Unduh PDF Unduh PDF

Mendapatkan permintaan maaf dari seseorang berkepribadian narsistik memang terasa canggung. Anda mungkin merasa marah dan kesal, tetapi juga bersalah dan berharap bisa menjadi sosok yang berbesar hati. Narsisisme merupakan gangguan kepribadian yang serius, tetapi beberapa orang berhasil menemukan cara mengelola hubungan dengan sosok seperti itu dalam metode yang sehat tanpa harus menuruti keinginan si narsistik. Artikel ini akan memandu Anda mengetahui cara menanggapi permintaan maaf dari sosok tersebut, serta memberikan beberapa kiat untuk mengarahkan hubungan agar Anda bisa merasa aman, sehat, dan dicintai.

Artikel ini ditulis berdasarkan wawancara dengan konselor klinis profesional berizin kami, Jay Reid, LPCC.

1

Kenali tanda-tanda permohonan maaf yang tak tulus.

Unduh PDF
  1. Seorang narsistik tidak peduli jika Anda terluka, tetapi ia cemas jika kehilangan kendali atas Anda sehingga sering kali ia “menyiapkan” permintaan maaf yang manipulatif dan tak tulus. Amati tanda-tanda permohonan maaf yang tak tulus seperti ini: [1]
    • Frasa seperti “Aku minta maaf karena kamu merasa kesal” atau “Aku minta maaf karena kamu merasa tersinggung” yang pada akhirnya menempatkan kesalahan kepada Anda, dan bukan pada tindakannya.
    • Permintaan maaf kosong seperti “Aku minta maaf” tanpa esensi lebih lanjut.
    • Permintaan maaf yang tak lengkap (mis. lebih dari sebatas “Aku minta maaf”), tetapi tidak mencerminkan penyesalan atau menunjukkan tanda-tanda keinginannya untuk mengubah perilakunya di masa mendatang.
    • Frasa yang menyangkal kesalahannya, seperti “Itu bukan kesalahanku.”
    Iklan
2

Tanyakan kepadanya apakah ia bisa melihat situasi dari sudut pandang Anda.

Unduh PDF
  1. Salah satu aspek dalam permohonan maaf yang baik adalah pemahaman terkait tindakan Anda dan dampak atau bahayanya terhadap orang lain. Saat menanggapi permintaan maaf darinya, cari tahu apakah Anda bisa membuatnya memahami luka yang Anda rasakan. Setelah ia meminta maaf, ajukan pertanyaan seperti, “Menurutmu apa yang kurasakan saat kamu melakukan hal itu?” atau “Apakah kamu memikirkan dampak tindakanmu terhadapku?”.
    • Sosok narsistik “sempurna” tidak bisa berempati sama sekali, tetapi jika narsisimenya belum mencapai puncaknya, Anda bisa memanfaatkan empati seperti ini untuk membangun kembali hubungan.
    • Jika ia tidak bisa memberikan tanda yang menunjukkan bahwa ia memahami sudut pandang Anda, berkomunikasi dengannya akan tetap menjadi tantangan. Tidak ada cukup ruang di dunianya bagi Anda berdua untuk memiliki kekhawatiran yang sama pentingnya.
3

Komunikasikan batasan-batasan Anda dengan tegas.

Unduh PDF
  1. Saat ia meminta maaf karena sudah melewati batas, anggaplah ada kemungkinan kesalahan yang sama dapat terulang. Beri tahu ia bahwa jika ia mengulangi kesalahan yang sama di masa mendatang, akan ada konsekuensi untuknya dan pegang teguh ucapan Anda. Angkat pembahasan ini dengan mengatakan, misalnya, “Inilah waktunya bagi kita untuk menetapkan batasan dalam hubungan kita.” [2]
    • Sebagai contoh, jika Anda menghadapi orang tua berkepribadian narsistik, Anda bisa mengatakan, “Jika di lain waktu, obrolan kita berubah menjadi adu teriak, dan Ayah/Ibu menghinaku lagi, aku hanya akan menghubungi Ayah/Ibu sebulan sekali saja.”
    Iklan
4

Beri tahu ia bahwa Anda kecewa kepadanya.

Unduh PDF
  1. Berbicara mengenai perilakunya yang menyakitkan dapat merusak citra kesempurnaan dirinya dan memicu kemarahan dan sikap defensif darinya. Dengan tenang dan terhomat katakan, misalnya, “Aku sangat kecewa kepadamu atas apa yang kamu lakukan, dan aku kesulitan mencari cara mempercayaimu lagi.” [3]
    • Hormati diri sendiri. Jangan berbohong demi “menyelamatkan” perasaannya dan tegaskan bahwa tindakannya sudah membahayakan hubungannya dengan Anda.
5

Beri tahu ia bahwa Anda pada saat ini belum bisa menerima permintaan maafnya.

Unduh PDF
  1. Penting bagi Anda untuk tidak membahagiakan atau memuaskannya hingga harus mengorbankan diri. Anda tidak berkewajiban menerima permintaan maaf, meskipun Anda dijebak untuk merasa bersalah. Anda bisa mengatakan, misalnya, “Aku belum siap memaafkanmu saat ini, tetapi terima kasih sudah meminta maaf. Aku perlu mendengar permintaan maaf darimu.” [4]
    • Anda juga bisa mengatakan, “Aku mengapresiasi waktu yang kamu luangkan untuk meminta maaf, tetapi aku masih sangat terluka dan belum siap menerimanya saat ini. Kita bisa berusaha memperbaiki lagi hubungan kita dalam beberapa bulan ke depan.”
    Iklan
6

Lindungi diri dari luapan emosinya.

Unduh PDF
  1. Jika Anda menjalani obrolan yang sulit dengannya, tinggalkan ruangan jika ia mulai bersikap agresif. Berdebat dengannya jarang memberikan hasil karena ada kemungkinan ia tidak mau mendengarkan Anda, terlepas dari betapa logisnya ucapan Anda. Ada baiknya Anda mengatakan, misalnya, “Aku tidak sepakat dengan penilaianmu tentangku” dan bawa obrolan ke arah yang lebih membangun. [5]
    • Ingatlah bahwa ia sering kali “bertingkah” karena mengalami luka yang mendalam. Hal ini bisa membahayakan orang lain karena ia sendiri sebenarnya sedang merasakan luka. Cobalah berempati pada situasi yang ada, tetapi jangan menoleransi kekerasan yang ia lakukan.
7

Tetapkan ekspektasi dalam hubungan.

Unduh PDF
  1. Ada baiknya Anda menuliskan perasaan Anda terhadap hubungan yang dijalani dengannya agar Anda memiliki pemahaman yang lebih jelas mengenai pikiran yang ada. Seorang narsistik tidak pernah bisa memberikan Anda cinta yang murni, tetapi hubungan Anda mungkin bisa menawarkan hal lain sehingga manfaatkan atau tetaplah berpegang pada hal tersebut.
    • Jika Anda tahu Anda tidak bisa mengharapkan afirmasi dan cinta darinya, jangan meminta kedua hal tersebut saat ia meminta maaf. Alih-alih demikian, dapatkan kedua aspek tersebut dari sosok lain dan mintalah si narsistik memperbaiki hal-hal lain yang lebih mudah ditangani, seperti menghormati batasan-batasan Anda.
    • Jika Anda sadar bahwa hubungan dengannya membuat Anda merugi lebih banyak dibandingkan manfaat yang Anda bisa dapatkan, Anda bisa mundur dari hubungan tersebut. Hal ini sulit, terutama jika si narsistik merupakan anggota keluarga. Namun, dengan membatasi kontak, Anda akan merasa lebih aman dan tentram. [6]
    Iklan
8

Bersiaplah jika sewaktu-waktu ia membalas dendam.

Unduh PDF
  1. Jika Anda tidak bisa memberinya maaf secara penuh, ia mungkin berusaha menghukum Anda dengan menjauhkan diri, menuntut hal-hal baru dalam hubungan, atau memanipulasi Anda. Ingatlah bahwa Anda tidak bisa mengendalikan tindakannya, tetapi Anda bisa bersikap tegas dan berusaha mendapatkan perlakuan yang seharusnya. [7]
    • Seorang narsistik tidak akan dengan mudah memberikan maaf saat terluka. Jika ia menjauhkan diri dari Anda, biarkan saja. Jika ia memang peduli kepada Anda, pada akhirnya ia akan kembali. [8]
9

Terimalah bahwa Anda tidak bisa mengubahnya.

Unduh PDF
  1. Pahami bahwa kemungkinan besar ia tidak akan berubah sehingga yang Anda bisa lakukan adalah mengelola hubungan Anda dengannya agar Anda bisa menjaga martabat dan kebahagiaan diri sendiri.
    • Ini merupakan gangguan kepribadian yang serius dan dibutuhkan banyak sesi terapi dan konseling bagi si narsistik untuk melepaskan diri dari gambaran atau versi hebatnya. Sayangnya, sebagian besar sosok narsistik tidak bisa berkomitmen dalam menjalani terapi ini.
    Iklan
10

Cari sistem dukungan yang memberikan Anda perlakuan yang layak.

Unduh PDF
  1. Namun, penting bagi Anda untuk membangun hubungan dengan beragam orang melalui tempat kerja, kegiatan sukarela, atau aktivitas sosial lainnya. Cari hubungan lain yang lebih layak dan menguatkan agar Anda memiliki rasa aman yang lebih baik dan tidak sampai membiarkan diri terseret oleh si narsistik. [9]
    • Ia mungkin berusaha membuat Anda percaya bahwa Anda jauh lebih buruk daripada yang Anda kira. Jangan percaya dengan ucapannya. Mengakui atau mempercayai pandangannya tentang diri Anda hanya akan menyulitkan Anda untuk keluar dari genggaman atau kuasanya. [10]
11

Cari terapis untuk memulihkan diri.

Unduh PDF
  1. Hubungan ini juga bisa memengaruhi interaksi Anda dengan orang lain di masa mendatang, serta besarnya kepercayaan yang Anda bisa berikan dalam hubungan. Jangna biarkan satu sosok saja mendikte atau menghancurkan kehidupan Anda! Bicaralah kepada terapis atau pakar kesehatan mental lain untuk membuat rencana pemulihan dan pembangunan kembali kepercayaan diri Anda. [11]
    Iklan


Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 1.301 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan