Unduh PDF
Unduh PDF
Apakah kamu kerap berpikir, “Apa aku sudah cukup dewasa untuk berpacaran?” Faktanya, tidak ada satu jawaban yang paling sahih bagi semua orang, terutama karena setiap orang memiliki hambatan atau isunya sendiri. Misalnya, kamu mungkin memiliki orang tua yang berpendirian sangat keras dan melarangmu berpacaran sebelum menginjak usia tertentu. Mungkin juga kamu memiliki latar belakang budaya atau agama yang memiliki “konsep ideal” berkencan. Untuk mengetahui jawaban yang paling tepat atas pertanyaanmu tersebut, jangan ragu meminta nasihat dan mengajukan pertanyaan kepada orang dewasa yang tepercaya dan lebih berpengalaman darimu.
Langkah
-
Pikirkan mengapa kamu ingin memiliki pacar. Berapa pun usiamu, cobalah menganalisis alasan di balik setiap keinginanmu, termasuk keinginan untuk berpacaran. Jangan menjalin hubungan dengan seseorang hanya karena situasi tersebut terlihat seru atau menyenangkan. Ingat, hubungan romantis perlu dilandasi dengan kedewasaan dan kerja keras sehingga kamu harus menyikapinya dengan serius.
- Sejatinya, ada alasan yang tepat dan kurang tepat untuk memiliki pacar. [1] X Sumber Tepercaya Chabad.org Kunjungi sumber
- Kencani seseorang dengan serius jika kamu menginginkan pasangan yang mapan dan akan menghabiskan hari tua bersamamu.
- Jika kamu merasa tidak bahagia atau kurang terpenuhi, selalu ingat bahwa kebahagiaan dan keutuhanmu memang tidak akan bisa diisi oleh orang lain.
- Pacar dapat menjadi obat sementara untuk mengatasi kebosanan dan kesepian. Namun, sangat tidak realistis jika kamu menginginkan sosok pacar yang sempurna dan akan selalu ada untukmu dalam situasi apa pun. Ingat, tidak ada manusia yang sempurna; kamu pun tidak.
-
Tentukan makna berkencan untukmu. Jika suatu hari nanti kamu ingin menikahi seseorang yang spesial untukmu, berkencan dapat menjadi “jembatan” yang sempurna untuk belajar berkomitmen dan menjalani hubungan yang serius. Namun, jika kamu tidak ingin terperangkap dalam hubungan yang monogami, kemungkinan besar opsi berpacaran tidak akan cocok untukmu.
- Makna berkencan akan memengaruhi caramu memperlakukan pasangan di kemudian hari.
- Jika kamu berencana menikah suatu hari nanti, cari pacar yang bersedia menjalin komitmen jangka panjang dan seriusi hubunganmu! Dengan kata lain, jangan terus-menerus berganti pacar hanya untuk bersenang-senang sesaat. [2] X Sumber Tepercaya Chabad.org Kunjungi sumber
-
Pikirkan apakah kamu masih memiliki waktu untuk menjalin hubungan romantis. Ingat, eksistensi pacar dapat menyita sebagian besar waktu luangmu. Kemungkinan besar, saat ini kamu sudah cukup disibukkan dengan kegiatan akademis, olahraga, klub, hobi, dan juga teman-temanmu. Mungkin juga, kamu sedang ingin meluangkan waktu lebih banyak untuk mengeksplorasi hal-hal baru.
- Pahamilah bahwa rata-rata, seseorang perlu meluangkan beberapa jam dalam sehari atau beberapa hari dalam seminggu untuk dihabiskan bersama pacarnya. [3] X Teliti sumber
- Jangan mengabaikan hubunganmu dengan orang lain, seperti sahabat dan/atau kerabat. Berpacaran dapat menyita sebagian besar waktumu. Oleh karena itu, pastikan kamu tidak melakukannya dengan orang yang merasa bisa datang dan pergi sesuka hatinya. [4] X Teliti sumber
- Dewasa ini, teknologi memudahkan setiap orang untuk berpacaran selagi tetap memiliki kehidupan di luar hubungan. Jika tidak memiliki waktu untuk bertemu, kamu bisa selalu menghubungi pacarmu lewat pesan teks, telepon, atau panggilan video, bukan?
-
Tentukan tujuan dan impian pribadimu. Setiap individu pasti memiliki rencana dalam hidupnya. Misalnya, kamu ingin menjadi wanita karier, atau justru ingin menghabiskan masa tua dengan menikah dan memiliki anak. Faktanya, keberadaan pacar dapat menghambat atau bahkan mendukung impianmu tersebut. Oleh karena itu, cobalah memahami dampak berpacaran terhadap rencana-rencana masa depanmu. [5] X Teliti sumber
- Ingat, tidak ada kata terlambat untuk berpacaran dan untuk mencari tahu apa yang kamu ingin lakukan di dalam hidup. Selagi memiliki waktu untuk memikirkannya, mengapa tidak? [6] X Sumber Tepercaya Chabad.org Kunjungi sumber
- Jangan khawatir, waktumu masih panjang. Ke depannya, kamu masih akan bertemu ratusan orang baru. Oleh karena itu, tidak perlu merasa putus asa karena masih melajang atau menjadi satu-satunya orang di dalam kelompok pertemananmu yang belum berpacaran.
-
Kenali sinyal yang berbahaya. Menghindari tekanan atau paksaan dari lingkungan bukanlah alasan yang tepat untuk memiliki pacar. Ingat, jangan pernah mengorbankan batasan dan kenyamanan pribadimu hanya karena semua orang di sekitarmu sudah memiliki pacar! Alih-alih menjalin hubungan yang tidak sehat, lebih baik berfokuslah untuk menjaga keamanan dan kesehatan emosionalmu.
- Jangan biarkan orang lain membuatmu merasa bersalah atau menanamkan perspektif bahwa kamu harus memiliki pacar.
- Cukup katakan, “Maaf, aku tidak bisa” atau “Aku belum kepingin pacaran sekarang” untuk menolak seseorang yang mengajakmu berkencan ketika kamu belum siap melakukannya.
- Jika ada seseorang yang memaksa atau membebanimu untuk melakukan sesuatu yang tidak kamu inginkan (terutama hubungan seksual), selalu ingat bahwa kamu memiliki hak untuk berkata “tidak” dan meninggalkan hubungan tersebut.
-
Pahami perasaanmu dengan jujur. Jika ada laki-laki yang ingin mengencanimu, pikirkan baik-baik apakah kamu memang benar-benar menyukainya atau sekadar merasa tersanjung setelah menerima perhatiannya. Jika kamu memang merasa cocok dan “terhubung” dengannya, tidak ada salahnya mengencaninya untuk mengenalnya lebih dalam. [7] X Sumber Tepercaya HealthyChildren.org Kunjungi sumber
- Agar tidak merasa terbebani di dalam hubungan, jangan ragu mengajak teman-temanmu yang lain saat kalian sedang berkencan. Selain itu, kamu pun bisa menghindari godaan untuk melakukan kontak fisik yang tidak diinginkan dengan pasanganmu, bukan?.
- Jangan pernah mengencani seseorang dengan alasan kasihan. Percayalah, melakukannya pada akhirnya hanya akan menyakiti kalian berdua.
Iklan
-
Tanyakan pendapat orang tuamu berikut aturan kencan yang mereka terapkan untukmu. Sebelum memutuskan untuk berpacaran, tanyakan aturan berpacaran yang diterapkan oleh orang tuamu. Misalnya, mungkin saja kamu baru diperbolehkan berkencan ketika duduk di bangku SMA atau bahkan sesudah lulus SMA. Jika mereka menginginkanmu untuk berfokus di pendidikan atau hal lain, kemungkinan besar kamu masih belum bisa berpacaran saat ini. [8] X Sumber Tepercaya HealthyChildren.org Kunjungi sumber
- Ketika berdiskusi dengan orang tuamu, pastikan kamu juga menanyakan aturan mengenai jam malam serta preferensi mereka terkait kegiatan kencanmu. Misalnya, tanyakan apakah kamu boleh berkendara berdua dengan pacarmu, dan apakah kamu boleh berkencan berdua atau harus mengajak teman-temanmu yang lain. Tanyakan pula aturan spesifik lain yang melintas di benak mereka. [9] X Teliti sumber
- Beberapa pertanyaan yang bisa kamu ajukan adalah, “Kapan Papa sama Mama mulai berpacaran?” dan “Pernah nggak , Papa sama Mama merasa kalau kalian itu sebenarnya terlalu cepat berpacaran?"
- Meski kamu tidak sepakat dengan pendapat dan/atau keinginan orang tuamu, tetaplah menghargainya. Bagaimanapun, orang tuamu pasti menginginkan yang terbaik untukmu.
- Untuk meyakinkan mereka, cobalah membawa laki-laki yang ingin kamu kencani ke rumah dan mengenalkannya kepada orang tuamu.
- Kemungkinan, orang tuamu lebih memahami tingkat kedewasaanmu. Mendengarkan mereka adalah cara yang sangat ampuh untuk membuktikan bahwa kamu sudah cukup dewasa dan layak membuat keputusan secara mandiri. [10] X Teliti sumber
-
Mintalah pendapat teman-teman terdekat tetapi jangan mudah menyerah pada tekanan dari lingkungan sekitarmu. Sejatinya, godaan untuk memiliki pacar kerap muncul setelah mendengar kisah cinta teman-teman terdekatmu. Namun, selalu ingat bahwa apa yang baik untuk orang lain belum tentu juga baik untukmu.
- Jika sebagian besar temanmu belum berkencan karena terhalang aturan orang tuanya, atau jika kamu dan teman-temanmu masih selalu bepergian bersama tanpa bayang-bayang pasangan, mungkin kamu memang belum perlu memiliki pacar pada tahap ini.
- Jika ingin, tanyakan apakah kamu boleh bepergian bersama temanmu dan pacarnya untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kegiatan berpacaran di usiamu.
- Jika sebagian besar temanmu sudah memiliki pasangan yang mapan dan menjalani hubungan yang bahagia, kemungkinan besar kamu pun sudah menyentuh tingkat kedewasaan yang sama dan siap memiliki pacar. [11] X Teliti sumber
- Apa pun keputusanmu, lakukan itu untuk dirimu sendiri, bukan untuk orang lain.
- Berhati-hatilah. Hanya karena seluruh temanmu sudah mempunyai pacar, bukan berarti kamu juga harus melakukannya. Meski usiamu sudah cukup dewasa, jangan pernah memaksakan diri untuk menerima ajakan kencan dari laki-laki sembarangan hanya karena kamu ingin mempunyai pacar.
-
Dengarkan pengalaman kencan orang-orang yang berusia lebih dewasa darimu. Cari pasangan yang sudah menikah atau berpacaran selama bertahun-tahun. Setelah itu, ajukan pertanyaan mengenai kisah cinta dan pertemuan pertama mereka. Percayalah, setelahnya kamu akan terbantu untuk menentukan saat yang paling tepat untuk berhenti menunggu dan mulai berpacaran. [12] X Teliti sumber
- Mungkin saja, kamu sedang menunggu seseorang mengajakmu berkencan. Mungkin pula, kamu bahkan sudah menemukan calon pacar yang tepat!
- Tentu saja, orang yang berusia lebih dewasa memiliki lebih banyak pengalaman dalam hal berkencan. Oleh karena itu, mintalah nasihat kepada mereka, bukan kepada teman sebaya yang berganti pacar setiap minggunya.
- Ajukan pertanyaan seperti: "Kapan Tante bertemu Om?" atau "Mana yang lebih baik menurut Tante? Berpacaran seperti biasa atau saling mengenal tanpa ada kata pacaran dan melakukan kontak fisik?" atau "Tante sama Om waktu kencan ngapain saja, sih?"
Iklan
-
Pertimbangkan budaya tempatmu bertumbuh. Mungkin saja, seluruh perempuan di keluargamu berakhir menikahi pacar masa sekolahnya. Atau, mungkin saja semua orang di keluargamu memegang teguh konsep berpacaran satu kali dan langsung menikah setelahnya. Pahami latar belakang budaya tempatmu bertumbuh ketika mengidentifikasi saat yang paling tepat untuk berpacaran.
- Kemungkinan lainnya, budaya atau agama yang kamu anut sejak kecil mungkin memiliki konsep yang ideal mengenai seks atau pengontrol kehamilan. Sebesar apa pun keinginanmu untuk membangkang, selalu ingat bahwa aturan tersebut ada untuk keamanan dan kebaikanmu.
- Ingat, kamu memang merupakan pribadi yang mandiri dan berhak memiliki pendapat atau idenya sendiri.
- Meski demikian, sebaiknya tetaplah menghargai aturan budaya yang mengitarimu.
- Apa pun keputusanmu, selalu ingat bahwa pilihanmu pasti akan memengaruhi orang-orang di sekitarmu.
-
Amati lingkungan tempat tinggalmu. Kemungkinan, lingkungan sekitarmu memiliki konsep “ideal” tersendiri mengenai waktu yang paling tepat untuk berkencan. Ingin bertindak sejalan dengan konsep tersebut? Silakan saja. Namun ingat, hanya karena semua orang melakukan suatu tindakan, bukan berarti tindakan itu pasti merupakan opsi yang paling tepat dan ideal untukmu.
- Misalnya, jika semua remaja laki-laki di gerejamu tidak mau berpacaran sampai saatnya menikah, sebaiknya bersabarlah sampai mereka yang terlebih dahulu mengajakmu berkencan alih-alih memaksakan diri untuk mendekati mereka.
-
Diskusikan keinginan untuk berpacaran dengan sosok yang dewasa dan tepercaya. Misalnya, kamu bisa mendiskusikan seluruh masalah dan situasi yang terasa menyulitkan kepada pemuka agama atau konselor sekolah. Jika pernikahan adalah hal yang sakral di dalam agama atau budaya keluargamu, sebaiknya jangan terburu-buru berpacaran.
- Beberapa organisasi atau institusi pendidikan bahkan menetapkan aturan berkencan bagi anggota atau siswanya. Jika aturan tersebut memang ada, pastikan kamu selalu mematuhinya agar tidak terlibat masalah. [13] X Sumber Tepercaya HealthyChildren.org Kunjungi sumber
- Membangkang memang terdengar seru dan keren, tetapi jika kamu memutuskan untuk berpacaran hanya demi melampiaskan kekesalan atau melanggar aturan, sejatinya kamu telah menjerumuskan diri dalam lubang yang tidak sehat.
Iklan
Tips
- Kepercayaan adalah landasan terpenting dalam setiap hubungan. Oleh karena itu, pastikan kamu, pacarmu, dan orang tua kedua belah pihak dapat saling memercayai.
- Pastikan orang tua atau wali mengetahui hubunganmu. Percayalah, berpacaran diam-diam berisiko merusak kepercayaan orang lain terhadapmu.
- Pastikan kondisi mental dan emosionalmu sudah mapan sebelum memutuskan untuk menjalin hubungan dengan seseorang.
Iklan
Peringatan
- Jika merasa belum siap berpacaran, sebaiknya percayai instingmu. Toh tidak ada gunanya memaksakan diri untuk menjalani sebuah hubungan jika kamu belum benar-benar siap.
- Beberapa negara memiliki undang-undang yang mengatur usia legal untuk berpacaran, terutama untuk mengatur pola aktivitas seksual bagi anak di bawah umur.
Iklan
Referensi
- ↑ http://www.chabad.org/library/article_cdo/aid/448427/jewish/Dating-the-Jewish-Way.htm
- ↑ http://www.chabad.org/library/article_cdo/aid/448427/jewish/Dating-the-Jewish-Way.htm
- ↑ http://www.readunwritten.com/2015/03/10/im-only-22-i-dont-want-someone-else-to-be-my-whole-world/
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/the-teen-doctor/201410/when-should-kids-start-dating
- ↑ http://www.readunwritten.com/2015/03/10/im-only-22-i-dont-want-someone-else-to-be-my-whole-world/
- ↑ http://www.chabad.org/library/article_cdo/aid/448427/jewish/Dating-the-Jewish-Way.htm
- ↑ https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/teen/dating-sex/Pages/When-To-Let-Your-Teenager-Start-Dating.aspx
- ↑ https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/teen/dating-sex/Pages/When-To-Let-Your-Teenager-Start-Dating.aspx
- ↑ https://www.psychologytoday.com/blog/the-teen-doctor/201410/when-should-kids-start-dating
- ↑ http://www.wsj.com/articles/SB10001424052702303918804579107212066195936
- ↑ http://www.wsj.com/articles/SB10001424052702303918804579107212066195936
- ↑ http://www.wsj.com/articles/SB10001424052702303918804579107212066195936
- ↑ https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/teen/dating-sex/Pages/When-To-Let-Your-Teenager-Start-Dating.aspx
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 4.534 kali.
Iklan