Unduh PDF Unduh PDF

Anda sepakat bahwa membuat kesimpulan yang relevan adalah bagian tersulit dari serangkaian proses menulis esai? Wajar saja; kesimpulan atau kalimat akhir esai harus mudah diingat, mampu memunculkan kesan “penghabisan” atau pengakhiran dalam benak pembaca, sekaligus mampu mendorong pembaca untuk menyelami implikasi atau topik yang lebih luas. Ingin belajar menulis kesimpulan esai yang menarik sekaligus komprehensif? Baca terus artikel ini!

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Memilih Akhir yang Tepat

Unduh PDF
  1. Untuk topik yang kompleks, tidak ada salahnya membuat kesimpulan yang mengacu pada konteks lebih besar terkait topik terkait. [1] Misalnya, jika esai Anda ditujukan untuk mengkritisi sebuah buku, cobalah menjelaskan perubahan sosial di dalam masyarakat yang direfleksikan oleh buku tersebut. Saat Anda mengangkat sebuah isu, jelaskan pula mengapa isu tersebut sangat penting untuk dipahami pembaca.
    • MIsalnya: "Tanpa benar-benar memahami ideologi personal Tolstoy, pembaca hanya mampu menebak-nebak makna di balik setiap karyanya."
    • Misalnya: "Isu mengenai tempat pemeliharaan kucing menjadi semakin penting untuk diangkat setelah populasi kucing liar terbukti meningkat dengan pesat."
  2. Jika kesulitan melanjutkan topik, tanyakan kepada diri Anda, “Lantas kenapa?” Kenapa kesimpulan Anda penting bagi pembaca? Ke mana arah argumentasi Anda selanjutnya? Setelah itu, cobalah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam kalimat kesimpulan Anda.
  3. Jika esai Anda mengangkat topik yang kontroversial, tidak ada salahnya menyelipkan pendapat pribadi Anda di bagian kesimpulan. Dengan kata lain, cobalah menulis kolom “editorial” Anda sendiri, tetapi pastikan pernyataan Anda tidak melenceng dari bukti-bukti yang ada. [2] Jika ingin membuat kesimpulan yang benar-benar dramatis, cobalah memperingatkan audiens terkait sebuah isu atau membuat panggilan aksi ( call to action ).
    • Misalnya: "Jika tidak ada tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, sebaiknya olahraga itu ditiadakan saja dari sekolah kita."
  4. Sering kali, deskripsi visual akan lebih mudah diingat alih-alih argumentasi atau analisis mendalam. Oleh karena itu, cobalah mendeskripsikan sosok atau peristiwa yang berhubungan dengan topik esai (terutama jika topik esai Anda mampu memancing reaksi emosional pembaca). [3]
  5. Kalimat akhir atau kesimpulan sebuah esai umumnya mampu memberikan kesan penghabisan atau penyelesaian di benak pembaca; namun, tidak jarang penulis esai mencantumkan perubahan mendadak ( twist ) yang memotivasi pembaca untuk berpikir atau menunjukkan reaksi emosional tertentu. Jika ingin menghadirkan kesan serupa dalam kesimpulan Anda, cobalah menggunakan humor atau pernyataan ironis yang sejalan dengan topik esai Anda. Namun ingat, metode ini belum tentu sesuai dengan segala topik dan gaya penulisan; jadi, tidak perlu memaksakan diri untuk melakukannya jika esai Anda lebih cocok diakhiri dengan kalimat yang lugas dan serius.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menyempurnakan Kesimpulan

Unduh PDF
  1. Kalimat yang berisi kata-kata singkat (terutama kata yang hanya terdiri dari satu silabel) ampuh menghadirkan nuansa yang dramatis dan final. Taktik ini tidak wajib Anda praktikkan, tetapi bekerja sangat efektif sebagai peringatan atau panggilan aksi bagi pembaca. [4]
    • Sejalan dengan metode tersebut, kalimat yang sederhana umumnya akan terasa lebih menohok daripada kalimat panjang yang dipenuhi anak kalimat.
  2. Memilih akhir yang sejalan dengan awal esai adalah salah satu cara paling umum untuk menciptakan esai yang menarik dan "simetris". Ingat, Anda tidak diminta untuk mengulangi argumentasi yang sudah Anda sampaikan sebelumnya; namun, cobalah membuat kesimpulan baru yang merujuk pada argumentasi atau ide lama Anda. [5] Jika ingin, cobalah merujuk kepada judul esai Anda, frasa singkat dari kutipan yang tercantum di bagian pendahuluan, atau istilah penting yang Anda jelaskan di bagian pendahuluan.
  3. Pilih frasa yang singkat dan mampu melekat di benak pembaca untuk waktu yang lama. [6] Jika ingin, cobalah mencantumkan idiom umum atau kutipan singkat di dalam kesimpulan esai Anda.
    • Jangan memilih kutipan yang terlalu panjang. Dikhawatirkan, kesimpulan esai Anda akan melenceng dari topik jika bagian kesimpulannya tidak ditulis dengan bahasa Anda sendiri.
  4. Sering kali, para penulis dan orator menggunakan prinsip tiga frasa paralel untuk menyampaikan ide utamanya. Ketika membaca kalimat yang disusun dengan struktur paralel, pembaca akan menyadari bahwa ini adalah titik penghabisan atau pengakhiran dalam pengalaman membaca esai Anda. Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat akhir atau simpulan yang dibuat berdasarkan struktur paralel:
    • "Bagi mereka yang menemukan peternakan ini, mereka yang bekerja di sini, dan seluruh hewan yang dibesarkan di sini, inilah saat yang tepat untuk berjuang."
    • "Siapkan dirimu untuk merayakan lahirnya novel-novel terbaru Janet Smith dan bersiaplah menyambut keunikan karakternya, kekayaan sastrawinya, dan pesan-pesannya yang menginspirasi."
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menghindari Kesalahan

Unduh PDF
  1. Pembaca Anda pasti akan tahu bahwa ini adalah kalimat terakhir Anda. Oleh karena itu, tidak perlu menulis “pada akhirnya,” “kesimpulannya,” atau mencantumkan frasa serupa. [7] Buat kesimpulan Anda lebih lugas dan mengena dengan menghapus kata, frasa, atau kalimat yang kurang penting.
  2. Jika panjang esai Anda kurang dari lima halaman, berusahalah untuk tidak merangkum atau mengulang ide utama esai di bagian kesimpulan. [8] Ingat, pembaca tidak perlu diingatkan kembali mengenai hal-hal yang baru saja mereka baca; lagi pula, kesimpulan berupa rangkuman atau pengulangan ide utama tidak akan terasa menarik atau menginspirasi bagi pembaca.
  3. Paragraf terakhir bukanlah lokasi yang tepat untuk mengangkat topik baru; hati-hati, mengangkat topik baru lalu mengakhiri esai begitu saja dapat membuat pembaca Anda kebingungan. [9] Jika kalimat terakhir Anda menyinggung sebuah topik yang belum dibahas sebelumnya, segeralah menghapusnya dan cobalah membuat kalimat baru. Anda boleh melakukannya hanya jika kesimpulan tersebut ditujukan untuk mengaitkan topik esai dengan fenomena yang lebih luas di sekitarnya; namun, sebisa mungkin pastikan kesimpulan Anda memiliki relasi langsung dengan tesis esai Andas.
    • Berkenaan dengan alasan tersebut, sebaiknya jangan mengakhiri esai dengan kalimat tanya. Sering kali, sebuah pertanyaan justru akan menanamkan ide baru di benak pembaca. Anda boleh menggunakan pertanyaan retorik; namun sebaiknya, tetaplah membuat kesimpulan dalam bentuk pernyataan agar tidak berpotensi membuat pembaca kebingungan.
  4. Meski Anda menemukan data berupa pernyataan atau informasi statistik yang mendukung argumentasi Anda, jangan meletakkannya di akhir esai; alih-alih, masukkan informasi tersebut ke paragraf isi. Sejalan dengan hal tersebut, jangan pula mengakhiri esai dengan kutipan yang ditujukan untuk mendukung argumentasi Anda. Jika ingin menggunakan kutipan, pastikan Anda memilih kutipan yang mampu menginspirasi atau menimbulkan efek dramatis bagi pembaca.
  5. Meski menyenangkan untuk ditulis, kesimpulan yang emosional dan dramatis belum tentu akurat. Jika Anda menulis esai atau karya tulis yang mengacu pada fakta dan argumentasi logis, tentunya Anda tidak boleh mengakhirinya dengan kesimpulan yang subjektif, menghakimi, atau emosional. [10]
    • Dikhawatirkan, memilih kalimat yang terlalu dramatis akan mendorong Anda untuk menyentuh fenomena yang terlalu luas dan tidak berhubungan langsung dengan topik esai.
  6. Pastikan keseluruhan isi esai berikut kalimat terakhirnya disampaikan dengan pilihan bahasa yang kuat dan lugas. Dengan kata lain, hilangkan permintaan maaf, keraguan diri, rasa bersalah, atau frasa lain yang berpotensi merendahkan otoritas Anda. [11] Jika merasa pembahasan Anda kurang komprehensif, jangan meminta maaf pun menyinggungnya. Biarkan pembaca memberikan penilaian personalnya, seperti apa pun hasil akhir esai Anda.
  7. Selain itu, melakukannya juga berguna untuk menyamarkan kesalahan yang mungkin Anda buat di paragraf terakhir atau bahkan di sepanjang isi esai.
    Iklan

Tips

  • Mintalah orang-orang terdekat membaca isi esai dan melewatkan kalimat penutupnya; tanyakan apakah mereka merasa ada yang hilang dari esai Anda.
  • Setelah itu, mintalah mereka kembali membaca esai Anda berikut kalimat penutupnya, dan tanyakan kembali apakah mereka masih merasa ada yang hilang dari esai tersebut.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 37.159 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan