Unduh PDF Unduh PDF

Banyak orang merasa orang tua mereka terlalu protektif. Jika orang tuamu terus-menerus mengecek keberadaanmu dan menanyakan kehidupan pribadimu secara bertubi-tubi, kamu harus mengambil langkah-langkah untuk mengomunikasikan kebutuhanmu secara produktif. Coba komunikasikan perasaan frustrasimu, menentukan batasan yang jelas, dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kecemasan orang tuamu.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Mengomunikasikan Perasaan Frustrasi

Unduh PDF
  1. Langkah pertama untuk menghadapi orang tua yang terlalu protektif adalah melakukan pembicaraan yang terbuka tentang kekhawatiranmu. Agar pembicaraan berjalan mulus, pilihlah waktu dan tempat yang aman untuk berbicara.
    • Pilihlah lokasi yang membuatmu dan orang tuamu nyaman. Jika tinggal bersama di rumah, ruang tamu atau dapur bisa digunakan. Jika sudah tidak tinggal bersama, pilihlah lokasi yang netral seperti kedai kopi yang tenang sehingga tidak ada seorang pun yang memiliki keuntungan sebagai tuan rumah. [1]
    • Hindari segala gangguan. Matikan TV. Singkirkan ponsel. Jangan pilih lokasi yang bising, seperti bar atau restoran. Agar pembicaraan berlangsung efektif, gangguan harus diminimalkan. [2]
    • Pilihlah waktu yang tidak memiliki hambatan yang mengganggu secara eksternal. Misalnya, jangan pilih waktu tepat sebelum orang tuamu pergi bekerja atau tidur. Pilihlah saat-saat ketika terdapat banyak waktu untuk berbicara sehingga semua pihak yang terlibat bisa mengutarakan maksudnya. Sore hari atau setelah makan malam bisa menjadi waktu yang baik. [3]
  2. Hal yang penting untuk tidak menyalahkan orang tua saat mengalami pembicaraan yang sulit. Coba gunakan pernyataan "Aku". Dengan demikian, mulailah kalimatmu dengan kata-kata "Aku merasa" terlebih dahulu. Dengan cara ini, kamu berfokus kepada perasaan dan emosimu dan bukan memberikan penilaian yang objektif tentang situasi tersebut.
    • Ketika mengomunikasikan perasaanmu tentang situasi tersebut, lakukan dengan jelas kalau kamu sedang membicarakan pandanganmu dan tidak menekankan penilaian situasi yang objektif. Misalnya, jangan katakan, " Rasanya benar-benar menjadi beban jika ayah dan ibu mengecek keberadaanku setiap lima menit sekali saat aku sedang bersama teman-temanku." Ini akan membuat orang tuamu merasa kamu mengabaikan posisi mereka dan membuat asumsi tentang tindakan mereka.
    • Sebaliknya, katakan sesuatu seperti, "Aku merasa stres ketika kalian sering menelepon dan mengirim SMS saat aku sedang di luar. Sepertinya ayah dan ibu tidak percaya kepadaku saat aku melakukan hal-hal seperti itu”. [4]
  3. Ingat, kamu tidak bisa mengharapkan orang tuamu untuk membaca pikiranmu. Ketika pembicaraan menjadi sulit, langkah yang penting untuk mengungkapkan keinginan dan kebutuhanmu sejelas mungkin.
    • Idealnya, apa hasil yang kamu inginkan dari pembicaraan ini? Misalnya, apakah kamu menginginkan orang tuamu agar tidak terlalu sering meneleponmu ketika kamu berada di luar? Apakah kamu hanya menginginkan sedikit pertanyaan tentang prestasi akademis atau rencana kariermu? Bagaimana caranya agar orang tuamu bisa menerima secara efektif? Pikirkan apa yang kamu inginkan sebelum memulai pembicaraan. Milikilah tujuan dan kebutuhan yang konkret untuk diungkapkan kepada orang tuamu. [5]
    • Ungkapkan tujuanmu dengan cara yang tegas tetapi tidak menghakimi dan tetap menghargai. Misalnya, katakan sesuatu seperti, "Aku sangat senang jika ayah dan ibu memberikan ruang saat aku sedang bersama teman-temanku. Aku tidak keberatan mengikuti jam malam, tetapi aku akan menghargai jika tidak harus membalas SMS dan menjawab telepon setiap setengah jam." [6]
    • Ungkapkan apresiasimu terhadap orangtuamu. Hal yang baik berkaitan dengan orang tua yang terlalu protektif adalah bahwa mereka hanya ingin mencintai dan melindungimu, dan mereka dapat belajar mengungkapkan kepedulian dengan cara yang lebih produktif. Biarkan orang tuamu tahu kalau kamu menghargai bahwa mereka mencintaimu dan menginginkan yang terbaik untukmu.
  4. Meskipun rasanya sangat mengganggu menghadapi orang tua yang terlalu protektif, kamu tidak boleh meremehkan sudut pandang mereka. Jika kamu berusaha melakukan pembicaraan yang jujur dan efektif, pertimbangkan sudut pandang mereka.
    • Perasaan, terutama perasaan yang dipicu oleh kecemasan, bersifat subjektif. Meskipun kamu mungkin menganggap bahwa orang tuamu tidak perlu mengkhawatirkan selesma ringan yang bisa menjadi penyakit radang paru-paru, biarkan mereka mengekspresikan perasaannya tanpa penilaian. Akuilah bahwa kamu mengerti mereka mengkhawatirkanmu sebagai anak mereka. [7]
    • Kunci untuk memahami orang tua adalah mengidentifikasi mengapa mereka merasa dengan cara seperti itu. Cobalah untuk memahami masalah yang memicu sifat mereka yang terlalu protektif. Misalnya, jika mereka mengkhawatirkan kesehatanmu, apakah salah satu dari kedua orang tuamu pernah kehilangan salah satu anggota keluarga atau temannya karena penyakit yang tak terduga? Orang tua mungkin memiliki alasan yang sangat baik terhadap rasa takut mereka berdasarkan pengalamannya sendiri. Meskipun penting untuk tidak membiarkan ketakutan orang tuamu mendikte hidupmu, memahami sumber ketakutan dapat membantumu di masa mendatang. [8]
    • Misalnya, dalam film Finding Nemo , ayah Marlin kehilangan seluruh keluarganya, istri tercinta dan semua anaknya--- kecuali sebutir telur kecil. Akibatnya, Marlin terlalu protektif terhadap anak satu-satunya, Nemo. Masa lalu Marlin yang traumatis menimbulkan ketakutan terhadap sesuatu yang buruk terjadi kepada Nemo, sehingga bersikap terlalu protektif menjadi sangat masuk akal, meskipun pada akhirnya tidak baik untuk perkembangan anaknya.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Membuat Batasan yang Sehat

Unduh PDF
  1. Batasan adalah hal yang penting dalam hubungan orang tua dan anak. Untuk menjadi orang dewasa yang mandiri, kamu membutuhkan ruang untuk membuat keputusan sendiri dan kadang-kadang kesalahan sendiri. Cobalah untuk membuat batasan yang jelas dengan orang tuamu tentang waktu yang tepat untuk meminta bantuan.
    • Kebanyakan remaja, biasanya yang berusia SMP, menginginkan kemandirian dari orang tuanya. Orang tua yang terlalu protektif mungkin memiliki kesulitan untuk memberikan lebih banyak kebebasan kepadamu, karena mengkhawatirkanmu adalah salah satu cara utama mereka mengungkapkan kepedulian kepadamu. Perlindungan yang terlalu berlebihan sering kali secara tidak disadari merupakan bentuk kontrol. Kamu perlu mengutarakan dengan jelas kepada orang tuamu bahwa kamu menginginkan batasan yang lebih jelas. [9]
    • Biarkan orang tuamu tahu apa yang tepat atau tidak tepat. Misalnya, kamu dapat memberitahu mereka bahwa tidak apa-apa mengkhawatirkan kesehatan fisik, tetapi mengingatkanmu setiap hari tentang kekhawatiran terhadap isu kesehatan terbaru adalah hal yang tidak membantu kesehatan emosionalmu. Kamu dapat memberitahu mereka bahwa tidak apa-apa jika menginginkanmu untuk membuat jadwal menelepon seminggu sekali, tapi berbicara di telepon setiap hari agak berlebihan. [10]
  2. Jika kamu tidak tinggal serumah, kadang-kadang membatasi kontak dapat membantu. Meskipun sangat bagus untuk memiliki hubungan dengan orang tua, jika mereka cenderung terlalu protektif, kamu mungkin perlu sedikit mengendalikan orang tuamu untuk mengurangi kecemasan mereka.
    • Jika sudah tidak tinggal serumah, kamu tidak perlu memberitahukan segala hal kepada orang tuamu. Mungkin akan lebih baik untuk tidak menyebutkan orang yang baru saja menjadi pacarmu atau pesta yang akan kamu datangi Sabtu malam nanti. Jika pembicaraan tersebut cenderung menghasilkan saran yang tidak diminta dan pertanyaan bertubi-tubi, hilangkan saja beberapa detail tertentu tentang kehidupan sehari-harimu secara diplomatis. [11]
    • Pada awalnya, orang tuamu mungkin menentang kesepakatan pembatasan kontak, tetapi carilah cara untuk keluar dari pembicaraan tersebut secara halus. Misalnya, jika orang tuamu mulai menekan dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih terperinci tentang kegiatan akhir pekanmu, uraikan secara singkat dan kemudian katakan sesuatu seperti, " Aku tidak bisa bicara lama-lama. Aku harus mencuci baju hari ini." [12]
  3. Sering kali, orang tua yang terlalu protektif bereaksi negatif terhadap anak-anak yang menetapkan batasan. Orang tuamu mungkin menentang keinginanmu untuk mandiri. Jika mereka bereaksi negatif, cobalah untuk menghindari situasi yang emosional.
    • Jika orang tuamu rentan terbawa situasi emosional, cobalah untuk bersikap tegas jika mereka marah kepadamu. Jika mereka mencoba untuk menekanmu untuk kembali ke dalam situasi dengan terus membicarakan kekhawatiran mereka, akhiri dengan sesuatu seperti, "Aku yakin ayah dan ibu tidak terlalu khawatir dengan masalah waktu”. Kemudian, gantilah topik pembicaraan. [13]
    • Carilah teman yang bisa diajak bicara tentang perasaan frustrasimu. Mengungkapkan perasaan benar-benar dapat membantumu menghindari situasi emosional yang tidak perlu. Mengekspresikan perasaan frustrasi kepada pihak ketiga yang secara emosional tidak terlibat dalam situasi tersebut memungkinkanmu untuk menghilangkan pikiran negatif sehingga kamu tidak melampiaskannya kepada orang tuamu. [14]
  4. Orang tuamu tidak mungkin berubah dalam waktu semalam, apalagi jika pada dasarnya terlalu protektif. Pahamilah bahwa ada masa penyesuaian ketika menetapkan batasan dan aturan baru untuk urusan kontak. Cobalah untuk tidak terlalu marah terhadap kekeliruan dan kesalahpahaman. Mungkin perlu waktu beberapa bulan sehingga orang tuamu memahami kebutuhanmu untuk memiliki ruang dan menyesuaikan diri dengan kemandirianmu yang baru. [15]
  5. Jika kamu ingin menetapkan batasan dengan orang tuamu, kamu perlu mempelajari batasan yang tepat sesuai usiamu. Jika kamu berusia SMP, batasan yang dapat diterima akan jauh berbeda jika kamu berusia SMA atau perguruan tinggi.
    • Ingat, orang tuamu ingin menetapkan batasan untuk melindungimu dan membantumu untuk tumbuh. Sering kali, anak-anak atau remaja yang di luar kendali diam-diam menginginkan batasan yang lebih banyak agar merasa aman di rumah. Cobalah untuk memahami bahwa orang tuamu bertindak sesuai kepentingan terbaikmu berkaitan dengan aturan. [16]
    • Jika kamu berusia praremaja, merupakan hal yang masuk akal jika orang tuamu terus-menerus ingin tahu kamu ada di mana, dengan siapa, dan apa yang kamu lakukan. Kamu harus bersedia untuk memberikan informasi ini secara terbuka. Namun, sebagai anak usia praremaja, kamu mungkin memiliki kebutuhan privasi yang meningkat. Tidak apa-apa untuk meminta hal tersebut kepada orang tuamu, misalnya agar orang tuamu menjauhi kamarmu dan tidak memeriksa benda-benda yang ada di sana. [17]
    • Jika kamu berusia remaja, orang tuamu akan mengharapkanmu untuk lebih mandiri. Kamu berada pada tahap menjadi orang dewasa dan bersiap untuk keluar dari rumah. Hal yang wajar jika kamu memerlukan jam malam nantinya dan kebebasan tertentu, seperti boleh mengendarai mobil sendirian. Hal yang sangat masuk akal untuk mengajukan permintaan ini kepada orang tuamu. Namun, perlu diingat bahwa berdebat dan bertengkar hanya menambah stres dirimu dan orang tuamu. Bersikaplah menghargai ketika meminta tambahan kebebasan. [18] Jika kamu merasa pembicaraan menjadi panas, keluarlah dari situasi dan tarik napas dalam-dalam. Setelah tenang, kamu dapat mengutarakan hal ini lagi, tetapi kali ini tanyakan alasan mereka dengan tenang. Berusahalah untuk berkompromi dan mencari hasil yang baik untuk semua pihak.
    • Jika kamu mulai kuliah, orang tuamu mungkin berat melepaskanmu. Hal yang menakutkan melihat seorang anak yang memasuki dunia sebagai orang dewasa muda. Tidak apa-apa untuk meminta orang tuamu agar tidak menelepon setiap hari atau menanyakan hal-hal yang sangat pribadi, seperti pertanyaan tentang kehidupan cinta atau kehidupan sosial. Namun, berkomunikasi setiap minggu dengan orang tuamu dapat membantu mengurangi kekhawatiran mereka karena mereka tahu kamu dalam keadaan baik.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mengurangi Kecemasan Orang Tua

Unduh PDF
  1. Apakah kamu menganggap orang tuamu secara umum adalah orang yang mudah cemas? Apakah mereka cenderung mengkhawatirkan hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari selain kamu? Banyak orang tua yang terlalu protektif memiliki masalah sebelumnya dengan kecemasan yang mungkin membuat mereka ekstra waspada terhadap anak-anaknya. Cobalah untuk memahami bahwa di dalam hati mereka, orang tuamu sangat peduli kepadamu. Menerima kecemasan tersebut, berhubungan dengan kemungkinan orang tuamu memiliki sedikit kontrol, merupakan faktor utama dalam cara mereka bersikap terhadap Anda. [19]
  2. Jika kamu menginginkan orang tuamu agar tidak terlalu khawatir, tunjukkan bahwa kamu bertanggung jawab. Membuat perubahan kecil dalam rutinitas sehari-hari dapat membantu orang tuamu mengetahui bahwa mereka tidak perlu khawatir.
    • Jika kamu masih tinggal di rumah, dekati orang tuamu sesegera mungkin jika kamu meminta izin untuk pergi ke suatu tempat. Bersikaplah jujur tentang siapa yang akan bersamamu dan berapa lama kamu pergi. Orang tuamu akan menghargai kedewasaanmu. [20]
    • Sadarilah bahwa orang dewasa sering mengikuti banyak aturan yang sama yang diterapkan kepadamu. Misalnya, menghilang begitu saja dan membiarkan orang-orang yang memedulikanmu tidak mengetahui keberadaanmu, akan menimbulkan kekhawatiran, bahkan sebagai orang dewasa sekali pun. Orang dewasa saling memberitahukan satu sama lain tentang keberadaan mereka jika mereka memiliki hubungan yang sehat dan saling mencintai. Jika kamu ingin diperlakukan sebagai orang dewasa, tunjukkan kepada orang tuamu kalau kamu dapat dipercaya dan penuh perhatian.
    • Kerjakan PR-mu tanpa harus disuruh. Berusahalah untuk makan makanan yang sehat. Lakukan tugas-tugas rumah tangga sehari-hari. Tunjukkan kepada orang tuamu bahwa kamu bersikap dewasa. Hal ini akan membantu mengurangi kecemasan tentang keputusan yang kamu buat. [21]
    • Jika kamu tidak tinggal serumah, cobalah untuk menggantikan peran orang tuamu dengan membuat prestasi dan beberapa tanda kalau kamu mampu mengurus dirimu sendiri. Apakah kamu makan makanan yang sehat minggu ini? Apakah kamu sudah membersihkan apartemen? Apakah nilaimu bagus semester ini? Coba sebutkan hal tersebut saat menelepon orang tuamu yang ada di rumah tiap minggu. [22]
  3. Ingat, kadang-kadang orang tua tahu yang terbaik. Mereka lebih tua darimu dan memiliki lebih banyak pengalaman hidup. Jika kamu bingung tentang sesuatu, tidak apa-apa untuk meminta saran dari orang tuamu dan terbuka dengan apa yang mereka katakan. Jika orang tuamu melihatmu cukup dewasa untuk mendapatkan saran bila diperlukan, mereka mungkin tidak akan terlalu khawatir dengan keputusanmu. [23]
    Iklan

Tips

  • Jika kamu khawatir orang tuamu memiliki kondisi kecemasan, sarankan mereka secara halus untuk mencari terapi, dengan menekankan bahwa kamu mengkhawatirkan mereka dan kamu ingin melihat mereka bahagia. Sarankan agar kamu ikut menemani mereka melakukan terapi bersama-sama sehingga kamu dapat mempelajari cara-cara yang lebih produktif dalam menentukan batasan satu sama lain dan berkomunikasi.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 15.244 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan