Unduh PDF Unduh PDF

Lever yang rusak menghasilkan jaringan baru untuk menyembuhkan dirinya, tetapi lever yang mengalami sirosis tidak mampu memulihkan diri dengan benar karena jaringannya mulai digantikan oleh serat-serat konektif, sehingga strukturnya berubah. [1] [2] Sirosis tahap awal bisa diatasi dengan perawatan penyebabnya, tetapi sirosis tahap akhir biasanya tidak bisa disembuhkan dan membutuhkan transplantasi lever. Jika tidak ditanggulangi, sirosis bisa menyebabkan kegagalan lever dan/atau kanker. Mengenali tanda-tanda sirosis bisa membantu Anda mendeteksi kondisinya pada tahap awal yang masih bisa dirawat.

Metode 1
Metode 1 dari 4:

Memahami Faktor-Faktor Risikonya

Unduh PDF
  1. Alkohol merusak lever dengan memblokir kemampuannya untuk memproses karbohidrat, lemak, dan protein. Saat zat-zat ini bertumpuk dalam tingkat yang merusak, tubuh bisa bereaksi dengan peradangan reaktif yang menyebabkan hepatitis, fibrosis, serta sirosis. [3] Namun, penyalahgunaan alkohol berlebih bukanlah satu-satunya hal yang menyebabkan penyakit lever. Hanya 1 dari 5 peminum berat yang terkena hepatitis alkohol, dan 1 dari 5 orang yang mengalami kondisi sirosis. [4]
    • Pria dianggap sebagai "peminum berat" jika mengonsumsi lebih dari 15 porsi minuman dalam seminggu. Wanita dianggap sebagai "peminum berat" jika mengonsumsi 8 atau lebih porsi minuman dalam seminggu. [5]
    • Anda tetap bisa terkena sirosis setelah berhenti minum. Namun, berpantang alkohol tetap disarankan bagi semua orang yang mengalami sirosis. Langkah ini akan membantu proses perawatan serta penyembuhan, tidak peduli tahap sirosis mana yang menyerang Anda. [6]
    • Meski sirosis lebih sering terjadi pada pria, sirosis pada wanita lebih mungkin berasal dari kecanduan akan alkohol. [7]
  2. [8] Peradangan serta luka lever kronis dari kedua virus ini bisa berkembang menjadi sirosis dalam beberapa dekade.
    • Faktor-faktor risiko hepatitis B termasuk seks tanpa pelindung, transfusi darah, serta suntikan yang jarumnya terkontaminasi. Kasus ini lebih jarang terjadi di AS dan negara-negara maju lainnya karena sistem vaksinasi mereka bagus.
    • Faktor-faktor risiko hepatitis C termasuk infeksi dari jarum suntik untuk narkoba, transfusi darah, dan penindikan tubuh serta tato.
    • Sirosis dari hepatitis C adalah alasan transplantasi lever yang paling dominan.
  3. Pelajari korelasi antara sirosis dan diabetes . 15-30% orang yang menderita sirosis mengembangkan kondisi diabetesnya menjadi sindrom "non-alcoholic steatohepatitis" (NASH). [9] Diabetes juga sering ditemui pada penderita hepatitis C – yang merupakan penyebab umum sirosis – terutama karena menurunnya fungsi pankreas.
    • Penyebab sirosis lainnya yang sering berhubungan dengan diabetes adalah hemokromatosis.
    • Kondisi ini ditandai dengan deposit zat besi dalam kulit, jantung, sendi, serta pankreas. Penumpukannya pada pankreas menyebabkan diabetes.
  4. Obesitas menimbulkan banyak risiko kesehatan, mulai dari diabetes tipe 2 dan penyakit jantung, hingga artritis dan stroke. [10] Namun, kelebihan lemak pada lever menyebabkan peradangan dan kerusakan yang bisa berkembang menjadi kondisi NASH. [11]
    • Untuk menentukan apakah bobot tubuh Anda berada dalam rentang yang sehat, manfaatkan kalkulator BMI daring (body mass index/indeks massa tubuh). [12]
    • Penghitungan BMI mempertimbangkan usia, tinggi badan, jenis kelamin, serta berat tubuh.
  5. Jika Anda terkena penyakit autoimun seperti peradangan usus, artritis reumatoid, atau tiroid, berhati-hatilah. Meski semua penyakit ini tidak langsung berkontribusi terhadap sirosis, risiko komplikasi kelainan medis akan meningkat, sehingga bisa menimbulkan sirosis. [13] Penyakit jantung adalah faktor risiko bagi kondisi NASH, yang bisa menyebabkan sirosis. Selain itu, penyakit jantung pada sisi kanan bisa menyebabkan nutmeg liver dan sirosis jantung. [14] [15]
  6. Beberapa jenis penyakit lever yang bisa menyebabkan sirosis memiliki pola keturunan genetis. Lihat sejarah medis keluarga untuk mengetahui penyakit-penyakit yang menimbulkan risiko tinggi bagi sirosis: [16]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 4:

Mengenali Gejala-Gejala dan Tanda-tandanya

Unduh PDF
  1. Jika Anda mengalaminya, segera temui dokter. Ia bisa memberikan diagnosis profesional dan segera memulai proses perawatan. Jika Anda mencoba mencari tahu apakah orang lain mengalami sirosis, pastikan Anda membawanya dalam proses evaluasi, karena ia mungkin mengalami gejala-gejala yang tidak terlihat. Gejala-gejala ini termasuk: [20]
    • Kelelahan
    • Mudah memar atau berdarah
    • Edema tingkat rendah (pembengkakan)
    • Kulit dan mata bernuansa kuning (jaundice)
    • Demam
    • Berkurangnya napsu makan atau berat tubuh
    • Rasa mual
    • Diare
    • Gatal-gatal intens (pruritus)
    • Lingkar perut yang meningkat
    • Kebingungan
    • Gangguan tidur
  2. [21] Istilah teknisnya adalah spider angiomata , spider nevi , atau spider telangiectasias . Spider veins merupakan kumpulan vena abnormal yang muncul dari pembuluh darah sentral yang terluka. Spider veins biasanya terjadi di batang tubuh, wajah, serta lengan atas. [22]
    • Untuk melakukan verifikasi, tekankan kaca di atas kumpulan vena yang Anda curigai.
    • Titik merah di tengah kumpulan ini akan terlihat berdenyut – memerah saat darah masuk, kemudian memucat saat darah berpindah ke vena-vena yang lebih kecil.
    • Spider angioma besar dalam jumlah yang cukup tinggi adalah tanda sirosis yang lebih parah. [23] [24]
    • Namun, kondisi ini juga sering terjadi pada wanita hamil atau orang yang mengalami gizi buruk. Terkadang, orang sehat juga bisa memilikinya.
  3. Palmar erythema terlihat seperti titik-titik merah pada telapak tangan, dan disebabkan oleh perubahan metabolisme hormon seksual. [25] Palmar erythema biasanya mempengaruhi pinggiran luar telapak tangan di sepanjang jempol dan jari kelingking, serta tidak menyerang bagian tengahnya.
    • Beberapa penyebab palmar erythema termasuk kehamilan, artritis reumatoid, hipertiroid, dan masalah darah. [26]
  4. Penyakit lever biasanya mempengaruhi kulit, tetapi Anda bisa mendapatkan informasi tambahan yang berguna dengan mengamati kuku. Sindrom Muehrcke terjadi ketika ada garis-garis horizontal pucat di atas bantal kuku. Ini merupakan hasil dari kurangnya produksi albumin, yang berasal dari lever. [27] Menekan kuku-kuku yang mengalami sindrom ini akan membuat garis-garisnya menghilang kemudian muncul kembali dengan cepat.
    • Terry nail adalah kondisi dengan dua pertiga piringan kuku yang paling dekat dengan kepalan terlihat putih. Sisa sepertiga bagiannya yang dekat dengan ujung jari berwarna merah. Kondisi ini juga disebabkan oleh rendahnya albumin.
    • Clubbing adalah keadaan membulat/membesarnya bantalan kuku dan ujung jari. Saat kondisi ini parah, jari-jari Anda akan terlihat seperti paha ayam bagian bawah, sehingga istilahnya adalah "drumstick fingers". Ini lebih sering terjadi pada sirosis biliary.
  5. Jika Anda melihat pembengkakan berulang pada lutut atau pergelangan kaki, ini mungkin menjadi tanda "hypertrophic osteoarthropathy" (HOA). Sendi-sendi pada jari dan bahu juga mungkin mengalami artritis. Ini adalah akibat peradangan kronis pada jaringan konektif yang mengelilingi tulang, sehingga bisa sangat menyakitkan. [28]
    • Ketahuilah bahwa penyebab HOA yang paling umum adalah kanker paru-paru, sehingga hal ini tidak perlu diperhitungkan.
  6. "Dupuytren's contracture" adalah menebal dan memendeknya palmar fascia – yaitu jaringan yang menyambungkan berbagai bagian telapak tangan. Keadaan ini lalu menimbulkan masalah pada kelenturan jari, sehingga jari akan melengkung secara permanen. Jari yang paling sering menderita adalah jari manis dan jari kelingking, serta rasanya biasa sakit, gatal, atau nyeri. Penderita akan kesulitan memegang benda, karena kondisi ini mempengaruhi kekuatan genggaman.
    • Dupuytren's contracture sering terjadi pada sirosis yang disebabkan oleh alkohol, dengan tingkat penjangkitan sebesar 1/3 dari semua kasusnya. [29]
    • Namun, Anda juga bisa menjumpainya pada perokok, pengguna alkohol yang tidak mengalami sirosis, pekerja yang menggunakan tangannya dalam gerakan repetitive, serta orang-orang penderita diabetes mellitus dan Peyronie's disease.
  7. Gynecomastia adalah bertumbuhnya jaringan kelenjar pada dada pria yang meluas dari putting. [30] Ini mengakibatkan peningkatan hormon estradiol, dan terjadi pada 2/3 dari seluruh kasus sirosis. Gynecomastia mungkin terlihat seperti pseudogynecomastia, yang terjadi karena lemak alih-alih pertumbuhan kelenjar.
    • Untuk membedakannya, berbaringlah telentang dan letakkan jempol serta jari telunjuk pada setiap sisi dada.
    • Tekan hingga kedua dada menyatu. Anda harus mencari sensasi jaringan terkonsentrasi dengan tekstur seperti karet tepat di bawah area puting.
    • Jika Anda merasakannya, ini berarti Anda mengalami gynecomastia. Jika tidak, Anda menderita pseudogynecomastia.
    • Kelainan massa lainnya seperti kanker biasanya terjadi secara terpisah (tidak terpusat di sekitar puting). [31]
  8. [32] Pria yang mengalami masalah lever kronis seperti sirosis mungkin menderita penurunan tingkat produksi testosterone. [33] Gejala hypogonadisme termasuk impotensi, ketidaksuburan, kehilangan napsu seksual, serta testikel yang mengecil. Cedera pada testikel atau masalah pada hipotalamus atau kelenjar pituitary juga bisa menjadi pemicunya.
  9. Kedua gejala ini bisa menjadi tanda ascites, yaitu penumpukan cairan pada rongga peritoneal (abdominal). [34] Jika ada cukup cairan yang terakumulasi, Anda mungkin akan kesulitan bernapas.
  10. Caput medusa adalah kondisi pembukaan vena umbilical, sehingga darah kembali ke sistem vena portal. Darah ini kembali ke vena umbilical, kemudian mengalir ke vena dinding abdominal. Ini menyebabkan vena mudah terlihat pada perut. Keadaan ini disebut caput medusa, karena menggambarkan kepala (caput) Medusa, dewi dari mitologi Yunani.
  11. [35] Ini menunjukkan "fetor hepaticus" dan disebabkan oleh beberapa kasus hipertensi parah yang menyebabkan caput medusa serta keadaan Cruveilhier-Baumgarten. Aroma ini dihasilkan oleh jumlah dimetil sulfide sebagai hasil hipertensi.
    • Suara dari sindrom Cruveilhier-Baumgarten akan lebih pelan saat dokter meratakan pembuluh darah dengan menggunakan tekanan pada kulit di atas pusar.
  12. Jaundice adalah kondisi yang menyebabkan perubahan warna kekuningan karena meningkatnya bilirubin saat lever tidak bisa memprosesnya dengan efektif. Membran mukus juga bisa menjadi berwarna kuning, selain air seni Anda akan bertambah gelap.
    • Kulit kuning juga disebabkan oleh konsumsi karoten berlebih melalui wortel. Akan tetapi, wortel tidak akan mengubah bagian putih mata menjadi kuning seperti jaundice.
  13. Mintalah orang yang Anda anggap menderita sirosis untuk meregangkan tangan penuh-penuh di depan tubuh, dengan telapak tangan yang rata dan menghadap ke bawah. Tangan orang tersebut akan bergerak dan “mengepak” pada pergelangan tangan seperti sayap burung.
    • Asterixis juga terjadi pada penderita uremia serta gagal jantung kronis.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 4:

Meminta Diagnosis Ahli Medis

Unduh PDF
  1. Saat diselidiki, lever yang sirosis akan terasa kasar dan bengkak. Splenomegaly (pembesaran limpa) disebabkan oleh tekanan darah tinggi, yang menghasilkan kemampatan pada limpa. Kedua kondisi ini adalah gejala sirosis.
  2. [36] Kebanyakan dokter perawatan umum tidak akan memeriksa kondisi ini, yang melibatkan dengungan pada vena. Dengungan ini bisa didengar melalui stetoskop pada wilayah epigastric (tengah bagian atas) perut. Seperti caput medusa, ia juga bisa disebabkan oleh kondisi penyambungan berbagai sistem vena yang berbeda pada tubuh – terutama ketika tekanan-tekanannya tinggi.
    • Dokter akan melakukan maneuver Valsalva – yaitu sebuah teknik pemeriksaan yang meningkatkan tekanan pada perut. Teknik ini memampukan ia mendengar suara dengan lebih jelas jika memang ada.
  3. Ia mungkin akan mengambil darah dan menjalankan tes lab untuk mendiagnosis sirosis. Tes-tes ini mungkin mencakup:
    • Tes darah menyeluruh untuk anemia bisa menghitung jumlah sel-sel leukopenia dan neutropenia serta mendeteksi situasi thrombocytopenia yang biasa terjadi pada penderita sirosis, selain hal-hal lainnya.
    • Lakukan uji coba untuk mengukur tingkat enzim aminotransferase yang bisa menunjukkan sirosis alkohol. Sirosis alkohol biasanya memiliki rasio AST/ALT lebih besar daripada 2. [37] [38]
    • Ukur total biliribuin untuk dibandingkan dengan tingkat dasar yang sehat. Hasilnya mungkin normal pada tahap sirosis awal, tetapi cenderung meningkat saat sirosis bertambah parah. Ketahuilah bahwa bilirubin yang meningkat merupakan tanda prognostik yang buruk pada sirosis biliary primer. [39]
    • Ukur tingkat albumin. Lever yang mengalami sirosis dan gagal berfungsi mungkin tidak bisa memproduksi albumin. Namun, kondisi ini juga sering terjadi pada pasien gagal jantung kronis, penderita sindrom nefrotik, gizi buruk, serta beberapa penyakit usus lainnya.
    • Tes-tes lain termasuk alkaline phosphatase, gamma-glutamyl transpeptidase (GGT), [40] [41] [42] prothrombin time, globulin, [43] serum sodium, [44] dan hyponatremia.
  4. Namun, studi ini lebih berguna untuk mendeteksi komplikasi sirosis seperti ascites.
    • Metode pemeriksaan dengan ultrasound bersifat noninvasive serta tersedia di berbagai tempat. Lever yang sirosis akan terlihat kecil dan membengkak. Bagian belahan kanan lever juga bisa mengempes sementara bagian kirinya membesar. Nodul lever yang dilihat dari ultrasound mungkin berbahaya atau tidak dan perlu dibiopsi. Ultrasound juga bisa mendeteksi diameter portal vena atau keberadaan vena kolateral yang menunjukkan hipertensi portal. [45]
    • Tomography terkomputasi tidak rutin dilakukan untuk sirosis, karena informasi yang dihasilkan sama dengan metode ultrasound. Selain itu, diperlukan radiasi serta pemaparan kontras. Cari opini tambahan dan alasan dokter menyarankan proses ini.
    • Penggunaan MRI dibatasi atas alasan biaya dan intoleransi pasien, karena prosesnya bisa menghabiskan banyak waktu dan membuat tidak nyaman. Intensitas sinyal rendah pada gambar-gambar T1-weighted menunjukkan adanya zat besi berlebih karena kondisi hemokromatosis turunan. [46]
  5. Gejala-gejala serta tanda-tanda dan tes darah merupakan metode yang baik untuk mengonfirmasi dugaan sirosis. Meski demikian, satu-satunya cara untuh mengetahui bahwa lever terkena sirosis adalah meminta dokter memeriksanya secara biopsi. Setelah memproses dan memeriksa sampel lever di bawah mikroskop, dokter bisa menentukan apakah sang pasien mengalami sirosis atau tidak.
    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 4:

Menjalani Perawatan Sirosis

Unduh PDF
  1. Kasus-kasus sirosis ringan hingga sedang ditangani secara rawat jalan, dengan beberapa pengecualian. Jika pasien mengalami perdarahan gastrointestinal mayor, infeksi parah pada sepsis, gagal ginjal, atau kondisi mental yang terganggu, ia harus dirawat inap. [47]
    • Dokter mungkin akan meminta Anda menjauhi alkohol, narkotik, serta obat-obatan jika Anda keracunan pada lever. Ia akan mengevaluasinya berdasarkan kondisi pribadi. Beberapa herba seperti kava dan mistletoe juga bisa menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada lever. [48] Bicarakan semua perawatan herbal/alternatif yang sedang Anda jalani dengan dokter.
    • Dokter akan memberikan imunisasi terhadap penyakit pneumococcal disease, influenza, dan hepatitis A serta B.
    • Dokter juga akan menjalankan protocol NASH untuk Anda. Anda akan dibuatkan rencana pengurangan berat badan, olahraga, serta pengontrolan kadar lipid dan glukosa yang optimal (lemak, gula/karbohidrat). [49]
  2. Seperti yang didiskusikan pada bagian-bagian sebelum ini, ada banyak sebab yang mengakibatkan sirosis. Pengobatan yang diresepkan dokter juga akan dibuat dengan spesifik untuk kasus pribadi Anda. Obat-obatan ini akan mengatasi sumber penyakitnya (Hepatitis B, C, sirosis biliary, dll.) selain gejala-gejala yang berasal dari sirosis dan kegagalan lever akut.
  3. Dokter tidak selalu menyarankannya, tetapi ia bisa meminta Anda untuk mengikuti prosedur tersebut jika beberapa kondisi terjadi sebagai akibat sirosis. Kondisi-kondisi ini termasuk:
    • Varises, atau pembuluh darah terdilasi, yang bisa diatasi dengan ligase (mengikat pembuluh darah melalui pembedahan).
    • Ascites, penumpukan cairan perut yang diatasi dengan prosedur paracentesis.
    • Kegagalan hepatis fulminan, yaitu perkembangan encephalopathy cepat (penyesuaian struktur/fungsi otak dalam 8 minggu setelah sirosis yang terdeteksi). Kondisi ini membutuhkan transplantasi lever. [50]
    • Hepatocellular carcinoma merupakan perkembangan kanker lever. Percobaan perawatannya termasuk ablasi radiofrekuensi, reseksi (pembedahan untuk menyingkirkan carcinoma), serta transplantasi lever. [51]
  4. Setelah diagnosis sirosis, orang-orang biasanya bisa hidup selama 5-20 tahun dengan atau tanpa gejala. [52] Setelah gejala-gejala parah dan komplikasi muncul, kematian dalam 5 tahun tanpa transplantasi sering terjadi. [53]
    • Sindrom hepatorenal adalah salah satu komplikasi parah yang bisa terjadi sebagai akibat sirosis. Sindrom ini merupakan perkembangan kegagalan renal pada pasien dengan penyakit lever. Penderita harus mendapatkan perawatan medis untuk kasus gagal ginjal. [54]
    • Sindrom hepatopulmonary, yang merupakan komplikasi serius lainnya, disebabkan oleh pelebaran arteri pada paru-paru penderita penyakit lever. Kondisi ini mengakibatkan pernapasan pendek serta hypoxemia (tingkat oksigen yang rendah dalam darah). Penderita harus diberikan transplantasi lever. [55]
    Iklan

Tips

  • Jangan konsumsi obat-obatan apa pun hingga dokter meresepkannya. Jaga tubuh dengan vitamin/jus/buah-buahan.
  • Tahap-tahap awal sirosis bisa diobati dengan mengatasi akar masalahnya, misalnya menahan konsumsi gula bagi penderita diabetes, menjauhi alkohol, mengobati hepatitis, dan mengubah kondisi obesitas kembali ke keadaan berat tubuh yang normal.
Iklan

Peringatan

  • Tahap akhir sirosis biasanya tidak bisa diobati – dan penyakit serta komplikasinya akan berakibat fata, sehingga satu-satunya cara untuk kembali sehat dan bertahan hidup adalah melalui transplantasi lever.


Iklan

Referensi

  1. https://www.merckmanuals.com/professional/hepatic-and-biliary-disorders/fibrosis-and-cirrhosis/hepatic-fibrosis
  2. http://radiopaedia.org/articles/regenerative-nodules-in-liver
  3. http://www.liverfoundation.org/education/info/alcohol/
  4. Grant BF, Dufour MC, Harford TC: Epidemiology of alcoholic liver disease. Semin Liver Dis 1988;8(1):12-25.
  5. http://www.cdc.gov/alcohol/faqs.htm#excessivealcohol
  6. http://www.hopkinsmedicine.org/gastroenterology_hepatology/_pdfs/liver/alcoholic_liver_disease.pdf
  7. Domino, F. (n.d.). The 5-minute clinical consult standard 2015 (23rd ed.)
  8. Agabegi, S. (2013). Step-up to medicine (3rd ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.
  9. Petrides AS, Vogt C, Schulze-Berge D, et al. Prognostic significance of diabetes in patients with cirrhosis. Hepatology 1994; 20:119.
  1. http://www.webmd.com/diet/obesity/obesity-overview
  2. Domino, F. (n.d.). The 5-minute clinical consult standard 2015 (23rd ed.)
  3. http://www.mayoclinic.org/bmi-calculator/itt-20084938
  4. Agabegi, S. (2013). Step-up to medicine (3rd ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.
  5. http://radiopaedia.org/articles/nutmeg-liver
  6. http://emedicine.medscape.com/article/151792-overview
  7. Agabegi, S. (2013). Step-up to medicine (3rd ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.
  8. http://www.merckmanuals.com/professional/hematology-and-oncology/iron-overload/hemosiderosis
  9. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/wilsons-disease/basics/definition/con-20043499
  10. http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/aat
  11. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cirrhosis/basics/symptoms/con-20031617
  12. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001095.htm
  13. Pirovino M, Linder R, Boss C, et al. Cutaneous spider nevi in liver cirrhosis: Capillary microscopic and hormonal investigations. Klin Wochenschr 1988; 66:298.
  14. Zaman, A, Hapke, R, Flora, K, et al. Factors predicting the presence of esophageal or gastric varices in patients with advanced liver disease. Am J Gastroenterol 1999; 94:3292.
  15. Foutch, PG, Sullivan, JA, Gaines, JA, Sanowski, RA. Cutaneous vascular spiders in cirrhotic patients: correlation with hemorrhage from esophageal varices. Am J Gastroenterol 1988; 83:723.
  16. Erlinger, S, Benhamou, J. Cirrhosis: Clinical aspects. In: Oxford Textbook of Clinical Hepatology, Mcintyre, N, Benhamou, J, Rizzetto, M, Rodes, J (Eds), University Press, Oxford 1991. p.380.
  17. Agabegi, S. (2013). Step-up to medicine (3rd ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.
  18. Fitzpatrick, T, Johnson, R, Polano, M, et al. Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology: Common and Serious Diseases, Second edition, McGraw Hill, Inc. New York 1994.
  19. Epstein, O, Dick, R, Sherlock, S. Prospective study of periostitis (inflammation of the dense fibrous membrane covering the surface of bones) and finger clubbing in primary biliary cirrhosis and other forms of chronic liver disease. Gut 1981; 22:203.
  20. Attali, P, Ink, O, Pelletier, G, et al. Dupuytren's contracture, alcohol consumption, and chronic liver disease. Arch Intern Med 1987; 147:1065.
  21. Agabegi, S. (2013). Step-up to medicine (3rd ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.
  22. Bickley, L., & Szilagyi, P. (2007). Bates' guide to physical examination and history taking (9th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
  23. Van Thiel, DH, Gavaler, JS, Spero, JA, et al. Patterns of hypothalamic-pituitary-gonadal dysfunction in men with liver disease due to differing etiologies. Hepatology 1981; 1:39.
  24. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1411687/
  25. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000286.htm
  26. Tangerman, A, Meuwese-Arends, MT, Jansen, JB. Cause and composition of foetor hepaticus. Lancet 1994; 343:483.
  27. Groszmann, R, Franchis, R. Portal Hypertension. In: Schiff's Diseases of the Liver, Eighth Edition, Schiff, E, Sorrell, M, Maddrey, W (Eds), Lippincott Williams & Wilkens, Philadelphia 1999. p.415.
  28. Sheth, SG, Flamm, SL, Gordon, FD, Chopra, S. AST/ALT ratio predicts cirrhosis in patients with chronic hepatitis C virus infection. Am J Gastroenterol 1998; 93:44.
  29. Williams, AL, Hoofnagle, JH. Ratio of serum aspartate to alanine aminotransferase in chronic hepatitis. Relationship to cirrhosis. Gastroenterology 1988; 95:734.
  30. Krzeski, P, Zych, W, Kraszewska, E, et al. Is serum bilirubin concentration the only valid prognostic marker in primary biliary cirrhosis?. Hepatology 1999; 30:865.
  31. Pratt, D, Kaplan, M. Evaluation of the Liver A: Laboratory Tests. In: Schiff's Diseases of the Liver, Eighth Edition, Schiff, E, Sorrell, M, Maddrey, W (Eds), Lippincott Williams & Wilkens, Philadelphia 1999. p.205.
  32. Goldberg, DM. Structural, functional, and clinical aspects of gamma-glutamyltransferase. CRC Crit Rev Clin Lab Sci 1980; 12:1.
  33. Barouki, R, Chobert, MN, Finidori, J, et al. Ethanol effects in a rat hepatoma cell line: Induction of gamma-glutamyltransferase. Hepatology 1983; 3:323.
  34. Triger, DR, Wright, R. Hyperglobulinaemia in liver disease. Lancet 1973; 1:1494.
  35. Asbert, M, Gines, A, Gines, P, et al. Circulating levels of endothelin in cirrhosis. Gastroenterology 1993; 104:1485.
  36. Zwiebel, WJ. Sonographic diagnosis of hepatic vascular disorders. Semin Ultrasound CT MR 1995; 16:34.
  37. Ernst, O, Sergeant, G, Bonvarlet, P, et al. Hepatic iron overload: Diagnosis and quantification with MR imaging. AJR Am J Roentgenol 1997; 168:1205.
  38. Domino, F. (n.d.). The 5-minute clinical consult standard 2015 (23rd ed.).
  39. http://umm.edu/health/medical/altmed/condition/cirrhosis
  40. Domino, F. (n.d.). The 5-minute clinical consult standard 2015 (23rd ed.)
  41. Domino, F. (n.d.). The 5-minute clinical consult standard 2015 (23rd ed.).
  42. Domino, F. (n.d.). The 5-minute clinical consult standard 2015 (23rd ed.).
  43. Domino, F. (n.d.). The 5-minute clinical consult standard 2015 (23rd ed.).
  44. Domino, F. (n.d.). The 5-minute clinical consult standard 2015 (23rd ed.).
  45. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000489.htm
  46. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23190201

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 5.134 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan