Unduh PDF Unduh PDF

Gambaran mengenai ibu yang egois mungkin terdengar seperti sebuah paradoks, namun sayangnya gambaran itu dapat menjadi situasi nyata yang berbahaya dan sulit untuk dihadapi. Kesulitan dalam menghadapi ibu yang egois disebabkan karena orang-orang yang egois cenderung bertindak sesuka hati, terlepas dari apa yang orang lain inginkan, sehingga sulit untuk mendapatkan perubahan atau bernegosiasi [1] . Banyak dari kita yang memiliki anggapan, baik secara implisit maupun eksplisit, bahwa seorang ibu memiliki sikap yang peduli sehingga keegoisan yang ia tunjukkan terasa membingungkan dan menyakitkan.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Mengenali Keegoisan

Unduh PDF
  1. Ketika kita menyebut seseorang ‘egois’, sering kali yang kita maksud adalah “Ia tidak memberikan apa yang aku inginkan”. Sebagai contoh, jika Anda meminta ibu membelikan Playstation 4 dan ibu Anda menolak, namun ia justru menggunakan uangnya untuk membeli sepatu baru, Anda mungkin berpikir “Ibu bersikap egois”. Akan tetapi, ini tidak sepenuhnya benar. Mungkin saja ia memang membutuhkan sepatu baru untuk pergi bekerja, sementara saat ini Playstation 3 Anda masih belum perlu mendapatkan peningkatan yang mahal. Sering kali orang tidak suka ketika tidak bisa mendapatkan yang diinginkan, dan hal tersebut wajar. Cobalah berpikir sejenak dan cari tahu apakah keputusan tersebut dibuat berdasarkan keegoisan ibu Anda, atau karena ada hal lain. [2]
    • Anda juga mungkin memandang sebuah perilaku sebagai bentuk keegoisan ketika seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan Anda sesuai dengan apa yang Anda inginkan . Sebagai contoh, ketika Anda ingin ibu membantu mengerjakan tugas rumah setiap malam sementara ia tidak bisa melakukannya karena harus bekerja, Anda mungkin merasa bahwa ia bersikap egois karena tidak memenuhi kebutuhan Anda. Sebenarnya Anda memang berhak untuk meminta bantuan ibu untuk mengerjakan tugas rumah, namun Anda juga perlu menyadari bahwa ia memiliki tanggung jawab lain sehingga terkadang ia tidak dapat membantu Anda.
    • Sebaliknya, jika Anda meminta ibu membelikan sepatu baru karena sepatu Anda sudah usang dan ibu Anda menolaknya, namun ia lantas menggunakan uang untuk berbelanja barang-barang yang tidak penting, hal tersebut mungkin mencerminkan perilaku egois karena ia tidak memenuhi kebutuhan Anda yang sebenarnya .
  2. Keegoisan sering kali memicu munculnya situasi yang bersifat berat sebelah. Ini artinya, salah satu pihak mendapatkan keuntungan lebih banyak sementara pihak yang lain mengalami kerugian. Terkadang, hasil atau situasi seperti ini tidak dapat dihindari. Misalnya, katakanlah Anda meminta ibu membelikan minuman beralkohol sementara Anda belum cukup umur dan ibu menolak permintaan Anda (kemungkinan ia akan menolaknya). Tentunya Anda akan menghadapi situasi yang tidak seimbang karena ibu Anda telah menentukan keputusan yang ia inginkan sementara Anda tidak mendapatkan hasil yang Anda inignkan. Akan tetapi, biasanya dengan berkompromi kedua pihak dapat mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh kedua pihak. Jika ibu Anda tidak pernah atau sering kali enggan berkompromi, ada kemungkinan ia bersikap egois. [3]
    • Sebagai contoh, jika ibu Anda tidak pernah mengizinkan Anda menggunakan mobil untuk bertemu teman-teman karena ia ingin Anda meluangkan waktu bersamanya, hal tersebut dapat menjadi contoh dari bentuk keegoisannya. Akan tetapi, jika ia mengizinkan Anda menggunakan mobil hanya pada akhir pekan saja karena ia ingin Anda tidur lebih awal di hari-hari sekolah, hal tersebut merupakan sebuah kompromi: Anda tetap dapat bergaul dengan teman-teman, namun ibu Anda juga memastikan bahwa Anda tetap sehat dan produktif.
    • Contoh lain yang menggambarkan keegoisan adalah ketika ibu Anda pulang dari kantor dan meminta Anda untuk menghentikan aktivitas Anda untuk mengobrol dengannya, terlepas dari tanggung jawab atau komitmen lain yang Anda miliki. Keinginan untuk mengobrol dengan Anda mengenai kabar sehari-hari adalah hal yang baik, namun menuntut perhatian setiap saat bukanlah hal yang baik. Ia mungkin menyebut Anda “tidak tahu terima kasih” jika Anda tidak menanggapi tuntutannya dengan cara yang ia inginkan. [4]
    • Akan tetapi, keinginan untuk mengobrol dengan Anda tidak selalu menunjukkan keegoisan. Menunjukkan keinginan dalam cara yang tidak tepat juga tidak selalu mencerminkan keegoisan. Jika ibu meminta Anda menghentikan aktivitas (mis. tugas rumah) untuk mengobrol dengannya, dan Anda mengatakan bahwa Anda tidak bisa diganggu karena harus menyelesaikan pekerjaan, ia harus menerimanya dan menanyakan waktu alternatif untuk mengobrol. Ini merupakan bentuk kompromi sehat yang menerima dan menghargai kebutuhan setiap pihak—Anda dan ibu. Ini juga bukan sebuah keegoisan, meskipun pada awalnya permintaan tersebut terkesan mengesalkan atau egois.
    • Ingatlah bahwa terkadang, salah satu pihak harus mengalah (atau tidak mendapatkan yang diinginkan), namun secara umum, hubungan yang sehat—bahkan antara orang tua dan anak—ditandai dengan adanya kesamaan keputusan akhir dan kompromi.
    • Contoh situasi tidak adil yang mungkin dihadapi oleh seseorang yang tidak lagi tinggal bersama ibunya adalah ketika ibunya selalu meminta pinjaman uang pada anaknya, tetapi tidak pernah membayar pinjaman tersebut dan menggunakan uang pinjamannya untuk berjudi (atau setidaknya, berfoya-foya).
  3. Manipulasi emosional merupakan ciri-ciri lain perilaku egois. Contoh manipulasi emosional yang terkadang ditunjukkan orang tua adalah jebakan perasaan bersalah atau guilt trip . [5] Jebakan seperti ini mungkin bukan merupakan keegoisan yang ditunjukkan dengan sengaja oleh orang tua—ibu Anda mungkin hanya ingin menunjukkan kasih sayangnya pada Anda, namun caranya kurang tepat karena bersifat memaksa dan tidak sehat, dan justru dapat membuat Anda kesal terhadapnya. [6]
    • Sebagai contoh, katakanlah Anda sedang memilih universitas dan mempertimbangkan beberapa pilihan universitas yang cukup jauh dari rumah (anggaplah saat ini Anda tinggal di Bandung). Ibu Anda mungkin mencoba memanipulasi Anda secara emosional agar memilih kampus yang lebih dekat dengan berkata, “Oke. Silahkan mendaftar di UGM. Kamu sepertinya memang tidak peduli lagi jika ibu merasa kesepian.”
    • Sebagai contoh lain, ibu Anda mungkin mudah tersinggung jika Anda berkata “tidak” atau menolak permintaannya. Misalnya, jika ia meminta Anda mengerjakan sesuatu dan Anda berkata Anda tidak bisa melakukannya, ia mungkin mencoba ‘mengingatkan’ Anda: “Ibu sayang sekali padamu. Tidak ada yang menyayangimu seperti ibu.” Ia mencoba membuat Anda merasa bahwa Anda telah mengabaikannya, atau ia membandingkan Anda dengan orang lain yang ‘mencintai’ ibunya. [7]
    • Jebakan perasaan bersalah dan jenis manipulasi emosional yang lain menandakan keegoisan karena orang yang melakukannya tidak mempertimbangkan kebutuhan kedua belah pihak (hanya berfokus pada kebutuhan satu pihak saja). Ibu yang egois atau manipulatif akan selalu mendahulukan kebutuhannya atau keinginannya terlebih dahulu daripada kebutuhan Anda. [8]
    • Jika ibu Anda menunjukkan perilaku manipulatif (mis. dengan membuat Anda merasa bersalah), kemungkinan besar ia tidak menyadari bahwa interaksi atau manipulasi seperti itu dapat menyebabkan kerugian yang besar. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang membuat orang lain merasa bersalah sering kali terlalu berfokus untuk mendapatkan apa yang diinginkan melalui teknik manipulasi ini, sampai-sampai mereka tidak menyadari bahwa manipulasi tersebut tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga merugikan diri sendiri karena membuat orang lain menjauh. [9]
  4. Percaya atau tidak, terkadang orang tua bisa bersikap egois dengan memberikan Anda terlalu banyak kebebasan untuk melakukan apa pun. Meskipun aturan yang ditetapkan oleh ibu terlalu banyak dan sangat ketat, peraturan-peraturan tersebut telah dibuat sedemikian rupa sebagai batasan yang menjaga agar Anda tetap aman, sehat, dan bahagia. Jika ibu Anda membiarkan Anda melakukan apa pun, kapan pun, tanpa memberitahu Anda tentang batasan dan konsekuensi, ia telah bersikap egois karena tidak memberikan ‘kerangka’ yang perlu Anda kembangkan. [10]
    • Sebagai contoh, jika ibu membiarkan Anda merokok atau meminum minuman beralkohol di bawah umur karena ia tidak ingin mendisiplinkan atau mendorong Anda menghentikan kebiasaan buruk tersebut, ia menunjukkan perilaku yang egois.
    • Pengabaian emosional merupakan tanda lain yang menunjukkan perilaku egois pada orang tua. Jika Anda sering merasa takut ketika berada di dekat ibu karena ia tidak sabar, mudah marah, dan terlalu mengekang, atau Anda merasa putus asa ketika memohon agar ia mau memberikan izin, kemungkinan ibu Anda adalah orang tua yang bersikap narsistik. Ini artinya, dalam bayangannya ialah yang harus menjadi fokus dalam hubungan Anda dengannya. Orang-orang yang bersikap narsistik akan berperilaku egois karena mereka tidak mudah berempati atau menempatkan diri mereka dalam posisi orang lain, serta memahami perasaannya. [11]
    • Tanda lain yang menunjukkan adanya pengabaian emosional adalah Anda merasa tidak diakui oleh ibu Anda. Mungkin ia pernah menanyakan tentang perasaan Anda, namun ternyata tidak benar-benar mendengarkan jawaban Anda dan menyepelekan perasaan Anda, kemudian justru membicarakan mengenai dirinya sendiri. Atau, mungkin ia pernah menolak ketika Anda ingin memberitahunya tentang perasaan atau masalah yang Anda hadapi. Hal-hal tersebut menandakan adanya sikap egois dan narsistik pada ibu Anda. [12]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Melindungi Diri Sendiri

Unduh PDF
  1. Anda mungkin berpikir bahwa ibu Anda bersikap egois, namun pastikan bahwa prasangka seperti itu tidak muncul hanya karena Anda tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Cobalah pertimbangkan keinginan Anda sendiri baik dan masuk akal. [13]
    • Ini tidak dimaksudkan untuk menjatuhkan atau menyepelekan opini Anda mengenai sikap ibu yang—mungkin—egois. Akan tetapi, ketika kita sedang marah, terkadang kita memandang orang lain dalam sudut pandang yang—setelah Anda pertimbangkan kembali—tidak tepat atau tidak rasional. Hubungan antara orang tua dan anak sangat berarti sehingga tidak boleh dianggap enteng begitu saja. Dibutuhkan perhatian lebih untuk menilai situasi dan menentukan langkah selanjutnya yang akan diambil.
    • Sebagai contoh, Anda mungkin merasa bahwa ibu bersikap egois karena ia terus menekan Anda untuk memilih jurusan atau departemen perkuliahan tertentu yang ia sukai, meskipun Anda tidak tertarik. Hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan ibu Anda bersikap egois karena didorong oleh keinginannya untuk meraih pencapaian melalui Anda, terlepas dari apa pun yang harus dilakukan. Akan tetapi, ada pula kemungkinan bahwa ia percaya ia melakukan yang terbaik dengan mendorong Anda untuk melakukan sesuatu yang—ia rasa—dapat Anda kuasai (atau sesuatu yang dapat membawa Anda menuju kesuksesan).
    • Pertimbangkan peran Anda pada situasi tersebut. Apakah Anda telah memberitahu bahwa Anda menghargai opininya, namun tetap akan membuat keputusan sendiri? Atau Anda hanya diam saja dan mengangguk, sampai ibu Anda memberikan saran ke-87? Mungkin saja ia tidak tahu bahwa hal tersebut membuat Anda terganggu jika Anda tidak memberitahu atau menceritakan pendapat Anda sendiri.
  2. Jika ibu Anda selalu sibuk dengan dirinya sendiri dan tidak memberikan perhatian atau dukungan emosional yang Anda butuhkan, carilah dukungan sosial dari orang lain. Meskipun tidak ada yang bisa menggantikan sosok ibu, ingatlah bahwa Anda tidak membutuhkan sosok pengganti agar dapat merasa lebih baik. [14]
    • Berinteraksilah teman-teman atau anggota keluarga yang lain untuk melawan tekanan yang Anda dapatkan dari keegoisan ibu Anda. Dukungan sosial yang didapatkan bisa melindungi Anda dari tekanan dan membuat Anda merasa lebih nyaman dan tenang, baik dengan kehidupan Anda secara keseluruhan maupun diri sendiri. [15]
    • Berinteraksilah dengan orang-orang di internet atau dengan teman-teman yang juga memiliki ibu yang egois. Ini dapat membantu Anda menyadari bahwa Anda tidak sendiri. Selain itu, interaksi seperti ini juga dapat memberikan manfaat; Anda dan teman-teman (atau mereka yang bernasib sama) bisa bersama-sama mencari solusi untuk masalah yang dihadapi. [16]
  3. Tentukan harga diri Anda sendiri . Jika ibu Anda tidak peduli atau acuh ketika Anda mendapatkan pencapaian, Anda sendirilah yang harus menunjukkan kepedulian terhadap pencapaian tersebut. Jika ibu membuat Anda merasa tidak nyaman atau rendah diri karena ia ingin Anda tampil ‘sempurna’ agar ia merasa bangga dengan dirinya sendiri, ingatkan diri sendiri bahwa hal tersebut adalah masalahnya, bukan masalah Anda. [17] Jangan biarkan orang lain, bahkan ibu Anda sendiri, menentukan harga diri Anda. Pada akhirnya, perasaan atau pandangan Anda terhadap diri sendiri yang paling penting karena Andalah yang berhak mengatur atau mengendalikan kehidupan dan masa depan Anda. [18]
    • Tidak ada orang lain yang lebih peduli pada Anda kecuali diri sendiri sehingga dalam kasus seperti ini, opini Andalah yang seharusnya memegang peran paling penting. Berfokuslah untuk meraih tujuan-tujuan yang lebih besar dan sebisa mungkin, jangan terlalu memikirkan situasi atau masalah Anda dengan ibu Anda. [19]
    • Ada beberapa jenis harga diri yang perlu Anda ketahui. Harga diri ‘global’ ( global self-esteem ) merupakan sikap Anda terhadap diri sendiri secara keseluruhan (sebagai pribadi yang utuh). Harga diri spesifik ( specific self-esteem ) merupakan sikap Anda terhadap aspek-aspek tertentu pada diri Anda, seperti prestasi di sekolah atau di tempat kerja, atau penampilan. [20] Keduanya merupakan harga diri yang penting untuk dijaga agar Anda dapat merasa nyaman dengan diri sendiri.
    • Harga diri adaptif ( adaptive self-esteem ) berkaitan dengan kejujuran Anda pada diri sendiri. Harga diri ini membuat Anda merasa jujur atau apa adanya, serta nyaman dengan diri sendiri. Sementara itu, harga diri maladaptif ( maladaptive self-esteem ) bersifat eksternal karena didapatkan dengan memenuhi standar-standar yang tidak sesuai dengan diri Anda, atau dengan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. [21] Jika ibu Anda bersikap egois, Anda mungkin merasa harga diri Anda rendah karena Anda telah diajarkan untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain atau dengan standar-standar yang sebenarnya tidak berarti bagi Anda. Cobalah untuk mengubah kembali fokus Anda untuk mencapai tujuan-tujuan, serta membangun karakter-karakter yang bermakna bagi Anda (dan tidak dipaksakan oleh orang lain). Dengan begini, Anda tidak akan begitu peduli terhadap apa yang orang lain, termasuk ibu Anda, pikirkan tentang diri Anda.
    • Sebagai contoh, jika ibu selalu memberitahu bahwa Anda perlu menurunkan berat badan dan tampil lebih atraktif, bisa jadi Anda merasa harga diri Anda rendah. Oleh karena itu, cobalah temukan apa yang berarti bagi Anda. Jika Anda ingin menurunkan berat badan agar merasa lebih bugar dan sehat, lakukanlah. Jika Anda merasa bahwa kondisi fisik yang ada saat ini sudah tepat (atau menunjukkan siapa Anda sebenarnya), berbanggalah dengan kondisi fisik Anda. Tujuan yang harus Anda capai adalah menerima diri sendiri dan menetapkan standar-standar untuk diri sendiri, serta tidak membiarkan orang lain menetapkan standar mereka pada Anda.
    • Sebagai contoh lain, jika Anda memberitahu ibu bahwa Anda mendapatkan kenaikan pangkat di tempat kerja, sementara ibu Anda menanggapinya secara sinis dan berkata bahwa pekerjaan Anda tidak bisa dibanggakan, pikirkan tentang motifnya untuk mengatakan hal seburuk itu. Selain itu, pikirkan apa arti performa kerja yang baik bagi Anda, dan diri Anda sendiri. Ibu Anda tidak memiliki pandangan atau pendapat yang sama dengan Anda mengenai pekerjaan Anda dan dampak yang bisa Anda berikan. Ingatlah bahwa Andalah yang paling memahami hidup Anda, bukan ibu Anda.
  4. Jika Anda mampu lebih banyak menyokong diri sendiri daripada terus menerus bergantung pada ibu, Anda tidak akan mudah terpengaruh oleh keegoisan ibu Anda (dan dapat menghadapinya dengan lebih baik). Anda juga akan menyadari bahwa hubungan Anda dengan orang tua menjadi layaknya hubungan antara orang-orang dewasa karena kemandirian dan kedewasaan Anda pun berkembang. Keegoisan ibu Anda tidak akan terlalu mengganggu dan hal tersebut tentunya membantu Anda dalam menghadapi hubungan dengan ibu.
    • Anda dapat menyokong diri sendiri dalam berbagai cara. Mulailah dengan berusaha untuk lebih sering membuat keputusan sendiri. Anda akan menyadari bahwa selama ini sebetulnya dapat membuat keputusan sendiri; hanya saja Anda tidak pernah mengambil kesempatan tersebut.
    • Cara lain untuk menyokong diri sendiri adalah dengan berusaha memenuhi kebutuhan sendiri. Memenuhi kebutuhan diri, terutama belajar untuk menenangkan diri sendiri, dapat mendorong untuk tidak banyak bergantung pada ibu. [22]
    • Pikirkan baik-baik mengenani hal-hal yang bisa membuat Anda tenang atau bahagia. Sebagai contoh, Anda mungkin merasa sangat tenang ketika mendengarkan lagu tertentu. Jika Anda mulai merasa kesal atau marah, kenali dan terima kekesalan atau kemarahan tersebut dan tangani dengan melakukan hal-hal yang membuat Anda lebih tenang. [23]
    • Manjakan diri Anda di saat Anda membutuhkannya. Jika Anda memiliki ibu yang bersikap egois dan tidak mencurahkan cukup kasih sayang pada Anda, tunjukkan kasih sayang pada diri sendiri. Cobalah menonton film di bioskop atau makan di restoran yang menarik. Manjakan diri Anda dengan perawatan tubuh, atau berbelanjalah. Akan tetapi, pastikan Anda tidak menjadikan hal-hal yang berbau materi sebagai pengganti kasih sayang. Jika Anda sampai bergantung pada hal-hal materi sebagai bentuk kasih sayang, hal tersebut bukan menjadi hadiah atau kejutan sampingan bagi Anda dan, justru, tidak ada gunanya bagi Anda. [24]
  5. Jika ia tidak mau mendengarkan Anda atau mengubah hal-hal yang membuat Anda terluka dan kesal, sebisa mungkin lakukan apa yang dapat dilakukan untuk menjauhkan diri dari pengaruhnya. Cobalah untuk tidak terlalu banyak bergantung pada ibu Anda; jika ia terlalu sibuk dengan dirinya sendiri, tentunya Anda tidak dapat bergantung atau bersandar padanya. Meskipun pada awalnya terdengar sulit, seiring berjalannya waktu dan ke depannya Anda akan merasa lebih baik. [25]
    • Jika Anda tidak lagi tinggal bersama ibu, cobalah batasi hubungan Anda dengannya (mis. kunjungi ibu Anda hanya pada acara tertentu atau perkumpulan keluarga saja).
    • Jangan terjebak dalam perasaan bersalah jika Anda menjauhkan diri dari ibu Anda karena Anda yakin ia bersikap egois, terlalu sibuk dengan dirinya sendiri, atau narsistik, serta tidak dapat (atau tidak mau) berubah. Meskipun perasaan bersalah bisa mendorong Anda untuk memperbaiki hubungan, perlu diingat bahwa ada hubungan-hubungan, bahkan hubungan dengan ibu sendiri, yang terkadang tidak layak untuk diperbaiki. [26] Ini artinya, sangat penting untuk menilai situasi yang dihadapi secara jujur dan akurat, serta memahami bahwa keegoisan ibu Anda dapat mengganggu kesehatan Anda (terutama secara mental).
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Menghadapi Ibu

Unduh PDF
  1. Jika ia mau mendengarkan, pastikan Anda tidak berbicara dengan cara yang terlalu agresif dan kasar, atau terlalu menyalahkannya. Jika tidak, kemungkinan ibu Anda enggan untuk berubah. Selalu bicara dengannya dengan tenang. Meskipun ia mulai memarahi Anda, pastikan Anda tetap tenang. [27]
    • Perlu diingat bahwa sangat sulit untuk mengubah perilaku dan pola pikir seseorang, terutama jika ia terlalu sibuk dengan dirinya sendiri atau bersikap narsistik. [28]
  2. Pikirkan dengan baik tentang apa yang mendorong ibu Anda untuk bersikap egois. [29] Mungkin saja ibu Anda sendiri sedang mengalami kesulitan dan—sebenarnya—tidak bermaksud untuk bersikap ‘egois’. Jika ibu Anda sudah sangat tua dan memiliki kondisi kesehatan yang buruk, ia mungkin benar-benar membutuhkan lebih banyak perhatian dan bantuan sehingga keegoisannya ‘perlu’ ditunjukkan dalam menghadapi kondisi fisik seperti itu. Jika ia pernah ditelantarkan ketika masih kecil, ia mungkin merasa tidak aman dalam menjalani hubungannya dengan orang lain dan inilah yang bisa membentuk kepribadian yang egois atau terlalu peduli pada diri sendiri. Jika Anda mau memahami kondisi atau situasi yang ia hadapi, Anda dapat mengubah pikiran tentang keegoisannya; jika tidak, setidaknya Anda memiliki gambaran mengenai cara menghadapinya jika sewaktu-waktu Anda harus melakukannya. [30]
    • Sebagai contoh, jika Anda merasa ia bersikap egois karena ia ditelantarkan ketika masih kecil, Anda dapat mengingatkannya bahwa Anda juga merasa ditelantarkan dan mengajaknya bekerja sama untuk memutuskan ‘belenggu’ tersebut dengan memperbaiki hubungan dan tidak membiarkan orang tua ibu Anda dan masa lalunya menentukan masa depan yang sama untuk Anda.
  3. Daripada mengatakan “Ibu egois!”, ubahlah keluhan Anda menjadi, misalnya, “Kurasa terkadang ibu bersikap egois karena ____________”. Kalimat tersebut menekankan perilaku tertentu yang ibu Anda tunjukkan dan menahan Anda untuk tidak menghakimi karakternya secara langsung. Menghakimi karakternya hanya akan membuatnya bersikap defensif dan semakin kesal. Jika Anda menegaskan tindakan tertentu yang ia lakukan, ia akan dengan lebih mudah memahami bahwa selama ini ia telah bersikap tidak baik. Menyebutnya egois tidak akan memberinya gambaran mengenai hal-hal yang perlu diubah. [31]
  4. Dengan berkata “Ibu egois!” atau “Ibu bukanlah ibu yang baik!” hanya akan membuatnya bersikap defensif. Jika Anda mencetuskan pernyataan dengan pronomina “Ibu”, kemungkinan ia akan menutup diri dan merasa diserang, bahkan jika ia sebetulnya mau mendengarkan keluhan Anda. Oleh karena itu, gunakan pernyataan dengan pronomina “Aku” untuk tetap berfokus pada apa yang Anda rasakan. Ingatlah: Anda tidak bisa mengetahui begitu saja maksud ibu Anda, namun setidaknya Anda mengetahui apa yang Anda rasakan. [32]
    • Sebagai contoh, daripada mengatakan “Ibu bersikap egois dan tidak pengertian”, gunakan pernyataan yang spesifik menggunakan pronomina “Aku”: “Aku merasa diabaikan ketika ibu sepanjang hari mengajakku berbicara tentang kehidupan ibu. Aku akan merasa lebih dihargai jika ibu mau bertanya tentang kehidupanku.”
    • Hindari pernyataan yang mencerminkan keharusan, seperti “Ibu harus lebih sering mendengarkanku” atau “Ibu harusnya menjadi ibu yang lebih baik”. Tetaplah berfokus pada diri sendiri dan apa yang Anda rasakan: “Aku tidak merasa didengarkan ketika ibu menyepelekan masalahku” atau “Aku kesal ketika ibu tidak mengakui pencapaianku.”
  5. Jika ibu Anda bersikap egois, mungkin Anda merasa bahwa ia adalah orang yang paling egois di dunia dan telah menghancurkan kehidupan Anda . Meskipun hal tersebut terasa benar, Anda akan lebih berhasil membicarakan masalah yang ada dengannya jika Anda menghindari penggunaan bahasa yang bersifat hiperbola atau terlalu emosional. [33]
    • Sebagai contoh, hindari pernyataan-pernyataan seperti “Keegoisain ibu menghancurkan hidupku!” Sebaliknya, gunakan pernyataan-pernyataan yang lebih tenang dan berimbang, seperti “Aku kesulitan bergaul dan bertemu dengan teman-temanku jika ibu tidak mengizinkanku menggunakan mobil, bahkan di akhir pekan.” Fakta atau masalah yang dihadapi tetap sama, namun pernyataan kedua (yang bernada lebih tenang) tidak terkesan menghakimi atau menyalahkan ibu Anda sehingga tanggapan yang bisa Anda dapatkan mungkin lebih baik.
  6. Keegoisan ibu Anda mungkin didorong oleh kurangnya kesadaran terhadap kebutuhan Anda. Ada kemungkinan ia mau berubah; ia hanya tidak menyadari perilakunya selama ini. [34] Beritahu ibu Anda tentang apa yang dibutuhkan dalam hubungan Anda dengannya, dan berfokuslah pada hal-hal yang tidak dapat Anda lakukan tanpanya. Sebagai contoh, Anda mungkin ingin ibu mendengarkan Anda, atau berharap ibu dapat lebih mendukung dan menyemangati Anda Anda, atau tidak terlalu kritis dan menghakimi Anda secara berlebihan. Anda juga mungkin ingin agar ibu berhenti meminta Anda melakukan semua yang ia inginkan demi dirinya sendiri. [35]
    • Ketika memberitahu kebutuhan Anda, beritahu juga hal-hal lain yang Anda harapkan dari hubungan Anda dengannya, yang tidak harus menjadi fokus untuk saat ini. Dengan begini, ia tahu bahwa Anda mau berkompromi dan tetap berpikiran rasional untuk tidak memintanya segera menunjukkan perubahan, sesuai dengan yang Anda inginkan.
    • Sebagai contoh, Anda dapat mengatakan, “Bu, aku ingin mendapatkan dukungan dan perhatian dari ibu. Aku merasa tersinggung ketika ibu tidak mengakui pencapaian yang kudapatkan dan tidak mau mendengarkan perkataanku. Aku ingin ibu meluangkan waktu setiap minggu untuk mendengarkan tentang kehidupanku.”
  7. Jika keegoisan ibu membuat Anda terganggu, misalnya dengan berkunjung ke rumah tanpa memberitahu terlebih dahulu (katakanlah Anda sedang tidak ingin dikunjungi olehnya), atau dengan tidak memberikan Anda privasi saat Anda tinggal bersamanya, beritahu ia bahwa hal tersebut tidak pantas. Beritahu ia bahwa perilakunya sangat mengesalkan dan tidak bisa diterima. [36]
    • Mulailah dengan menetapkan batasan-batasan yang kecil. Trik yang dapat Anda ikuti adalah dengan menetapkan batasan-batasan yang kecil terlebih dahulu (dalam hal ini, Anda perlu membujuknya secara bertahap). Setelah itu, lanjutkan dengan batasan-batasan yang lebih besar jika ibu Anda sudah terbiasa dengan batasan-batasan yang kecil. [37] [38]
    • Sebagai contoh, jika ibu Anda berkunjung ke rumah Anda hampir setiap malam tanpa memberitahu terlebih dahulu, dan merasa marah atau tersinggung ketika Anda sedang sibuk mengerjakan sesuatu, cobalah tetapkan batasan kecil dengan memintanya untuk mengabari Anda terlebih dahulu sebelum berkunjung. Setelah itu, Anda dapat menetapkan batasan yang lebih besar dengan berkata bahwa Anda juga ingin meluangkan waktu dengannya, namun ia perlu mengabari terlebih dahulu sebelum datang berkunjung dan ia hanya dapat mengunjungi Anda pada hari Kamis.
    • Ingatlah bahwa keinginannya untuk meluangkan waktu atau melakukan aktivitas bersama Anda tidak lantas berarti bahwa ia bersikap egois. Hal tersebut berubah menjadi keegoisan jika ia enggan menerima dan mengakui kebutuhan dan keinginan Anda ketika Anda membicarakan hal-hal tersebut dengannya. Sering kali dengan komunikasi yang jelas, baik Anda dan ibu Anda akan mendapatkan jawaban atau solusi yang memuaskan.
  8. Beritahu ia bahwa Anda serius ketika berbicara mengenainya dan keegoisannya agar ia dapat memahami dengan lebih baik seberapa serius situasi yang sebenarnya dihadapi. [39] Komunikasi asertif atau tegas tidak sama dengan komunikasi agresif. Ketika berkomunikasi secara tegas, Anda menjelaskan perasaan, pikiran, dan pandangan Anda secara terbuka dan terus terang, sambil tetap menghargai kebutuhan dan sudut pandang orang lain. [40]
    • Jangan katakan pernyataan yang kurang tegas seperti “Bu, terkadang ibu melakukan hal-hal yang lebih berfokus pada diri sendiri, bukan pada orang lain. Mungkin aku salah, tetapi aku melihatnya seperti itu. Bisakah kita membicarakan mengenai hal itu kapan-kapan?”
    • Sebaliknya, cobalah untuk bersikap lebih tegas dengan mengatakan, misalnya, “Bu, aku merasa tersinggung jika ibu terus menuntutku, bahkan ketika aku sudah memiliki rencana lain. Aku ingin membicarakan masalah ini dengan ibu. Kurasa hubungan kita bisa lebih baik dari hubungan saat ini. Aku mau berusaha jika ibu pun mau berusaha.”
    • Jangan sampai Anda bersikap tidak tegas dengan mengubah pikiran Anda sebelum bicara. Hindari pikiran-pikiran seperti “Aku harus tetap diam karena aku tidak ingin membebani ibu dengan pikiranku” atau “Akan memalukan atau konyol jika aku mengatakan apa yang kupikirkan”. Sebaliknya, pikirkan hal-hal yang lebih tegas seperti “Aku berhak untuk tidak menyetujui pendapat ibu.” [41]
  9. Terkadang, masalah keluarga terlalu sulit untuk diselesaikan sendiri dan akan lebih mudah, efisien, produktif, dan membantu ketika Anda mendapatkan bantuan pihak luar untuk menangani masalah yang ada.
    • Jika Anda ingin mengikuti konseling keluarga, angkat topik dengan menyebutkan bahwa keluarga Anda mengalami masalah hubungan yang perlu diperbaiki. Jangan menyalahkan atau menekannya segalanya pada ibu Anda.
  10. Orang-orang yang egois sering kali lupa bahwa hubungan tidak selalu bersifat permanen. Hubungan, apa pun bentuknya, melibatkan keinginan untuk memberi dan menerima (adanya timbal balik). Jika ibu Anda bersikap egois, beritahu ia tentang perlakuan-perlakuannya yang tidak Anda sukai, serta ingatkan ia bahwa jika ia tidak mau berubah, Anda tidak mau lagi berada di dekatnya atau memperlakukannya sebagai seorang ibu. ‘Ancaman’ seperti ini lebih efektif diberikan jika Anda sudah dewasa dan tidak lagi tinggal bersama ibu Anda. Akan tetapi, ingatlah bahwa di budaya Indonesia, ancaman seperti ini dianggap tabu. Jika Anda menunjukkan ancaman seperti itu, ada kemungkinan ibu Anda akan menganggap Anda sebagai anak durhaka.
  11. Jika Anda memandang ini sebagai sebuah pilihan, pastikan Anda hanya menggunakan pilihan ini sebagai pilihan terakhir. Terkadang, Anda tidak dapat menyelamatkan hubungan, bahkan dengan ibu Anda sendiri. Ingatlah hal tersebut ketika Anda mencoba mengarahkan situasi sulit yang sedang dihadapi. [42]
    • Jika Anda tinggal di rumah bersama orang tua dan tidak memiliki dana atau modal untuk tinggal sendiri, berfokuslah untuk membuat rencana untuk tinggal sendiri atau meningkatkan prestasi Anda di sekolah daripada membiarkan ibu membuat Anda terus tertekan. Dengan begini, ketika Anda sudah siap, Anda sudah berada pada kondisi yang memungkinkan Anda untuk menjauh dari situasi negatif yang sedang dihadapi (dalam hal ini, tinggal sendiri). [43]
    • Jika Anda adalah orang tua dan sudah berkeluarga, putuskan hubungan Anda dengan ibu dan berfokuslah untuk menjadi orang tua yang penuh perhatian pada anak-anak Anda. Ubahlah hal-hal negatif yang ibu Anda berikan menjadi hal-hal positif untuk diberikan pada anak-anak Anda. Akan tetapi, sekali lagi ingatlah bahwa dalam budaya kita, hal tersebut dianggap tabu sehingga Anda perlu mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.
    • Jangan tahan diri Anda untuk tidak bersedih. Ketika Anda meninjau situasi dan merasa bahwa hubungan Anda dengan ibu telah berakhir atau mati, berikan diri Anda waktu untuk memproses hal tersebut. Kehilangan seorang ibu karena keegoisan, sikap yang terlalu mementingkan diri sendiri, dan narsisismenya adalah hal yang sangat menyakitkan. Jangan sangkal bahwa hal ini adalah masalah yang serius; sebaliknya, biarkan diri Anda merasakan penyesalan, lalu berfokuslah untuk menciptakan perubahan berbasis tujuan yang dapat dilakukan, serta perbaikan situasi dan perasaan Anda. [44]
    Iklan

Tips

  • Jangan biarkan ibu Anda menentukan harga diri Anda.
  • Dapatkan dukungan sosial dari teman-teman dan anggota keluarga yang lain, atau orang-orang yang juga memiliki ibu yang bersikap egois.
  • Perhatikan tanda-tanda adanya manipulasi psikologis yang ditunjukkan oleh ibu Anda. Tanyakan pada diri sendiri apakah pikiran dan perasaannya yang tercermin dalam percakapan bersifat tulus, serta percayalah pada naluri Anda.
Iklan

Peringatan

  • Perdebatan atau diskusi yang terlalu memanas bisa mendorong seseorang untuk bersikap kasar, atau memicu kekerasan di masa mendatang. Oleh karena itu, ketahuilah kapan Anda harus menghentikan atau meninggalkan perdebatan yang berlangsung. Selain itu, hindari kekerasan fisik dan psikologis, seperti menghina dan mengancam.
Iklan
  1. http://www.angriesout.com/grown17.htm
  2. https://www.psychologytoday.com/blog/the-intelligent-divorce/201311/the-narcissistic-mother
  3. http://blogs.psychcentral.com/therapy-soup/2011/09/the-narcissistic-mothers-game/
  4. https://www.psychologytoday.com/blog/ambigamy/201311/selfishness-10-myths-you-may-be-relieved-debunk
  5. https://www.psychologytoday.com/blog/the-intelligent-divorce/201311/the-narcissistic-mother
  6. http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/social-support/art-20044445
  7. http://blogs.psychcentral.com/therapy-soup/2011/09/the-narcissistic-mothers-game/
  8. http://www.sonoma.edu/users/h/hessm/425-files/narcissistic_parent.pdf
  9. http://www.selfgrowth.com/articles/narcissistic_mothers_and_their_children
  10. http://www.apa.org/monitor/dec02/selfesteem.aspx
  11. http://www.jstor.org/stable/2096350
  12. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21400859
  13. http://psychcentral.com/blog/archives/2014/01/08/6-ways-to-become-more-independent-less-codependent/
  14. http://psychcentral.com/blog/archives/2014/01/08/6-ways-to-become-more-independent-less-codependent/
  15. http://psychcentral.com/blog/archives/2014/01/08/6-ways-to-become-more-independent-less-codependent/
  16. http://www.sonoma.edu/users/h/hessm/425-files/narcissistic_parent.pdf
  17. http://www.sciencedaily.com/releases/2007/07/070724113727.htm
  18. http://www.mediate.com/articles/eddyB6.cfm
  19. https://www.psychologytoday.com/blog/under-friendly-spell/200809/getting-over-narcissistic-mother
  20. https://www.psychologytoday.com/blog/the-couch/201403/4-ways-deal-selfish-people
  21. https://www.psychologytoday.com/blog/the-intelligent-divorce/201311/the-narcissistic-mother
  22. http://www.forbes.com/sites/stevenberglas/2011/03/22/how-to-tell-someone-theyre-wrong-and-make-them-feel-good-about-it/
  23. http://www.austincc.edu/colangelo/1318/istatements.htm
  24. http://www.austincc.edu/colangelo/1318/istatements.htm
  25. https://www.psychologytoday.com/blog/the-squeaky-wheel/201305/7-ways-get-out-guilt-trips
  26. http://psychcentral.com/lib/tips-on-setting-boundaries-in-enmeshed-relationships/
  27. http://thoughtcatalog.com/rebecca-coleman/2014/03/5-ways-to-deal-with-a-narcissistic-parent/
  28. http://psychcentral.com/lib/tips-on-setting-boundaries-in-enmeshed-relationships/
  29. http://www.simplypsychology.org/compliance.html
  30. https://www.psychologytoday.com/blog/changepower/201209/the-assertiveness-habit
  31. http://www.cci.health.wa.gov.au/docs/Assertmodule%201.pdf
  32. http://www.cci.health.wa.gov.au/docs/Assertmodule%203.pdf
  33. http://blogs.psychcentral.com/strength-adversity/2015/05/my-mother-the-narcissist/
  34. http://thoughtcatalog.com/rebecca-coleman/2014/03/5-ways-to-deal-with-a-narcissistic-parent/
  35. http://psychcentral.com/lib/the-5-stages-of-loss-and-grief/

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 50.673 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan