Unduh PDF Unduh PDF

Tidak mudah meninggalkan sebuah hubungan yang telah Anda bina bertahun-tahun lamanya. Meski terasa berat dan menyakitkan, namun mungkin itu adalah keputusan terbaik dan terberani yang pernah Anda buat semasa hidup. Kini Anda harus berhadapan dengan luka menganga pascahubungan sarat kekerasan yang entah kapan bisa tertutup. Ingat, sesakit apa pun itu, jangan biarkan diri Anda terlarut dalam penyesalan tiada akhir. Anda tentu enggan kembali terperosok dalam situasi serupa, bukan? Oleh karena itu, mulailah memulihkan kondisi fisik, mental, dan emosi Anda. Sesulit apa pun itu, belajarlah untuk mencintai diri Anda kembali. Anda layak mendapatkannya.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Memulai Proses Pemulihan

Unduh PDF
  1. Hingga detik ini, rasa rapuh, lelah, dan sedih mungkin masih menghantui Anda. Namun cobalah meluangkan sedikit waktu Anda untuk berpikir positif. Tahukah Anda bahwa dibutuhkan keberanian luar biasa untuk membuat keputusan tersebut? Tahukah Anda bahwa langkah yang Anda tempuh telah mengubah hidup Anda selamanya? Anda patut berbangga dengan diri Anda sendiri! Proses tersulit sudah Anda lewati, dan kini Anda telah benar-benar terbebas dari hubungan sarat kekerasan yang mengungkung Anda tahunan lamanya. Merencanakan kehidupan yang baru dan memulai proses pemulihan emosi memang penting. Namun sebelum melakukan semua itu, Anda perlu terlebih dahulu menghargai keputusan dan kekuatan Anda. Anda berhasil melakukannya! Anda telah bebas!
  2. Awali proses pemulihan dengan melakukan hal-hal yang Anda sukai. Beristirahatlah sejenak dari rutinitas yang menyibukkan dan lakukan hal-hal sederhana seperti berendam air panas, menonton TV, atau berlibur ke tempat-tempat yang selalu ingin Anda kunjungi. Nikmati setiap detik yang Anda miliki dan buat diri Anda bahagia!
    • Lakukan kegiatan yang sebelumnya tidak bisa Anda lakukan. Sekonyol apa pun itu, tidak ada salahnya dilakukan jika bisa memperbaiki suasana hati Anda. Misalnya membersihkan rumah sembari berjoget dan mendengarkan lagu, menonton acara komedi dan tertawa sekencang-kencangnya, atau menyantap semua makanan yang selama ini tidak bisa Anda santap. Satu demi satu, kembalikan kebahagiaan-kebahagiaan kecil itu sebagai hadiah untuk diri Anda.
  3. Pascakekerasan, emosi Anda cenderung lebih labil dalam jangka waktu yang lama. Hati-hati, kondisi demikian biasanya akan dimanfaatkan oleh pelaku untuk menarik Anda kembali. Oleh karena itu, Anda harus memutus segala bentuk komunikasi dengan pelaku, terlepas dari janji-janji palsu dan perilaku manisnya setelah itu. Berikan diri Anda kesempatan untuk sembuh dan berlarilah sejauh mungkin dari bayang-bayang pelaku.
    • Terkadang, keluarga dan sahabat yang gagap dengan situasi sesungguhnya akan meminta Anda untuk tetap tinggal bersama pelaku. Abaikan nasihat itu. Tidak jarang korban kekerasan memutuskan untuk bertahan karena memikirkan kepentingan anak, atau karena pelaku mengaku khilaf dan meminta maaf. Ingat, kekerasan tetaplah kekerasan. Tidak ada yang bisa menjamin situasi serupa tidak terjadi lagi, bukan?
    • Apa pun yang Anda lakukan untuk membantu proses pemulihan, jangan pernah kembali. Ingat, hidup hanya satu kali. Jangan mempertaruhkannya hanya karena Anda yakin pelaku bisa berubah.
  4. Gejala awal gangguan kecemasan dan depresi biasanya dipicu oleh pola makan, pola tidur, dan pola olahraga yang berantakan. Akibatnya, Anda cenderung lebih mudah lelah dan harus banyak menghabiskan waktu di tempat tidur. Ini akan menghambat kelancaran proses pemulihan. [1] Sesuaikan pola tidur dengan kebutuhan tubuh Anda.
    • Atur kembali jadwal kerja Anda demi mendapatkan istirahat yang cukup. Jika memungkinkan, ambil cuti singkat untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran Anda. Namun jika tidak memungkinkan, mintalah salah satu kolega untuk menukar jadwal kerjanya dengan Anda.
  5. Berbicara dengan orang-orang yang mengalami kasus serupa dapat membantu Anda untuk melanjutkan hidup dengan lebih baik. Selain itu, penting bagi para korban kekerasan untuk berkumpul dan berdiskusi dalam lingkungan yang bersedia menerima dan tidak menghakimi mereka. Hingga saat ini, informasi mengenai berbagai kelompok dukungan sudah banyak tersebar di internet. Temukan salah satu yang paling tepat untuk Anda.
    • Pada masa transisi, korban kekerasan cenderung lebih haus kasih sayang dan perhatian. Ini adalah hal yang wajar. Oleh karena itu, pastikan Anda menjalani masa-masa tersebut di samping orang-orang yang menyayangi Anda seperti sahabat dan keluarga. Anda juga bisa menyibukkan diri dengan hewan peliharaan kesayangan atau melakukan hal-hal baru agar tidak kembali tergoyahkan oleh rayuan dan perhatian palsu pelaku. Jangan pernah kembali pada orang yang sudah menyakiti Anda. Jika Anda butuh ditemani, carilah orang lain yang memang tulus menyayangi Anda.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Membangun Kepercayaan Diri

Unduh PDF
  1. Seburuk apa pun situasi hubungan Anda, kekerasan tetap tidak bisa dibenarkan; semua orang berhak diperlakukan secara manusiawi. Hilangkan rasa bersalah yang tak henti-hentinya menghantui Anda setelah memutuskan hubungan dengan pelaku. Lakukan ini, niscaya proses pemulihan akan berlangsung lebih cepat.
    • Tuliskan nama orang-orang yang membawa pengaruh baik dalam hidup Anda dan bisa diajak bicara kapan pun Anda mengalami masalah. Setiap kali Anda merasa ingin kembali ke pelukan pelaku, atau setiap kali rasa bersalah menyeruak ke permukaan, hubungi seseorang dalam daftar tersebut dan bicaralah pada mereka. [2]
  2. Tuliskan segala komentar pelaku yang menghantui Anda dan membuat Anda merasa rendah diri. Lakukan semacam ritual untuk menghancurkan semua komentar tak berguna itu. Bakar kertasnya atau sobek-sobek dan buang di tempat sampah. Tidak perlu memusingkannya, waktu Anda terlalu berharga untuk itu.
    • Berhentilah terobsesi dengan hal-hal negatif yang selama ini dicekokkan ke benak Anda. Tidak perlu berusaha mencari alasan rasional di balik komentar-komentar negatif atau perbuatan pelaku. [3] Jangan takut menyanggah segala kritik yang dilontarkan. Toh sedari awal, kritik itu memang tidak perlu Anda dengarkan.
  3. Anda kerap merasa tidak menarik, tidak cantik, tidak berguna, dan layak menerima kekerasan? Buang pikiran ngawur itu jauh-jauh. Anda menerima kekerasan karena ada seseorang yang jahat dan berengsek memutuskan untuk memperlakukan Anda demikian
    • Sekarang juga, tuliskan momen-momen apa saja yang membuat Anda merasa percaya diri dan bahagia. Apa kesuksesan dan pencapaian terbesar Anda?
    • Kapan pun Anda merasa tidak berguna karena terpengaruh kata-kata pelaku, lawan pikiran negatif tersebut dengan membaca kembali daftar berisi ingatan-ingatan positif yang sudah Anda buat.
    • Pada tahap ini, jangan berhenti mengingatkan diri Anda mengenai segala kelebihan dan kualitas diri yang Anda miliki. Ingatkan diri Anda bahwa Anda layak dihargai dan diperlakukan dengan baik.
  4. Saat mulai diserang keraguan, penyesalan, dan kekecewaan, gunakan mantra tersebut untuk menenangkan pikiran Anda. Tidak perlu terlalu rumit. Sebaris doa, kata-kata bijak, atau lirik lagu pun bisa Anda manfaatkan sebagai mantra pribadi. Cukup dengungkan kalimat sesederhana, “Aku layak dihargai dan diperlakukan dengan baik” dalam benak Anda setiap kali pikiran negatif mulai menghampiri.
    • Buat kalimat sederhana yang mudah diingat dan dapat menenangkan diri Anda. Salah satu mantra yang lazim diucapkan adalah, “Berikan aku kekuatan untuk menerima hal-hal yang tidak bisa kuubah”.
    • Fokuskan pikiran dan ulangi mantra tersebut berkali-kali dalam benak Anda. Ini akan membantu pikiran Anda untuk tetap tenang dan positif selama beberapa saat. Jika Anda sangat menggemari musik, sebaris lirik dari musisi favorit pun bisa bekerja sama baiknya.
  5. Proses konseling yang dilakukan oleh tenaga profesional dapat membantu mengatur ketidakteraturan luapan emosi Anda pascakekerasan. Berbicara dengan sahabat atau keluarga memang membantu. Namun penting bagi Anda untuk berbicara dengan pihak yang tidak memiliki ikatan emosional dengan Anda dan pelaku. Telusuri laman internet untuk mencari tahu lokasi konseling terdekat.
    KIAT PAKAR

    John A. Lundin, PsyD

    Psikolog Klinis
    John Lundin, Psy. D. adalah psikolog klinis dengan 20 tahun pengalaman menangani masalah kesehatan mental. Dr. Lundin mengambil spesialisasi kecemasan dan masalah suasana hati untuk pasien dari berbagai usia. Dia meraih gelar Doktor dalam Psikologi Klinis dari Wright Institute dan saat ini berpraktik di San Francisco dan Oakland di Area Teluk California.
    John A. Lundin, PsyD
    Psikolog Klinis

    Konseling bisa membantu memulihkan kepercayaan diri Anda. Psikolog klinis, Dr. John Lundin, mengatakan: "Untuk memulihkan kepercayaan diri setelah mengalami kekerasan dalam hubungan, bantuan praktisi profesional sering kali diperlukan. Tidak ada jalan pintas. Meskipun begitu, menghabiskan waktu bersama orang-orang yang menyayangi dan bisa Anda percayai juga bisa sangat membantu."

  6. Sangat penting bagi Anda untuk berbicara dengan orang-orang yang pernah berada pada posisi Anda. Mereka mampu mengerti permasalahan Anda dan dapat membantu menemukan diri Anda kembali. Bergabung dengan kelompok dukungan mungkin merupakan langkah bijak yang bisa Anda ambil. Jalinlah pertemanan dengan sesama anggota kelompok dan lakukan berbagai kegiatan bersama-sama.
    • Bersosialisasilah dengan normal. Berusahalah semampu Anda untuk melanjutkan hidup dan melakukan aktivitas seperti biasa.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menemukan Kedamaian

Unduh PDF
  1. Tidak bisa dimungkiri, pelaku kekerasan ahli dalam merenggut citra dan harga diri korbannya. Memperbaiki yang telah dirusak memang tidak bisa dilakukan dalam sekejap. Oleh karena itu, bersabarlah. Tidak perlu terburu-buru dan berharap segalanya dapat kembali normal dalam waktu 24 jam.
    • Anda mungkin perlu melarikan diri sejenak dari pekerjaan dan tanggung jawab lain yang mengimpit. Manfaatkan waktu luang yang ada untuk menjernihkan kembali pikiran Anda. Lantas berapa lama waktu istirahat yang paling tepat? Hanya Anda yang tahu. Tidak perlu terburu-buru, manfaatkan waktu yang ada semaksimal mungkin.
    KIAT PAKAR

    Amy Chan

    Pelatih Hubungan
    Amy Chan adalah pendiri Renew Breakup Bootcamp, sebuah kegiatan retret yang mengambil pendekatan ilmiah dan spiritual bagi pemulihan hati. Amy dan tim yang terdiri dari pakar psikologi dan pelatih telah membantu ratusan orang hanya dalam 2 tahun sejak mulai beroperasi. Sosok Bootcamp ini telah muncul di CNN, Vogue, New York Times, dan Fortune, berkat pendekatan inovatif dan ilmiah untuk menyembuhkan hati yang terluka. Buku pertamanya, Breakup Bootcamp, akan diterbitkan oleh HarperCollins pada Januari 2020.
    Amy Chan
    Pelatih Hubungan

    Berikan waktu untuk memproses emosi Anda, jangan menghindarinya. Amy Chan, pendiri Renew Breakup Bootcamp, mengatakan: "Setelah memutus hubungan, Anda perlu memproses emosi diri dengan melakukan 3 R ( recognize, respond, reflect ). Kenali ( recognize ) apa yang Anda butuhkan, respons kebutuhan tersebut, dan lakukan refleksi atas pengalaman Anda. Memproses emosi sangat berbeda dengan menekannya karena jika Anda membiarkan diri sendiri merasakan emosi, Anda punya kesempatan untuk pulih dan berkembang."

  2. Lakukan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah atau jarang Anda lakukan karena dilarang oleh pelaku. Bisa jadi karena menurutnya Anda tidak cukup baik di bidang tersebut atau karena alasan lain. Kini Anda telah bebas. Eksplorasi kembali hal-hal yang pernah Anda sukai dan temukan kebahagiaan Anda; santap makanan apa pun yang Anda mau, kenakan pakaian apa pun yang Anda inginkan, lakukan segalanya tanpa dibayangi rasa takut.
    • Seperti apa upaya pelaku membatasi gerak-gerik Anda? Apakah dia kerap mencemooh keinginan Anda untuk bekerja lebih giat? Apakah dia menghalangi keinginan Anda untuk mengambil S2? Apakah dia melarang Anda berpindah pekerjaan? Telusuri kembali semua mimpi yang pernah dibungkam, Anda berhak melakukannya!
  3. Lanjutkan hidup Anda dengan merencanakan berbagai pencapaian baru, baik yang sifatnya jangka panjang maupun jangka pendek. Jangan lupa untuk terus memonitor dan memfokuskan pikiran, waktu, serta tenaga Anda untuk mewujudkannya. Isi keseharian Anda dengan hal-hal yang positif.
    • Salah satu contoh pencapaian jangka panjang adalah berlibur ke negara idaman yang belum pernah Anda kunjungi. Sementara itu, beberapa contoh pencapaian jangka pendek adalah berolahraga tiga kali seminggu atau membaca buku baru setiap minggunya. Setelah tercapai, ubah tujuan lama Anda menjadi rutinitas dan tentukan tujuan baru lainnya. Perlahan, kembangkan diri Anda ke arah yang lebih baik dan isi keseharian Anda dengan hal-hal baru yang bersifat positif.
    • Pastikan tujuan yang Anda buat realistis. Buatlah tujuan yang terukur dan sanggup Anda wujudkan, bukan sesuatu yang abstrak seperti, “Aku ingin bahagia” atau “Aku ingin menjadi pribadi yang lebih baik”.
  4. Gantikan pengalaman buruk di masa lalu dengan pengalaman-pengalaman baru yang menyenangkan. Habiskan keseharian Anda dengan menjumpai orang-orang baru, mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah Anda singgahi sebelumnya, dan jangan pernah menoleh lagi ke belakang. Proses ini perlu Anda lakukan untuk mengubur pengalaman masa lalu dengan lebih cepat.
    • Hindari tempat-tempat yang sering Anda kunjungi di masa lalu, sekalipun Anda tinggal di kota yang sama dengan pelaku, dan beralihlah ke tempat-tempat baru yang selama ini belum pernah Anda kunjungi. Jika dirasa perlu, pindahlah ke kota lain.
    • Kembalilah berkencan kapan pun Anda siap. Proses pemulihan dalam diri setiap orang berbeda-beda, karena itu jangan memaksa diri Anda untuk menjalin hubungan baru dalam tenggat waktu tertentu. Percayalah, orang yang paling tepat akan datang pada saat yang tepat.
  5. Satu-satunya keahlian pelaku kekerasan adalah merenggut kepercayaan diri Anda dan mengambil alih kontrol Anda terhadap hidup Anda sendiri. Ingat, satu-satunya penguasa hidup Anda adalah diri Anda sendiri. Anda tidak perlu membuktikan apa pun kepada siapa pun dan tidak perlu memuaskan siapa pun. Dengarkan kata hati Anda dan buat keputusan yang terbaik.
    Iklan


Tips

  • Anda mungkin akan terus-menerus menyalahkan diri sendiri karena bisa-bisanya terjebak dalam hubungan yang diwarnai kekerasan. Ingat, Anda berutang maaf pada diri Anda sendiri. Belajarlah untuk memaafkan.
  • Memulihkan diri pascakekerasan adalah proses panjang yang menyakitkan. Tidak perlu terburu-buru. Meski terasa lama, namun proses ini layak Anda jalani. Percayalah, Anda akan merasa jauh lebih baik setelahnya!
Iklan

Peringatan

  • Jika perlu, ajukan permohonan surat perintah perlindungan ( restraining order ) ke kantor pengadilan setempat.
  • Tanggapi dengan serius segala ancaman yang dilontarkan pelaku kekerasan. Saat-saat paling berbahaya justru adalah ketika hubungan Anda telah berakhir. Selalu siapkan rencana cadangan dan jika perlu, mintalah bantuan pada polisi setempat.
  • Polisi akan menyarankan Anda untuk mengajukan permohonan perlindungan atau pengawalan. Manfaatnya, Anda tidak perlu takut diserang tiba-tiba jika ingin mengambil barang-barang yang masih tertinggal di rumah. Pengawalan semacam ini berguna untuk segala kasus kekerasan yang sudah terbukti. Untuk mengajukan permohonan ini, Anda bisa langsung menghubungi kantor polisi setempat.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 1.960 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan