Unduh PDF Unduh PDF

Memaafkan kadang memang tidak mudah, apalagi untuk orang yang telah sangat menyakiti Anda. Mungkin permintaan maafnya tidak cukup tulus, mungkin Anda butuh waktu lebih untuk berpikir, atau mungkin Anda tidak memiliki kata-kata yang tepat untuk mengekspresikan perasaan. Akan tetapi, setelah Anda memutuskan untuk menerima permintaan maaf seseorang, ungkapkan perasaan dan maafkan. Jika permintaan maaf itu tampak tulus dan serius, demi kebaikan Anda sendiri, usahakan untuk menerimanya, lalu wujudkan maaf Anda lewat perilaku.

Bagian 1
Bagian 1 dari 4:

Menilai Permintaan Maaf

Unduh PDF
  1. 1
    Perhatikan kata-katanya ketika meminta maaf. Dengar apakah dia menggunakan pernyataan “aku” seperti “Aku sadar sudah salah dan aku menyesal.” Ini menunjukkan bahwa dia bertanggung jawab atas tindakannya, yang merupakan bagian penting dalam permintaan maaf. [1] Selain itu, dengarkan nada suara dan bahasa tubuhnya. Kebanyakan orang akan menjaga kontak mata dan menggunakan nada suara tulus ketika meminta maaf. Menghindari kontak mata, berbicara dengan nada datar atau sarkastis mungkin menandakan bahwa dia tidak serius. [2]
    • Permintaan maaf yang tulus harus dikatakan langsung dan sepenuh hati. Misalnya, “Sekarang aku sadar aku salah dan aku menyesal. Aku minta maaf atas tindakanku dan kuharap kamu bisa memaafkan aku.”
    • Ingat bahwa bahasa tubuh masing-masing orang bermacam-macam tergantung latar belakang dan gangguan tertentu yang dimiliki. Misalnya, orang yang punya kecemasan sosial mungkin menghindari kontak mata walaupun dia tulus. Akan tetapi, apati akan terasa di semua bahasa. Jadi, orang yang tidak tulus meminta maaf akan kelihatan. [3]
    • Hati-hati dengan fauxpology atau permintaan maaf yang sebenarnya bukan meminta maaf. Ini bisa dikenali dari kata-katanya, seperti "Maaf kalau kamu tersinggung", "Maaf kalau kamu merasa seperti itu", "Aku tidak bermaksud begitu", "Iya aku salah, tapi ya sudah", dsb. [4] Tipe permintaan maaf seperti ini diucapkan orang yang tidak mengakui kesalahannya dan menunjukkan bahwa dia tidak mau bertanggung jawab.
  2. 2
    Perhatikan kata-kata pasif agresif dalam permintaan maaf. Mungkin ini tanda permintaan maaf itu tidak tulus. Orang yang tidak benar-benar meminta maaf justru akan menunjukkan bahwa Anda yang salah atau menyalahkan Anda atas sebagian besar atau semua yang terjadi. Penyusunan kata seperti ini juga tanda dia setengah hati dan cara untuk melepas tanggung jawab, melempar kesalahan pada Anda, atau supaya tidak perlu menghadapi konsekuensi tindakannya. [5]
    • Berikut contoh permintaan maaf pasif agresif, “Aku sudah mengajak kamu ke pesta itu, tapi kamu enggak mau. Akhirnya aku pergi sendiri dan enggak bilang sama kamu. Kalau saja kamu mau, aku enggak perlu bohong. Ya sudah maaf.”
    • Dalam contoh di atas, orang ini tidak benar-benar meminta maaf dan mungkin dia terbiasa menggunakan permintaan maaf yang tidak tulus untuk keluar dari situasi sulit.
  3. 3
    Percayalah pada insting. Dari semua cara yang Anda gunakan untuk menganalisis niat seseorang, biasanya insting yang bisa menggiring Anda untuk percaya dan memaafkan atau tidak. Pikirkan baik-baik dan dengarkan insting Anda. Tanyakan kepada diri sendiri beberapa hal berikut: [6]
    • Apakah insting Anda mengatakan bahwa dia jujur dan tulus?
    • Apakah dia meminta maaf dan berjanji tidak mengulangi lagi? Ini adalah dua elemen kunci yang penting dalam permintaan maaf (elemen kunci yang dibahas di atas adalah menerima tanggung jawab dan tidak melempar kesalahan).
    • Apakah Anda merasa ragu atau bingung di dekat orang ini? Jika permintaan maafnya menghadirkan rasa “takut, wajib, bersalah” ( fear, obligation, guilt , sering disingkat FOG, yang intinya merupakan emotional blackmail ), berarti dia tidak meminta maaf, tetapi taktik manipulasi yang dirancang untuk mengontrol Anda dan supaya Anda tidak mempertanyakan tindakannya. [7]
    • Apakah permintaan maaf itu terdengar tulus di telinga Anda?
  4. 4
    Pertimbangkan apakah Anda siap menerima permintaan maafnya. Sebelum memaafkan, Anda perlu mempertimbangkan konteks di sekitar permintaan maaf tersebut dan seberapa dekat Anda mengenal orang ini. Misalnya: [8]
    • Jika dia adalah teman dekat atau anggota keluarga yang sudah diketahui memiliki perilaku tidak baik, pikirkan apakah dia meminta maaf hanya untuk menghindari konsekuensi. Jika dia pernah berbuat salah dan berjanji untuk berubah, tetapi janji itu tidak ditepati, ada kemungkinan bahwa dia cenderung menggunakan permintaan maaf sebagai cara untuk menghindari tanggung jawab atas tindakannya.
    • Jika anggota keluarga atau pasangan meminta maaf karena telah melakukan sesuatu yang jarang sekali dia lakukan dan tidak seperti kebiasaannya, Anda bisa lebih bermurah hati untuk memaafkan.
    • Apakah dia sering meminta maaf? Dalam hal ini, sulit diketahui kapan dia meminta maaf dengan tulus karena kebiasaannya yang selalu meminta maaf dapat menjadikan Anda kebal terhadap permintaan maaf yang sebenarnya. [9] Untuk menilai lebih dari kata “Maaf”, lihat dahulu apakah dia bertanggung jawab atas tindakannya, menunjukkan penyesalan, meminta maaf dan berjanji tidak mengulangi lagi.
  5. 5
    Jangan terburu-buru menerima, atau bicarakan lagi jika perlu. Ada berbagai alasan orang melakukan kesalahan atau menyakiti orang lain. Anda harus mau melupakan kesalahannya, khususnya apabila dia tulus meminta maaf. Jika Anda masih mempertanyakan apakah harus percaya atau tidak, mungkin Anda perlu membicarakannya lebih lanjut. [10]
    • Mungkin pendekatan ini lebih baik daripada menerima permintaan maaf yang Anda ragu tulus, dan kemudian tetap merasa jengkel dan marah walaupun dari luar tampak baik-baik saja. Dengan bicara, Anda juga dapat mengekspresikan apa sebenarnya yang telah menyakiti Anda dan untuk menjelaskan rasa sakit apa yang Anda ingin dia perhatikan.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 4:

Menerima Maaf

Unduh PDF
  1. 1
    Utarakan terima kasih Anda karena dia sudah meminta maaf. Mulailah dengan mengatakan bahwa Anda menghargai permintaan maaf dan kemauannya untuk menebus kesalahan. Kata-katanya sederhana saja, seperti “Terima kasih kamu sudah minta maaf” atau “Aku menghargai permintaan maaf kamu, terima kasih.” [11]
    • Dengarkan dengan tulus. Sudah sepantasnya Anda mengharapkan maaf sepenuh hati, tetapi Anda juga bertanggung jawab mendengarkan dengan tulus. Artinya, jangan menyela, mengkritik, atau berdebat selama atau tentang permintaan maaf itu.
    • Jangan megecilkan permintaan maaf orang dengan mengatakan, “Tidak apa-apa” atau “Ya sudah”. Ini dapat menyakiti perasaannya karena seolah permintaan maafnya tidak penting dan masalah pun tidak terselesaikan. Jawaban seperti ini juga menyiratkan ketidakpedulian, yang dapat memperburuk atau menghalangi penyelesaian masalah. Jika Anda butuh waktu untuk mencerna situasi, katakan. Misalnya, “Terima kasih, aku menghargai maaf kamu. Aku masih sakit dan butuh waktu sebelum bisa percaya ini tidak akan terjadi lagi.” [12]
    • Jangan segan menyatakan apresiasi Anda karena dia berani meminta maaf dan mengakui kesalahan.
  2. 2
    Jelaskan bahwa perasaan Anda masih sakit. Setelah berterima kasih, katakan bahwa perasaan Anda masih sakit, dan sebutkan secara spesifik bagaimana dia telah melukai Anda. Ini mengindikasikan bahwa Anda jujur menyatakan emosi dan tidak berlebihan atau justru terlalu santai menyikapi situasi. Katakan, “Terima kasih kamu mau minta maaf. Aku masih sakit hati kamu bohong” atau “Aku menghargai permintaan maaf kamu, terima kasih. Hatiku sakit waktu kamu meneriaki aku di depan orang tuaku.” [13]
    • Jelaskan apa yang Anda rasakan ketika dia berbuat salah, tetapi jangan gunakan nada suara pasif agresif atau menghindari kritik. Nyatakan perasaan Anda dengan jujur dan tulus sebagaimana dia juga tulus dan jujur meminta maaf.
  3. 3
    Katakan “Aku mengerti” daripada menanggapi dengan “Tidak apa-apa.” Setelah menyampaikan perasaan, akhiri dengan mengatakan bahwa Anda mengerti kenapa dia melakukan kesalahan itu dan bahwa Anda bersedia memaafkan dan melupakan. Anda bisa mengatakan, “Aku paham kenapa kamu merasa perlu berbohong, dan aku bisa memaafkannya." [14]
    • Frasa seperti “Tidak apa-apa” atau “Lupakan saja” tidak menunjukkan bahwa Anda sudah memaafkan. Kesannya juga tidak serius, mengecilkan, tidak menghargai, terutama jika dia serius meminta maaf. Ingat bahwa butuh banyak keberanian untuk mengakui kesalahan, dan anggap dia tulus kecuali memang terbukti yang sebaliknya.
  4. Meminta maaf lewat pesan teks memang tidak sebaik bicara langsung, tetapi masih lebih baik daripada tidak sama sekali. Jika Anda mendapat permintaan maaf lewat pesan, ikuti langkah yang sama seperti biasa, tetapi tetap sampaikan perasaan Anda. Jangan sampai dia tidak tahu hanya karena dia tidak berada di hadapan Anda, dan pastikan dia tahu sebesar apa dia menyakiti Anda. [15]
    • Misalnya, Anda bisa mengetik, “Terima kasih kamu sudah minta maaf, aku memang butuh mendengarnya. Perasaanku sakit waktu kamu mengabaikan aku kemarin, tapi aku paham kamu sedang punya masalah dan kemarin memang hari yang buruk buat kamu.”
    • Anda juga bisa meminta untuk berbicara secara langsung atau via obrolan video, bukan teks tertulis.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 4:

Mewujudkan Pemberian Maaf Lewat Tindakan

Unduh PDF
  1. Anda sudah menerima permintaan maaf seseorang, lalu bagaimana? Mungkin awalnya agak canggung, dan mungkin ada sedikit rasa tidak nyaman. Akan tetapi, jika Anda mengesampingkan soal itu dan mengganti topik atau tidak membahasnya lagi, Anda akan bisa menerima dia kembali dalam hidup Anda dan mengembalikan hubungan seperti sediakala. [16]
    • Segalanya memang tidak bisa langsung normal, dan Anda mungkin butuh waktu setelah dia minta maaf. Wajar jika ada beberapa hal terasa aneh setelahnya.
    • Anda bisa mengatasi kecanggungan (kalau ada) dengan mengatakan, “Masalah itu sudah selesai. Bisa kita mengurus bisnis ini seperti biasa?” atau “Oke, sekarang jangan terlalu serius lagi.”
  2. Walaupun sudah memaafkan, Anda mungkin tetap sulit melupakan. Kalau teringat, Anda mungkin cemas, sedih, atau stres lagi, tetap itu normal. Jika Anda ingin memaafkan secara total, cobalah metode mandiri untuk menenangkan diri, seperti bernapas dalam, meditasi, atau merawat diri dan rileks. Dengan demikian, Anda bisa meringankan sakit hati atas apa yang terjadi dan mulai menumbuhkan lagi perasaan baik terhadap orang yang sudah Anda maafkan. [17]
    • Memaafkan tidak terjadi begitu saja, dan mungkin tidak akan pernah terjadi. Bukalah hati untuk memaafkan sepenuhnya, tetapi jangan berharap Anda bisa lupa dalam semalam.
  3. 3
    Sarankan untuk menikmati waktu berkualitas dengan orang ini. Salah satu cara untuk mewujudkan maaf dalam tindakan adalah menunjukkan bahwa Anda berusaha aktif memaafkan dia dengan memperbarui semua dari awal. Sarankan menikmati waktu berkualitas untuk menunjukkan bahwa Anda masih senang bersamanya dan ingin melanjutkan pertemanan. Kalau perlu, ingatkan dia bahwa Anda berusaha melupakan walaupun rasa sakitnya masih terasa, minta supaya dia tidak bersikap seolah tidak ada yang terjadi. Bagaimanapun juga, Anda berdua sekarang mencoba kembali seperti dahulu dan menyembuhkan luka. [18]
    • Rencanakan aktivitas bersama, seperti olahraga, haiking, kursus singkat, dsb. Ini menunjukkan bahwa Anda mau membangun kepercayaan lagi dan memperbarui pertemanan.
    • Sarankan melakukan kegiatan yang sama-sama Anda sukai sebagai isyarat bahwa Anda ingin melupakan kenegatifan dan fokus pada masa-masa menyenangkan dan positif.
  4. 4
    Siap-siap jika ada masalah lagi antara Anda berdua. Meskipun Anda harus berusaha untuk bisa percaya lagi, terutama kalau dia meminta maaf sepenuh hati dan Anda sudah memaafkan, tetap waspadai tanda-tanda peringatan. Perhatikan momen kecil yang mengindikasikan bahwa mungkin dia melakukan kesalahan lagi atau kembali pada kebiasaan lama yang dapat menyebabkan masalah dan harus minta maaf lagi. Usahakan menjauhkan dia dari kesalahan yang sama atau menyakiti Anda lagi seperti sebelumnya. [19]
    • Misalnya, jika dia mulai telat lagi untuk kencan, tegur supaya dia paham. Ingatkan dia bahwa Anda kecewa apabila dia terlambat. Ini mungkin dapat mendorongnya untuk berusaha tepat waktu.
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 4:

Mengatasi Situasi Sulit

Unduh PDF
  1. Memaafkan tidak sama dengan melupakan. Walaupun bisa melupakan, mungkin Anda tidak bisa memperbaiki hubungan lagi. Dalam hal ini, Anda harus mengakhiri hubungan demi kebaikan bersama. Hubungan sehat tidak bisa berkembang kalau ada kebencian dari kedua pihak. [20]
    • Anda bisa mengatakan, “Aku terima permintaan maaf kamu kemarin, tapi aku tidak yakin bisa seperti dahulu lagi setelah apa yang kamu lakukan. Maaf, tapi kurasa kita harus pisah.”
    • Atau, “Pertemanan kita ini sangat berarti buat aku, tapi aku masih memikirkan apa yang terjadi bulan lalu. Kurasa aku tidak bisa lupa, dan aku butuh waktu sendirian.”
  2. Memberi kesempatan kedua memang baik, tetapi ketiga, atau keempat? Akan ada saatnya orang hanya minta maaf karena dia tahu Anda akan memaafkan dan dia akan selalu meremehkan Anda. Kalau teman atau pasangan selalu melakukan sesuatu yang buruk, lalu minta maaf, mungkin dia tidak meminta maaf karena alasan yang benar. Pada akhirnya, Anda mungkin harus mengakhiri hubungan jika dia tidak memperbaiki perilaku. [21]
    • Permintaan maaf terbaik dilakukan dengan tindakan, bukan kata-kata. Jika seseorang melakukan sesuatu yang dia tahu akan menyakiti Anda, berarti dia tidak benar-benar minta maaf.
  3. Jika ada orang dalam hidup Anda yang tidak pernah berhenti minta maaf, mungkin itu karena dia merasa sangat bersalah. Akan tetapi, mendengar “aku minta maaf” 20 kali berturut-turuntkadang menjengkelkan juga, dan mungkin membuat Anda merasa lebih kacau daripada sebelumnya. Supaya dia berhenti minta maaf, sepakati saja. Daripada mengatakan, “Iya, tidak apa-apa,” coba katakan “Ya, benar. Kamu memang menyakiti perasaanku, dan aku senang kamu minta maaf.” [22]
    • Biasanya, ini cukup untuk membuat dia diam sehingga Anda berdua pun bisa merasa lebih baik.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 63.577 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan