Unduh PDF Unduh PDF

Memahami cara menenangkan pria dapat menjadi hal yang menantang karena biasanya, cara pria mengekspresikan dirinya berbeda dengan cara wanita mengekspresikan diri. Selain itu, ia mungkin tidak ingin Anda tahu bahwa ia sedang merasa kesal dan enggan meminta bantuan. Dengan mengikuti panduan ini, Anda bisa menyadari bahwa Anda, pada kenyataannya, bisa menenangkannya dengan berinteraksi dengannya dan melihat situasi dari sudut pandangnya.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Memahami Ketika Ia Sedang Merasa Tertekan

Unduh PDF
  1. Sering kali, pria menanggapi stres dalam cara yang berbeda dengan wanita. Biasanya, seorang wanita mengajak teman-temannya untuk bertemu dan menceritakan masalahnya ketika merasa tertekan. Sebaliknya, seorang pria mungkin menyendiri atau menjauhkan dirinya dari orang lain ketika merasa tertekan. Sebagai contoh, ia mungkin menjadi lebih sering menonton televisi atau mengunjungi pusat kebugaran lebih lama dari biasanya. Akan tetapi, terlepas dari cara yang ia ikuti untuk menghadapi stres, ingatlah bahwa setiap pria berbeda. Ada beberapa cara yang mungkin ia lakukan untuk menanggapi tekanan yang dihadapi, seperti: [1]
    • Menghindari situasi. Ia mungkin mulai menjauh dari tempat-tempat atau orang-orang yang memicu stres.
    • Membuat masalah untuk menutupi stres. Meskipun bersifat kontraproduktif, ia mungkin membuat masalah untuk menghindari masalah utama (atau, setidaknya, agar ia memiliki “kendali” yang lebih besar atas situasi yang ada).
    • Menunjukkan kemarahan. Pria cenderung lebih mudah menunjukkan kemarahannya daripada bentuk emosi-emosi lain karena secara sosial, kemarahan pria lebih bisa diterima. Ketika merasa tertekan, pria mungkin lebih mudah merasa kesal atau mulai memaki/membentak.
    • Menyalahkan orang lain. Karena pria cenderung menunjukkan stres yang ia alami, ia mungkin menyalahkan orang lain atas masalahnya untuk menghindari tekanan yang ia rasakan.
    • Meningkatnya aktivitas fisik. Ketika mengalami stres, ia mungkin mulai lebih banyak berolahraga, memainkan permainan olahraga atau melakukan aktivitas fisik lainnya untuk melepaskan ketegangan.
  2. Jika pria yang sedang menjalin hubungan dengan Anda tiba-tiba sedikit menjauh, biasanya hal tersebut disebabkan karena ada hal yang sedang ia pikiran (dan hal tersebut tidak ada hubungannya dengan Anda). Ingatlah untuk tidak langsung mengambil kesimpulan negatif, seperti “Ia tidak mencintaiku lagi”, “Aku pasti melakukan kesalahan”, atau, yang lebih parah, “Ia pasti ingin putus denganku!”. Banyak pria yang terbiasa memendam perasaan dan tidak membicarakan masalah yang ia hadapi. Jika Anda menunjukkan reaksi yang berlebihan terhadap sikapnya, ada kemungkinan ia akan semakin menjauhkan diri dari Anda.
  3. Anda tentu saja ingin menenangkan dan membuat kekasih merasa nyaman, serta menunjukkan kepedulian Anda padanya. Akan tetapi, berhati-hatilah ketika Anda melakukan hal tersebut. Ketika Anda mencoba membantu dengan memberikan solusi atau melakukan sesuatu untuknya, hal tersebut bisa saja membuatnya merasa kurang “jantan”. Ketika Anda bertanya, misalnya, “Ada apa? Mengapa kamu tidak mau membiarkanku membantumu?” secara terus-menerus justru dapat memberikan efek negatif dan membuatnya merasa kesal. Pendekatan yang dirasa lebih baik adalah memberikan dukungan dan pemahaman, tanpa harus benar-benar menyelesaikan masalahnya.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Menunjukkan Kepedulian

Unduh PDF
  1. Pemberian dukungan dapat menjadi hal yang rumit karena beberapa pria lebih ingin didukung dengan cara ditemani, sementara beberapa pria lain lebih ingin dibiarkan menyendiri. Secara keseluruhan, ia ingin mengetahui apakah Anda berada di pihaknya. Ia juga ingin tahu apakah ia bisa bergantung pada Anda sebagai sumber ketenangan. Jika ia ingin membicarakan masalahnya, tawarkan diri untuk menjadi pendengarnya. Jika Anda merasa bahwa ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, angkat topik tersebut dalam cara yang tidak membuatnya merasa semakin tertekan atau terancam.
    • Anda bisa bertanya, misalnya, “Kuperhatikan kamu tampak sedikit tertekan akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang terjadi di kantor?” Biasanya, banyak pria yang enggan membicarakan masalahnya secara terbuka, tetapi ada beberapa pria yang akan langsung berbicara ketika diminta. [2]
    • Jika ia membutuhkan waktu untuk menyendiri, jangan ambil hati keinginannya. Setelah pikirannya tidak lagi kacau, ia mungkin lebih terdorong atau terbuka untuk menghubungi Anda karena ia tahu bahwa Anda ada untuk mendukungnya.
  2. Seorang pria bisa jadi mau atau enggan menceritakan apa yang ada di pikirannya. Sayangnya, beberapa pria cenderung beranggapan bahwa menceritakan tentang perasaannya justru merupakan bentuk kelemahan. Jika ia memutuskan untuk menceritakan masalahnya pada Anda, dengarkan secara terbuka tanpa memotongnya. Cobalah untuk tidak memberikan solusi atau saran, kecuali jika ia memintanya. Jauhi komentar-komentar seperti “Kamu pasti bisa melaluinya”, atau “Jangan khawatirkan tentang hal itu”. Komentar-komentar tersebut sebetulnya tidak membangun dan hanya akan melukai perasaannya karena komentar-komentar tersebut seperti menyepelekan perasaannya. [3]
    • Jika ia tidak ingin membicarakan masalahnya, cukup duduk bersamanya dengan tenang. Anda bisa mengajukan satu atau dua pertanyaan ringan, tetapi jangan sampai Anda mendesaknya untuk mau berbicara.
    • Jangan bicarakan kesulitan atau hal-hal yang membuatnya tertekan. Jika ia ingin membicarakannya, ia sendiri yang akan mengajak Anda berbicara tentang hal-hal tersebut.
  3. Seperti yang disebutkan sebelumnya, beberapa pria menanggapi stres dengan merasakan perlunya beraktivitas atau bersikap tegar. Tanggapan-tanggapan tersebut masih bisa diterima selama ia tidak mengabaikan masalah yang sesungguhnya. Biarkan ia menanggapi masalahnya dengan kemarahan, berpikir lebih kognitif atau analitis, atau tidak menangis (jika ia sedang berduka). Jangan mencoba mengurangi atau meredakan perasaannya, tetapi tunjukkan realita yang ada dan berikan ia harapan. Semua bentuk-bentuk tanggapan maskulin tersebut dapat membantunya menghadapi masalahnya. Ingatlah bahwa tidak ada cara yang pasti atau tepat untuk mengekspresikan perasaan.
    • Jangan tetapkan batas waktu agar ia bisa berhenti merasakan apa yang dirasakan, dan jangan berharap ia akan mengekspresikan emosinya dalam cara-cara tertentu. Biarkan ia yang menentukan sendiri caranya.
  4. Sayangnya, kondisi masyarakat yang ada sering kali membuat banyak pria percaya bahwa kesedihan atau ketakutan yang dirasakan merupakan tanda kelemahan. Yakinkan ia dengan menjelaskan kembali bahwa perasaan-perasaan tersebut wajar terjadi dan merupakan bagian atau fase yang ada dalam kehidupan manusia. Jelaskan pula bahwa tidak ada perasaan yang “baik” dan perasaan yang “buruk”. Ingatkan ia bahwa Anda tidak akan lantas memandangnya rendah jika ia sedang merasa tidak baik atau sedih.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menghiburnya

Unduh PDF
  1. Tunjukkan padanya bahwa Anda mengaguminya dan menghargai segala hal-hal baik yang ia miliki. Tunjukkan pula bahwa Anda tetap menghargainya, bahkan ketika ia harus melalui masa-masa sulit. Bentuk perhatian positif tanpa syarat seperti ini dapat membuatnya yakin bahwa ia bisa mengandalkan Anda ketika ia merasa sedih atau tertekan.
  2. Buatlah ia melupakan tekanannya (meskipun sejenak) dan biarkan ia menikmati makanan kesukaannya (mis. rendang atau mi goreng pedas). Sajikan makanan yang mengandung protein dan karbohidrat karena kedua zat tersebut dapat meningkatkan kadar serotonin dan menciptakan efek menenangkan pada tubuh. [4]
  3. Anda bisa memasukkan, misalnya, keripik kentang, kacang-kacangan, dan camilan renyah kesukaannya. Anda juga bisa memasukkan cokelat karena biasanya, cokelat bisa memperbaiki suasana hati seseorang dan membuatnya kembali tersenyum. Sebagai bonus, masukkan pula sebotol minyak pijat dengan “kupon” untuk mendapatkan pijat gratis.
  4. Ia akan merasa sangat berterima kasih jika Anda mau memberikannya pijatan yang menenangkan untuk meredakan ketegangan yang ia rasakan. Secara ilmiah, sudah terbukti bahwa pijatan dapat meningkatkan aliran darah sehingga pikiran menjadi lebih tenang. Selain itu, sentuhan fisik yang dilakukan juga mencerminkan kepedulian Anda padanya, serta dapat membantu memperbaiki suasana hatinya. [5]
  5. Banyak pria yang lebih senang menghadapi masalahnya dengan tetap beraktivitas. Ajaklah ia berjalan-jalan, memainkan permainan, atau melakukan aktivitas sosial lainnya, tanpa membuatnya mengabaikan masalahnya. Jika ia menolak, cobalah “paksa” ia dengan lembut. Dengan sedikit mengalihkan perhatiannya dari masalahnya, Anda bisa menenangkannya dengan lebih mudah. [6]
  6. Jika ia sedang melalui masa kritis dan membutuhkan waktu untuk menyendiri, ada baiknya jika Anda tetap terhubung dengannya. Sebagai contoh, cobalah hubungi ia seminggu sekali. Ketika ia tahu bahwa Anda akan menghubunginya, ada kemungkinan ia akan merasa lebih tenang dan semangatnya bisa kembali meningkat. Terlepas dari seberapa sering Anda ingin menghubunginya, pegang ucapan Anda dan lakukan apa yang Anda janjikan.
    Iklan

Tips

  • Ingatlah bahwa Anda tidak bertanggung jawab untuk “mengembalikan” suasana hatinya ke keadaan yang baik. Anda bisa memberinya dukungan, tetapi pada akhirnya, ia sendiri yang bisa menentukan apakah kondisinya akan membaik atau tidak.
Iklan

Peringatan

  • Jika ia mengancam akan melakukan bunuh diri (atau mencoba melakukannya), atau menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan, sarankan ia untuk mendapatkan bantuan dari psikiater secepatnya.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 37.045 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan