PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Pada satu titik, semua orang pasti akan membutuhkan bantuan dari orang lain. Faktanya, terkadang seseorang dituntut untuk memiliki kemampuan persuasi yang baik agar orang lain bersedia mengabulkan permintaannya.Merasa kurang pandai di bidang komunikasi persuasif? Jangan khawatir! Artikel ini memuat berbagai kiat ampuh untuk memersuasi orang lain seperti berkomunikasi dengan efektif, mendengarkan dengan efektif, dan menciptakan situasi yang kondusif agar upaya persuasi dapat lebih mudah dilancarkan. Ingat, dibutuhkan kepercayaan diri yang cukup tinggi untuk menguasai kemampuan-kemampuan tersebut! Sudah siap mempelajarinya?

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Berkomunikasi dengan Efektif

PDF download Unduh PDF
  1. Manusia memiliki kecenderungan alami untuk terpengaruh dengan cerita yang bersifat personal. Oleh karena itu, sebelum menyampaikan permintaan Anda, cobalah mengawalinya dengan memberikan narasi atau latar situasi yang koheren. Mengapa Anda memintanya? Apa saja elemen personal dan emosional yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut? Percayalah, membagi informasi tersebut dapat meningkatkan persentase keberhasilan upaya persuasi Anda dalam sekejap. [1]
    • Sampaikan segala sesuatunya dengan jujur! Ingat, kebutuhan Anda tidak muncul tanpa alasan. Jangan ragu menjelaskan alasan tersebut dan segala situasi yang menyertainya.
    • Tidak ada salahnya membubuhkan sedikit “bumbu” agar cerita Anda terdengar semakin dramatis. Apa saja hambatan yang Anda hadapi? Apa yang membuat Anda tetap berdiri tegak terlepas dari seluruh hambatan yang ada? Seperti apa peran ketekunan, kecerdasan, atau hasrat Anda di dalamnya?
  2. Menurut Aristoteles, ada tiga pilar komunikasi persuasif, yaitu etos (kredibilitas pembicara), patos (keterlibatan emosi), dan logos (keterlibatan logika). Saat berkomunikasi dengan orang yang ingin Anda persuasi, cobalah melibatkan informasi terkait kredibilitas Anda, menyajikan argumentasi yang logis, serta mencari cara untuk memancing emosi mereka. [2]
    • Tegaskan kredibilitas Anda. Berapa lama Anda bekerja di bidang tersebut atau berapa lama Anda meneliti opsi investasi terkait? Hasilnya adalah representasi konsep etos.
    • Sampaikan argumentasi logis Anda. Bagaimana situasi tersebut dapat menguntungkan Anda pun mereka? Kesimpulan tersebut adalah representasi konsep logos .
    • Dorong mereka agar bersedia menginvestasikan emosinya. Sebesar apakah makna bantuan mereka untuk Anda? Jawabannya adalah representasi konsep patos.
  3. Umumnya, manusia memiliki tendensi untuk merayu orang-orang yang bantuannya mereka butuhkan sebelum mengutarakan keinginannya. Sayangnya, metode tersebut justru dapat memberikan dampak yang sebaliknya karena rayuan Anda justru bisa diartikan sebagai upaya meminta pertolongan yang tidak tulus. Alih-alih, cobalah mengutarakan permintaan Anda dengan jujur dan lugas terlebih dahulu, lantas mengikutinya dengan ucapan yang manis dan bernada positif. [3]
    • Alih-alih berkata, “Wah, sudah lama nggak ketemu, nih . Selamat lho , buat kesuksesan kariermu akhir-akhir ini! Oh iya, aku boleh meminta bantuanmu untuk salah satu proyekku?”
    • Cobalah berkata, “Halo! Boleh minta bantuanmu untuk salah satu proyekku? Ngomong-ngomong , kita sudah lama nggak ketemu, ya! Selamat lho , buat kesuksesan kariermu akhir-akhir ini.”
    • Uniknya, metode yang kedua justru membuat ucapan Anda terdengar lebih tulus di telinga orang lain!
  4. Secara umum, manusia tidak gemar membuat keputusan karena opsi sesederhana apa pun dapat memicu stres mereka. Oleh karena itu, jangan memberikan opsi kepada lawan bicara. Alih-alih, cukup sampaikan kebutuhan Anda dengan lugas dan jelas, serta berusahalah memersuasi mereka agar lebih mudah mengabulkannya. [4]
    • Jika Anda membutuhkan bantuan seseorang untuk memindahkan perabot ke apartemen yang baru, cukup sampaikan waktu, tanggal, dan hal-hal apa saja yang Anda butuhkan dengan jelas.
    • Jangan menawarkan waktu yang fleksibel atau opsi yang beragam! Percayalah, situasi tersebut justru dapat memicu stresnya dan mendorongnya untuk menolak permintaan Anda.
  5. Sejatinya, orang-orang dapat lebih mudah merespons pernyataan yang deklaratif dan positif. Oleh karena itu, jangan berbicara dengan berbelit-belit, serta sampaikan maksud Anda dengan tegas dan jelas. [5]
    • Alih-alih berkata, “Jangan ragu meneleponku,” cobalah berkata, “Telepon aku di hari Jumat, ya!”
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Mendengarkan dengan Efektif

PDF download Unduh PDF
  1. Cobalah mengawali percakapan dengan topik yang santai dan bersahabat untuk mencairkan suasana di antara Anda dan lawan bicara. Faktanya, upaya persuasi akan lebih mudah dilakukan jika lawan bicara Anda sedang dalam kondisi yang relaks.
    • Cari tahu lebih jauh mengenai hidup mereka. Manfaatkan kesempatan tersebut untuk menjembatani satu topik ke topik lainnya. Misalnya, Anda bisa bertanya mengenai anak mereka yang baru saja menikah, rumah baru mereka, atau pencapaian terbaru mereka di kantor.
    • Ajukan pertanyaan. Jika mereka berkata, “Aku kepingin liburan, deh," ajukan berbagai pertanyaan terkait destinasi liburan yang ingin mereka kunjungi.
  2. Salah satu cara termudah untuk membangun keterikatan emosional dengan seseorang adalah dengan menirukan bahasa tubuh mereka. Untuk melakukannya, cobalah memperhatikan ekspresi tubuh mereka dan menirunya secara implisit. Sejatinya, meniru bahasa tubuh seseorang adalah sinyal nonverbal yang berarti, “Kita ini sejalan”. [6]
    • Jika mereka tersenyum, ikutlah tersenyum.
    • Jika mereka mencondongkan tubuhnya ke arah Anda, condongkan pula tubuh Anda ke arah mereka.
    • Jika mereka mengambil banyak ruang personal saat duduk atau berdiri, lakukan pula hal yang sama.
  3. Secara alamiah, manusia memiliki kecenderungan untuk lebih suka berbicara daripada mendengarkan. Padahal, menjadi pendengar yang aktif dapat mendorong lawan bicara untuk lebih menyamankan dan membuka dirinya kepada Anda, lho ! Semakin besar kesempatan yang mereka miliki untuk berbicara, semakin banyak pula detail penting yang mereka ceritakan kepada Anda. Percayalah, sekecil apa pun detail yang mereka berikan sejatinya dapat menjadi alat bantu bagi Anda untuk memersuasi mereka. [7]
    • Jangan terlalu cepat mengembalikan bola percakapan ke arah Anda. Jika mereka sedang menceritakan kisah liburannya, jangan terburu-buru menyela dengan mendeskripsikan ide liburan yang menarik bagi Anda .
    • Ajukan pertanyaan lanjutan dan dengarkan respons mereka baik-baik.
    • Berikan perhatian khusus kepada adjektiva yang mengindikasikan ketertarikan atau kesukaan mereka terhadap sesuatu, seperti “keren” atau “istimewa”. [8]
  4. Terkadang, lawan bicara dapat merasa tersudut jika menerima pertanyaan langsung dari Anda. Untuk menghindarinya, cobalah mengombinasikan pola bertanya konvensional dengan pola “mengisi titik-titik”. [9]
    • Alih-alih bertanya, “Bagaimana perasaanmu setelah membeli mobil baru?” cobalah berkata, “Setelah membeli mobil baru, kamu merasa…”
    • Berikan ruang kepada mereka untuk menyelesaikan kata-kata Anda.
  5. Dengan menjadi pendengar yang aktif, seharusnya Anda akan memahami apa yang mereka sukai dan/atau menarik perhatian mereka. Manfaatkan “kebutuhan” tersebut untuk menentukan cara Anda membantu mereka, agar mereka pun dapat melakukan hal yang serupa. [10]
    • Misalnya, Anda bisa bertanya, “Kira-kira apa yang bisa kita lakukan agar harimu terasa lebih menyenangkan?”
    • Cobalah terlebih dahulu membagi kebutuhan Anda agar mereka terdorong untuk melakukan hal yang sama. Misalnya, Anda bisa berkata, “Aku benar-benar berharap rekan kerjaku mau mendengar ideku,” untuk mencari tahu ada atau tidaknya masalah interpersonal di dalam hidup mereka.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Membangun Latar Komunikasi

PDF download Unduh PDF
  1. Kemungkinan, akan selalu ada beberapa orang yang bersedia mengabulkan keinginan Anda. Lantas bagaimana caranya mengidentifikasi orang-orang tersebut? Secara umum, sosok yang memiliki kemungkinan paling besar untuk dipersuasi adalah orang-orang yang memiliki koneksi personal cukup kuat dengan Anda, orang-orang yang kondisi emosionalnya sedang stabil, dan/atau orang-orang yang juga membutuhkan sesuatu dari Anda. Setidaknya, incar dua dari tiga kondisi di atas.
  2. Sejatinya, manusia dapat lebih membuka diri jika perut mereka kenyang. Toh Anda pun sering merasa lebih mudah marah, cemas, dan berpikir negatif ketika perut sedang lapar, bukan? Oleh karena itu, kemungkinan sebuah upaya persuasi untuk berhasil akan lebih besar jika dilakukan tepat setelah makan siang. [11]
  3. Balas budi adalah cara yang ampuh untuk membangun kepercayaan dan mengokohkan sebuah hubungan. Jika Anda tahu akan meminta bantuan yang besar kepada orang lain, setidaknya bantu mereka terlebih dahulu. Jika mereka terlihat membutuhkan bantuan, meski untuk persoalan sesederhana mencuci piring, jangan ragu menawarkan bantuan! Dengan demikian, mereka akan lebih rela membalas budi baik Anda di kemudian hari. [12]
  4. Penelitian menunjukkan bahwa manusia cenderung membentuk pola pikir yang formal dan profesional (ekonomis, egois, dan/atau agresif) di lingkungan yang juga terkesan formal dan profesional. Oleh karena itu, cobalah menggiring suasana hati dan pola pikir lawan bicara ke arah yang lebih santai dengan mengajaknya berbicara di lokasi yang privat, seperti di kedai kopi, restoran, atau bahkan di rumah Anda, alih-alih di dalam ruang rapat. [13]
  5. Agar terdengar lebih meyakinkan, tunjukkan bahwa Anda benar-benar menguasai topik yang sedang diangkat. Tentu saja, Anda tidak akan bisa melakukannya jika tidak memiliki kepercayaan diri yang besar, bukan? Itulah kenapa, Anda perlu terlebih dahulu melatih kata-kata yang akan diucapkan dari jauh-jauh hari. Misalnya, Anda bisa berlatih sendirian di depan cermin atau melakukan simulasi percakapan dengan orang-orang terdekat. [14]
    Iklan

Tips

  • Tunjukkan kesopanan Anda.
  • Jangan bersikap terlalu memaksa.
  • Agar lawan bicara lebih mudah diyakinkan, berusahalah semaksimal mungkin untuk mentransfer emosi Anda kepadanya.
Iklan

Peringatan

  • Jangan bersikap terlalu emosional.
  • Tunjukkan bahwa Anda yakin dengan apa yang sedang dilakukan.
  • Tunjukkan keteguhan, bukan keputusasaan. Percayalah, sosok yang terlihat putus asa tidak akan mampu menarik perhatian siapa pun.
  • Jika upaya persuasi gagal, jangan mengeluh atau menyalahkan diri sendiri. Hati-hati, Anda bisa depresi karenanya.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 14.036 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan