Unduh PDF Unduh PDF

Terapi analisis perilaku terapan, atau applied behavior analysis (ABA), merupakan subjek kontroversi dalam komunitas autis dan autisme. Beberapa orang mengatakan bahwa mereka atau anak-anak mereka disiksa. Yang lain mengatakan terapi tersebut sangat bermanfaat. Sebagai orang yang menginginkan pilihan terbaik untuk anak, bagaimana Anda bisa membedakan antara cerita sukses dan cerita horor? Tanda-tandanya ada di sana jika Anda tahu cara mencarinya. Artikel ini ditulis untuk orang tua yang memiliki anak autis, tetapi remaja dan orang dewasa autis juga dapat menggunakannya.

Catatan: Artikel ini membahas topik seperti terapi kepatuhan dan siksaan yang mungkin agak mengganggu, khususnya bagi penderita gangguan stres paskatrauma akibat terapi ABA. Jika Anda tidak nyaman dengan topik ini atau kontennya, kami sarankan untuk berhenti membaca.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Mempertimbangkan Tujuan Terapi

Unduh PDF

Tujuan terapi harus berfokus untuk membantu anak memperoleh keterampilan serta hidup bahagia dan nyaman. Menekan gejala autisme bukanlah tujuan yang bermanfaat.

  1. 1
    Pikirkan apakah tujuan terapi melibatkan akomodasi atau asimilasi. PBB menyatakan bahwa anak yang memiliki gangguan berhak untuk mempertahankan identitasnya. [1] Artinya, anak bisa menjadi diri sendiri meskipun autis. Terapis yang baik membiarkan anak berbeda, dan terapi tidak berpusat untuk menghilangkan karakteristik seperti berikut:
    • Stimming . [2] [3] Anda mungkin sering mendengar perintah seperti "tangan diam" dan "tangan di meja" yang mengindikasikan penekanan stimming .
    • Berjinjit.
    • Menghindari kontak mata [4] [5] [6]
    • Keinginan untuk tidak memiliki banyak teman
    • Kebiasaan unik lain (bergaul harus merupakan pilihan pribadi, tidak dipaksakan)
  2. 2
    Pertimbangkan apakah terapis mengontrol emosi anak. Beberapa terapis melatih orang autis untuk menunjukkan ekspresi wajah atau bahasa tubuh yang menunjukkan kebahagiaan apa pun perasaan mereka yang sebenarnya. [7] [8]
    • Tidak seorang pun harus dipaksa untuk tersenyum atau bergembira jika mereka tidak merasa senang.
    • Pelukan dan ciuman tidak boleh dilatih atau ditekan meskipun itu berarti menyakiti perasaan. Hak untuk menetapkan batasan penting untuk membekali anak dalam melawan pelecehan seksual dan emosional. [9] [10]
  3. 3
    Pertimbangkan apakah terapis melawan atau mengakomodasi otak anak. [11] Terapis yang tidak baik berusaha untuk membuat anak tidak menderita autis, sementara terapis yang baik bekerja sama agar anak dapat tumbuh menjadi orang autis dewasa yang bahagia dan cakap. [12] Terapis harus berfokus untuk membuat orang autis bahagia, bukan “menyembuhkan”. Tujuan terapi yang baik meliputi:
    • Menemukan bentuk stimming yang nyaman dan tidak berbahaya, bukan justru menghilangkan.
    • Mencari cara untuk mengakomodasi dan mengurangi masalah sensoris.
    • Memiliki kemampuan sosial dalam lingkungan bersahabat, termasuk ketegasan dan menjalin pertemanan.
    • Mendiskusikan dan memenuhi tujuan pribadi anak.
  4. 4
    Evaluasi apakah belajar berkomunikasi dipandang sebagai kemampuan esensial, atau performa untuk menyenangkan orang dewasa. Komunikasi harus dianggap lebih penting daripada bahasa verbal, termasuk perilaku dan komunikasi augmentatif dan alternatif, atau augmentative and alternatif communication (AAC). [13] [14] Kosakata awal harus berfokus pada kebutuhan dasar, bukan perasaan orang tua.
    • Kata-kata seperti "ya", "tidak", "berhenti", "lapar", dan "sakit" lebih penting daripada "aku sayang ibu" atau "mama".
    • Tingkah laku harus dihargai meskipun anak sedang belajar berkomunikasi, baik via AAC maupun bicara.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Memeriksa Sesi Terapi

Unduh PDF

Terapis yang baik akan memperlakukan anak dengan baik, apa pun yang terjadi. Tidak ada orang yang terlalu autis atau "berfungsi terlalu rendah" untuk menerima perlakuan yang baik dan dihargai.

  1. 1
    Pertimbangkan apakah terapis mengasumsikan kompetensi. Terapis yang baik akan selalu berasumsi bahwa anak mampu mendengarkan (meskipun tampak tidak responsif), dan bahwa anak melakukan yang terbaik. [15]
    • Anak yang tidak berbicara atau hanya berbicara sedikit mungkin memiliki kemampuan berpikir yang lebih dalam daripada kemampuannya berkomunikasi. [16] [17] Tubuhnya mungkin tidak selalu patuh pada kehendaknya sehingga dia mungkin tidak dapat menunjuk apa yang sebenarnya ingin dia tunjuk. [18] [19] [20]
    • Terapis harus memperhatikan mengapa anak melakukan sesuatu, dan tidak pernah berasumsi bahwa tingkah lakunya tak berarti. Terapis juga tidak boleh mengabaikan apa yang berusaha disampaikan oleh anak. [21] [22] [23]
    • Tugas sekolah yang dibuat untuk anak usia 4 tahun tidak sesuai untuk remaja usia 16 tahun.
  2. 2
    Evaluasi apakah terapi merupakan kerja tim, atau apakah terapis melawan anak. Kemauan sendiri sangat penting. Terapis yang baik akan bekerja sama dan berinteraksi pada level anak. Terapi bukan pertarungan, dan anak autis tidak perlu menderita karenanya. [24]
    • Pikirkan apakah terapi lebih tepat digambarkan sebagai kerja sama atau kepatuhan. [25] [26]
    • Anak harus diizinkan menyatakan kekhawatiran, pendapat, dan tujuan. Anak juga harus dibiarkan memiliki masukan sendiri tentang perawatannya.
    • Terapis harus bisa menghargai jawaban "tidak". Jika anak diabaikan ketika dia mengatakan "tidak", dia akan belajar bahwa "tidak" merupakan kata yang tidak penting dan tidak akan mengindahkannya. [27]
    • Cari terapi yang menyenangkan untuk anak jika Anda bisa. Terapi yang baik terasa seperti permainan terstruktur.
  3. 3
    Perhatikan respons terhadap batasan. Anak harus bisa mengatakan tidak, dan memiliki terapis yang mendengarkan penolakannya. Terapis tidak boleh mendesak, menekan, memaksa, atau mengancam akan menarik fasilitas atau keistimewaan jika anak tidak nyaman terhadap sesuatu. [28]
    • Anak harus ditanggapi dengan serius ketika dia mengatakan tidak atau mengekspresikan ketidaknyamanan (secara verbal atau nonverbal).
    • Perundungan dan pelecehan seksual banyak dialami anak (dan orang dewasa) autis. Pertimbangkan untuk meminta agar program terapi anak memasukkan latihan ketegasan. [29] [30]
  4. 4
    Evaluasi penggunaan hadiah dan hukuman. Metode hadiah dan hukuman memang efektif, tetapi kadang berlebihan [31] atau disalahgunakan. [32] Terapis yang tidak baik mungkin meminta Anda untuk membatasi akses anak pada hal-hal favoritnya agar dia mau mematuhi terapis. [33] Perhatikan apakah terapis memanfaatkan atau membatasi hal berikut:
    • Makanan
    • Akses ke hal-hal yang disukai anak, seperti minat khusus atau boneka [34] [35]
    • Penyemangat negatif atau hukuman fisik tidak menyenangkan (seperti menampar, menyemprotkan cuka ke dalam mulut, memaksa menghirup amonia, memberi kejutan listrik, dsb.) [36] [37] [38] [39]
    • Kesempatan untuk beristirahat
    • Terlalu banyak hadiah. Akibatnya, hidup anak menjadi serangkaian hadiah dan pertukaran; kalau tidak, dia akan kehilangan motivasi internal.
  5. 5
    Pertimbangkan kesempatan anak untuk menenangkan diri atau melakukan stimming . Terapi yang tidak baik mungkin tetap mendesak anak meskipun dia butuh istirahat, dan bahkan menerapkannya sebagai teknik untuk melemahkan keinginan anak agar mau patuh. Terapi yang baik akan memberi istirahat sebanyak yang dibutuhkan anak. [40]
    • Terapi 40 jam per minggu merupakan tugas yang sangat menuntut. Waktu selama itu tentu akan melelahkan, khususnya bagi anak kecil.
    • Terapis yang baik akan mendorong anak untuk menyampaikan jika dia butuh istirahat, dan memberikannya setiap kali anak atau terapis merasa istirahat memang dibutuhkan.
  6. 6
    Evaluasi apakah anak merasa aman dalam terapi. Terapi yang baik membantu anak merasa rileks dan aman. [41] Jika terapi melibatkan banyak teriakan, isak, atau perang keinginan, berarti terapi tersebut tidak berjalan baik. [42]
    • Masalah pasti terjadi sesekali, dan anak mungkin menangis saat terapi. Jika itu terjadi, pertimbangkan peran terapis dalam masalah tersebut, dan bagaimana respons mereka.
  7. 7
    Lihat apakah terapis peduli pada perasaan anak. Terapis ABA berfokus pada model ABC, yang merupakan singkatan dari antecedent (anteseden), behavior (perilaku), consequence (konsekuensi). Meskipun ada gunanya, model terapi ini berbahaya jika pengalaman internal diabaikan (seperti emosi dan stres). [43] Terapis yang baik berempati kepada anak dan berusaha melihat dunia berdasarkan sudut pandang anak. [44]
    • Terapis yang baik berhati-hati agar tidak mendesak anak terlalu keras, dan akan memberi istirahat jika anak membutuhkannya.
    • Terapis yang tidak baik akan tetap melanjutkan jika mereka yang menyebabkan stres, atau bahkan mendesak lebih keras. [45]
  8. 8
    Pertimbangkan bagaimana reaksi terapis jika anak menangis atau marah. Terapis yang baik akan langsung menenangkan dan menunjukkan keprihatinan (atau penyesalan). Terapis yang tidak baik mungkin menekan lebih keras, memaksa, atau mencoba "melemahkan" anak dan mengubah situasi menjadi perang keinginan.
    • Terapis yang baik akan jujur mengenai apa yang terjadi, dan mengambil langkah pencegahan agar hal yang sama tidak terjadi lagi. Mereka peduli pada rasa sakit emosional anak.
    • Beberapa terapis tidak baik menggambarkan reaksi anak yang keras sebagai "amukan" dan kukuh berpendapat bahwa perilaku tersebut harus diatasi dengan cara keras juga.
    • Berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun frustrasi dan air mata dapat membuat anak yang sebelumnya tenang menjadi agresif. [46] [47] [48]
  9. 9
    Waspadai intervensi fisik. Beberapa terapis akan memaksakan kepatuhan secara fisik jika anak tidak melakukan apa yang diperintahkan. Perhatikan intervensi berikut:
    • Memberi hukuman [49]
    • Menarik dan menggerakkan anak melawan keinginannya (termasuk menuntun tangan anak yang tidak bersedia) [50]
    • Pengendalian fisik (memukul meja atau menyudutkan anak di lantai, bukan menenangkan) [51] [52] [53]
    • Menahan anak (penggunaan "kamar tenang" dengan pintu terkunci, atau kursi bertali)
  10. 10
    Waspadalah jika anak tampak mengalami kemunduran atau jadi penakut. Terapi yang berbahaya menimbulkan stres pada anak sehingga menyebabkan pelemahan atau munculnya gejala siksaan. Anak mungkin bersikap "seperti orang lain" selama terapi atau ketika bersama orang-orang yang terlibat dalam terapi, atau bahkan sepanjang waktu. [54] Perhatikan tanda-tanda berikut: [55]
    • Lebih sering mengamuk
    • Makin cemas, kurang memercayai orang dewasa
    • Kehilangan keterampilan
    • Perilaku ekstrem, seperti menuntut, agresif, terlalu patuh, menarik diri, lesu [56]
    • Pikiran untuk bunuh diri [57]
    • Makin stres sebelum, selama, atau setelah terapi [58]
    • Kekerasan, jika sebelumnya tidak demikian [59]
    • Perubahan lain dalam suasana hati, keterampilan, atau tingkah laku [60]
    • Sumber perubahan tersebut mungkin bukan dari terapi. Akan tetapi, jika terapis mengabaikan kekhawatiran, dan/atau anak tampak sangat cemas mengenai terapi atau terapis, itu merupakan lampu merah. [61]
  11. 11
    Pertimbangkan apakah Anda setuju jika orang yang tidak autis diperlakukan dengan cara demikian. Semua orang berhak mendapat perlakuan yang baik, dan Anda bisa menilai dengan membandingkan apabila orang yang tidak autis diperlakukan seperti orang autis. Bayangkan satu menit. Apakah itu membuat Anda tidak nyaman? [62]
    • Apakah Anda akan mengernyit atau campur tangan jika melihat saudara atau teman yang tidak autis diperlakukan dengan cara yang sama?
    • Bayangkan Anda seusia dengan anak autis. Apakah Anda akan merasa direndahkan jika mendapat perlakuan demikian?
    • Jika orang tua memperlakukan anak tidak autis seperti itu, apakah Anda akan menghubungi Komisi Perlindungan Anak?
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mengevaluasi Hubungan Anda dengan Terapis

Unduh PDF

Bagian ini diperlukan jika Anda berinteraksi dengan terapis.

  1. 1
    Waspadai janji palsu. Terapis yang tidak baik mungkin tidak jujur kepada Anda, memanipulasi Anda , atau memberi janji yang tidak ditepati. Mereka mungkin mengabaikan kekhawatiran Anda, menyalahkan Anda, atau menyalahkan anak jika ada yang tidak berjalan seperti yang mereka katakan. Perhatikan hal-hal berikut:
    • Autisme itu seumur hidup. [63] Anak tidak dapat "disembuhkan" dari autisme.
    • Orang autis bermacam-macam. [64] Pendekatan satu-untuk-semua kemungkinan besar tidak akan memenuhi kebutuhan anak Anda.
    • Ada banyak terapis yang baik. Jika suatu terapi mengklaim sebagai "kemoterapi autisme", atau bahwa semua terapi lain tidak benar, berarti terapis itu tidak jujur.
    • ABA mengajarkan beberapa tugas lebih baik daripada terapi lain. Kemampuan fisik seperti berpakaian atau menepuk bahu orang untuk mendapat perhatian tentu sangat bermanfaat. Karena berdasarkan data, terapi ABA tidak membuahkan hasil baik untuk mengajari bicara atau keahlian yang melibatkan tubuh dan pikiran (misalnya, menunjuk kartu yang benar). [65] [66]
    • Orang autis memiliki emosi nyata. Jika anak Anda menunjukkan ketakutan atau sakit, mungkin memang itulah yang dia rasakan.
    • Autisme dan kebahagiaan sama-sama eksklusif. Anak bisa menjalani hidup bahagia sebagai orang autis.
  2. 2
    Perhatikan bagaimana terapis membicarakan autisme dan anak Anda. Meskipun anak tidak berkomunikasi secara verbal dan tampak tidak responsif, dia dapat memahami kata-kata atau sikap terapis. Sikap yang sangat negatif dapat melukai penghargaan diri orang autis, dan juga menunjukkan bahwa terapis tidak memperlakukan dia dengan baik.
    • Menyebut autisme sebagai tragedi, beban mengerikan, monster yang menghancurkan hidup, dsb.
    • Menyebut anak "manipulatif" atau menyalahkan dia apabila ada masalah. [67] [68]
    • Mendesak Anda untuk menghukum anak lebih keras. [69]
  3. 3
    Pikirkan apakah terapis mengizinkan Anda menyaksikan sesi terapi. Jika terapis menyakiti anak (secara emosional atau fisik), mereka mungkin tidak ingin Anda mengetahuinya.
    • Terapis mungkin mengatakan bahwa kehadiran Anda akan mengganggu, atau bahwa Anda akan ikut campur. Alasan itu merupakan lampu merah yang harus diwaspadai. [70] [71]
    • Jika Anda tidak diperbolehkan melihat sesi terapi, tetapi terapis memberi laporan, sadari bahwa ada kemungkinan bahwa mereka membelokkan kebenaran atau membalut masalah serius dengan kata-kata manis.
  4. 4
    Tanyakan apakah terapis mendengarkan kekhawatiran Anda. Sebagai orang tua, wali, atau keluarga, insting Anda sangat penting. [72] [73] Anda biasanya dapat mengetahui ketika ada yang salah menimpa anak. Terapis yang baik akan mendengarkan keraguan Anda dan menanggapinya dengan serius, sementara terapis yang tidak baik mungkin bersikap defensif, menyangkal, atau mengatakan bahwa mereka lebih tahu.
    • Terapis yang tidak baik mungkin mengatakan untuk tidak memercayai penilaian Anda. Ini lampu merah yang sangat terang. Mereka mungkin ahli, tetapi bukan berarti pemikiran Anda tidak ada artinya.
    • Jika Anda terus menyatakan tidak setuju, terapis yang tidak baik mungkin berusaha membuat orang lain melawan Anda.
  5. 5
    Percayalah pada insting. Jika Anda memiliki firasat bahwa ada yang salah, perasaan itu perlu ditelusuri lebih lanjut. Apabila terapi anak Anda sepertinya memang salah, jangan takut menghentikannya. Ada banyak terapis di luar sana, baik yang menerapkan ABA maupun terapi lain. Jangan korbankan kebahagiaan anak.
    Iklan

Tips

  • Terapi yang berhasil untuk sebagian orang tidak selalu berhasil untuk semua. Anda tidak otomatis menjadi orang tua yang buruk jika menghentikan terapi ABA untuk anak. Kekhawatiran dan pilihan Anda memiliki dasar.
  • Beberapa orang autis sering menangis, terutama yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik atau memiliki masalah seperti kecemasan atau depresi . Oleh karena itu, menangis saat terapi belum tentu lampu merah. Sebaliknya, pertimbangkan apakah anak menangis lebih dari biasanya , dan apa alasannya. Perhatikan bahwa membicarakan perasaan seseorang dapat menimbulkan tangis. Jadi, mungkin itu merupakan bagian terapi.
  • Ada banyak orang autis dewasa yang memiliki pengalaman dengan terapi ABA, baik atau buruk. Mereka bisa memberi tahu apa yang bermanfaat dan apa yang tidak.
  • Terapis yang tidak baik bisa saja terkesan menyenangkan. [74] Jangan menyalahkan diri sendiri jika Anda tidak segera menyadarinya.
Iklan
  1. http://loveacceptautistics.tumblr.com/post/99314703726/compliance-based-therapies-such-as-aba-leave
  2. https://restlesshands42.wordpress.com/2014/11/22/breaking-down-aba-again-part-2-goals-and-underlying-philosophy/
  3. https://lifehiswayblog.wordpress.com/2013/04/12/changing-the-child-vs-helping-the-child/
  4. http://smallbutkindamighty.com/2013/10/27/autism-and-aac-five-things-i-wish-i-had-known/
  5. http://stimmyabby.tumblr.com/post/93506124680/aba-teaches-kids-how-not-to-communicate (More relaxed versions of ABA may look different from this; watch some sessions if you're unsure)
  6. http://emmashopebook.com/2013/03/07/presume-competence-what-does-that-mean-exactly/
  7. http://themighty.com/2015/04/i-have-nonverbal-autism-heres-what-i-want-you-to-know/
  8. http://unstrangemind.com/what-does-helpful-vs-harmful-therapy-look-like/
  9. http://idoinautismland.com/?p=269
  10. http://autismwomensnetwork.org/my-uncooperative-body/
  11. http://idoinautismland.com/?p=4
  12. https://sociallyanxiousadvocate.wordpress.com/2015/05/22/why-i-left-aba/
  13. http://www.thinkinclusive.us/on-aba-and-rethinking-effective-behavioral-interventions/
  14. http://loveexplosions.net/2013/09/15/touch-nose-gummi-bear-what-is-aba-and-why-does-it-suck/
  15. http://unstrangemind.com/what-does-helpful-vs-harmful-therapy-look-like/
  16. http://www.thinkingautismguide.com/2014/10/dr-jonine-biesman-avoiding-crises.html
  17. http://loveexplosions.net/2013/01/30/the-cost-of-compliance-is-unreasonable/
  18. http://www.thinkinclusive.us/aba-and-the-thorny-problem-of-control-and-consent/
  19. http://loveexplosions.net/2013/01/30/the-cost-of-compliance-is-unreasonable/
  20. http://loveacceptautistics.tumblr.com/post/99314703726/compliance-based-therapies-such-as-aba-leave
  21. http://www.thinkinclusive.us/aba-and-the-thorny-problem-of-control-and-consent/
  22. http://www.motherjones.com/politics/2015/05/schools-behavior-discipline-collaborative-proactive-solutions-ross-greene
  23. http://realsocialskills.org/post/110819268573/why-i-oppose-aba-as-a-method-of-instruction
  24. https://www.facebook.com/notes/amythest-schaber/then-we-did-it-again-and-again-and-again/1632106577053627
  25. http://realsocialskills.org/post/120644689767/aba-therapy-is-not-like-typical-parenting
  26. http://realsocialskills.org/post/120358683260/a-behavior-modification-aftermath
  27. https://tash.org/advocacy-issues/human-rights/
  28. http://www.autcom.org/articles/Aversives.html
  29. http://neurodiversity.com/aversives.html
  30. http://ink-and-daggers.tumblr.com/post/112076858794/im-sorry-but-thats-not-earning-your-token
  31. http://unstrangemind.com/aba/
  32. http://www.thinkinclusive.us/on-aba-and-rethinking-effective-behavioral-interventions/
  33. https://sociallyanxiousadvocate.wordpress.com/2015/05/22/why-i-left-aba/
  34. http://www.thinkinclusive.us/on-aba-and-rethinking-effective-behavioral-interventions/
  35. http://adiaryofamom.com/2013/11/22/perspective/
  36. http://unstrangemind.com/what-does-helpful-vs-harmful-therapy-look-like/
  37. http://unstrangemind.com/what-does-helpful-vs-harmful-therapy-look-like/
  38. http://www.thinkinclusive.us/aba-and-the-thorny-problem-of-control-and-consent/
  39. http://autisticadvocacy.tumblr.com/post/86028534951/we-are-like-your-child-a-checklist-for
  40. http://ink-and-daggers.tumblr.com/post/112076858794/im-sorry-but-thats-not-earning-your-token
  41. http://unstrangemind.com/aba/
  42. http://stophurtingkids.com/2014/03/20/no-harm-done-think-again/
  43. http://realsocialskills.org/post/93597132176/as-a-last-resort
  44. http://realsocialskills.org/post/91157939744/restraint-is-violent
  45. http://loveexplosions.net/2013/09/13/touch-nose-gummi-bear-aba-in-our-family/
  46. http://emmashopebook.com/2012/10/10/tackling-that-troublesome-issue-of-aba-and-ethics/
  47. http://www.childabuse.org/page.aspx?pid=229
  48. http://ink-and-daggers.tumblr.com/post/125936427334/my-name-is-christine-and-i-work-with-children-with
  49. http://www.thevisibleparent.com/389-2/
  50. http://unstrangemind.com/what-does-helpful-vs-harmful-therapy-look-like/
  51. https://restlesshands42.wordpress.com/2014/11/12/breaking-down-aba-again-part-1-ethics-standards-and-side-effects/
  52. http://www.astraeasweb.net/politics/aba.html
  53. http://www.speakforyourself.org/2014/02/22/accept-behavior-towards-non-autistic-child/
  54. http://www.autism.org.uk/about-autism/introduction/what-is-autism.aspx
  55. https://spectrumnews.org/features/deep-dive/genetics-first-a-fresh-take-on-autisms-diversity/
  56. https://restlesshands42.wordpress.com/2014/11/06/breaking-down-aba/
  57. http://stimmyabby.tumblr.com/post/93506124680/aba-teaches-kids-how-not-to-communicate
  58. http://realsocialskills.org/post/116614933847/being-seen-as-manipulative
  59. http://emmashopebook.com/2012/10/10/tackling-that-troublesome-issue-of-aba-and-ethics/
  60. https://www.childwelfare.gov/pubpdfs/whatiscan.pdf
  61. http://www.astraeasweb.net/politics/aba.html
  62. http://emmashopebook.com/2012/03/09/grappling-with-the-right-thing-to-do/
  63. http://adiaryofamom.com/2013/09/20/the-mama-gut/
  64. http://emmashopebook.com/2012/10/10/tackling-that-troublesome-issue-of-aba-and-ethics/
  65. http://realsocialskills.org/post/93977719432/nice-lady-therapists
  66. The Misbehaviour of Behaviourists (paper by Michelle Dawson)
  67. Neurowonderful: The basics of ABA and good therapy
  68. http://realsocialskills.org/post/100000439110/thoughts-on-good-therapy
  69. Ask an Autistic: Compliance Training (subtitled video)
  70. On Autism: Whom to Trust, and Whom to Avoid Like the Plague (deals with organizations and quacks)
  71. http://loveexplosions.net/resources-compliance-aba-social-skills-indistinguishability-whole-body-listening/ (recommended reading list)
  72. http://emmashopebook.com/2014/07/24/alone-frightened-worried/
  73. Love Explosions: Caregiver Burnout tips to live by

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 6.275 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan