Unduh PDF Unduh PDF

Emosi adalah hal yang bermanfaat, tetapi emosi negatif yang tidak terkendali merupakan salah satu pemicu stres. Artikel ini menjelaskan cara mengendalikan dan mengatasi emosi negatif, misalnya dengan menerapkan beberapa metode untuk menjaga kesehatan mental dan mengubah pola hidup.

Metode 1
Metode 1 dari 6:

Mengendalikan Pikiran dan Merilekskan Tubuh

Unduh PDF
  1. Langkah pertama untuk mengendalikan emosi adalah mengakui bahwa Anda tidak mampu mengendalikan emosi. Tanyakan kepada diri sendiri apa yang Anda rasakan secara fisik dan mental ketika emosi tidak terkendali lalu berusahalah mengidentifikasi sensasi tersebut. Anda akan kembali tenang dan mampu berfokus pada apa yang sedang terjadi cukup dengan menyadari bahwa Anda sedang dikuasai emosi ketika emosi mulai terpicu. Agar bisa melakukan hal ini, pastikan Anda mampu berpikir rasional dengan tenang dan terfokus.
    • Saat emosi tidak terkendali, Anda akan mengalami reaksi fisik, misalnya detak jantung lebih cepat, ketegangan otot, bernapas pendek, atau sesak napas. [1]
    • Secara mental, emosi yang tidak terkendali membuat Anda kesulitan berkonsentrasi, merasa cemas, panik, tertekan, atau tidak mampu mengendalikan pikiran.
    • Kendalikan pikiran lalu amati reaksi fisik yang muncul satu demi satu. Contohnya, jika Anda tiba-tiba merasa cemas, amati sensasi fisik yang Anda rasakan, misalnya: "Jantungku berdetak sangat cepat. Telapak tanganku berkeringat". Sadari dan terimalah kondisi tersebut apa adanya tanpa menilai. [2]
  2. Bernapaslah dalam-dalam untuk menenangkan diri . Saat emosi tidak terkendali, napas menjadi tidak teratur sehingga stres dan kecemasan semakin menjadi-jadi. Hentikan dampak negatif tersebut begitu Anda menyadari bahwa emosi tidak terkendali dengan bernapas dalam-dalam beberapa kali untuk menenangkan pikiran dan merilekskan tubuh. Agar lebih bermanfaat, gunakan teknik bernapas yang benar sesuai petunjuk berikut. [3]
    • Letakkan satu telapak tangan di dada dan satu lagi di perut tepat di bawah tulang rusuk. Tarik napas panjang perlahan-lahan melalui hidung selama 4 hitungan sambil merasakan paru-paru dan perut mengembang terisi udara.
    • Tahan napas selama 1-2 detik lalu buang napas perlahan-lahan melalui mulut. Lakukan 6-10 putaran napas panjang per menit. [4]
    • Jika 4 hitungan terasa sulit, mulailah dengan 2 hitungan lalu tingkatkan sambil terus berlatih. Pastikan Anda tetap bernapas panjang dengan tenang dan teratur.
  3. Emosi yang tidak terkendali biasanya diikuti oleh ketidakmampuan mengendalikan diri dan kehilangan orientasi. Saat ini, Anda dikuasai emosi sehingga tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Untuk mengatasinya, ingatkan diri sendiri agar segera mengalihkan perhatian agar terfokus pada berbagai hal yang Anda lihat atau sensasi fisik yang Anda alami. [5]
    • Mengalihkan perhatian kepada sensasi fisik dan memfokuskan pikiran pada situasi yang sedang terjadi membuat Anda kembali tenang dan mampu mengendalikan emosi yang memuncak.
    • Contohnya, ketika Anda kesulitan mengendalikan emosi di tempat kerja, alihkan perhatian dengan melihat dinding ruang kantor atau menatap pemandangan melalui jendela. Pikirkan dengan penuh kesadaran apa yang Anda lihat, misalnya, "Aku melihat burung berwarna putih di dahan pohon dan awan di langit".
    • Bayangkan apa yang Anda rasakan saat duduk santai di kursi taman sambil menikmati secangkir kopi. Amati sensasi di kulit yang bersentuhan dengan pakaian, apakah otot terasa nyeri atau tegang. Untuk mengalihkan perhatian, Anda cukup memfokuskan pikiran pada telapak tangan yang diletakkan di pangkuan.
  4. Pindailah tubuh Anda agar bisa menentukan otot yang tegang lalu rilekskan. Genggamlah telapak tangan kuat-kuat lalu lepaskan sambil merilekskan bahu dan kaki agar bebas dari ketegangan. Putarlah kepala dan goyang-goyangkan jari tangan. Melepaskan ketegangan fisik bermanfaat menenangkan pikiran. [6]
    • Salah satu cara merilekskan tubuh yang efektif adalah metode progressive muscle relaxation (PMR) atau relaksasi otot secara bertahap yang dilakukan dengan mengontraksikan dan merilekskan kelompok otot tertentu dimulai dari jari kaki sampai kepala. Berbaring telentang sambil melakukan relaksasi dengan cara tersebut sangat bermanfaat apabila Anda tidak bisa menentukan bagian tubuh yang mengalami ketegangan.
  5. Tentukan tempat (khayalan atau nyata) yang memberikan ketenangan dan kenyamanan. Pejamkan mata lalu bayangkan suasana di sana sedetail mungkin sambil bernapas dengan tenang dan teratur. Rilekskan tubuh dan biarkan ketenangan di tempat tersebut menenangkan pikiran dan emosi. [7]
    • Anda bebas memilih tempat yang aman dan merilekskan, misalnya pantai, spa, tempat ibadah, atau kamar tidur. Bayangkan Anda berada di sana sambil mengamati bunyi-bunyian yang terdengar, benda yang terlihat, aroma yang tercium, dan tekstur benda yang disentuh.
    • Jika Anda tidak bisa memejamkan mata atau membayangkan tempat yang aman secara menyeluruh, visualisasikan secara cepat. Munculkan rasa tenang dan terfokus saat Anda berada di sana sambil bernapas panjang perlahan-lahan beberapa kali.
    • Apabila muncul emosi negatif saat melakukan visualisasi, bayangkan emosi tersebut sebagai benda berwujud yang bisa dihilangkan dari tempat tersebut. Contohnya, imajinasikan ketegangan sebagai batu kerikil yang bisa dilempar jauh-jauh lalu bayangkan ketegangan keluar dari tubuh saat Anda melempar kerikil sejauh mungkin.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 6:

Mengonfrontasi Emosi yang Anda Rasakan

Unduh PDF
  1. Agar mampu mengendalikan emosi ketika semakin memuncak, lakukan identifikasi dan beri label emosi yang muncul. Bernapaslah dalam-dalam beberapa kali lalu tentukan apa yang Anda rasakan meskipun terasa menyakitkan. Kemudian, bertanyalah dalam hati apa yang memicu emosi tersebut dan apakah Anda ingin menutupi sesuatu yang menakutkan. [8]
    • Contohnya, jawablah dengan jujur apakah Anda merasa sangat tertekan karena sedang menghadapi ujian akhir yang sangat menentukan masa depan Anda atau karena adanya tuntutan untuk memberikan yang terbaik kepada orang tua. Penyebab sesungguhnya mungkin rasa takut karena kasih sayang orang tua ditentukan oleh kesuksesan Anda.
    • Ingatlah bahwa emosi bukan hal yang buruk. Melarang diri sendiri merasakan emosi membuat Anda semakin menderita. Alih-alih, amati emosi yang muncul tanpa menilai. Terimalah kenyataan bahwa emosi adalah hal yang natural dan berikan kesempatan kepada diri sendiri untuk merasakannya.
    • Mengidentifikasi dan memberikan label pada emosi yang muncul membuat Anda mampu mengendalikannya. Setelah mengidentifikasi emosi apa adanya, Anda tahu bahwa emosi tersebut hanyalah perasaan dan tidak perlu mengendalikan Anda.
  2. Adakalanya, ketidakmampuan mengendalikan emosi terjadi karena Anda tidak tahu cara mengendalikan diri. Hal ini bisa menimbulkan kemurungan, yaitu dialog mental yang muncul berulang-ulang karena Anda selalu berpikiran negatif atau terus menyesali diri tanpa alasan yang jelas. Hentikan siklus ini dengan berusaha mencari solusi. [9]
    • Alih-alih hanya menyesali diri saat menghadapi kesulitan di tempat kerja dengan berpikir, "Mengapa performa kerjaku sangat buruk?", tulislah hal-hal yang bisa dilakukan, misalnya berdiskusi dengan atasan tentang cara meningkatkan produktivitas kerja, meminta bantuan orang yang lebih berpengalaman, atau menerapkan berbagai cara mengatasi stres .
    • Terimalah hal-hal yang tidak bisa diatasi dengan usaha sendiri. Lupakan gagasan yang mengatakan bahwa Anda harus "memperbaiki" atau "mengendalikan" semua aspek kehidupan agar terbebas dari stres dan beban emosional. [10]
  3. Saat siap bertindak, pastikan Anda mengambil keputusan dengan penuh kesadaran, bukan sebagai reaksi atas emosi lain yang menguasai Anda. Pikirkan cara mengatasi masalah dan mengapa Anda mengambil keputusan tersebut. Tentukan nilai keutamaan yang ingin Anda representasikan melalui cara tersebut. Apakah keputusan Anda rasional?
    • Tentukan prinsip moral yang Anda pegang teguh. Apa hasil yang Anda harapkan dengan mengatasi masalah? Apakah keputusan yang diambil layak dibanggakan? Kemudian, tanyakan kepada diri sendiri tindakan apa yang memberikan hasil yang diharapkan.
    • Contohnya, jika Anda dihina, Anda boleh diam, marah, atau melarang dengan tegas. Tentukan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ini dan cara mencapainya tanpa mengabaikan prinsip hidup yang Anda yakini.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 6:

Merespons Emosi secara Sehat

Unduh PDF
  1. Jika Anda tahu bahwa seseorang membuat Anda kesal karena ingin bersaing, tarik napas panjang sambil menenangkan diri . Berbicaralah dengan tenang dan jangan biarkan ia membuat Anda marah. Jika Anda tetap tenang, ia akan merasa kesal dan berhenti berulah. [11]
    • Jika Anda sudah siap mengambil tindakan, ungkapkan apa yang Anda rasakan, misalnya, "Aku kesal karena kamu sulit diajak bekerja sama".
    • Jelaskan masalahnya dan mintalah ia memberikan pendapat lalu dengarkan dan tanggapi ucapannya. Contohnya, Anda bisa mengatakan, "Kita perlu membahas cara mengerjakan tugas agar selesai tepat waktu. Apa pendapatmu?"
  2. Orang yang marah biasanya akan mengatupkan rahang dan terlihat tegang. Menarik napas panjang dan merilekskan otot adalah cara mudah dan efektif untuk meredakan emosi negatif yang memuncak sehingga Anda tidak melakukan hal yang disesali. [12]
  3. Jika Anda bereaksi terhadap emosi negatif dengan cara yang biasa Anda lakukan, jangan diteruskan. Pikirkan apa yang akan terjadi jika Anda melakukan hal yang berlawanan dengan kebiasaan. Apakah hasilnya berbeda? Jika akibatnya positif atau produktif, terapkan cara baru dan tinggalkan cara lama.
    • Contohnya, Anda kesal karena pasangan sering lupa mencuci piring. Alih-alih bertengkar, kerjakan sendiri lalu tanyakan dengan sopan apakah ia mau membantu.
    • Jika terasa sulit, lakukan perubahan dimulai dari hal-hal kecil. Alih-alih membentak pasangan, jelaskan perasaan Anda dengan suara yang tenang. Jika tetap tidak bisa, jauhkan diri untuk beristirahat selama 5 menit. Pada akhirnya, Anda mampu mengubah cara bereaksi untuk seterusnya. [13]
  4. Adakalanya, reaksi terbaik adalah menjauhkan diri dan menghindari penyebabnya. Jika masalah bisa diatasi dengan mudah tanpa menyakiti perasaan orang lain, berusahalah menjauhkan diri dari situasi bermasalah dan perasaan negatif. [14]
    • Contohnya, jika Anda berada dalam komite kerja yang anggotanya tidak fokus, mungkin Anda akan merasa kesal saat mengikuti rapat. Salah satu cara mengatasi rasa kesal adalah meminta kepada atasan agar Anda ditempatkan dalam komite kerja yang lain.
    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 6:

Berkomunikasi dengan Asertif dan Percaya Diri

Unduh PDF
  1. Bersikap asertif membantu Anda mengungkapkan dan mengendalikan emosi sambil mengubah keadaan yang tidak diinginkan. Anda boleh memberikan pendapat atau menolak hal-hal yang tidak menyenangkan atau tidak sempat Anda lakukan, asalkan disampaikan dengan jelas dan taktis. [15]
    • Contohnya, katakan kepada teman yang mengundang Anda ke pesta, "Terima kasih atas undanganmu! Aku merasa kurang nyaman berada di tengah banyak orang. Jadi, aku tidak bisa datang. Bagaimana kalau aku mengajakmu minum kopi?" Dengan demikian, Anda bisa mengungkapkan perasaan, alih-alih memendam emosi yang akhirnya mengendalikan Anda.
  2. Cara ini membantu Anda mengungkapkan emosi tanpa menyalahkan atau meremehkan orang lain. Sebelum mengucapkan kalimat yang bernada menyalahkan atau menilai, pikirkan dahulu apa yang ingin dikatakan lalu rumuskan berupa pertanyaan atau pendapat. [16]
    • Contohnya, alih-alih mengatakan, "Kamu tidak peduli kepadaku", lebih baik Anda katakan, "Aku kecewa karena kamu tidak menelepon aku sesuai janji. Ada apa sebenarnya?"
  3. Setiap situasi memiliki dua sisi. Berikan kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan pemikirannya supaya Anda memahami perspektifnya dan bisa berdialog dua arah. Mendengar secara aktif juga bermanfaat menenangkan emosi sehingga bisa dikendalikan dan membentuk kondisi mental yang positif sehingga Anda mampu menerima pendapat orang lain.
    • Contohnya, setelah menyampaikan pendapat, lanjutkan dengan bertanya, "Apa pendapatmu tentang hal ini?"
  4. Pernyataan tersebut bernada menyalahkan sehingga teman bicara merasa kesal dan marah karena situasi terasa tidak menyenangkan. Jika Anda sering menggunakan kata "seharusnya", "semestinya", atau frasa yang senada, ingatlah bahwa semua orang tidak sempurna. Tantanglah diri sendiri agar mampu menerima sesuatu yang tidak sempurna dan terimalah keadaan atau orang lain apa adanya. [17]
    • Contohnya, alih-alih berpikir, "Kekasihku seharusnya tidak menyakiti perasaanku", ingatlah bahwa ia tidak sengaja dan Anda berdua bisa melakukan kesalahan.
    • Jika Anda menyalahkan diri sendiri, bersikaplah baik dan tunjukkan belas kasih kepada diri sendiri. Contohnya, alih-alih berpikir, "Seharusnya aku belajar lebih giat sebelum mengikuti ujian. Rasanya aku tidak lulus", ubahlah menjadi, "Aku sudah belajar dengan tekun dan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Apa pun hasilnya, aku akan baik-baik saja".
    Iklan
Metode 5
Metode 5 dari 6:

Melakukan Aktivitas Fisik yang Menenangkan

Unduh PDF
  1. Berolahragalah secara teratur untuk merilekskan diri dan menenangkan pikiran. Berolahraga, terutama yang gerakannya tenang dan berulang-ulang, misalnya berenang, berjalan kaki , atau berlari bermanfaat menenangkan pikiran dan perasaan. Mulailah berlatih yoga atau pilates untuk menenangkan pikiran dengan melakukan peregangan dan berbagai teknik pernapasan yang memberikan rasa nyaman. [18]
  2. Bentuklah kebiasaan memperhatikan diri sendiri dengan menghargai keindahan dan ketenangan melalui hal-hal di sekeliling Anda saat menjalani rutinitas harian. Aktivitas yang berfokus pada rasa syukur dan mengamati sensasi fisik membuat Anda merasa tenang ketika mengalami stres atau tidak mampu mengendalikan emosi. Untuk itu, lakukan beberapa cara berikut: [19]
    • Dengarkan musik yang memberikan rasa nyaman.
    • Peluklah hewan peliharaan. Selain berfokus pada sensasi fisik, studi menunjukkan bahwa interaksi rutin dengan hewan kesayangan mampu mengurangi depresi. [20]
    • Berjalan santai di taman sambil menikmati keindahan alam.
    • Berendam dalam air hangat atau mandi air hangat di bawah pancuran. Banyak orang merasa rileks dan nyaman setelah merasakan kehangatan secara fisik. [21]
    • Konsumsilah makanan favorit sambil menikmati rasanya.
  3. Manusia membutuhkan afeksi fisik melalui sentuhan agar tetap hidup. [22] Sentuhan yang terasa nyaman membuat tubuh melepaskan oksitosin, yaitu hormon yang berguna memperbaiki suasana hati, meredakan stres, dan membuat Anda merasa terhubung dengan orang lain. Saat menghadapi situasi yang memicu emosio, teknik sentuhan berikut mampu memberikan rasa rileks. [23]
    • Letakkan telapak tangan di tengah-tengah dada. Rasakan detak jantung, dada bergerak turun naik, dan kehangatan kulit Anda. Ucapkan kalimat positif berulang-ulang, misalnya, "Aku layak dicintai" atau "Aku baik hati".
    • Peluk diri sendiri. Silangkan lengan di dada. Pegang lengan atas lalu remas perlahan-lahan sambil mengucapkan kalimat positif berulang-ulang, "Aku mencintai diri sendiri".
    • Tempelkan telapak tangan di pipi seperti sedang bermain dengan anak kecil atau orang yang disayangi. Ketuk-ketuk wajah dengan lembut menggunakan ujung jari tangan sambil mengucapkan kalimat positif berulang-ulang, "Aku cantik. Aku baik hati".
  4. Lakukan meditasi secara rutin. Meditasi sangat bermanfaat meredakan kecemasan dan depresi sambil meningkatkan kemampuan mengatasi stres. Berlatih meditasi pemusatan pikiran secara rutin membantu Anda mengendalikan emosi. Mulailah berlatih dengan bergabung dalam kelas, menggunakan panduan meditasi melalui internet, atau berlatih sendiri. [24]
    • Duduk tegak di tempat yang tenang dan nyaman. Bernapaslah dalam-dalam sambil berfokus pada setiap aspek pernapasan, misalnya suara napas atau paru-paru yang mengembang saat terisi udara. [25]
    • Perluaslah fokus ke seluruh tubuh. Sadari apa yang dialami oleh setiap indra. Jangan menilai atau terlalu terfokus pada sensasi tertentu.
    • Terimalah setiap pikiran dan sensasi yang muncul dan sadari apa yang Anda rasakan tanpa menilai dengan berkata kepada diri sendiri, "Aku sedang berpikir hidungku gatal". Jika Anda melamun, arahkan lagi perhatian pada napas.
  5. Prinsip dasar meditasi pemusatan perhatian adalah mengalami kekinian tanpa menolak atau menilai. Meskipun sulit, otak akan membentuk kebiasaan baru jika Anda berlatih secara rutin. Saat mengalami kesulitan, ucapkan frasa berikut berulang-ulang untuk menguatkan diri sendiri. [26]
    • "Aku tidak akan merasa seperti ini untuk seterusnya dan perasaan ini akan hilang dengan sendirinya".
    • "Pikiran dan perasaanku bukan fakta".
    • "Aku tidak harus bertindak berdasarkan emosi".
    • "Aku baik-baik saja meskipun merasa tidak nyaman".
    • "Emosi datang dan pergi. Aku pernah mengalami hal ini dan mampu mengatasinya".
    Iklan
Metode 6
Metode 6 dari 6:

Menjalani Hidup yang Tenang dan Damai

Unduh PDF
  1. Jika Anda selalu kesulitan mengendalikan emosi, telusuri riwayat kehidupan Anda sejak kecil untuk mencari tahu pemicunya. Mengetahui penyebab gejolak emosi membantu Anda menerima keadaan dan memulihkan diri. [27]
    • Ingatlah cara mengatasi konflik di dalam keluarga saat Anda masih kecil. Apakah orang tua terbiasa menyembunyikan atau menunjukkan emosi? Apakah emosi tertentu sulit dikendalikan? Apakah Anda pernah mengalami emosi yang sangat menyakitkan? Bagaimana keluarga Anda mengatasinya? [28]
    • Pikirkan apakah Anda pernah mengalami titik balik, misalnya karena perceraian, kematian seseorang, atau perubahan besar karena pindah rumah atau terkena PHK. Apa yang Anda rasakan saat mengalami kejadian tersebut dan apa reaksi yang Anda lakukan?
  2. Anda mampu mengonfrontasi dan mengatasi keyakinan yang memicu gejolak emosi jika sudah tahu pemicunya. Bebaskan diri dari situasi negatif dan tentukan keyakinan negatif yang memicu emosi secara objektif, misalnya rasa takut atau rendah diri. Apa penyebab munculnya perasaan negatif tersebut? Apa yang bisa Anda lakukan untuk mengonfrontasi dan mengatasinya? [29]
    • Contohnya, rasa rendah diri akan muncul berupa kebiasaan "menolak sesuatu yang baik". Contohnya, jika seseorang memuji Anda, pujian ini tidak berarti bagi Anda, tetapi jika seseorang mengkritik Anda, kritik ini sangat berarti bagi Anda. Tantanglah pola pikir negatif tersebut dengan mengingat semua hal baik yang pernah Anda lakukan.
    • Gejolak emosi yang dipicu oleh rasa takut termanifestasi berupa kecenderungan mengambil kesimpulan tanpa pemikiran yang matang sehingga Anda membuat penilaian negatif meskipun tidak ada fakta pendukungnya. Tantanglah pola pikir seperti ini dengan berpikir masak-masak sebelum menyimpulkan dan mengambil kesimpulan berdasarkan fakta.
    • Apa pun emosi negatif yang terungkap, Anda bisa menantangnya dengan bertanya kepada diri sendiri apa asumsi yang Anda gunakan untuk mengambil kesimpulan dan tetaplah mencintai diri sendiri.
  3. Anda bisa mengidentifikasi apa yang dirasakan dengan mencatat emosi yang muncul. Selain itu, cari tahu kejadian yang memicu emosi tertentu lalu tentukan cara yang bermanfaat dan tidak bermanfaat untuk mengatasinya. [30]
    • Gunakan jurnal untuk mencatat emosi yang Anda rasakan, mengungkapkan hal-hal yang tidak menyenangkan, mencintai diri sendiri, menentukan penyebab respons emosi tertentu, bertanggung jawab atas setiap emosi yang muncul, dan mengendalikan perasaan.
    • Jawablah pertanyaan berikut dalam jurnal: apa yang aku rasakan saat ini? apakah respons yang aku berikan disebabkan oleh sesuatu yang terjadi? apa yang aku inginkan saat merasa seperti ini? apakah aku pernah mengalami hal ini?
  4. Anda perlu banyak berlatih untuk menjadi orang yang mampu berpikir positif . Akan tetapi, cara ini membuat Anda lebih tangguh saat menghadapi hal-hal tidak terduga atau mengalami kekecewaan. Setiap malam, tulislah 1-2 hal positif yang Anda alami, misalnya mendengar lagu favorit di radio atau mendengar kisah humor. [31]
    • Berlatihlah mengganti kalimat yang selama ini Anda gunakan dengan kalimat fleksibel. Contohnya, jika Anda merasa tertekan karena menghadapi ujian, mungkin Anda berasumsi bahwa Anda tidak perlu belajar karena akan gagal.
    • Alih-alih berasumsi bahwa Anda tidak mampu mendapatkan nilai yang lebih baik, ubahlah pikiran negatif menjadi, "Aku akan membuat kartu catatan lebih banyak dan bergabung dalam kelompok belajar. Mungkin aku tidak lulus ujian, tetapi aku sudah melakukan yang terbaik". Kemungkinan berhasil lebih besar jika Anda meyakini bahwa pengalaman bisa berubah jika mau berusaha.
  5. Mungkin Anda sudah berusaha mengendalikan emosi, tetapi masih mengalami masalah. Berkonsultasilah dengan pakar kesehatan mental profesional yang berlisensi supaya Anda mampu mengidentifikasi respons emosional yang tidak bermanfaat dan mempelajari cara baru yang bermanfaat agar mampu menerima apa yang Anda rasakan.
    • Ketidakmampuan mengendalikan emosi bisa menjadi petunjuk adanya masalah yang lebih serius, misalnya karena pernah mengalami tindak kekerasan, trauma, atau adanya gangguan depresi.
    Iklan

Peringatan

  • Kemampuan mengendalikan emosi adalah hal yang sangat bermanfaat. Akan tetapi, mengendalikan emosi bukan berarti menekan atau menyangkal emosi yang Anda rasakan. Menekan emosi bisa menimbulkan masalah fisik dan gangguan emosional yang lebih parah.
Iklan
  1. http://www.forbes.com/sites/groupthink/2013/12/03/5-powerful-exercises-to-increase-your-mental-strength/
  2. https://www.psychologytoday.com/us/blog/emotional-freedom/201202/4-tips-deal-frustrating-people
  3. http://www.apa.org/helpcenter/controlling-anger.aspx
  4. https://www.mindbodygreen.com/articles/how-to-change-your-habits-for-good-according-to-a-psychologist
  5. http://www.apa.org/helpcenter/controlling-anger.aspx
  6. http://www.cci.health.wa.gov.au/docs/Assertmodule%202.pdf
  7. https://www.psychologytoday.com/us/blog/cui-bono/201211/are-i-statements-better-you-statements
  8. https://www.psychologytoday.com/blog/think-well/201009/feeling-angry-or-guilty-maybe-its-time-stop-shoulding
  9. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/yoga/art-20044733
  10. http://blogs.psychcentral.com/emotionally-sensitive/2012/04/self-soothing-calming-the-amgydala/
  11. http://www.webmd.com/depression/features/pets-depression
  12. http://journal.frontiersin.org/researchtopic/1627
  13. http://www.scientificamerican.com/article/infant-touch/
  14. https://www.psychologytoday.com/basics/oxytocin
  15. https://www.apa.org/pubs/journals/features/pst-48-2-198.pdf
  16. https://www.psychologytoday.com/blog/the-courage-be-present/201001/how-practice-mindfulness-meditation
  17. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3303604/
  18. http://www.cmhc.utexas.edu/clearinghouse/files/TI081.pdf
  19. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2743505/
  20. http://www.apsu.edu/sites/apsu.edu/files/counseling/COGNITIVE_0.pdf
  21. http://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?ContentTypeID=1&ContentID=4552
  22. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2894461/

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 59.642 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan