anda memahami ucapannya. Pertimbangkan saran dan nasihatnya lalu terapkan sebaik mungkin saat menjalani keseharian. [19]
    • Anda tidak perlu menerapkan saran yang kurang bermanfaat, tetapi sempatkan mempertimbangkan saran tersebut untuk menentukan sesuai tidaknya dengan aspek yang ingin diperbaiki.
    Iklan

Tips

  • Bersikap dewasa bukan berarti menjalani hidup yang membosankan. Jangan lupa menyisihkan waktu untuk bersenang-senang dan menikmati hobi dengan cara yang bisa dipertanggungjawabkan.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 185.683 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan