Unduh PDF Unduh PDF

Albumin adalah jenis protein yang terkandung di dalam darah, dan sangat diperlukan untuk memperbaiki dan menjaga jaringan tubuh, membangun enzim dan hormon, memindahkan nutrien, serta mencegah penggumpalan darah. Meski kadar albumin bukanlah isu kesehatan yang patut dikhawatirkan oleh sebagian besar orang, faktanya orang-orang yang sedang menjalani dialisis, mengidap penyakit hati, dan/atau berusia lanjut berisiko tinggi untuk mengalami penurunan kadar albumin. [1] Jika Anda pun tengah menjalani dialisis tetapi ingin meningkatkan kadar albumin, cobalah menyantap makanan yang tinggi protein, tetapi rendah potasium dan fosfor. Selain itu, berkonsultasilah pula dengan ahli diet untuk memastikan pola makan Anda mampu mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh secara maksimal. [2]

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Mengonsumsi Protein yang Cukup

Unduh PDF
  1. Mengonsumsi sumber protein yang berkualitas ampuh memperbaiki gizi Anda secara menyeluruh! Selain itu, melakukannya pun penting dilakukan untuk meningkatkan kadar albumin dalam tubuh Anda. Secara umum, pastikan Anda mengonsumsi satu porsi protein setiap kali bersantap. Beberapa jenis sumber protein yang sangat baik untuk dikonsumsi adalah daging sapi, babi, dan domba/kambing rendah lemak. Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi ikan, ayam, kalkun, dan telur. [3]
    • Satu porsi standar (85 gram) hamburger yang terbuat dari daging sapi rendah lemak mengandung 21 gram protein. Sementara itu, satu porsi standar (85) gram ayam mengandung 14-28 protein; satu porsi salmon, trout , atau makerel matang mengandung 15-21 gram protein; dan satu porsi daging babi rendah lemak mengandung 15-21 gram protein.
    • Jika Anda tidak mengonsumsi daging, memilih sumber protein yang setara akan menjadi tugas yang sedikit menyulitkan. Untuk mengetahuinya, cobalah mengonsultasikannya kepada ahli gizi.
    • Santap sumber protein yang ramah bagi pasien dialisis, seperti daging sapi, kalkun, atau babi rendah lemak. Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi ayam, telur, ikan, makanan pengganti daging, tahu, dan bubuk protein. [4]
  2. Meski Anda perlu berfokus untuk menambah asupan protein dalam tubuh, tetaplah mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan zat tepung seperti yang terkandung di dalam roti, pasta, dan nasi. Misalnya, tambahkan parutan telur rebus atau tuna ke saus pasta atau hidangan nasi yang Anda konsumsi; atau, tambahkan cincangan ayam atau potongan daging sapi ke dalam makanan berkuah. [5]
  3. Sarapan adalah asupan terpenting yang akan memengaruhi proses metabolisme tubuh dalam menjalani hari. Lagi pula, tubuh manusia umumnya akan merasa lebih lapar ketika baru terbangun di pagi hari. Salah satu opsi sarapan yang lezat dan menyehatkan adalah telur dadar (dibuat dari putih telur) yang dicampur dengan keju. [6]
    • Meski satu butir telur mengandung sekitar 6 gram protein, sejatinya putih telur adalah sumber protein yang lebih menyehatkan. Bahkan, putih telur terbuat dari 100% albumin, lho ! Cobalah menyantap dua buah putih telur yang mengandung sekitar 7,2 gram protein.
  4. Jangan melewatkan waktu bersantap agar energi Anda tetap stabil dan terjaga! Jika memungkinkan, cobalah menyantap makanan dengan porsi kecil tetapi sering. Namun, jika Anda tanpa sengaja melewatkan waktu bersantap, cobalah mengonsumsi lebih banyak protein pada waktu bersantap berikutnya. [7]
    • Mengonsumsi makanan dengan porsi kecil juga layak dilakukan oleh Anda yang kesulitan menyantap makanan dengan porsi reguler.
    • Camilan ringan atau penganan sebelum tidur yang baik untuk dikonsumsi adalah keju cottage . Untuk menambah kelezatannya, cobalah mengonsumsi keju dengan buah-buahan (seperti saus apel). Secara umum, keju cottage merupakan jenis keju yang paling sehat di antara produk olahan susu lain, terutama karena kandungan fosfor dan potasiumnya yang rendah tidak akan membahayakan kesehatan Anda yang sedang menjalani dialisis dan memiliki kadar albumin rendah.
  5. Anda tentu tahu bahwa smoothie adalah minuman (atau pengganti makanan) yang dapat dibuat dengan mudah dan cepat, tetapi memiliki rasa sangat lezat. Selain itu, mengonsumsi smoothie pun dapat meningkatkan kadar protein tubuh dalam sekejap, lho ! Namun, sebaiknya hindari penggunaan susu sapi yang memiliki kandungan fosfor cukup tinggi. Alih-alih, gunakan susu almon atau susu beras. Selain itu, Anda juga boleh menambahkan yoghurt Yunani, produk telur yang melalui proses pasteurisasi, atau bubuk protein. Setelah itu, proses seluruh bahan menggunakan blender, dan tambahkan buah-buahan jika suka. [8]
    • Konsultasikan jenis protein tambahan atau suplemen (baik yang berbentuk bubuk maupun cair) yang paling bermanfaat untuk Anda kepada ahli diet.
    • Ingat, satu porsi yoghurt Yunani mengandung lebih dari 20 gram protein. Oleh karena itu, cobalah mencampurkan yoghurt Yunani dan granola ke dalam smoothie buatan Anda.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Berkonsultasi dengan Ahli Gizi

Unduh PDF
  1. Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan rekomendasi perubahan pola makan yang tepat adalah dengan mendeskripsikan makanan yang kerap Anda konsumsi. Ke depannya, informasi tersebut dapat digunakan untuk merekomendasikan makanan yang sebaiknya dikonsumsi (atau justru harus berhenti dikonsumsi) untuk memperbaiki pola makan Anda. [9]
    • Ahli diet juga dapat merekomendasikan berbagai kiat diet yang spesifik, seperti cara untuk mengonsumsi makanan kesukaan Anda dengan cara yang lebih sehat.
  2. Salah satu topik yang wajib didiskusikan dengan ahli gizi adalah preferensi bersantap yang Anda miliki. Misalnya, jika Anda tidak mengonsumsi daging, pastikan tubuh tetap menerima asupan protein dari berbagai sumber lain. [10]
    • Ahli gizi dapat membantu mengidentifikasi sumber protein lain berkualitas tinggi yang bisa Anda jadikan pengganti daging. Ketika memilih makanan pengganti daging (seperti makanan berbasis kedelai), pastikan Anda hanya memilih opsi yang kadar potasium, sodium, atau fosfornya tidak terlalu tinggi.
  3. Meski mengonsumsi minuman bernutrisi tertentu dapat bermanfaat bagi Anda yang tengah menjalani prosedur dialisis, pastikan Anda hanya menganggapnya sebagai komponen diet yang spesifik dan mengonsumsinya di bawah pengawasan ahli gizi. Sebaliknya, protein bar bisa dijadikan pengganti makanan berat, tetapi tidak boleh mendominasi rutinitas bersantap Anda. [11]
    • Jika ingin mengonsumsi protein bar tetapi sedang menjalani dialisis, cobalah memilih protein bar yang mengandung lebih dari 15 gram protein. Namun, pastikan kandungan fosfornya tidak melebihi 150 mg, sementara kandungan potasium dan sodiumnya tidak melebihi 200 mg.
  4. Meski sangat bergantung kepada kondisi kesehatan dan nutrisi Anda secara menyeluruh, kemungkinan Anda juga perlu mengonsumsi suplemen gizi tambahan. Kebutuhan tersebut, berikut jenis suplemen yang perlu dikonsumsi, sangatlah bergantung kepada kondisi kesehatan masing-masing pasien sehingga harus terlebih dahulu dikonsultasikan kepada ahli diet yang tepercaya. [12]
    • Cukup ajukan pertanyaan seperti, “Setelah melihat kadar gizi di dalam tubuh saya, kira-kira adakah suplemen khusus yang sebaiknya saya konsumsi?”
  5. Ingat, sebagian besar pertanyaan yang diajukan oleh ahli diet Anda ditujukan untuk mengidentifikasi faktor yang menyebabkan tubuh Anda mengalami kekurangan nutrisi (dalam hal ini, protein). Faktor itulah yang nantinya juga akan menentukan tindakan pengobatan yang perlu direkomendasikan. [13]
  6. Dibutuhkan rencana yang matang untuk menjaga kesehatan pola makan Anda, terutama jika saat ini Anda sedang menjalani prosedur dialisis atau memiliki komplikasi kesehatan lain. Percayalah, rencana bersantap sederhana sekalipun ampuh membuat tubuh menerima berbagai asupan yang dibutuhkan secara konsisten. [14]
    • Selain meminta rekomendasi terkait jenis makanan dan cara bersantap yang layak dikonsumsi, tanyakan pula cara menjaga pola makan yang sehat kepada ahli gizi.
    • Setidaknya, pastikan setiap makanan yang Anda santap mengandung protein di dalamnya.
  7. Berdasarkan rekomendasi dan panduan yang diberikan oleh ahli gizi, Anda mungkin perlu meningkatkan kadar kalori agar tubuh dapat mengolah protein ekstra yang disantap dengan lebih baik. Misalnya, ahli diet mungkin akan meminta Anda untuk memasak dengan mentega atau menuangkan lebih banyak saus ke selada yang akan dikonsumsi. [15]
    • Sebagian besar produk dairy , termasuk susu, mengandung terlalu banyak potasium dan fosfor untuk pasien yang sedang menjalani dialisis dan memiliki kadar albumin rendah. Itulah mengapa, produk dairy bukanlah sumber lemak yang akan direkomendasikan.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Membantu Tubuh Menjaga Kadar Albumin

Unduh PDF
  1. Faktanya, pembengkakan dan infeksi dapat menurunkan kadar albumin, terutama jika saat ini Anda tengah menjalani prosedur dialisis. Salah satu jenis infeksi yang patut Anda waspadai adalah infeksi gusi. Oleh karena itu, kunjungi dokter gigi setidaknya enam bulan sekali, baik untuk melakukan pemeriksaan rutin maupun pembersihan gigi. [16]
    • Jika mengalami infeksi oral (seperti peritonitis) dan harus melakukan prosedur dialisis secara berkala, perubahan pola makan mungkin tidak akan dapat meningkatkan kadar albumin Anda.
  2. Jika memiliki gangguan kesehatan yang meningkatkan risiko tubuh untuk mengalami penurunan albumin, seperti penyakit ginjal, belajarlah mengenali berbagai gejala albumin yang rendah. Beberapa gejala yang patut Anda waspadai adalah pembengkakan yang tak kunjung pulih, kelelahan, kehilangan energi, infeksi berkepanjangan, luka yang sulit sembuh, dan bercak putih pada kuku. Jika mengalami salah satu atau beberapa di antaranya, segeralah memeriksakan diri ke dokter! [17]
  3. Jika saat ini Anda sedang melakukan perawatan dialisis secara berkala, jangan pernah melewatkannya agar kemampuan tubuh untuk mempertahankan kadar albumin tetap terjaga dengan baik. [18]
  4. Porsi makan Anda cenderung sedikit? Untuk meningkatkan kadar albumin secara alami, pastikan Anda menyantap hidangan lengkap setidaknya satu kali sehari, di luar makanan berporsi kecil yang biasanya Anda santap. Jika nafsu makan Anda cenderung meningkat pada jam-jam tertentu (seperti di pagi hari), berusahalah untuk selalu menyantap hidangan lengkap dalam rentang waktu tersebut. [19]
  5. Ingat, peningkatan kadar albumin tidak akan terjadi dalam semalam. Faktanya, dibutuhkan waktu setidaknya tiga minggu bagi kadar albumin untuk meningkat, seiring dengan bertambahnya jumlah protein di dalam darah. Oleh karena itu, bersabarlah dan ikuti seluruh instruksi yang diberikan oleh ahli gizi. Cepat atau lambat, Anda pasti akan melihat hasilnya! [20]
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 44.437 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan