PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Melucu di kelas dapat menurunkan ketegangan, memperbaiki mood , dan membuat Anda dikagumi oleh teman-teman sekelas. Apalagi, tertawa sebenarnya menular! [1] Melucu dapat meningkatkan popularitas dan mendongkrak status Anda di dalam pergaulan, namun Anda membutuhkan sedikit usaha dan latihan untuk dapat menemukan selera humor yang pas.

Bagian 1
Bagian 1 dari 4:

Berbagai Gaya Humor

PDF download Unduh PDF
  1. (“ affiliative ”). Gaya humor ini menggunakan kesamaan yang ada untuk membangun keterkaitan dengan penikmatnya dalam lelucon yang dilontarkan. Dengan memanfaatkan peristiwa sehari-hari yang telah akrab dikenal oleh penikmat humor, Anda dapat menyatukan mereka hingga dapat tertawa bersama-sama karena sisi lucu dari berbagai peristiwa sehari-hari. [2]
    • Contoh gaya humor “sadar nggak, sih?” adalah yang biasa dilontarkan oleh Jerry Seinfeld. Jerry sering menggunakan pengalaman pribadi yang telah akrab di hati para penontonnya, misalnya mengantre di bank, kemudian menyampaikan pengamatannya terhadap sisi lucu yang ada. Pelajari berbagai lelucon yang biasa dilontarkan oleh Jerry Seinfeld melalui pencarian singkat di internet, agar Anda dapat lebih memahami gaya humor afiliatif ini.
  2. Gaya humor ini menggunakan ejekan kepada seseorang untuk membuat seluruh penikmatnya tertawa. Pada situasi-situasi tertentu, ini berarti Anda mengejek salah satu penonton atau pendengar, tetapi Anda perlu memahami bahwa sebagian orang tidak akan berespons dengan baik terhadap hal ini, karena mereka mungkin merasa kurang nyaman dengan ejekan itu. Jika gaya humor semacam ini digunakan untuk menyerang seseorang atau menyakiti seseorang secara prikologis, hal ini digolongkan sebagai perundungan ( bullying ). [3]
    • Dua contoh seniman humor yang memiliki gaya humor “sodok sana-sini” adalah Joan Rivers dan Don Rickles, yang telah sangat dikenal sebagai “ put-down artist ” (“pengejek”). Jika Anda menganggap gaya humor ini cocok dengan selera humor Anda, cari tahu lebih lanjut di "YouTube" tentang kedua seniman humor ini, atau tentang put-down artist lainnya.
  3. Menertawakan diri sendiri secara sehat adalah kemampuan yang berguna dan cara yang sangat baik untuk mengatasi stres. [4] Lagipula, berbagai kelucuan dari hidup Anda akan lebih mudah ditangkap dan dipahami oleh para penikmat humor, sehingga inti dari lelucon Anda akan lebih mengena. [5]
    • John Stewart adalah seniman humor yang terkenal karena lelucon-lelucon yang menertawakan dirinya sendiri. Kadang-kadang, saat mulai melontarkan lelucon, John akan berkata semacam, “Saya memang lumayan bodoh...”, sebagai panduan bagi penontonnya kepada kelanjutan leluconnya, yang berisi tentang sisi lucu dari dirinya yang baru disadarinya itu.
  4. Gaya humor ini dilakukan dengan mengejek dan menghina diri sendiri habis-habisan agar mendapatkan tawa prihatin atau tawa kasihan dari penikmat humor. Gaya ini sebenarnya kadang dapat menjadi tidak sehat bagi sisi psikologis diri Anda, dan dapat muncul dari latar belakang seniman humor yang pernah mengalami perundungan yang parah dalam jangka panjang, karena di korban perundungan menertawakan diri di tengah-tengah penderitaannya. [6]
    • Jika Anda ingin memahami lebih lanjut tentang gaya humor “malangnya diri ini”, lakukan pencarian daring dengan kata kunci “Rodney Dangerfield”, seniman humor yang terkenal karena gaya humornya yang menghina diri sendiri.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 4:

Memahami Humor

PDF download Unduh PDF
  1. Orang-orang biasanya menyadari suatu kisah atau lelucon yang dibuat-buat, maka Anda perlu menemukan hal-hal yang memang secara alamiah terasa lucu bagi Anda. Pikirkan hal-hal yang menurut Anda lucu dan menyenangkan. Apakah Anda suka berbuat iseng? Apakah Anda suka menceritakan lelucon? Atau Anda justru suka bertingkah konyol?
    • Mungkin Anda belum menemukan gaya humor yang paling cocok untuk selera Anda, maka Anda coba-coba saja hingga Anda menemukan gaya yang lebih sesuai dengan diri Anda. Jangan takut untuk melatih keahlian-keahlian dasar hingga kuat dahulu, baru kemudian mengembangkan keahlian lanjutan yang lebih sulit.
  2. Ketahui beberapa situasi yang umumnya dianggap lucu . Anda dan teman-teman sekelas mungkin memang memiliki selera humor yang berbeda, tetapi ada situasi-situasi tertentu yang secara umum dianggap lucu oleh hampir semua orang. Menemukan sisi lucu dari berbagai situasi sehari-hari adalah bagian yang penting untuk menjadi si biang lucu.
    • Rasa sakit biasanya hampir selalu dianggap sebagai sesuatu yang lucu. Mungkin ini adalah salah satu alasan mengapa inti dari suatu lelucon dalam bahasa Inggris disebut dengan “punch line” (“tonjokan”), dan mengapa tokoh-tokoh di berbagai acara lawak di televisi menggunakan lelucon-lelucon fisik. Karena sebab-sebab tertentu, manusia cenderung menganggap rasa sakit yang dialami oleh orang lain serta kejadian yang menyebabkan rasa sakit itu sebagai sesuatu yang lucu. [7]
    • Contohnya, saat siku Anda terbentur sewaktu duduk di bangku kelas, tunjukkan reaksi berlebihan dengan melolong-lolong sambil berguling-guling di lantai kelas. Reaksi Anda yang sangat berlebihan ini sangat mungkin akan membuat temat-teman sekelas tertawa.
    • Hal-hal yang ganjil juga biasanya dianggap lucu. [8] Hal-hal yang kelihatannya sama sekali tidak berhubungan dengan situasi yang sedang terjadi serta reaksi orang-orang terhadap hal itu sangat mungkin menjadi bahan untuk melucu. Hal-hal yang ganjil juga dapat sangat berguna untuk membalikkan situasi gugup karena suatu kesalahan yang terjadi. Misalnya, jika Anda menjatuhkan seluruh tumpukan kertas dan merasa malu karenanya, umumkan saja kesalahan Anda itu keras-keras ke seluruh ruangan. Jangan berpura-pura tidak ada orang yang memperhatikan kertas-kertas yang berserakan itu. Mengumumkannya akan membuat orang-orang tertawa karena mereka tidak menyangka bahwa Anda akan bereaksi demikian terhadap kejadian kertas jatuh itu. [9]
  3. Di sekolah, Anda dapat menjumpai dua kelompok penikmat humor: teman-teman sekelas, dan guru Anda. Agar humor yang Anda lontarkan dianggap lucu oleh kebanyakan orang, Anda perlu menemukan hal-hal yang hampir semua orang akan anggap lucu. Lelucon dari budaya pop, permainan kata-kata, plesetan, dan lelucon fisik biasanya merupakan bahan-bahan lelucon yang dapat Anda andalkan kelucuannya.
    • Amati teman-teman yang pintar melucu di sekolah. Apa saja yang mereka lakukan? Bagaimana cara mereka melontarkan lelucon biasanya? Ini semua akan membantu Anda mendapatkan ide untuk melucu kepada penikmat humor Anda sendiri, namun jangan merasa bahwa Anda harus meniru gaya orang lain sama sekali.
  4. Sebagian orang bisa saja menanggapi lelucon-lelucon iseng yang aman sekalipun dengan terlalu serius, dan mereka jadi merasa sakit hati atau marah karenanya. Perhatikan siapa saja yang dapat menerima lelucon Anda dan siapa saja yang mudah sakit hati. Bagian terbesar dari kemampuan melucu adalah melontarkan lelucon yang dapat diterima oleh semua pihak.
  5. Mungkin Anda memang ingin dikenal sebagai si biang lucu di kelas, tetapi Anda tetap harus ingat bahwa ada perbedaan di antara melucu dan menghina. Pilihan yang baik adalah selalu menghindari lelucon dan keisengan yang dapat menyakiti atau menyinggung orang lain. Demikian pula, beberapa teman Anda mungkin akan marah jika Anda terus-menerus mengisengi atau melontarkan lelucon tentang mereka. Ingatlah, Anda ingin melucu, bukan melakukan perundungan.
    • Bertingkah konyol di kelas juga akan sangat berhasil jika teman-teman telah sangat mengenal Anda. Jika Anda adalah murid baru di kelas, jangan melucu secara berlebihan, dan lakukan saja perlahan-lahan, agar teman-teman melihat bahwa Anda memang lucu, bukan sok lucu.
  6. Ada saat-saat ketika si biang lucu membuat semua orang tertawa, namun ada pula saat-saat ketika melucu akan membuat orang-orang sebal. Jangan melucu secara berlebihan, dan jangan terus melucu jika Anda diminta untuk berhenti melakukannya.
    • Seorang pelawak atau biang lucu yang ahli biasanya mampu membaca suasana penikmat humor. Jika Anda telanjur melontarkan lelucon tentang topik yang “panas”, atau Anda melihat bahwa orang-orang tidak menikmati lelucon Anda, mungkin Anda lebih baik melucu lain kali saja.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 4:

Mengembangkan Kepribadian Si Biang Lucu

PDF download Unduh PDF
  1. Humor lahir dari kebenaran, dan lelucon Anda haruslah terasa wajar dan alamiah bagi Anda sendiri, agar dapat dianggap lucu oleh orang lain. Mungkin pada awalnya Anda tidak berhasil memancing tawa yang terbahak-bahak, tetapi tetaplah bersikap jujur tanpa dibuat-buat, dan meluculah sesuai dengan hal-hal yang memang terasa nyaman bagi diri Anda.
    • Sebagian orang secara alamiah lebih lucu daripada orang lain. Namun jangan khawatir, meskipun Anda harus belajar dan dan berusaha pada awalnya, Anda tetap dapat belajar melucu melalui proses latihan. [10]
  2. Banyak seniman humor yang profesional, seperti Louis C.K. dan Chris Rock, melakukan hal ini dan mejadikan diri mereka sendiri sebagai sasaran lelucon. Hal ini disebut dengan lelucon “bunuh diri”, dan para penikmat humor menjadi lebih merasa aman saat mendengar atau melihatnya, karena tidak merasa bahwa lelucon akan dilancarkan kepada diri mereka. [11]
    • Lelucon “malangnya diri ini” sangat umum muncul pada lelucon-lelucon sehari-hari tentang profesi pengacara, yang dilontarkan oleh si pengacara sendiri! Lelucon ini dibuat berdasarkan anggapan umum bahwa pengacara cenderung korup dan suka menipu. Contohnya adalah: “Apa ciri-ciri pengacara yang sedang berbicara jujur? Pengacara yang mulutnya tertutup!”
    • Lelucon “malangnya diri ini” adalah cara yang baik untuk mematahkan serangan dari orang lain, khususnya para pelaku perundungan. Melontarkan lelucon tentang kelemahan diri sendiri, misalnya kemampuan matematika yang buruk atau kacamata yang tebal, akan membuat orang lain kehilangan semangat untuk mengejek atau menghina Anda tentang hal-hal itu.
  3. Biasanya, orang-orang akan menganggap inti lelucon yang sangat tidak disangka-sangka sebagai sangat lucu. Perbedaan di antara apa yang mereka perkirakan dengan apa yang akhirnya Anda katakan atau apa yang akhirnya terjadi dapat menjadi inti kelucuan yang membuat mereka tertawa terbahak-bahak. [12]
    • Misalnya, Anda dapat juga bertanya kepada guru Anda, apakah dia akan menghukum Anda karena sesuatu yang tidak Anda lakukan. Jika si guru berkata tidak, Anda dapat menjawab kembali, “Baguslah, karena saya tidak mengerjakan PR.” Lelucon ini akan menjadi lebih lucu lagi jika Anda sebenarnya mengerjakan PR, karena ini akan menjadi bagian akhir yang tidak disangka-sangka.
  4. Melucu berarti berbagi cerita dan pengalaman dengan orang-orang yang dapat memahaminya. Jika Anda banyak melucu di hadapan teman-teman sekelas, meluculah dengan topik-topik yang juga mereka alami dan pahami, misalnya, betapa sulitnya pelajaran matematika atau betapa tidak enaknya makanan di kantin sekolah. Ini akan membuat mereka semakin memandang Anda sebagai si biang lucu. [13]
  5. Akui kelemahan Anda. Jika Anda memang ceroboh, jangan malu karenanya. Justru, jadikan kecerobohan itu ciri unik Anda, yang muncul di dalam lelucon-lelucon fisik yang Anda lontarkan! Orang yang percaya diri biasanya lebih dianggap lucu oleh orang lain daripada yang tidak. [14]
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 4:

Mempraktikkan Humor

PDF download Unduh PDF
  1. Sindiran adalah senjata yang klasik bagi para seniman humor, sekaligus alat yang baik untuk mangasah otak! [15] Sindiran sebenarnya adalah “kebohongan yang jujur”, yaitu mengatakan sesuatu yang berlawanan dengan maksud Anda sebenarnya, dengan cara yang sangat jelas terlihat. Contohnya, ketika guru Anda memberikan tugas PR kepada seisi kelas, Anda dapat berkata, “Sepertinya PR-nya kurang banyak, nih! Boleh kami minta PR tambahan, Bu?”
    • Anda dapat juga menimpali sindiran dengan sindiran berikutnya. Jika seseorang melontarkan sindiran, jawab saja, “Wow, sindiran! Habat ya kamu, bisa mengucapkan sindiran buatan sendiri!” Perbedaan di antara kata-kata yang Anda ucapkan (“sindiran itu adalah buatannya sendiri”) dengan makna yang Anda maksudkan (“sindiran itu bukan buatannya sendiri”) akan membuat orang yang mendengarnya tertawa. Penggunaan sindiran untuk membalas sindiran memiliki unsur lucu gnada, karena Anda menggunakan sindiran untuk mengkritik sindiran.
  2. Teknik ini mengandalkan makna ganda pada kata-kata yang diucapkan. [16] Sering kali, Anda dapat menggunakan lelucon semacam ini jika konteksnya tepat. Misalnya, saat seseorang berkata, “Aku harus masuk kelas sekarang,” Anda dapat menjawabnya dengan, “Ya ampun, kamu baru akan masuk kelas sekarang? Teman-teman lain sudah masuk kelas sejak usia enam tahun!!”
    • Anda dapat juga mencobanya pada guru Anda. Misalnya, jika guru Anda berkata bahwa Anda tidak boleh tidur di kelas, jawab saja, “Saya tahu tidak boleh tidur di kelas, tapi pasti lebih tenang di sini dibandingkan di kantin.”
    • Teknik ini akan menjadi paling berhasil jika dilakukan pada orang yang Anda kenal. Berpura-pura tidak mengerti pada orang yang tidak Anda kenal dapat membuatnya marah, sakit hati, atau frustrasi.
  3. Ini dapat juga dilakukan pada guru Anda, jika dia tidak terlalu kaku. Ketika dia berbicara, Anda dapat memikirkan akhir kalimat yang akan terdengar lebih mengasyikkan. [17] Misalnya, jika dia berkata, “Waktu saya masih kecil,” selesaikan saja kalimatnya dengan, “Coba saya tebak, Ibu suka menunggang dinosaurus!”
    • Jagalah agar lelucon Anda kepada guru tetap ringan dan tidak bersifat menyakiti perasaannya. Misalnya, jika Anda tahu bahwa guru Anda cenderung sensitif tentang berat badannya, jangan melucu tentang berat badannya.
  4. Bagian dari melucu adalah melontarkan lelucon tanpa bersusah-payah berpikir dahulu. Pikirkan lelucon, adegan, atau topik-topik yang menurut Anda lucu sejak sebelumnya. Lalu, berlatihlah melontarkannya di depan cermin, agar Anda juga dapat melatih ekspresi wajah. Sebagian lelucon menjadi paling lucu jika dilontarkan dengan ekspresi wajah datar, maka Anda perlu melatih ekspresi wajah datar dan ekspresi wajah Anda yang biasa, kemudian tentukan yang mana yang terlihat lebih lucu. [18]
    • Tetaplah melucu pada bidang topik yang sesuai. Plesetan dengan topik matematika akan lucu jika diucapkan di dalam pelajaran matematika, namun tidak akan lucu jika diucapkan di dalam pelajaran sejarah. Demikian pula, plesetan dengan topik bahasa tidak akan lucu jika diucapkan di dalam pelajaran fisika.
  5. Jika guru Anda melemparkan pertanyaan, berikan jawaban yang sama sekali berbeda. Ini bisa berupa kata-kata asal seperti “pisang”, atau jawaban yang sebenarnya tepat untuk pertanyaan lain, seperti “Dasar negara kita adalah Pancasila!”
    • Gunakan teknik ini sesekali saja! Jika Anda melakukannya terlalu sering, guru Anda mungkin akan marah dan teman-teman sekelas Anda akan menganggap Anda tidak sopan.
  6. Humor dengan alat bantu akan sangat berhasil untuk lelucon yang berbentuk plesetan. Misalnya, Anda dapat membawa seikat balon berwarna merah ke sekolah. Jika seseorang mulai tampak tidak senang, berikan satu balon merah kepadanya sambil berkata, “Eits, jangan marah, merah aja!”
    • Lelucon yang bersifat situasional (muncul sewaktu-waktu tanpa direncanakan) dapat menjadi sangat lucu jika menggunakan alat bantu. Jika guru Anda sering berkata bahwa Anda atau teman Anda sepertinya “masuk telinga kiri keluar telinga kanan” saat pelajaran di kelas, datanglah ke kelas suatu hari dengan bola-bola kapas yang direkatkan dengan selotip di telinga Anda. Jika guru Anda bertanya tentang bola-bola kapas ini, katakan saja, “Saya berusaha mempertahankan materi pelajaran yang telah saya dengar, supaya tidak keluar lagi melalui telinga yang satunya!”
  7. Misalnya, Anda dapat mengangkat tangan dan membentuk simbol perdamaian di dalam kelas. Saat guru Anda menyebut nama Anda karenanya, katakan saja bahwa Anda bukan sedang ingin bertanya, tetapi Anda sedang mendukung perdamaian dunia. Bagian lucunya adalah bahwa guru Anda tidak boleh marah terhadap simbol perdamaian itu, karena ini berarti si guru .
    • Lelucon fisik memang bisa jadi sangat lucu, tetapi tetaplah ingat bahwa Anda tidak boleh menghina orang lain. Misalnya, menirukan gaya tubuh teman yang cacat sama sekali tidak lucu, melainkan jahat.
    • Anda mungkin memiliki gaya gerakan tertentu, cara menari, atau cara melakukan sesuatu, yang berbeda dengan orang lain. Anda dapat menggunakan ciri khusus ini untuk membuat lelucon-lelucon fisik. Jika seseorang bertanya, “Kamu sedang apa?”, jawab saja “Kadang-kadang kita harus menari begitu saja!"
  8. Keisengan yang berbahaya, jahat, dan menyakiti orang lain tidak dapat diterima dan dapat digolongkan sebagai perundungan. [19] Ada banyak sekali cara untuk melakukan keisengan yang tidak berbahaya namun sangat lucu. Misalnya, para murid tingkat terakhir di sebuah SMU di Maryland, AS, menyewa kelompok band mariachi untuk membuntuti Ibu Kepala Sekolah ke manapun dia melangkah selama seharian penuh. Dia menganggap hal itu sangat lucu dan menaruhnya di "Twitter". [20]
    Iklan

Tips

  • Jangan terburu-buru, karena mengembangkan sosok si biang lucu dalam diri Anda membutuhkan proses waktu. Anda mungkin perlu mencoba berbagai hal sebelum dapat menemukan yang cocok untuk diri Anda.
  • Jangan berpura-pura menjadi orang lain. Lelucon yang terbaik selalu bersumber dari hal-hal yang memang menurut Anda sendiri lucu dan Anda merasa nyaman dengannya.
Iklan

Peringatan

  • Terlalu banyak melucu atau melontarkan lelucon yang kasar dapat menimbulkan konsekuensi yang serius, misalnya dipanggil oleh kepala sekolah, dihukum oleh pihak sekolah atau oleh orag tua, kehilangan waktu istirahat, atau bahkan diskors.
  • Jangan bersikap kasar atau melakukan perundungan terhadap teman-teman Anda. Bersikap kasar, merendahkan orang lain, dan menyakiti mereka sama sekali tidak lucu.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 19.192 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan