Unduh PDF Unduh PDF

Malaria, demam berdarah dengue (DBD), dan Chikungunya merupakan tiga jenis penyakit yang menular melalui nyamuk. Ketiganya adalah penyakit serius dan dibarengi gejala-gejala parah. Oleh karena gejalanya yang cukup mirip, ketiga penyakit ini sulit dibedakan tanpa bantuan pengujian laboratorium. Walaupun sulit dilakukan, Anda harus mampu membedakan ketiganya untuk dapat memberikan perawatan yang tepat.

Metode 1
Metode 1 dari 4:

Memahami Malaria

Unduh PDF
  1. Malaria disebabkan oleh Plasmodium, yaitu parasit bersel satu yang biasanya menular melalui nyamuk. [1] [2]
    • Parasit ini disuntikkan ke sistem peredaran tubuh melalui liur nyamuk, yang kemudian menuju hati untuk tumbuh dan bereproduksi.
    • Ketika sudah dewasa, plasmodium akan menjangkiti sel darah merah sampai pecah. Kemudian, Plasmodium dewasa dari sel darah merah yang pecah akan menyebar dan menjangkiti sel darah merah lainnya.
  2. Biasanya, manifestasi (perwujudan) malaria akan dimulai 8-25 hari setelah gigitan nyamuk. Namun, jika pasien sudah mengonsumsi profilaksis (obat untuk mencegah infeksi), masa inkubasinya akan bertambah.
    • Sel darah merah yang terjangkiti dan menyebar ke seluruh tubuh pada akhirnya akan mati.
    • Hal ini dapat menyebabkan infeksi hati parah.
    • Terkadang, sel darah merah yang terinfeksi menjadi lebih “lengket” dan mudah menggumpal. Akibatnya, aliran darah ke otak dapat tersendat.
    • Tingkat keparahan gejala dan pertanda malaria bergantung pada tiga faktor: jenis malaria yang diderita, kekuatan sistem imun, dan kesehatan limpa.
    • Ada 5 jenis malaria: P. Vivax, P. Malaria, P. Ovale, P. Falciparum , dan 'P. Knowlesi'. [3]
  3. Limpa adalah letak berkumpulnya sel-sel darah merah mati.
    • Selama infeksi malaria, sel-sel darah merah mati dengan cepat dan limpa tidak sanggup memenuhi kebutuhan tubuh sehingga menyebabkan sepsis dan gagal organ.
    • Perhatikan pembesaran limpa, yang dapat terjadi ketika limpa kewalahan oleh banyaknya jumlah sel darah merah mati sehingga ukurannya membesar secara tidak wajar.
  4. Pasien malaria sering kali mengalami demam tinggi. [4]
    • Suhu tubuh Anda dapat mencapai 40 derajat Celsius.
    • Demam adalah respons sistem imun tubuh Anda untuk menekan pertumbuhan bakteri.
    • Demam sering kali dibarengi oleh panas dingin ( chills ), yang membuat otot membakar kalori dan meningkatkan suhu tubuh. Biasanya, panas dingin juga membuat Anda berkeringat deras.
  5. Oleh karena gejala yang dimiliki malaria tidak spesifik, diagnosisnya sulit dilakukan di negara tempat penyakit ini berkembang, misalnya Indonesia. [5]
    • Riwayat kesehatan dan perjalanan Anda akan dinilai untuk menentukan apakah Anda telah bepergian ke negara yang sering dijangkiti malaria.
    • Dapatkan pemeriksaan fisik. Walaupun tidak spesifik, hasil pemeriksaan ini dapat digunakan untuk membuat diagnosis awal. [6] [7]
    • Dapatkan film darah. Dokter akan mengambil setetes darah Anda dan menaruhnya di kaca ( slide ) mikroskopik. Darah akan ditimpa sehingga sel darah merah akan lebih mudah dilihat melalui mikroskop. Dokter akan menganalisis film untuk melihat keberadaan parasit plasmodium. Dua tes atau lebih biasanya berlangsung selama 36 jam untuk memastikan adanya malaria. [8] [9]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 4:

Memahami Demam Berdarah Dengue (DBD)

Unduh PDF
  1. Ada empat jenis virus DBD, dan semuanya menular melalui nyamuk. Manusia adalah inang primer penyakit DBD, yang sering terjadi daerah tropis. [10] [11]
    • Gigitan nyamuk terjangkiti virus akan menyebarkannya melalui saliva atau air liur.
    • Penyakit DBD juga dapat menular dari manusia. Sebagai contoh, darah yang terjangkiti virus tanpa sengaja digunakan untuk transfusi darah. Bahkan, penularan DBD dapat terjadi akibat donasi organ dan transmisi dari ibu ke anak.
  2. Masa inkubasi DBD (masa ketika gejala belum terlihat) biasanya sekitar 3-14 hari. Gejalanya dapat bervariasi, tergantung pada jenis virus dan tingkat kekuatan sistem imun tubuh. [12] [13]
    • Virus akan beredar di seluruh tubuh setelah infeksi dan menyerang sel darah putih dan antibodi lainnya. Dengan demikian, sistem tubuh Anda pun melemah.
    • Virus akan terus memperbanyak diri di dalam sel sampai sel tersebut pecah dan mati. Sel darah putih yang pecah akan melepaskan sitokin yang memulai respons inflamatori tubuh ketika mencoba menangkal virus.
    • Kematian sel darah putih akan memicu kebocoran cairan lain dari dalam sel, yang dapat berlanjut ke hipoproteinemia (kekurangan protein), hipoalbuminema (kekurangan albumin), efusi pleura (cairan di dalam paru-paru), asites (cairan di dalam area perut), hipotensi (tekanan darah rendah), shock , dan pada akhirnya kematian.
  3. Pasien akan mengalami demam tinggi karena tubuh mencoba untuk menekan virus. [14] [15]
    • Layaknya infeksi sistemis lainnya, tubuh Anda akan meningkatkan suhunya untuk membunuh virus.
  4. Sakit kepala parah sering kali dialami oleh pasien DBD. [16] [17]
    • Penyebab sakit kepala ini masih belum diketahui, tetapi mungkin berhubungan dengan demam tinggi.
    • Peningkatan suhu tubuh dapat mengiritasi saraf dan menyebabkan sakit kepala yang teramat perih dan meluas.
  5. Rasa sakit di mata akibat penyakit DBD biasanya semakin parah ketika pasien berada di ruangan yang bercahaya terang. [18] [19] [20]
    • Rasa sakit ini digambarkan sebagai nyeri yang tumpul dan dalam.
    • Rasa sakit mata ini adalah efek samping dari sakit kepala yang intens. Oleh karena ujung saraf di kepala memiliki jalur yang sama, nyeri tidak hanya terasa di kepala, tetapi juga di mata.
  6. Pendarahan yang menyebar luas dapat terjadi karena virus menyerang kapiler, yaitu pembuluh darah terkecil di dalam tubuh. [21] [22] [23]
    • Ketika kapiler (pembulus darah halus) pecah, darah di dalamnya akan menyebar keluar aliran darah.
    • Tekanan darah menurun karena darah meninggalkan tubuh, yang pada akhirnya menyebabkan pendarahan internal, shock , dan kematian.
    • Dalam kasus yang parah, pendarahan biasanya terjadi pada hidung dan gusi yang memiliki banyak pembuluh darah kecil.
    • Denyut Anda juga melemah karena berkurangnya volume darah di dalam tubuh.
  7. Ketika demam Anda mulai turun, ruam kulit dapat mulai muncul. [24] [25] [26]
    • Ruam ini berwarna kemerahan, mirip dengan campak.
    • Ruam ini disebabkan pecahnya kapiler kecil.
  8. DBD didiagnosis melalui pemeriksaan fisik, riwayat penyakit, dan uji laboratorium secara menyeluruh. [27]
    • Dokter akan mencoba mengidentifikasi gejala dan pertanda tubuh Anda. Beliau juga akan bertanya apakah Anda pernah tinggal atau, belum lama ini, mengunjungi area yang rawan penyakit DBD.
    • Dokter akan mencurigai adanya DBD jika pasien menunjukkan gejala-gejala peringatan, misalnya nyeri abdomen, pembesaran hati, pendarahan di mulut, rendahnya jumlah trombosit dan sel darah putih, kegelisahan, dan penurunan denyut nadi.
    • Dokter dapat menggunakan tes ELISA untuk mengidentifikasi imunoglobin di dalam aliran darah yang menadakan keberadaan infeksi DBD.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 4:

Memahami Chikungunya

Unduh PDF
  1. Virus ini menular melalui nyamuk dan belum lama ini dinyatakan sebagai ancaman kesehatan global yang semakin berkembang.
    • Cara virus ini memengaruhi tubuh masih belum diketahui sepenuhnya. Namun, gejala dan proses penyakitnya hampir sama dengan DBD.
    • Chikungunya menjangkiti sel otot di dalam tubuh. Di sana, virus bereproduksi sampai sel tersebut mati, dan kemudian memperbanyak diri dan mencari sel inang baru.
  2. Masa inkubasi Chikungunya adalah sekitar 1-12 hari. Chikungunya biasanya menyerang otot, sendi, kulit, jaringan terkait, dan bahkan sistem saraf pusat.
  3. Oleh karena Chikungunya adalah infeksi sistemis, penyakit ini biasanya dibarengi dengan demam dan ruam kulit.
    • Ruam kulit ini biasanya hampir sama dengan ruam pada penyakit DBD. Ruam ini juga disebabkan kerusakan pembuluh darah.
    • Demam terjadi ketika tubuh meningkatkan suhunya karena berusaha membunuh virus yang menyerang.
    • Anda mungkin mengalami sakit kepala, mual-mual, dan muntah-muntah akibat demam.
  4. Oleh karena virus menghancurkan sel-sel di otot dan sendi, Anda akan mengalami kelemahan otot dan nyeri sendi.
    • Nyeri sendi dan otot dapat terasa parah dan akut.
  5. Banyak pasien Chikungunya yang turut mengalami penurunan daya mengecap.
    • Hal ini disebabkan serangan virus pada ujung saraf lidah dan berkurangnya sensitivitas indra pengecap.
  6. Anda harus mendapatkan diagnosis yang akurat untuk dapat merawat penyakit dengan benar.
    • Pengisolasian virus adalah jenis pemeriksaan yang paling akurat dan digunakan untuk mendiagnosis Chikungunya. Namun, pemeriksaan ini dapat berlangsung selama 1-2 minggu dan harus dilakukan dalam laboratorium dengan level keselamatan biologi ( biosafety level ) 3, yang mungkin tidak tersedia di negara berkembang, tempat penyakit ini banyak berkembang.
      • Teknik ini dilakukan dengan mengambil sampel darah dari pasien dan menyuntikkan virus ke dalamnya. Sampel darah kemudian dipantau sampai menunjukkan respons tertentu.
    • RT-PCR ( Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction ) membuat gen Chikungunya tampak lebih jelas dan bukti-bukti penyakit lebih mudah terlihat. Hasilnya dapat diperoleh dalam 1-2 hari.
    • Pengujian kadar logam ( assay ) ELISA dapat digunakan untuk mengukur kadar imunoglobin dan mengidentifikasi virus Chikungunya. Hasilnya dapat diperoleh dalam 2-3 hari.
    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 4:

Membedakan Malaria, DBD, dan Chikungunya

Unduh PDF
  1. Chikungunya dan DBD biasanya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. [28]
    • Namun, penyakit malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles.
  2. Malaria disebabkan oleh Anopheles, yang merupakan protozoa.
    • Chikungunya dan DBD disebabkan oleh virus.
    • DBD disebabkan oleh virus dengue, sementara Chikungunya disebabkan Alphavirus.
  3. DBD memiliki masa inkubasi yang lebih pendek, biasanya sekitar 3-4 hari.
    • Chikungunya memiliki masa inkubasi selama 1 minggu.
    • Gejala malaria akan tampak setelah minimal berselang 2 minggu.
  4. Perbedaan utama antara DBD dan Chikungunya terletak pada gejala dan pertanda masing-masing penyakit.
    • Gejala DBD yang paling jelas biasanya berupa rendahnya jumlah trombosit, risiko pendarahan yang tinggi, dan nyeri di belakang mata. Gejala-gejala ini tidak ada pada penyakit Chikungunya.
    • DBD dan Chikungunya memiliki gejala berupa nyeri sendi. Namun, nyeri sendi dan inflamasi pada penyakit Chikungunya lebih intens dan jelas
    • Malaria dikenal memiliki gejala paroxysm , siklus panas dingan/gemetar, kemudian demam/berkeringat. Siklus ini biasanya berlangsung setiap dua hari. [29]
  5. Walaupun gejala dan pertanda penyakit dapat menjadi panduan kasar untuk mendiagnosis penyakit, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik harus dilakukan untuk memastikan jenis penyakit yang diderita.
    • Malaria didagnosis dengan film darah.
    • Chikungunya dan DBD didiagnosis melalui ELISA.
    Iklan

Peringatan

  • Jika Anda mengalami demam parah yang datang dan pergi disertai dengan nyeri otot dan sendi, jangan abaikan begitu saja. Temui dokter jika gejala-gejala tersebut tidak hilang setelah tiga hari.
  • Penyakit DBD, malaria, dan Chikungunya dapat mematikan jika tidak segera diobati.


Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 12.577 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan