PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Menyampaikan kabar buruk bukan tugas yang menyenangkan. Keadaan akan lebih buruk jika waktu dan cara menyampaikannya tidak tepat. Oleh sebab itu, pelajari dahulu cara terbaik untuk menyampaikan kabar buruk dan menyusun kalimat. Ingatlah bahwa hal ini sama sulitnya bagi pembawa berita dan penerimanya. Artikel ini memberikan petunjuk untuk menyampaikan kabar buruk yang tidak terlalu mengejutkan bagi penerimanya.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Memilih Kata-Kata

PDF download Unduh PDF
  1. Tenangkan diri terlebih dahulu. Pastikan Anda sudah merasa tenang sebelum menyampaikan kabar buruk kepada orang lain. [1] Kabar buruk bisa berdampak langsung atau tidak langsung sehingga memengaruhi perasaan atau membuat Anda merasa tidak nyaman. Jadi, Anda perlu mengendalikan emosi sebelum menyampaikan kabar buruk kepada orang lain.
    • Sisihkan waktu untuk menenangkan diri dengan menikmati secangkir kopi, mandi di bawah pancuran, bermeditasi , bernapas dalam-dalam beberapa menit, atau berdoa di tempat yang tenang. Anda lebih siap menyampaikan informasi kalau sudah bisa mengatasi rasa terpukul. Akan tetapi, ingatlah bahwa hal ini tidak mudah.
  2. Siapkan dahulu narasi beritanya. Sebelum menyampaikan kabar buruk, tentukan dahulu hal-hal yang ingin dan boleh disampaikan. Tunjukkan empati kepada penerima kabar dan sampaikan informasi tentang kondisi terbaru yang bisa meringankan beban pikirannya.
    • Jangan berbicara berputar-putar atau berbasa-basi agar ia lebih mudah menerima kabar buruk, alih-alih menebak-nebak apa yang ingin Anda sampaikan. Ceritakan apa yang terjadi (berupa narasi) agar ia mengetahui dengan jelas kejadian sebenarnya. Sampaikan informasi dengan tenang sambil menatap matanya. [2]
  3. Gunakan kesempatan ini untuk memilih kata-kata yang paling tepat, tetapi Anda harus tetap fleksibel dan siap menyesuaikan diri dengan respons yang diberikan. Kata-kata dan gaya penyampaian tergantung pada kepribadian pembawa berita, relasi antara pembawa dan penerima berita, dan isi berita.
    • Jika terjadi kecelakaan dan ada orang yang meninggal, berlatihlah menyampaikan berita dengan lugas, tetapi lembut, misalnya "Berat sekali rasanya membawa kabar seperti ini. Maikel baru saja mengalami kecelakaan mobil."
    • Berikan waktu agar ia sempat menyiapkan diri secara emosional untuk mendengar kabar selanjutnya. Jika ia sudah kembali tenang dan bertanya "Apa yang terjadi?" atau "Bagaimana kondisi Maikel?", katakan apa adanya, "Aku turut berduka, Maikel meninggal."
    • Jika Anda terkena PHK, berikan penjelasan, "Perusahaan tempat aku bekerja baru saja diambil alih oleh badan usaha yang lebih besar." Kemudian, lanjutkan dengan, "Karena kelebihan karyawan, aku di-PHK."
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menentukan Konteks yang Tepat

PDF download Unduh PDF
  1. [3] Jangan menjadi pembawa berita jika Anda hanya kenalan biasa dan mendengar kabar secara sekilas. Akan tetapi, Anda harus mengabari semua anggota keluarga jika adik perempuan sedang tergesa-gesa menuju rumah sakit.
    • Walaupun Anda tahu apa yang terjadi, menyebarkan informasi pribadi atau hal-hal yang sensitif tentang orang lain, misalnya melalui media sosial, bukan tindakan yang bijaksana. Ketika mendengar kabar duka atau peristiwa yang sangat penting, biarkan keluarga dan kerabat dekatnya yang memberi kabar atau lakukan konfirmasi terlebih dahulu sebelum mengambil kesimpulan dan terlibat dalam hal ini.
  2. Pastikan Anda menyampaikan kabar di tempat yang nyaman dan memberikan privasi. Jangan menyampaikan kabar buruk di tempat umum sehingga penerima berita tidak bisa menyembunyikan perasaan atau duduk untuk menenangkan diri setelah mendengar berita yang membuatnya sangat terpukul. Carilah lokasi yang menyediakan kursi dan memberikan rasa nyaman. [4] Selain itu, pilihlah tempat yang bebas pengalih, misalnya dengan:
    • Mematikan perangkat elektronik (TV, radio, gadget, dll.)
    • Menarik kerai atau tirai jendela untuk meningkatkan privasi, tetapi ruangan jangan terlalu gelap.
    • Tutup pintu atau sekatlah ruangan sebagai pembatas agar Anda berdua memiliki privasi.
    • Jika diperlukan, ajaklah anggota keluarga atau teman menemani Anda.
  3. [5] Adakalanya, Anda harus segera memberikan informasi sebelum gosip tersebar luas. Akan tetapi, tunggulah sampai ia siap diajak berbicara dan menerima kabar buruk.
    • Jangan menyampaikan kabar buruk kepada orang yang baru pulang kerja/sekolah atau Anda sendiri baru saja bertengkar dengan pasangan. Meskipun tidak ada waktu yang "tepat" untuk menyampaikan kabar buruk, tunggulah sejenak jika ia baru saja tiba.
    • Jika Anda harus menyampaikan informasi penting dan urgen sehingga tidak mungkin mencari "waktu yang tepat", tenangkan diri dahulu lalu katakan apa yang terjadi. Contohnya, "Jim, ada yang harus aku sampaikan sekarang juga".
    • Urgensi bisa diungkapkan melalui telepon, tetapi akan lebih baik jika Anda mengajaknya bertemu untuk menyampaikan berita secara langsung. Jika tidak bisa atau penerima kabar benar-benar ingin tahu, tanyakan apakah ia bisa bertelepon sambil duduk sebab Anda akan memberi tahu hal yang tidak menyenangkan. Apabila Anda tidak yakin apakah ia sanggup menerima kabar buruk seorang diri, pastikan ia sedang bersama orang lain di dekatnya.
  4. [6] . Berusahalah mencari tahu apa yang sudah ia ketahui supaya Anda tidak menyampaikan berita yang sama atau memperpanjang situasi yang menyulitkan. Langkah ini membantu Anda memikirkan kata-kata dan cara membuka percakapan untuk menyampaikan kabar buruk.
    • Perhatikan apakah ia terkesan sudah memiliki firasat buruk, ketakutan, cemas , atau khawatir. Pikirkan juga apakah berita ini datang secara tiba-tiba (misalnya berita tentang meninggalnya seseorang karena kecelakaan mobil) atau sesuatu yang belum terjadi, tetapi tidak terelakkan (misalnya kegagalan pengobatan kanker).
    • Pertimbangkan seberapa buruknya berita ini. Apakah Anda ingin memberi tahu seseorang bahwa kucingnya mati atau Anda baru saja terkena PHK? Berita tentang meninggalnya anggota keluarga atau teman dekat? Kabar buruk tentang diri sendiri (misalnya Anda terkena PHK) dan masalah yang berdampak pada penerima berita akan membawa akibat yang berbeda (misalnya kabar buruk tentang kucing peliharaan).
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menyampaikan Kabar Buruk secara Efektif

PDF download Unduh PDF
  1. Saat mulai berbicara, ucapkan frasa yang membuat seseorang siap mendengar kabar buruk. Setidaknya, Anda perlu membantu penerima berita supaya ia sempat mempersiapkan diri terlebih dahulu meskipun Anda ingin langsung memberikan informasi agar ia tidak bertanya-tanya.
    • Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan, "Dengan sangat menyesal, aku harus menyampaikan kabar duka", "Aku baru saja menerima telepon dari rumah sakit. Ada kecelakaan yang menimpa...", "Aku baru berkonsultasi dengan dokter yang merawatmu…", "Sulit sekali mengatakannya, tetapi...", "Ada kabar buruk yang harus aku sampaikan...", dsb. [7]
  2. Saat menjelaskan apa yang terjadi, berikan respons jika ia menunjukkan emosi dan bantulah agar ia kembali tenang. [8] Aspek terpenting saat memberi kabar adalah seberapa baiknya Anda merespons emosi penerima berita.
    • Temukan hubungan antara emosi dengan pemicunya dan tunjukkan bahwa Anda memahaminya. Lakukan hal ini dengan mendukung responsnya, misalnya dengan berkata, "Kamu pasti sangat terpukul" atau "Aku bisa mengerti kalau kamu sangat kecewa dan marah karena kejadian ini", dll.
    • Ia akan mengerti bahwa Anda memahami kesedihannya atau reaksi yang lain dan menghubungkannya dengan berita yang baru saja disampaikan tanpa menilai, berasumsi, atau berusaha meredakan emosinya.
  3. Orang-orang yang mendengar kabar buruk biasanya tidak bertanya atau meminta jawaban. Biarkan berita mengendap. Banyak orang yang langsung terduduk dan sangat terpukul. Dalam kondisi seperti ini, duduklah di sampingnya dan tunjukkan empati.
    • Saat menghibur seseorang, pertimbangkan tata krama dan budaya setempat agar situasi tidak semakin buruk.
  4. Pikirkan apa yang perlu Anda lakukan setelah menyampaikan kabar buruk. Tindakan Anda bisa menolong seseorang sehingga ia tidak merasa terpukul dan membuatnya merasa terlibat atau ingin melakukan sesuatu untuk mengatasi, mengendalikan, menghadapi, atau menerima akibat dari kabar buruk. Bantulah ia menentukan cara mengatasi masalah. Jika ada yang meninggal, bagaimana teman atau keluarga menerima kenyataan ini? Jika kucing peliharaan mati, bagaimana pemiliknya menghadapi kejadian ini? Jika seseorang baru saja terkena PHK , bagaimana ia bisa mendapatkan pekerjaan baru?
    • Ajaklah ia ke suatu tempat, misalnya ke rumah sakit, mengumpulkan barang-barang, berkonsultasi dengan konselor, ke kantor polisi, atau sesuai kebutuhan.
    • Jelaskan apa yang mungkin terjadi, terutama yang melibatkan Anda. Sebagai contoh, jika Anda adalah dokter yang harus menyampaikan kabar buruk tentang terapi, beri tahu langkah berikutnya agar pasien tetap berkonsultasi dengan Anda. Berikan bantuan dengan mengatakan bahwa Anda siap menolong atau akan datang lagi untuk memeriksa kesehatannya.
    • Jika Anda sudah berjanji akan menolong orang yang sedang berduka, lakukan apa yang Anda katakan. [9]
    • Sebisa mungkin, berikan perhatian dan dukungan jika ia masih bersedih.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 9.526 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan