PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Diam adalah salah satu cara berkomunikasi yang bermanfaat, tetapi bisa juga untuk menyakiti perasaan orang lain. Ketika Anda menyikapi seseorang dengan tidak merespons, hal ini menunjukkan bahwa ia bukanlah pengendali dan tindakan Anda dikendalikan oleh diri sendiri, bukan oleh orang lain. Anda bisa memilih diam untuk meredakan masalah, tetapi bisa juga untuk memanipulasi orang lain atau membuatnya merasa tidak berdaya. Pelajari cara tepat menghadapi seseorang dengan mendiamkannya untuk sementara waktu dan saling berkomunikasi lagi.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Mendiamkan Seseorang

PDF download Unduh PDF
  1. Adakalanya, kata-kata bukan sesuatu yang dibutuhkan dan belum tentu dihargai. [1] Dalam hal ini, sebaiknya Anda memilih diam, alih-alih mengucapkan kata-kata yang tidak bermanfaat atau malah memperkeruh suasana, apalagi sampai melukai perasaan orang lain.
    • Mendiamkan seseorang mungkin bermanfaat untuk sesaat, tetapi berusahalah mengatasi masalah, terutama jika Anda merasa disakiti atau dirugikan. Diam adalah solusi sementara dan jangan sampai berlarut-larut.
    • Jangan biarkan orang lain memaksa Anda berbicara jika Anda tidak mau. Katakan baik-baik bahwa Anda lebih memilih diam, misalnya: “Perasaanku sedang kacau. Lebih baik aku diam. Kita bicarakan masalah ini lain kali kalau aku sudah tenang.”
    • Mendiamkan seseorang bukanlah cara yang baik untuk menjalin hubungan. Masalah akan berkepanjangan jika Anda menggunakan cara ini untuk menghukum atau memanipulasi seseorang. [2]
  2. Cara terbaik mendiamkan seseorang adalah dengan menolak berbicara dengannya dan tidak menanggapi ucapannya, sekalipun ia mengajak Anda mengobrol. [3] Jangan menanggapi komentar, pendapat, atau tuduhan darinya.
    • Jika ia terus memaksa, jelaskan bahwa saat ini Anda tidak mau mengobrol dengannya. Contohnya: “Aku belum mau membahas masalah ini sekarang.” atau “Aku lagi kesal. Kita bicara lagi nanti.”
    • Ingatlah bahwa reaksi Anda bisa membuatnya marah. Ia mungkin akan menuntut respons dari Anda atau menolak didiamkan dengan bersikap emosional.
  3. Cara lain mendiamkan seseorang adalah dengan mengabaikannya ketika ia menelepon, mengirim surel, pesan, dan SMS. Lakukan cara tersebut jika Anda merasa perlu mendiamkan seseorang. [4]
    • Sebaiknya Anda memberi tahu mengapa Anda memilih diam dengan mengatakan: “Kita bahas soal ini lain kali. Jangan sekarang.”
  4. Cara ini sangat bermanfaat jika Anda berdua sedang bersama orang lain. Saat ia mengajak Anda berbicara, lanjutkan aktivitas tanpa memberikan tanggapan. [5]
    • Jangan memberikan respons nonverbal. Abaikan saja jika ia berbicara dengan tidak melakukan gerakan apa pun, misalnya: memutar tubuh atau memalingkan wajah ke arahnya sebab cara ini akan membuka kesempatan untuk berinteraksi. [6]
    • Jika ia terus berbicara, katakan bahwa Anda ingin membahas masalah setelah merasa lebih tenang. Contohnya: ketika salah satu peserta rapat terus mendiskusikan topik yang sama, katakan: “Terima kasih Anda sudah memberikan informasi, tetapi masih ada isu lain yang perlu dibahas. Bagaimana kalau kita bahas topik ini lain waktu?”
  5. Agar Anda berdua tidak saling bertemu, jangan datang ke tempat yang biasa ia kunjungi, pilihlah rute perjalanan yang lain, atau datanglah ke tempat tersebut di waktu yang berbeda. [7] Anda perlu menjaga jarak untuk menenangkan perasaan dan menghindari interaksi dengannya.
    • Jika Anda berdua bekerja di tempat yang sama, jangan makan siang di waktu yang sama. Jika Anda sekelas dengannya, jangan duduk berdekatan. Jika ia tinggal serumah, rencanakan aktivitas agar Anda tidak bertemu dengannya saat ia berada di rumah.
  6. Ekspresi kemarahan atau kesedihan bisa diartikan sebagai respons. Dalam situasi tertentu, menyembunyikan emosi bukan hal mudah. Walau demikian, cara ini membuat Anda aman dari serangan orang lain. [8] Jadi, kendalikan reaksi dan emosi Anda sebaik mungkin.
    • Kendalikan ekspresi wajah dan kontak mata. Emosi bisa tercermin melalui ekspresi wajah. Jadi, jangan merespons melalui ekspresi wajah atau kontak mata yang emosional. [9]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menggunakan Cara yang Bermanfaat

PDF download Unduh PDF
  1. Banyak orang yang memilih diam karena ingin menghindari konflik. Jika ia terus mengajak Anda berbicara sampai memicu konflik, sebaiknya Anda diam. [10] Cara ini belum tentu cocok untuk mengatasi setiap konflik, tetapi bisa digunakan untuk menghadapi masalah tertentu.
    • Contohnya: jika Anda tidak mau berdebat saat berada di tempat umum, katakan: “Kita belum bisa berdiskusi sekarang. Nanti kita bicarakan lebih lanjut di waktu yang tepat.”
  2. Mengamuk bukan cara yang bermanfaat bagi siapa pun. Mengamuk hanyalah cara mencari perhatian atau menunjukkan pengaruh untuk mengarahkan situasi. [11] Alih-alih terpengaruh oleh perilaku negatif orang lain, abaikan saja dan jangan biarkan hal tersebut memengaruhi emosi Anda. [12]
    • Jika orang tua menolak rencana Anda sambil menunjukkan kemarahan atau pasangan berperilaku buruk jika Anda tinggalkan, jangan terpengaruh oleh situasi yang sedang terjadi dengan bersikap tenang .
  3. [13] Jika Anda mulai terpengaruh oleh ucapan atau tindakan orang lain sehingga ingin bereaksi, manfaatkan kesempatan ini untuk mendiamkannya dengan tidak mengatakan apa pun, terutama jika ia memaksakan keinginan.
    • Jika ia terus menyudutkan Anda, katakan: “Aku tidak mau membuatmu sakit hati karena ucapanku. Lebih baik aku diam saja.”
  4. Jika ia mengejek atau memberikan komentar negatif, jangan menghargai ucapannya dengan memberikan respons sebagai cara menunjukkan bahwa Anda mampu melindungi diri sendiri dengan tidak membiarkan ucapannya memengaruhi Anda. [14] Jika seseorang menyerang atau meremehkan Anda, jangan membela diri dengan balik menyerang atau menunjukkan kebodohan yang sama.
    • Abaikan ucapannya. Jangan terpengaruh dan lupakan saja.
  5. Pertengkaran bisa menghilangkan rasionalitas sehingga Anda meluapkan kemarahan tanpa sebab yang jelas. Jika Anda menyadari bahwa seseorang sudah tidak mampu lagi mencerna pernyataan logis, apa pun yang Anda katakan bukanlah respons yang baik baginya. Alih-alih memperparah keadaan, lebih baik Anda diam dan mengalah.
    • Adakalanya, Anda bisa menjelaskan atau membela diri, tetapi sering kali, cara terbaik adalah diam dan melupakan ucapannya.
    • Saat menghadapi pertengkaran hebat, akan lebih bermanfaat jika Anda mengalihkan perhatian agar bisa mendengarkan dengan baik apa yang ia katakan. Dengan demikian, ia akan kembali tenang karena merasa diperhatikan dan didengarkan. [15]
    • Kendalikan emosi dan jangan mengucapkan sesuatu karena ingin meluapkan kemarahan.
  6. Jika Anda sangat kesal dan kesulitan menjaga emosi, katakan bahwa Anda perlu menyendiri untuk sesaat. Dengan demikian, Anda bisa mengendalikan diri tanpa membuat orang lain merasa diabaikan. [16]
    • Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan: “Aku ingin membicarakan masalah ini denganmu, tetapi saat ini aku sedang emosi. Bagaimana kalau kita bertemu satu jam lagi untuk berdiskusi setelah aku merasa lebih tenang?”
  7. Fitnah atau perlakuan tidak adil cenderung memicu emosi sehingga Anda perlu belajar menenangkan diri saat bertengkar. Memilih diam merupakan salah satu cara menenangkan diri, menjernihkan pikiran, dan berpikir logis. [17]
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Berbaikan Lagi

PDF download Unduh PDF
  1. Jangan sering-sering mendiamkan orang tercinta sebab akan merusak hubungan. Banyak psikolog yang berpendapat bahwa perilaku ini dianggap sebagai salah satu bentuk tindak kekerasan sebab Anda dengan sengaja menghukum orang lain karena tindakannya. [18]
    • Kebiasaan mendiamkan seseorang sebagai cara membalas dendam tidak akan menyelesaikan masalah dan hanya membuatnya kecewa. Jika Anda sadar sedang berperilaku seperti ini, ajaklah ia berbicara lagi.
  2. Alih-alih membahas emosi yang dipicu oleh masalah yang sedang terjadi, berfokuslah pada masalah itu sendiri. Jangan teralihkan dengan membahas hal-hal yang pernah ia ucapkan sehingga memicu emosi. Diskusikan isu yang penting dan berusahalah mencari solusi agar Anda berdua bisa berbaikan lagi dan menjalin hubungan yang lebih baik. [19]
    • Jika Anda sudah siap berbaikan, katakan: “Kalau kamu ada waktu, aku ingin mengobrol denganmu dan mencari solusi bersama atas masalah ini.”
    • Jika diskusi mulai teralihkan, sisihkan waktu untuk menulis perasaan masing-masing di kertas lalu tukar. Dengan demikian, Anda berdua bisa mengekspresikan emosi tanpa saling menginterupsi atau mengalihkan pembicaraan.
  3. Alih-alih terus mendiamkan seseorang, beri tahu apa yang Anda rasakan karena perilakunya. Jangan mengucapkan kalimat dengan kata “kamu” atau "Anda", tetapi gunakan kata “aku” atau “saya” agar percakapan terfokus pada perasaan Anda, bukan menyalahkan orang lain. [20]
    • Contohnya: jika Anda kecewa karena pasangan terlambat pulang, katakan: “Aku khawatir karena kamu pulang terlambat dan tidak menelepon. Aku berdoa supaya kamu aman di jalan dan berharap kamu cepat pulang.” Jangan mengatakan: “Kamu selalu pulang terlambat dan membuatku kesal.” Kalimat pertama membuka kesempatan berdiskusi. Kalimat kedua menyalahkan orang lain.
  4. Setelah Anda saling mengungkapkan perasaan, lakukan diskusi untuk menentukan solusi. Kemungkinan Anda berdua harus sedikit mengalah agar bisa mencapai kata sepakat. [21]
    • Sebelum membuat kesepakatan, tentukan dahulu inti permasalahan menurut Anda. Setelah itu, bahaslah berbagai cara memenuhi keinginan yang bermanfaat bagi Anda berdua.
  5. Agar bisa berkomunikasi dengan baik, dengarkan ucapannya dan pahami perasaannya. Percakapan akan lebih lancar jika Anda merasa tidak perlu lagi mendiamkan teman bicara. [22] Mendengarkan apa yang orang lain katakan menunjukkan bahwa Anda memperhatikan, memiliki interes, dan menghargainya.
    • Dengarkan secara aktif apa yang ia rasakan dan pikirkan. Tunjukkan bahwa Anda mendengarkan dengan sesekali menyampaikan apa yang ia katakan secara ringkas dan menindaklanjuti ucapannya dengan mengajukan pertanyaan yang relevan.
  6. Setiap orang bisa berbuat salah dan harus bertanggung jawab atas tindakannya jika ia pernah menyakiti hati orang lain. Akui kesalahan jika Anda pernah mengambil keputusan yang keliru. Jangan ragu meminta maaf jika tindakan Anda merugikan orang lain. [23]
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 11.918 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan