PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Gangguan bipolar, yang sebelumnya dikenal dengan istilah depresi mania, adalah kelainan otak yang menyebabkan perubahan suasana hati, aktivitas, energi, serta fungsi sehari-hari. Meski hampir 6 juta orang dewasa di AS mengalami gangguan ini, sama seperti kebanyakan kondisi mental lainnya, bipolar sering disalah pahami. Dalam budaya populer, orang-orang mungkin menganggap seseorang “bipolar” jika ia menunjukkan perubahan suasana hati. Namun, kriteria diagnosis kelainan bipolar sesungguhnya jauh lebih luas. Ada beberapa jenis gangguan bipolar. [1] Meski setiap jenis gangguan bipolar serius, kondisi ini juga bisa diatasi, biasanya melalui obat-obatan beresep dan psikoterapi. [2] Bila menurut Anda seseorang yang Anda kenal mengalami gangguan bipolar, bacalah artikel ini lebih lanjut untuk mencari tahu cara membantunya.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Mempelajari Gangguan Bipolar

PDF download Unduh PDF
  1. Istilah ini merujuk pada perubahan yang signifikan, bahkan drastis, dari suasana hati seseorang pada umumnya. Dalam bahasa awam, orang-orang menyebutnya “perubahan mood ”. Mereka yang menderita gangguan bipolar cepat berubah dalam suasana hati, atau juga bisa tidak terlalu sering berganti episode. [3]
    • Ada dua jenis episode suasana hati yang mendasar: sangat bersemangat, atau episode “mania”, dan sangat tertekan, atau episode “depresi”. Penderita juga mungkin mengalami episode “campuran”, yaitu gejala depresi dan mania terjadi pada saat yang sama. [4]
    • Seseorang dengan gangguan bipolar mungkin mengalami periode suasana hati “normal” di antara setiap episode lainnya. [5]
  2. Ada empat tipe bipolar standar yang didiagnosis secara rutin: Bipolar I, Bipolar II, Bipolar Disorder Not Otherwise Specified, dan Cyclothymia. Jenis gangguan bipolar seseorang ditentukan berdasarkan tingkat keparahan dan durasinya, selain seberapa cepat siklus perubahan episode suasana hatinya. [6] Seorang tenaga kesehatan mental profesional harus mendiagnosis gangguan bipolar; Anda tidak bisa melakukannya sendiri dan tidak boleh mencobanya.
    • Bipolar I melibatkan episode-episode campuran atau mania yang berlangsung selama setidaknya tujuh hari. Orang yang mengalaminya mungkin juga menderita episode mania parah sehingga ia harus segera mendapatkan perawatan medis. Ia juga bisa mengalami episode-episode depresi, yang biasanya bertahan hingga setidaknya dua minggu. [7]
    • Bipolar II melibatkan perubahan episode suasana hati yang lebih ringan. Hypomania adalah keadaan mania yang lebih enteng, yaitu ketika seseorang merasa sangat “on”, produktif secara ekstrem, dan bisa berfungsi dengan baik. Jika tidak diatasi, jenis keadaan mania ini bisa menjadi parah. [8] Episode-episode depresi pada tipe Bipolar II biasanya lebih ringan daripada di Bipolar I.
    • Bipolar Disorder Not Otherwise Specified (BP-NOS) adalah diagnosis ketika gejala-gejala gangguan bipolar terdeteksi, tetapi tidak bisa memenuhi kriteria diagnosis DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders – Petunjuk Statistik dan Diagnosis Gangguan Mental). Gejala-gejala ini tetap tidak umum pada tingkat “normal” atau dasar seseorang.
    • Kelainan cyclothymic, atau cyclothymia, adalah sejenis gangguan bipolar yang ringan. Periode hypomanianya akan bergantian dengan depresi yang lebih singkat serta enteng. Keadaan ini harus bertahan setidaknya selama 2 tahun untuk memenuhi kriteria diagnosisnya. [9] [10]
    • Seseorang dengan gangguan bipolar juga mungkin mengalami “siklus cepat”, yaitu ketika ia melalui episode suasana hati sebanyak 4 kali atau lebih dalam periode 12 bulan. Siklus cepat kelihatannya memengaruhi lebih banyak wanita daripada pria, dan siklus ini bisa timbul tenggelam. [11] [12]
  3. Cara episode mania bermanifestasi mungkin bervariasi dari orang ke orang. Namun, episode ini mewakili keadaan suasana hati yang lebih meningkat atau “bersemangat” dari sikon “normal” atau garis dasar keadaan emosi seseorang. Beberapa gejala mania termasuk: [13] [14] [15] [16]
    • Perasaan senang, bahagia, atau bersemangat yang ekstrem. Seseorang yang sedang mengalami episode mania mungkin merasa sangat “bersemangat” atau bahagia sehingga bahkan berita buruk tidak bisa mengacaukan suasana hatinya. Perasaan bahagia yang ekstrem ini tetap bertahan meski tidak ada penyebab yang jelas.
    • Kepercayaan diri yang berlebihan, perasaan rentan, serta mengalami delusi kebesaran diri. Seseorang dengan episode mania mungkin mempunyai ego yang sangat tinggi atau rasa keberhargaan diri yang lebih tinggi daripada biasanya. Ia mungkin percaya ia bisa mencapai sesuatu yang lebih daripada yang terbayangkan, seolah-olah tidak ada yang bisa menghalanginya. Ia juga mungkin membayangkan bahwa ia memiliki hubungan spesial terhadap figure-figur penting atau fenomena spiritual.
    • Perasaan marah dan terganggu yang meningkat secara tiba-tiba. Seseorang dengan episode mania mungkin menyentak orang lain, bahkan tanpa provokasi. Ia kemungkinan lebih “sensitif” atau mudah marah daripada suasana hatinya yang “biasa”.
    • Hiperaktivitas. Penderita mungkin mencoba melakukan beberapa proyek sekaligus, atau menjadwalkan lebih banyak hal dalam sehari meski tidak realistis. Ia juga mungkin memilih melakukan berbagai aktivitas, yang kelihatannya tidak berguna, alih-alih tidur atau makan.
    • Lebih sering mengobrol, berbicara dengan gagap, serta berpikir dengan sangat cepat. Orang yang menderita episode mania sering kali akan kesulitan menyatakan pikirannya, meski ia sangat suka berbicara. Ia mungkin dengan cepat beralih dari satu pemikiran/aktivitas ke yang lainnya.
    • Merasa tersinggung atau tidak nyaman. Ia mungkin merasa tersinggung atau tidak tenang. Perhatiannya juga mudah teralihkan.
    • Peningkatan perilaku berisiko. Penderita mungkin melakukan hal-hal yang tidak biasa dan berisiko bagi dirinya, misalnya berhubungan seksual secara tidak aman, berbelanja besar-besaran, atau berjudi. Aktivitas-aktivitas fisik yang berisiko seperti mengebut atau melakukan olahraga ekstrem/atletik – terutama yang tidak siap ia jalani – juga mungkin terjadi.
    • Kebiasaan tidur yang menurun. Ia mungkin tidur sangat sedikit, tetapi mengklaim merasa segar. Ia juga bisa mengalami insomnia atau merasa tidak perlu tidur.
  4. Jika episode mania membuat seorang penderita bipolar merasa seolah-olah ia “berada di puncak dunia,” episode depresi adalah perasaan hancur di bawah kaki dunia. Gejala-gejala yang muncul mungkin bervariasi pada setiap orang, namun ada beberapa tanda-tanda umum yang harus Anda perhatikan: [17] [18]
    • Perasaan sedih atau putus asa yang intens. Sama seperti perasaan bahagia atau bersemangat pada episode mania, perasaan-perasaan ini tidak memiliki penyebab yang jelas. Seseorang mungkin merasa tidak berharga atau tidak punya harapan, bahkan bila Anda berusaha menghiburnya.
    • Anhedonia. Ini adalah istilah canggih yang menunjukkan bahwa seseorang tidak lagi tertarik atau menikmati hal-hal yang sebelumnya ia sukai. Dorongan seksualnya juga mungkin berkurang.
    • Kelelahan. Orang-orang yang menderita depresi besar sering merasa lelah setiap saat. Ia juga mungkin komplain bahwa ia merasa pegal-pegal atau sakit.
    • Pola tidur terganggu. Kebiasaan tidur “normal” seorang penderita depresi akan terganggu dalam beberapa cara. Beberapa penderita ini akan tidur terlalu banyak, sementara sebagian lainnya terlalu sedikit. Yang pasti, pola tidur orang-orang ini sangat berbeda daripada “yang biasanya/normal” untuk mereka.
    • Perubahan nafsu makan. Penderita depresi mungkin mengalami pertambahan atau pengurangan berat badan. Mereka mungkin makan terlalu banyak atau sedikit. Hal ini bervariasi tergantung pada diri masing-masing, dan mewakili perubahan dari sesuatu yang “normal” bagi orang tersebut sebelumnya.
    • Kesulitan berkonsentrasi. Depresi bisa mempersulit seseorang untuk berfokus atau bahkan mengabil keputusan-keputusan kecil. Ia mungkin merasa hampir lumpuh saat mengalami episode depresi.
    • Pemikiran ingin atau tindakan bunuh diri. Jangan berasumsi bahwa semua hal berkaitan bunuh diri hanya dilakukan “untuk mendapatkan perhatian”. Bunuh diri adalah risiko yang sangat nyata bagi penderita bipolar. Hubungi 112 atau layanan gawat darurat lainnya jika orang tercinta Anda menyatakan pemikiran-pemikiran atau keinginan bunuh diri.
  5. Anda sudah melakukan hal yang benar dengan membaca artikel ini sebagai langkah pertama. Namun, semakin Anda tahu tentang gangguan bipolar, semakin Anda akan mampu mendukung orang-orang terkasih. Berikut beberapa sumber bacaan yang bisa Anda pertimbangkan (bila Anda tinggal di AS atau menguasai bahasa Inggris): [19] [20]
    • National Institute of Mental Health merupakan tempat yang baik untuk mulai mempelajari informasi tentang gangguan bipolar, gejala-gejala dan penyebabnya, opsi perawatan yang tersedia, serta cara hidup dengan penyakit ini. [21]
    • Depression and Bipolar Support Alliance menawarkan berbagai sumber bantuan untuk orang-orang yang menderita gangguan bipolar serta orang-orang lain yang ia kasihi. [22]
    • Memoar Marya Hornbacher yang berjudul Madness: A Bipolar Life . Memoar ini berbicara tentang perjuangan sepanjang hidup sang pengarang untuk mengatasi gangguan bipolar. Memoar Dr. Kay Redfield Jamison, An Unquiet Mind , membahas tentang hidup sang pengarang sebagai ilmuwan yang menderita gangguan bipolar. Meski pengalaman setiap orang berbeda dan unik bagi mereka masing-masing, kedua buku ini bisa membantu Anda memahami apa yang sedang dialami oleh orang terkasih.
    • Bipolar Disorder: A Guide for Patients and Families karya Dr. Frank Mondimore bisa menjadi sumber belajar yang baik untuk mengetahui cara merawat orang terkasih (dan diri sendiri).
    • The Bipolar Disorder Survival Guide karya Dr. David J.Miklowitz dirancang untuk membantu penderita bipolar dan orang-orang terkasihnya dalam menangani penyakit ini.
    • The Depression Workbook: A Guide for Living with Depression and Manic Depression karya Mary Ellen Copeland dan Matthew McKay ditulis untuk membantu penderita bipolar dalam mempertahankan keseimbangan suasana hati dengan memanfaatkan berbagai latihan untuk menolong diri sendiri.
  6. Penyakit mental telah terstigmatisasi secara umum sebagai suatu hal yang “salah” pada diri seseorang. Penyakit mental mungkin juga dianggap sebagai “bisa disembuhkan” jika sang penderita “berusaha dengan serius” atau “berpikir lebih positif”. [23] Akan tetapi, faktanya, ide-ide ini tidak benar. Gangguan bipolar adalah hasil faktor-faktor interaksi yang kompleks termasuk genetika, struktur otak, ketidakseimbangan zat kimia dalam tubuh, serta tekanan sosiokultural. [24] Seorang penderita bipolar tidak bisa begitu saja “berhenti” mengalaminya. Namun, gangguan ini juga bisa diatasi dengan tindakan medis. [25]
    • Pertimbangkan bagaimana Anda akan berbicara ke seseorang yang menderita penyakit lain, seperti kanker. Apa Anda akan bertanya kepadanya, “Apa kamu pernah mencoba berhenti menderita kanker?”. Memberi tahu seorang penderita bipolar untuk “berusaha lebih keras” adalah hal yang tidak benar. [26]
    • Ada kesalahpahaman umum bahwa bipolar merupakan kondisi yang langka. Faktanya, sekitar 6 juta orang dewasa di AS menderita beberapa jenis kelainan bipolar. [27] Bahkan, orang-orang terkenal seperti Stephen Fry, Carrie Fisher, dan Jean-Claude Van Damme bersikap terbuka bahwa mereka didiagnosis menderita kelainan bipolar. [28] [29]
    • Mitos umum lainnya adalah episode-episode mania atau depresi merupakan hal yang “normal”, atau bahkan baik. Meski semua manusia memang mengalami hari-hari yang buruk dan baik, gangguan bipolar menyebabkan perubahan suasana hati yang jauh lebih ekstrem dan merusak daripada “perubahan suasana hati” yang biasa terjadi, atau di hari-hari “normal”nya. Semua perubahan ini menyebabkan disfungsi yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari sang penderita. [30]
    • Kesalahan umum lain adalah menyalahartikan schizophrenia dengan gangguan bipolar. Kedua penyakit ini tidak sama, meski memiliki beberapa gejala (seperti depresi) yang serupa. Gangguan bipolar unik dalam hal perubahan di antara berbagai episode suasana hati yang intens. Sementara itu, schizophrenia umumnya menyebabkan gejala-gejala seperti halusinasi, delusi, serta gaya bicara yang tidak teratur. Semua hal ini biasanya tidak muncul pada penderita bipolar. [31]
    • Banyak orang percaya bahwa penderita bipolar atau depresi berbahaya bagi sesama manusia. Media berita terutama bertanggung jawab dalam mempromosikan ide buruk ini. Faktanya, riset menunjukkan bahwa para penderita bipolar tidak melakukan tindakan lebih kasar dalam jumlah yang lebih tinggi daripada mereka yang sehat. Namun, mereka lebih mungkin mempertimbangkan atau mencoba bunuh diri. [32]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Berbicara dengan Orang Terkasih

PDF download Unduh PDF
  1. Beberapa orang mungkin berkata bahwa mereka “sedikit bipolar” atau “schizo” saat bercanda dalam mendeskripsikan dirinya sendiri. Selain tidak akurat, jenis bahasa seperti ini merendahkan orang-orang yang benar-benar menderita bipolar. Bersikaplah penuh hormat saat mendiskusikan penyakit mental. [33]
    • Anda harus ingat bahwa orang-orang apa adanya jauh lebih penting daripada penyakit yang mereka derita. Jangan gunakan frasa-frasa pasti seperti, “Menurutku kamu menderita bipolar”. Alih-alih mengucapkan seperti itu, katakan sesuatu seperti, “Aku rasa kamu mungkin mengalami gangguan bipolar”. [34]
    • Mendefinisikan seseorang “sebagai” penyakit yang ia derita akan mengurangi salah satu elemen dirinya. Tindakan ini kemudian mempromosikan stigma yang sering kali mengelilingi penyakit mental, bahkan jika Anda tidak bermaksud seperti itu.
    • Mencoba menenangkan orang lain dengan berkata “Aku juga sedikit bipolar” atau “Aku tahu perasaanmu” lebih mungkin menimbulkan masalah daripada manfaat. Hal-hal ini mungkin membuatnya merasa seolah-olah Anda tidak menyikapi penyakit yang ia derita secara serius.
  2. Anda mungkin khawatir tentang berbicara kepada orang terkasih karena tidak ingin membuatnya sedih. Namun, hal ini sesungguhnya sangat berguna dan penting. Bicarakan keprihatinan Anda kepadanya. Menghindari berbicara tentang penyakit mental malah akan mempromosikan stigma serta mendukung para penderita untuk percaya dengan tidak benar bahwa mereka “buruk” atau “tidak berharga” atau harus merasa malu akan penyakitnya. Saat mendekati orang terkasih, bersikaplah terbuka dan jujur. Tunjukkan kasih sayang. [35]
    • Yakinkan penderita bahwa ia tidak sendirian. Beri tahu dirinya bahwa Anda akan ada untuk memberi dukungan dan ingin membantu sebisa mungkin.
    • Sadarilah bahwa penyakit yang diderita orang yang Anda sayangi itu nyata. Mencoba menekan gejala-gejala yang ia alami tidak akan membantunya untuk merasa lebih baik. Alih-alih berusaha memberi tahunya bahwa penyakit yang ia derita “bukanlah masalah besar”, akui bahwa kondisi tersebut serius namun dapat diatasi. Sebagai contoh: “Aku tahu kamu menderita penyakit sungguhan. Penyakit ini membuatmu merasa serta melakukan hal-hal yang tidak biasa. Kita bisa bersama-sama mencari bantuan”.
    • Nyatakan cinta dan penerimaan Anda kepadanya. Terutama dalam episode depresi, ia mungkin percaya bahwa ia tidak berharga atau benar-benar hancur. Lawan kepercayaan-kepercayaan negatif ini dengan menyatakan cinta serta penerimaan Anda akan dirinya. Misalnya: “Aku sayang padamu, dan kamu penting bagiku. Aku peduli terhadapmu, itulah mengapa aku ingin membantu”.
  3. Saat berbicara dengan orang lain, Anda harus terlihat tidak menyerang atau menghakimi. Orang-orang yang menderita penyakit mental mungkin merasa dunia sedang melawan mereka. Karena itu, tunjukkan bahwa Anda berada di sebelahnya untuk memberikan dukungan.
    • Sebagai contoh, ucapkan hal-hal seperti, “Aku peduli terhadapmu dan khawatir akan beberapa hal yang kusadari dari dirimu”.
    • Ada beberapa pernyataan yang terdengar defensif. Hindari pernyataan-pernyataan ini. Misalnya, hindari mengucapkan hal-hal seperti “Aku hanya ingin mencoba membantu” atau “Dengarkan aku dulu”.
  4. Anda mungkin prihatin tentang kesehatan orang terkasih, dan ingin memastikan mereka terbantu “dalm segala cara”. Akan tetapi, jangan pernah melebih-lebihkan sesuatu, menggunakan ancaman, memanfaatkan perasaan bersalah, atau melontarkan tuduhan untuk meyakinkan mereka mencari bantuan. Semua hal ini hanya akan membuat orang-orang tersebut percaya bahwa Anda menyadari ada sesuatu yang “salah” dalam dirinya. [36]
    • Hindari pernyataan-pernyataan seperti “Kamu membuatku khawatir” atau “Perilakumu aneh”. Pernyataan-pernyataan ini terdengar menuduh dan mungkin membuat penderita menutup diri.
    • Berbagai pernyataan yang mencoba memanfaatkan rasa bersalah penderita juga tidak akan bermanfaat. Sebagai contoh, jangan coba menggunakan hubungan Anda dengannya untuk membuat ia mencari bantuan, dengan mengucapkan sesuatu seperti, “Jika kamu benar-benar mencintaiku, kamu akan mencari bantuan” atau “Pikirkan apa yang kamu lakukan terhadap keluarga kita”. Para penderita bipolar sering kesulitan dalam berusaha mengatasi perasaan malu dan ketidakberhargaannya. Pernyataan-pernyataan seperti ini hanya akan membuat perasaan mereka bertambah buruk.
    • Hindari ancaman. Anda tidak bisa memaksa orang lain untuk melakukan apa yang Anda inginkan. Mengucapkan hal-hal seperti, “Bila kamu tidak mencari bantuan, aku akan pergi” atau “Aku tidak akan membayari cicilan mobilmu lagi jika kamu tidak mencari bantuan” hanya akan membuat penderita bertambah stres. Kemudian, stres ini bisa memicu episode suasana hati yang buruk.
  5. Beberapa orang mungkin enggan mengakui bahwa mereka mengalami sebuah masalah. Saat seorang penderita bipolar melalui episode mania, ia sering merasa sangat “bersemangat” sehingga ia tidak akan dengan mudah mengakui bahwa sedang ada masalah. Ketika ia mengalami episode depresi, ia mungkin merasa seolah-olah ia memiliki masalah tetapi tidak punya harapan untuk dirawat. [37] Anda bisa mengemas keprihatinan Anda sebagai kewaspadaan medis. Hal ini dapat membantu.
    • Misalnya, Anda bisa menyampaikan pemikiran bahwa gangguan bipolar adalah penyakit, seperti diabetes atau kanker. Sama seperti Anda akan mendukung orang lain untuk mencari perawatan atas penyakit kanker yang ia derita, pastikan ia melakukan hal yang sama untuk gangguan ini.
    • Jika penderita masih enggan mengakui bahwa ia mengalami masalah, pertimbangkan menyarankan kunjungan ke dokter untuk memeriksakan sebuah gejala yang Anda sadari, alih-alih “sebuah gangguan”. Sebagai contoh, Anda mungkin menyadari bahwa menyarankan orang lain untuk menemui dokter demi mengatasi insomnia atau kelelahan bisa berguna untuk membujuknya mencari bantuan.
  6. Anda mungkin tidak sadar mengubah sebuah percakapan untuk menyatakan keprihatinan sebagai sesi ceramah pada orang terkasih. Untuk menghindari hal ini, undang ia menyatakan pikiran serta perasaannya. Ingat: meski Anda mungkin terpengaruh oleh gangguannya, yang terpenting di sini bukanlah diri Anda. [38]
    • Contohnya, setelah Anda berbagi keprihatinan dengannya, ucapkan sesuatu seperti, “Apa kamu ingin berbagi pikiran saat ini?” atau “Setelah mendengar apa yang ingin kukatakan, apa pendapatmu?”
    • Jangan berasumsi Anda tahu bagaimana perasaannya. Anda mungkin bisa dengan mudah mengucapkan sesuatu seperti “Aku tahu perasaanmu” untuk meyakinkannya, namun, hal ini malah bisa membuatnya merasa diremehkan. Alih-alih berkata seperti itu, ucapkan sesuatu yang mengakui perasaan penderita tanpa mengklaimnya sebagai perasaan diri sendiri: “Aku sekarang tahu mengapa hal itu membuatmu merasa sedih”.
    • Jika orang tercinta Anda menolak ide mengakui bahwa mereka mengalami masalah, jangan berargumen dengannya. Anda bisa mendorongnya untuk mencari perawatan, tetapi Anda tidak bisa memaksanya.
  7. Jangan remehkan pikiran serta perasaannya orang yang Anda sayangi sebagai “sesuatu yang tidak nyata” atau tidak perlu dipikirkan. Bahkan jika perasaan ketidakberhargaan disebabkan oleh episode depresi, rasa ini akan sangat nyata bagi orang yang mengalaminya. Meremehkan perasaan seseorang secara langsung akan membuatnya tidak ingin bercerita kepada Anda di kemudian hari. Alih-alih meremehkan, akui perasaan orang tersebut dan tantang ia untuk mengatasi ide-ide negatifnya pada saat yang bersamaan.
    • Sebagai contoh, bila ia menyatakan ide bahwa tidak ada seorang pun yang mencintainya dan ia adalah orang yang “buruk”, katakan sesuatu seperti: “Aku tahu kamu merasa seperti itu, dan aku menyesal karenanya. Aku ingin kamu tahu bahwa aku sayang padamu. Menurutku, kamu ramah dan penuh kepedulian”.
  8. Mania dan depresi adalah titik tanda dari gangguan bipolar. Situs Depression and Bipolar Support Alliance menawarkan tes-tes pemeriksaan daring rahasia untuk mendeteksi keadaan mania dan depresi. [39]
    • Mengikuti tes rahasia dalam situasi pribadi di rumah sendiri mungkin merupakan cara yang lebih bebas stres agar seseorang paham mengenai kebutuhan perawatannya.
  9. Gangguan bipolar adalah penyakit yang sangat serius. Jika tidak diatasi, bahkan bentuk-bentuk kelainan ini yang ringan bisa bertambah buruk. Dorong orang yang Anda cintai untuk segera mencari perawatan. [40]
    • Mengunjungi dokter umum biasanya adalah langkah pertama yang penting. [41] Dokter bisa menentukan apakah seseorang harus dirujuk ke psikiater atau tenaga kesehatan mental profesional lainnya.
    • Tenaga kesehatan mental profesional biasanya akan menawarkan psikoterapi sebagai bagian rencana perawatannya. Ada berbagai jenis tenaga kesehatan mental profesional yang menawarkan terapi, termasuk psikiater, psikolog, perawat psikiatrik, pekerja sosial klinis berlisensi, serta konselor profesional bersertifikasi. Bertanyalah kepada dokter atau rumah sakit untuk menyarankan beberapa pihak di area Anda. [42]
    • Jika pengobatan diperlukan, Anda mungkin perlu mengajak orang yang Anda kasihi untuk menemui dokter, psikiater, psikolog, atau perawat psikiatrik berizin untuk mendapatkan resep pengobatan. LCSW dan LPC bisa menawarkan terapi tetapi tidak dapat meresepkan obat. [43]
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mendukung Orang yang Anda Cintai

PDF download Unduh PDF
  1. Kombinasi pengobatan dan terapi bisa sangat menguntungkan bagi orang yang Anda sayangi. Dengan perawatan, banyak penderita bipolar mengalami peningkatan yang signifikan dalam hal fungsi serta suasana hatinya. Namun, sesungguhnya tidak ada “obat” untuk kelainan bipolar, dan gejala-gejalanya bisa kembali muncul di sepanjang usia seseorang. Tetaplah bersabar menemani orang yang Anda sayangi. [44]
  2. Terutama saat episode depresi, dunia mungkin terasa berlebihan bagi seseorang yang menderita kelainan bipolar. Bertanyalah kepada penderita mengenai apa yang akan berguna bagi mereka. Anda bahkan bisa menawarkan saran-saran spesifik bila Anda dapat menebak apa yang paling memengaruhinya. [45]
    • Misalnya, Anda bisa mengucapkan sesuatu seperti, “Kelihatannya kamu sangat stress akhir-akhir ini. Apa kamun ingin aku membantu menjaga anak-anakmu dan memberikan ‘waktu untuk diri sendiri’ bagimu?”
    • Jika seseorang mengalami depresi besar, tawarkan pengalih perhatian yang menyenangkan. Jangan perlakukan ia sebagai seseorang yang rapuh dan tidak bisa didekati hanya karena penyakitnya. Jika Anda sadar bahwa ia sedang berjuang dengan gejala-gejala depresi (yang disebutkan di bagian lain artikel ini), jangan besar-besarkan hal tersebut. Katakan saja sesuatu seperti, “Kelihatannya kamu merasa sedih minggu ini. Maukah kamu pergi ke bioskop bersamaku?”
  3. Memerhatikan gejala-gejala yang dialami orang yang Anda sayangi bisa membantu dalam beberapa hari. Pertama-tama, kalian bisa terbantu mempelajari tanda-tanda peringatan akan suatu episode suasana hati tertentu. Fakta ini bahkan bisa memberikan informasi yang berguna bagi dokter atau tenaga kesehatan mental profesional. Anda juga bisa lebih mudah belajar pemicu-pemicu potensial episode depresi atau mania. [46] [47]
    • Tanda-tanda peringatan mania termasuk: tidur lebih sebentar, merasa “bersemangat” atau tertarik, lebih mudah terganggu, tidak bisa beristirahat, dan meningkatnya level aktivitas.
    • Tanda-tanda peringatan depresi termasuk: rasa lelah, pola tidur yang terganggu (tidur lebih lama atau sebentar), kesulitan berfokus atau berkonsentrasi, kurangnya ketertarikan dalam hal-hal yang biasanya disukai, penarikan diri secara sosial, dan perubahan nafsu makan.
    • Depression and Bipolar Support Alliance memiliki kalender pribadi untuk mencatat gejala. Kalender ini mungkin berguna bagi Anda dan orang yang Anda kasihi. [48]
    • Beberapa pemicu umum episode suasana hati termasuk stres, penyalahgunaan obat-obatan, serta gangguan tidur. [49]
  4. Beberapa orang mungkin bisa terbantu jika diingatkan dengan halus, terutama bila mereka mengalami episode mania yang membuatnya menjadi pelupa atau gelisah. Seseorang juga mungkin percaya bahwa ia merasa lebih baik jadi bisa berhenti mengonsumsi obat. Bantulah dirinya untuk tetap melakukan tindakan yang diperlukan, tetapi jangan sampai Anda terdengar menghakimi. [50] [51]
    • Sebagai contoh, pernyataan halus seperti, “Kamu sudah minum obat hari ini?” adalah hal yang baik untuk diucapkan.
    • Jika orang terkasih Anda menjawab bahwa ia sudah merasa lebih baik, Anda mungkin bisa mengingatkan keuntungan obat-obatan baginya: “Aku senang mendengar kamu sudah merasa lebih baik. Menurutku itu sebagian karena pengobatanmu berhasil. Lebih baik kamu tidak berhenti mengonsumsinya jika demikian, benar?”
    • Pengobatan mungkin butuh beberapa minggu agar bisa mulai berpengaruh, jadi bersabarlah bila gejala-gejala yang dialami orang tercinta tidak kelihatan membaik. [52]
  5. Selain mengonsumsi obat-obatan resep secara rutin dan menemui terapis, tetap sehat secara fisik juga bisa membantu mengurangi gejala gangguan bipolar. [53] Penderita gangguan bipolar berisiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas. [54] Dorong orang yang Anda cintai untuk makan dengan benar, berolahraga secara rutin dalam tingkat sedang, dan mempertahankan jadwal tidur yang baik.
    • Orang-orang dengan gangguan bipolar sering melaporkan kebiasaan makan yang tidak sehat, termasuk tidak mengonsumsi hidangan rutin atau makan makanan yang tidak sehat. [55] Dorong orang yang Anda cintai untuk mengonsumsi diet sayuran serta buah-buahan segar, karbohidrat kompleks seperti kacang-kacangan dan biji-bijian utuh, serta daging rendah lemak dan ikan. [56]
      • Mengonsumsi asam lemak omega 3 bisa membantu meringankan gejala-gejala bipolar. Beberapa studi menunjukkan bahwa omega 3, terutama yang ditemukan di ikan air dingin, bisa membantu mengurangi depresi. Ikan-ikan seperti salmon dan tuna, serta makanan vegetarian seperti walnut dan benih lenan, merupakan sumber omega 3 yang baik. [57]
      • Dorong orang yang Anda kasihi untuk menghindari kafeina berlebih. Kafeina mungkin memicu gejala-gejala yang tidak diinginkan pada orang-orang yang menderita gangguan bipolar. [58]
    • Dorong orang tercinta untuk menghindari alkohol. Orang-orang yang mengalami gangguan bipolar lima kali lebih mungkin untuk menyalahgunakan alkohol serta zat-zat lain jika dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami gangguan ini. Alkohol adalah zat depresan dan bisa memacu episode depresi besar. Alkohol juga bisa mengganggu efek-efek beberapa jenis pengobatan beresep. [59]
    • Olahraga tingkat sedang secara rutin, terutama aerobik, bisa membantu meningkatkan suasana hati dan fungsi umum pada penderita bipolar. [60] [61] [62] Anda harus mendorong orang terkasih Anda untuk berolahraga secara rutin; penderita bipolar sering dilaporkan tidak terbiasa berolahraga dengan baik. [63]
  6. Teman-teman serta anggota keluarga penderita bipolar harus memastikan bahwa mereka juga merawat dirinya sendiri. Anda tidak bisa memberi dukungan bila Anda lelah atau tertekan.
    • Studi bahkan menunjukkan bahwa bila orang terkasih Anda stres, penderita bipolar mungkin akan jauh lebih sulit mengikuti rencana perawatan. Merawat diri sendiri secara langsung juga bisa membantunya. [64]
    • Kelompok dukungan sosial juga bisa membantu Anda belajar menyesuaikan diri dengan penyakit yang diderita orang yang Anda kasihi. Depression and Bipolar Support Alliance menawarkan kelompok dukungan daring [65] serta grup-grup dukungan lokal. [66] National Alliance on Mental Illness juga punya berbagai program yang bisa membantu. [67]
    • Pastikan bahwa Anda cukup tidur, makan dengan baik, serta berolahraga secara rutin. Mempertahankan kebiasaan-kebiasaan sehat ini juga bisa mendukung orang-orang yang Anda kasihi untuk tetap sehat. [68]
    • Bertindaklah untuk mengurangi stres. Kenali batas-batas diri dan minta bantuan orang lain ketika diperlukan. Beberapa aktivitas seperti meditasi atau yoga berguna untuk mengurangi perasaan cemas.
  7. Bunuh diri adalah risiko yang sangat nyata bagi penderita bipolar. Mereka lebih mungkin mempertimbangkan atau mencoba bunuh diri daripada orang-orang yang mengalami depresi besar. Bila orang terkasih Anda menunjukkan tanda-tanda ingin bunuh diri, bahkan secara kasual, segeralah meminta bantuan. Jangan berjanji untuk merahasiakan pikiran-pikiran atau tindakan-tindakannya. [69] [70]
    • Bila seseorang berada dalam bahaya langsung, hubungi 112 atau layanan gawat darurat. [71]
    • Sarankan orang tercinta untuk menghubungi layanan kesehatan jiwa di 500-454. [72]
    • Yakinkan orang tercinta bahwa Anda menyayanginya dan percaya kehidupannya punya arti, bahkan jika kelihatannya tidak seperti itu bagi orang tersebut saat ini.
    • Jangan suruh orang yang Anda kasihi untuk tidak merasakan suatu perasaan tertentu. Semua perasaan yang ia rasakan adalah hal yang nyata, dan ia tidak dapat mengubahnya. Alih-alih bertindak seperti ini, berfokuslah pada tindakan yang bisa ia kontrol. Misalnya: “Aku tahu hal ini sulit bagimu, dan aku senang kamu berbicara padaku tentangnya. Teruskan. Aku akan mendengarkanmu”.
    Iklan

Tips

  • Sama seperti penyakit mental lainnya, gangguan bipolar bukanlah salah siapa pun. Gangguan ini bukan kesalahan orang yang Anda cintai, atau diri Anda sendiri. Bersikaplah ramah dan penuh kasih terhadapnya serta diri sendiri.
  • Jangan berfokus hanya pada penyakitnya. Anda mungkin mudah terjebak memperlakukan penderita seperti anak-anak, atau berfokus hanya pada penyakitnya. Ingat, ia lebih daripada penyakit tersebut. Ia punya hobi, hasrat, dan perasaan. Bersenang-senanglah dan dukung ia dalam menjalani kehidupannya.
Iklan

Peringatan

  • Penderita bipolar berisiko tinggi melakukan bunuh diri. Jika seorang teman atau anggota keluarga mengalami kondisi ini dan mulai membicarakan tentang bunuh diri, anggap mereka dengan serius dan pastikan mereka segera mendapatkan perawatan psikiater.
  • Bila memungkinkan, cobalah menghubungi tenaga kesehatan profesional atau layanan kesehatan jiwa sebelum melibatkan polisi. Ada beberapa insiden yang melibatkan intervensi polisi dan berakhir pada trauma atau kematian orang-orang yang menderita krisis mental. Jika bisa, libatkan seseorang yang Anda yakin punya pengalaman serta telah menjalani pelatihan untuk mengatasi kesehatan mental atau krisis psikiater secara spesifik. [73] [74] [75]
Iklan
  1. http://www.webmd.com/bipolar-disorder/guide/bipolar-disorder-forms
  2. http://www.webmd.com/bipolar-disorder/guide/bipolar-disorder-forms
  3. http://www.nimh.nih.gov/health/publications/bipolar-disorder-in-adults/index.shtml?rf#pub3
  4. http://www.psychiatry.org/bipolar-disorder
  5. http://www2.nami.org/factsheets/bipolardisorder_factsheet.pdf
  6. http://www.nimh.nih.gov/health/publications/bipolar-disorder-easy-to-read/index.shtml#pub5
  7. http://www2.nami.org/Content/NavigationMenu/Intranet/Homefront/Criteria_Manic_Episode.pdf
  8. http://www.nimh.nih.gov/health/topics/bipolar-disorder/index.shtml#part_145404
  9. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bipolar-disorder/basics/symptoms/con-20027544
  10. http://www.helpguide.org/articles/bipolar-disorder/helping-a-loved-one-with-bipolar-disorder.htm
  11. http://psychcentral.com/lib/recommended-books-on-bipolar/0001374
  12. http://www.nimh.nih.gov/health/topics/bipolar-disorder/index.shtml#part_145402
  13. http://www.dbsalliance.org/site/PageServer?pagename=education_bipolar
  14. http://www.dbsalliance.org/pdfs/mythsfinal.pdf
  15. http://www.nimh.nih.gov/health/topics/bipolar-disorder/index.shtml#part_145402
  16. http://www.dbsalliance.org/pdfs/mythsfinal.pdf
  17. http://psychcentral.com/blog/archives/2012/11/07/5-persistent-myths-about-bipolar-disorder/
  18. http://www.webmd.com/bipolar-disorder/features/8-myths-about-bipolar-disorder
  19. http://www.theguardian.com/commentisfree/2014/sep/23/bipolar-disorder-joy-10-things-you-should-never-say-to-someone-with-bipolar-disorder
  20. http://www.bipolar-lives.com/famous-bipolar-people.html
  21. http://www2.nami.org/Content/ContentGroups/Home4/Home_Page_Spotlights/Spotlight_1/True_or_False_The_Top_10_Myths_About_Bipolar_Disorder.htm
  22. http://ccpweb.wustl.edu/pdfs/2013_defdes.pdf
  23. http://www.dbsalliance.org/pdfs/mythsfinal.pdf
  24. http://www.theguardian.com/commentisfree/2014/sep/23/bipolar-disorder-joy-10-things-you-should-never-say-to-someone-with-bipolar-disorder
  25. http://www.dbsalliance.org/site/PageServer?pagename=education_bipolar_types
  26. http://www.helpguide.org/articles/bipolar-disorder/helping-a-loved-one-with-bipolar-disorder.htm
  27. http://www.helpguide.org/articles/bipolar-disorder/helping-a-loved-one-with-bipolar-disorder.htm
  28. http://www.helpguide.org/articles/bipolar-disorder/helping-a-loved-one-with-bipolar-disorder.htm
  29. http://www.webmd.com/bipolar-disorder/helping-loved-one-with-bipolar
  30. http://www.dbsalliance.org/site/PageServer?pagename=education_screeningcenter
  31. http://www.nimh.nih.gov/health/topics/bipolar-disorder/index.shtml#part_145404
  32. http://newsinhealth.nih.gov/issue/May2010/Feature1
  33. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/mental-illness/in-depth/mental-health-providers/ART-20045530?p=1
  34. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/mental-illness/in-depth/mental-health-providers/ART-20045530?p=1
  35. http://www.nimh.nih.gov/health/topics/bipolar-disorder/index.shtml#part_145406
  36. http://www.webmd.com/bipolar-disorder/helping-loved-one-with-bipolar
  37. http://www.dbsalliance.org/site/PageServer?pagename=education_brochures_helping_friend_family
  38. http://www.helpguide.org/articles/bipolar-disorder/helping-a-loved-one-with-bipolar-disorder.htm
  39. http://www.dbsalliance.org/site/PageServer?pagename=wellness_personal_calendar
  40. http://www.helpguide.org/articles/bipolar-disorder/bipolar-disorder-signs-and-symptoms.htm
  41. http://www.theguardian.com/commentisfree/2014/sep/23/bipolar-disorder-joy-10-things-you-should-never-say-to-someone-with-bipolar-disorder
  42. http://www.helpguide.org/articles/bipolar-disorder/helping-a-loved-one-with-bipolar-disorder.htm
  43. http://newsinhealth.nih.gov/issue/May2010/Feature1
  44. http://www.webmd.com/bipolar-disorder/features/8-myths-about-bipolar-disorder?page=4
  45. http://link.springer.com/article/10.1007/s12017-009-8079-9
  46. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1399-5618.2007.00386.x/abstract;jsessionid=4A4EC02F47D73D2D0F1E8ACB064AA0B1.f04t02?deniedAccessCustomisedMessage=&userIsAuthenticated=false
  47. http://www.webmd.com/bipolar-disorder/guide/bipolar-diet-foods-to-avoid
  48. http://www.webmd.com/bipolar-disorder/guide/bipolar-diet-foods-to-avoid?page=2
  49. http://www.webmd.com/bipolar-disorder/guide/bipolar-diet-foods-to-avoid?page=2
  50. http://www.webmd.com/bipolar-disorder/guide/bipolar-diet-foods-to-avoid?page=3
  51. http://europepmc.org/abstract/med/20051706
  52. http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0165032706004927
  53. http://link.springer.com/article/10.1007/s12017-009-8079-9
  54. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1399-5618.2007.00386.x/abstract;jsessionid=4A4EC02F47D73D2D0F1E8ACB064AA0B1.f04t02?deniedAccessCustomisedMessage=&userIsAuthenticated=false
  55. http://www.nimh.nih.gov/health/publications/bipolar-disorder-in-adults/index.shtml?rf#pub11
  56. http://www.dbsalliance.org/site/PageServer?pagename=peer_OSG
  57. http://www.dbsalliance.org/site/PageServer?pagename=peer_support_group_locator
  58. http://www.nami.org/Find-Support/NAMI-Programs
  59. https://caregiver.org/taking-care-you-self-care-family-caregivers
  60. http://www.nimh.nih.gov/health/topics/bipolar-disorder/index.shtml#part_145407
  61. http://www.helpguide.org/articles/bipolar-disorder/bipolar-disorder-signs-and-symptoms.htm
  62. http://www.dbsalliance.org/site/PageServer?pagename=education_brochures_helping_friend_family
  63. http://www.suicidepreventionlifeline.org/gethelp/someone.aspx
  64. The Washington Post: Distraught People, Deadly Results - Officers often lack the training to approach the mentally unstable, experts say (USA)
  65. Center for Public Representation on patterns of police violence against people with psychiatric disabilities
  66. Police Brutality's Hidden Victims: The Disabled

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 4.511 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan