Unduh PDF Unduh PDF

Sepakatkah Anda bahwa salah satu gangguan medis yang paling tidak nyaman adalah konstipasi? Meski hampir semua orang pernah mengalaminya, bukan berarti konstipasi adalah kondisi medis yang bisa disederhanakan! Jika saat ini gangguan tersebut tengah menyerang Anda, cobalah membaca artikel ini untuk menemukan berbagai kiat yang aman, nyaman, dan alami untuk meredakan rasa nyeri dan ketidaknyamanan akibat konstipasi. Jika tidak, tetaplah membaca artikel ini untuk menemukan berbagai langkah pencegahan yang bisa dilakukan!

Metode 1
Metode 1 dari 4:

Meredakan Ketidaknyamanan yang Muncul

Unduh PDF
  1. Ketika mengalami konstipasi, jangan mengenakan pakaian yang terlalu ketat agar abdomen tidak terasa semakin nyeri. Alih-alih, kenakan pakaian yang longgar agar abdomen tidak menerima tekanan ekstra dari luar.
    • Celana atau rok yang terlalu ketat juga dapat membatasi keleluasaan perut sehingga berisiko memicu terjadinya gangguan pencernaan.
  2. Salah satu obat alami yang terbukti mampu meredakan konstipasi adalah campuran madu dan air. Secara khusus, kandungan gula yang tinggi di dalam madu dapat bertindak sebagai laksatif osmotik yang mampu memasukkan lebih banyak air ke dalam usus. [1]
    • Campurkan 2 sdm. madu dengan 250 ml air hangat, lalu minum campuran tersebut sesegera mungkin. Bagi beberapa orang, manfaatnya akan terasa dalam waktu yang sangat singkat.
    • Jika ingin, madu juga bisa digantikan dengan molase hitam.
  3. Minyak zaitun juga dapat membantu membuat buang air besar lebih teratur, lho ! Untuk menerapkan metode ini, Anda hanya perlu mengonsumsi 1 sdm. minyak zaitun yang dibarengi dengan 250 ml air. Jika ingin, Anda juga bisa mencampurkan perasan satu buah lemon segar ke dalam air. [2]
    • Penggunaan minyak zaitun juga bisa digantikan dengan 1 sdm. minyak biji flaks.
    • Minyak mineral yang dikonsumsi secara oral juga bermanfaat untuk meredakan konstipasi. Namun, metode ini tidak boleh digunakan terlalu lama karena berisiko memperlambat penyerapan berbagai jenis vitamin dan nutrisi di dalam tubuh.
  4. Supositoria gliserol dapat membuat buang air besar lebih teratur dalam tempo yang sangat singkat! Secara umum, gliserol akan melumasi dinding rektal dan memudahkan proses pengeluaran kotoran. Oleh karena supositoria gliserol dimasukkan melalui anus, hampir tidak ada efek samping yang berbahaya bagi Anda setelah menggunakannya. [3]
    • Pastikan supositoria gliserol hanya digunakan ketika benar-benar diperlukan. Ikuti pula anjuran pakai yang tertera di kemasannya, dan pahamilah bahwa manfaat supositoria gliserol hanya bersifat temporer.
  5. Beberapa jenis herba yang dapat bertindak sebagai obat pencahar dan mampu meredakan konstipasi adalah senna , buckthorn , cascara , dan lidah buaya. Pastikan Anda hanya menggunakan herba berjenis ini untuk mengobati konstipasi yang akut atau tidak rutin di bawah pengawasan dokter atau ahli pengobatan herba. [4]
    • Herba yang lebih ringan bertindak sebagai agen pemadat kotoran atau stimulan berdosis ringan. Beberapa di antaranya adalah biji flaks, senna , psyllium , dan fenugreek .
    • Sejatinya, ada berbagai jenis teh herba yang tersedia di pasaran sehingga bisa Anda pilih sesuai selera. Rasanya kurang enak? Jangan khawatir, Anda selalu bisa mencampurkan sedikit lemon atau madu untuk melezatkan cita rasanya! Dua jenis teh herba yang layak Anda coba adalah Traditional Medicinals Smooth Move dan Yogi Get Regular . Keduanya bisa dibeli di berbagai toko herba daring.
    • Senna , yang dapat meredakan rasa nyeri dan ketidaknyamanan akibat konstipasi secara efektif, juga bisa dikonsumsi dalam bentuk tablet atau kapsul. Jangan khawatir, penggunaan senna sudah disetujui oleh BPOM Amerika, dan manfaatnya biasanya bisa Anda rasakan dalam waktu delapan sampai 12 jam setelah dikonsumsi. Jangan mengonsumsi senna jika Anda memiliki sindrom Crohn atau penyakit kolitis ulseratif, dan selalu ikuti anjuran pakai yang tertera di kemasan produk untuk mengonsumsinya. [5]
    • Cobalah mengonsumsi 1 sdm. biji psyllium dengan segelas air bervolume 250 ml, sebanyak dua kali sehari. Mulailah dengan mengonsumsi 1 sdm. biji psyllium terlebih dahulu. Jika tidak ada tanda-tanda akan buang air besar dalam waktu delapan sampai 12 jam, kembalilah mengonsumsi 1 sdm. biji psyllium dengan segelas air. Jangan mencoba metode ini jika Anda memiliki asma atau alergi terhadap psyllium !
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 4:

Mengubah Pola Makan

Unduh PDF
  1. Serat merupakan sumber pangan yang esensial untuk menjaga kesehatan dan keteraturan buang air besar. Itulah mengapa, meningkatkan asupan serat dapat membantu mencegah konstipasi dan meredakan konstipasi yang telanjur terjadi. Beberapa kelompok makanan yang kaya akan serat adalah: [6]
    • Buah-buahan dan buah berry . Sebaiknya, tingkatkan konsumsi buah-buahan yang kulitnya bisa dimakan, seperti apel; plum; dan anggur, terutama karena kandungan serat tertinggi terletak pada kulit buah.
    • Sayuran. Sayuran berdaun hijau gelap seperti collard , moster, bit hijau, serta Swiss chard mengandung serat yang sangat tinggi. Selain itu, sayuran lain seperti brokoli, bayam, wortel, kembang kol, brussel sprouts , articok, dan kacang panjang juga merupakan sumber serat yang baik bagi kesehatan pencernaan Anda.
    • Kacang-kacangan dan legume. Sumber pangan yang termasuk dalam kelompok ini adalah lentil, kacang merah, kacang navy , kacang garbanzo , kacang pinto , kacang lima , dan kacang putih. Kacang mata hitam juga sangat kaya akan serat sehingga layak untuk Anda konsumsi. Bagi beberapa orang, mengonsumsi kacang-kacangan dan legume dapat membuat perut mereka bergas. Jika situasi serupa terjadi kepada Anda, sebaiknya hindari sumber serat ini ketika sedang mengalami konstipasi. Namun secara umum, kelompok makanan ini merupakan obat terbaik untuk melawan konstipasi!
    • Gandum utuh. Gandum utuh adalah gandum yang belum diproses, sehingga tepung putih tidak termasuk di dalamnya. Serealia seperti granola cenderung memiliki kandungan serat tertinggi. Namun, jika ingin membeli serealia dalam kemasan, baca terlebih dahulu label yang tertera di kemasannya untuk mengetahui jumlah kandungan serat di dalamnya.
    • Kacang dan biji-bijian, seperti biji labu, kacang wijen, biji bunga matahari, kacang almon, kacang walnut , dan kacang pecan .
  2. Cobalah mengonsumsi buah prem dan meminum sarinya. Secara umum, buah prem sangat kaya akan serat dan mengandung sorbitol, sejenis gula yang mampu melunakkan tekstur kotoran, sehingga dapat membantu meredakan konstipasi. Sorbitol adalah stimulan kolon ringan yang mampu mengurangi waktu transit kotoran dan mencegah potensi konstipasi. [7]
    • Jika Anda tidak menyukai tekstur prem yang berkerut atau rasanya yang unik, cobalah mengonsumsi sari buahnya. Seharusnya, manfaatnya akan terasa dalam waktu beberapa jam. Oleh karena itu, jangan mengonsumsinya secara berlebihan agar konstipasi Anda tidak berkembang menjadi diare.
    • Setiap 100 gram buah prem mengandung 14,7 gram sorbitol, sementara setiap 100 ml sari buah prem mengandung sekitar 6,1 gram sorbitol. Itulah mengapa, Anda perlu mengonsumsi setidaknya dua gelas sari buah prem untuk mendapatkan hasil yang sama.
  3. Secara umum, probiotik adalah kultur bakteri hidup yang mampu menciptakan lingkungan kondusif bagi sistem pencernaan Anda untuk tetap sehat dan berfungsi dengan teratur. Probiotik diklaim mampu memperbaiki keseimbangan mikroflora di dalam usus, mengurangi durasi pencernaan makanan, serta mempercepat pengeluarannya dari sistem pencernaan Anda. Alhasil, mengonsumsi probiotik dapat membantu mencegah konstipasi sekaligus membuat buang air besar lebih teratur! [8]
    • Cobalah mengonsumsi 250 ml yoghurt setiap harinya. Sebelumnya, cek kemasan yoghurt untuk memastikan produk tersebut mengandung bakteri hidup atau kultur aktif.
    • Konsumsi pula makanan yang telah melalui proses fermentasi dan mengandung kultur baik, seperti kombucha , kimchi , dan sauerkraut . Ketiganya juga mengandung bakteri yang baik untuk pencernaan dan mampu meredakan konstipasi. [9]
    • Minum air sebanyak mungkin. Salah satu ciri konstipasi adalah produksi kotoran yang keras dan kering. Semakin banyak air yang Anda minum, semakin mudah pula proses pengeluaran kotoran! Meski para ahli tidak memiliki aturan khusus terkait jumlah air yang sebaiknya dikonsumsi, rekomendasi yang lazim adalah mengonsumsi delapan gelas air yang masing-masingnya bervolume 250 ml setiap hari. [10]
    • Ketika mengalami konstipasi, minumlah setidaknya sepuluh gelas air yang masing-masingnya bervolume 250 ml setiap harinya. Gunakan ini sebagai panduan dasar, lalu sesuaikan jumlahnya dengan kebutuhan Anda.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 4:

Mengubah Gaya Hidup

Unduh PDF
  1. Banyak orang cenderung menghabiskan waktunya di depan komputer atau meja kerja. Alhasil, aktivitas fisik mereka pun sangat rendah. Ketika konstipasi menyerang, selalu luangkan waktu setiap jam untuk berjalan kaki atau melakukan olahraga ringan, demi mendorong buang air besar. [11]
    • Mulailah dengan berjalan kaki perlahan, lalu tingkatkan kecepatannya secara bertahap hingga berhasil mencapai tempo berjalan maksimal Anda tanpa harus berlari. Berjalanlah dengan tempo cepat selama lima menit, lalu kurangi kecepatannya selama lima menit berikutnya. Idealnya, Anda harus berjalan kaki selama 10 menit penuh setiap jamnya.
    • Jika waktu Anda benar-benar terbatas, cobalah meningkatkan tempo berjalan Anda. Namun, jangan berjalan dengan sangat cepat sedari awal! Alih-alih, mulailah berjalan dengan tempo lambat selama 30 detik, lalu tingkatkan kecepatannya setiap sepuluh langkah. Meski ketidaknyamanan menyerang, jangan putus asa!
  2. Banyak orang cenderung tidak meluangkan waktu yang cukup untuk buang air besar. Padahal, usus Anda memerlukan waktu untuk relaks agar dapat mengeluarkan kotoran dengan lebih mudah. Oleh karena itu, cobalah membawa buku atau majalah favorit ke dalam kamar mandi, dan pergilah ke kamar mandi pada momen yang minim gangguan. [12]
    • Jika memungkinkan, cobalah buang air besar pada waktu yang sama setiap harinya agar sistem tubuh Anda lebih teratur.
  3. Jika ingin, cobalah mengubah cara duduk Anda di toilet. Misalnya, topang kedua kaki dengan sebuah kursi, dan pastikan posisi lutut tertekuk serta berada sedekat mungkin dengan dada Anda. Posisi ini mampu meningkatkan tekanan di dalam usus dan membuat kotoran lebih mudah keluar setelahnya. [13]
    • Relakskan tubuh semaksimal mungkin, dan biarkan usus Anda menunaikan tugasnya.
  4. Beberapa pose yoga dapat membantu membuat buang air besar lebih teratur, serta menyamankan posisi tubuh untuk mendorong keinginan buang air besar, terutama karena pose-pose tersebut dapat meningkatkan tekanan internal usus dan memudahkan usus untuk mengeluarkan kotoran. [14]
    • Baddha Konasana : Pada posisi duduk, tekuk lutut Anda dan rapatkan telapak kaki hingga kedua tumit saling bersentuhan. Kemudian, genggam jempol kaki dengan tangan Anda. Kemudian, jatuhkan kaki ke lantai sambil mempertahankan posisi tersebut, lalu bungkukkan badan ke depan hingga dahi Anda menyentuh lantai. Tahan posisi tersebut dalam lima sampai sepuluh hitungan.
    • Pavanamuktasana : Pada posisi berbaring, luruskan kaki Anda. Kemudian, tekuk salah satu lutut di depan dada, dan peluk dengan tangan Anda. Tahan posisi tersebut dalam lima sampai sepuluh hitungan sambil terus menggerakkan jari-jari kaki Anda. Ulangi proses yang sama pada kaki Anda yang lain.
    • Uttanasana : Pada posisi berdiri, bungkukkan badan tanpa menekuk lutut. Kemudian, luruskan tangan ke bawah hingga menyentuh matras atau gengam bagian belakang kaki Anda. Tahan posisi tersebut dalam lima sampai sepuluh hitungan.
    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 4:

Memahami Konstipasi

Unduh PDF
  1. Konstipasi, atau kesulitan buang air besar dengan nyaman, kerap terjadi pada orang-orang yang kebutuhan serat dan air hariannya tidak tercukupi. Selain itu, konstipasi juga bisa disebabkan oleh kurangnya frekuensi berolahraga dan/atau merupakan efek samping obat-obatan tertentu. [15]
    • Penting bagi Anda untuk menyadari bahwa konstipasi mungkin merupakan gejala penyakit yang lebih serius. Umumnya, obat-obatan alami dapat digunakan untuk mengobati konstipasi yang disebabkan oleh pola makan yang salah, dehidrasi, atau efek samping obat. Jika penggunaan obat-obatan alami tidak menampakkan hasil yang signifikan, segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
  2. Dengan kata lain, buang air besar bukanlah sesuatu yang bisa diprediksi! Satu-satunya penanda buang air besar abnormal adalah gangguan medis seperti konstipasi atau diare. Faktanya, sebagian besar orang akan merasa lega jika rutin buang air besar, setidaknya satu hari sekali. Namun, ada pula orang-orang yang buang air besar sebanyak dua sampai tiga kali per hari, atau bahkan dua hari sekali, dan frekuensi tersebut pun tergolong normal bagi mereka. [16]
    • Secara umum, frekuensi buang air besar yang dianggap lazim adalah empat sampai delapan kali seminggu. Kunci untuk membuatnya lebih teratur adalah memperbaiki pola makan dan tingkat kenyamanan Anda.
    • Umumnya, orang-orang yang sering buang air besar adalah mereka yang mengonsumsi banyak asupan serat, dan sering kali merupakan penganut vegetarian atau vegan. Sebaliknya, orang-orang yang jarang buang air besar umumnya lebih sering mengonsumsi daging dan kurang mengonsumsi air putih.
  3. Jika seluruh metode yang tercantum tidak berhasil meredakan konstipasi dalam waktu dua sampai tiga hari, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Hati-hati, konstipasi jangka panjang mungkin merupakan gejala kondisi medis yang lebih serius. [17]
    • Sedang hamil, menyusui, atau merawat anak yang mengalami konstipasi? Temui dokter sebelum menerapkan metode apa pun yang tercantum dalam artikel ini!
    • Berkonsultasilah kepada dokter sebelum menerapkan metode apa pun yang tercantum dalam artikel ini, terutama jika Anda memiliki kondisi medis yang spesifik atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Ingat, beberapa jenis makanan dan herba dapat berinteraksi secara negatif dengan obat-obatan yang spesifik!
    Iklan

Tips

  • Padukan beberapa metode. Misalnya, tingkatkan asupan serat sambil berjalan kaki lebih sering, mengonsumsi teh senna , dan/atau mempraktikkan beberapa posisi yoga.
  • Ketika berada di toilet, berusahalah untuk tetap relaks agar usus Anda dapat menunaikan tugasnya dengan bantuan gravitasi.
  • Hindari laksatif yang sekaligus berfungsi sebagai stimulan (mengandung phenolphthalein atau docusate ), termasuk produk laksatif yang populer seperti Ex-Lax Extra Gentle , Dialose Plus , Docucal-P , Doxidan Softgel Laxative Plus Stool Softener , Prulet , Medilax , Phenolax , dan Chocolaxed . Produk-produk tersebut berisiko mengiritasi kolon dan memicu ketergantungan, sehingga tidak boleh dikonsumsi terlalu sering.
Iklan

Peringatan

  • Jangan mengonsumsi obat-obatan apa pun secara berlebihan. Tentunya Anda tidak ingin mengubah konstipasi menjadi diare, bukan?
  • Sejatinya, tidak mudah untuk memprediksi efektivitas setiap metode berikut durasi penerapannya. Oleh karena itu, setidaknya pastikan Anda selalu memiliki waktu untuk pergi toilet jika benar-benar diperlukan.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 2.904 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan