Unduh PDF
Unduh PDF
Jika Anda mencium bau yang tajam seperti amonia pada tanah, mungkin Anda akan bertanya-tanya apa yang menjadi penyebabnya. Jangan khawatir, ini merupakan masalah kebun yang biasa terjadi dan dapat diatasi sendiri. Artikel ini menjawab beberapa pertanyaan yang sering diajukan mengenai tanah yang mengeluarkan bau tidak sedap, serta menjelaskan cara menghilangkan bau yang tidak sedap dan cara membuat tanah menjadi lebih sehat.
Langkah
Question 1 dari 6:
Apa yang membuat tanah berbau amonia?
-
Tanah yang memiliki drainase buruk sering mengeluarkan bau amonia. Jika tidak dapat mengalirkan air dengan baik, tanah bisa cepat jenuh karena air. Tanah yang jenuh menjadi tempat yang ideal untuk perkembangbiakan bakteri anaerob, dan ini biasanya akan menyebabkan bau amonia yang menyengat. [1] X Teliti sumber
- Ujilah drainase kebun dengan menggali lubang berukuran 30x30x30 cm, lalu isi lubangnya dengan air. Apabila air bisa habis terserap tanah dalam waktu 3 jam atau kurang, berarti tanahnya mempunyai drainase yang bagus dan bau amonia mungkin disebabkan hal lain. [2] X Teliti sumber
-
Penyiraman yang berlebihan atau curah hujan yang tinggi bisa membuat tanah menjadi berbau amonia. Tanah yang memiliki drainase bagus masih dapat tergenang air dan berbau apabila mendapatkan air secara berlebihan. Jika tidak pernah memiliki waktu untuk mengering, tanah bisa mengeluarkan bau amonia. [3] X Teliti sumber
-
Kekurangan oksigen bisa membuat tanah berbau amonia. Tanah yang tidak memiliki jumlah oksigen yang sehat dinamakan tanah "anaerob". Kurangnya oksigen dapat menimbulkan sejumlah masalah, yang semuanya bisa mengakibatkan bau tidak sedap. [4] X Teliti sumber Tanah anaerob pada umumnya mempunyai satu (atau semua) ciri-ciri berikut ini:
- Berat, lengket, atau berwarna abu-abu, yang menunjukkan kandungan tanah liat yang tinggi
- Padat, keras, dan sulit diolah atau dicangkul, yang menunjukkan bahwa tanahnya berubah padat
- Ada genangan air dan tanah selalu basah, yang menunjukkan drainasenya buruk [5] X Teliti sumber
Iklan
Question 2 dari 6:
Bagaimana cara menangani tanah yang berbau amonia?
-
Berikan tambahan bahan organik untuk memperbaiki drainase atau mengaerasi tanah yang memadat. Penambahan bahan yang berserat, misalnya gambut, kulit pohon, tatal kayu, dan jerami sangat efektif untuk memperbaiki kondisi tanah yang padat, berat, atau tergenang air. [6] X Teliti sumber Mulailah dengan menyebarkan selapis bahan tambahan setebal 5-8 cm pada permukaan tanah. Setelah itu, campur semuanya dengan tanah menggunakan tiller (mesin bajak), cangkul, atau garpu kebun. Idealnya, Anda harus mengolah tanah sekitar 3 hingga 6 minggu sebelum melakukan penanaman. [7] X Teliti sumber
-
Kurangi penyiraman jika drainasenya bagus dan tanah tidak memadat. Kurangi penyiraman apabila tanahnya sendiri tidak bermasalah. Secara umum, usahakan untuk memberikan sekitar 10 cm air setiap 8 hari sekali. [10] X Teliti sumber Jika sudah ada tanaman di kebun, akarnya akan menyerap air dengan cepat sehingga Anda mungkin harus menyiraminya lebih sering. Mungkin akan berguna jika Anda melakukan eksperimen seperti ini:
- Buatlah lubang dengan ukuran 30x30x30 cm sebelum melakukan penyiraman. Jika tanahnya terlihat basah, jangan menyiraminya selama beberapa hari.
- Isilah lubangnya dengan air untuk memeriksa drainase. Apabila air tidak terserap dalam waktu 3 jam atau kurang, berarti drainasenya buruk. Jangan melakukan penyiraman. [11] X Teliti sumber
- Gunakan alat pengukur hujan jika iklim di tempat Anda basah. Tancapkan alat pengukur ke dalam tanah dan lihat hasil pembacaannya secara berkala untuk mengetahui saat yang tepat untuk melakukan penyiraman. [12] X Teliti sumber
Iklan
Question 4 dari 6:
Mengapa tanaman dalam pot berbau amonia?
-
Tanaman dalam pot bisa berbau amonia jika terlalu sering disiram. Tanah yang tergenang air merupakan tempat ideal untuk perkembangbiakan bakteri anaerob yang menjadi penyebab utama tanah berbau. Lakukan tes sentuh setiap hari untuk menghindari penyiraman yang berlebihan. [14] X Teliti sumber
- Cara melakukannya, tancapkan jari ke tanah sedalam kira-kira 2 cm. Apabila tanahnya terasa lembap, tunda penyiraman terlebih dahulu. Tunggu sampai tanahnya terasa kering ketika disentuh sebelum Anda menyiraminya kembali.
-
Bau amonia bisa muncul jika Anda menggunakan pot yang memiliki drainase buruk. Periksa bagian bawah pot dan lihat apakah ada lubang drainase di sana. Jika tidak ada lubang atau lubangnya terlalu kecil, air tidak bisa mengalir dengan baik. Ini akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan bisa membuat tanaman terserang penyakit (misalnya busuk akar). [15] X Teliti sumber
-
Menggunakan media tanam yang padat bisa membuat tanaman dalam pot berbau amonia. Jangan menggunakan tanah dari kebun atau tanah padat lain untuk tanaman dalam pot. Media tanam yang ringan sangat cocok bagi tanaman pot karena selalu gembur (sehingga tidak berubah menjadi padat seiring waktu) dan bisa mengalirkan air dengan baik (ini akan mencegah kelebihan air). [16] X Teliti sumberIklan
Question 5 dari 6:
Bagaimana cara mengatasi tanaman dalam pot yang bau?
-
Tanamlah kembali dengan media tanam yang ringan dan serbaguna. Carilah media tanam tanpa tanah yang berisi campuran dari peat moss , vermikulit, dan/atau perlit. Media tanam tanpa tanah bersifat ringan, porous (dapat mengalirkan air dengan baik), dan sangat cocok untuk tanaman dalam pot. [17] X Teliti sumber Anda juga bisa membuat media tanam sendiri dengan mencampur peat moss dan vermikulit (atau perlit) dengan perbandingan yang sama. [18] X Sumber Tepercaya Penn State Extension Kunjungi sumber
-
Pilih pot yang memiliki banyak lubang drainase. Gunakan pot yang memiliki beberapa lubang drainase di bagian bawah atau samping wadah. Jika lubangnya terdapat di bagian bawah, posisikan tanaman pot sedikit lebih tinggi daripada tanah agar air bisa mengalir dengan baik. Jika Anda menempatkan pot langsung di atas tanah (atau benda datar lain, misalnya rak atau meja), gunakan pot dengan lubang drainase di bagian samping (bukan di sisi bawah). [19] X Teliti sumber
- Apabila Anda tidak ingin mengganti pot, cobalah membuat lubang drainase tambahan di bagian samping atau bawah pot.
Iklan
Referensi
- ↑ http://compost.css.cornell.edu/odors/ammonia.html
- ↑ https://agrilife.org/treecarekit/tree-identification-selection/identification-of-and-corrective-action-for-poorly-drained-soils-in-the-landscape/
- ↑ https://aggie-horticulture.tamu.edu/earthkind/landscape/dont-bag-it/chapter-1-the-decomposition-process/
- ↑ https://ohioline.osu.edu/factsheet/SAG-19
- ↑ https://hort.ifas.ufl.edu/woody/poor-soil.shtml
- ↑ https://sswm.info/sites/default/files/reference_attachments/DAVIS%20and%20WILSON%202005%20Choosing%20a%20Soil%20Amendment.pdf
- ↑ https://gardeningsolutions.ifas.ufl.edu/care/fertilizer/organic-matter.html
- ↑ https://agrilife.org/treecarekit/tree-identification-selection/identification-of-and-corrective-action-for-poorly-drained-soils-in-the-landscape/
- ↑ https://www.purdue.edu/hla/sites/yardandgarden/resist-the-urge-to-work-wet-soil/
- ↑ https://extension.oregonstate.edu/news/soil-texture-determines-how-much-how-often-water
- ↑ https://agrilife.org/treecarekit/tree-identification-selection/identification-of-and-corrective-action-for-poorly-drained-soils-in-the-landscape/
- ↑ https://apnews.com/article/gardening-lifestyle-3f8e1f54509e989b68e3e4bd3f022157
- ↑ https://www.nrcs.usda.gov/wps/portal/nrcs/detail/ky/soils/health/?cid=nrcseprd376407
- ↑ https://mgsantaclara.ucanr.edu/garden-help/container-gardening/#watering_for_containers
- ↑ https://content.ces.ncsu.edu/extension-gardener-handbook/18-plants-grown-in-containers
- ↑ http://chemung.cce.cornell.edu/resources/container-gardening
- ↑ http://chemung.cce.cornell.edu/resources/container-gardening
- ↑ https://extension.psu.edu/homemade-potting-media
- ↑ http://chemung.cce.cornell.edu/resources/container-gardening
- ↑ https://soiltest.uconn.edu/factsheet_5_949296652.pdf
Tentang wikiHow ini
Halaman ini telah diakses sebanyak 1.753 kali.
Iklan