Unduh PDF Unduh PDF

Jika belum lama ini Anda bertengkar dengan seseorang atau berbuat salah, mungkin Anda bingung memikirkan cara meminta maaf . Keadaan semakin sulit apabila ia tidak mau memaafkan. Kalau Anda sudah meminta maaf, tetapi belum ditanggapi, bersiaplah menghadapi penolakan dengan bersikap tenang , meminta maaf sekali lagi, dan menyikapi keadaan dengan bijak.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Bersikap Tenang dan Rendah Hati

Unduh PDF
  1. Saat Anda meminta maaf kepada seseorang, bersikaplah apa adanya dan rendah hati. Jika Anda marah karena permintaan maaf ditolak, wajah menjadi tegang atau kemerahan. Jadi, berusahalah menenangkan diri . Anda boleh menangis atau mengekspresikan kesedihan, tetapi jangan memaksa ia memaafkan Anda dengan mengemis, memohon-mohon, atau mengamuk. Ungkapkan perasaan Anda apa adanya, tetapi jangan biarkan permintaan maaf diwarnai oleh emosi negatif.
    • Sebagai contoh, atasan terlihat kesal saat Anda meminta maaf karena tidak memenuhi tenggat penyelesaian tugas. Alih-alih mengerutkan dahi atau ikut-ikutan kesal, jangan memperlihatkan rasa kecewa dan lanjutkan permintaan maaf dengan tulus.
    • Sebelum meminta maaf, sisihkan waktu untuk menenangkan diri agar Anda mampu mengendalikan emosi , misalnya dengan bermeditasi atau berdoa singkat.
  2. Bernapaslah dalam-dalam . Saat permintaan maaf ditolak, tarik napas panjang melalui hidung lalu buang napas melalui mulut perlahan-lahan. Lakukan beberapa kali sampai Anda merasa tenang dan siap melanjutkan diskusi atau berpamitan. [1]
    • Contohnya, jika teman tidak mau memaafkan Anda, bernapaslah dalam-dalam agar Anda tidak bereaksi negatif kepadanya. Jangan bernapas kuat-kuat seperti mendengus sebab Anda terkesan sedang marah. Bernapaslah dengan tenang dan teratur.
  3. Meskipun Anda kecewa karena permintaan maaf ditolak, jangan memaksakan keinginan, misalnya dengan mengucapkan kata-kata kasar sebab keadaan akan semakin buruk. Jika tidak ada hal baik yang bisa diucapkan, katakan "oke" lalu pergi.
    • Sebagai contoh, jangan memberikan respons dengan berkata, "Terserah kamu mau maafin aku atau enggak " atau "Ternyata kamu bukan teman yang baik". Ingat, ini bukan saatnya berdebat. Berusahalah menerima keputusannya meskipun mengecewakan.
  4. Untuk saat ini, meminta maaf bukan cara terbaik mengatasi masalah. Pikirkan cara lain yang lebih tepat. Bahkan, Anda bisa bertanya kepadanya apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah. Selain meminta maaf, tunjukkan bahwa Anda bertanggung jawab atas tindakan Anda dengan memperbaiki kesalahan. [2]
    • Contohnya, Anda tidak sengaja menjatuhkan es krim teman lalu mengatakan " sori ". Permintaan maaf seperti ini sulit diterima. Masalah bisa diatasi jika Anda membelikan es krim sebagai pengganti es krim yang jatuh.
  5. Alih-alih bereaksi negatif saat permintaan maaf ditolak, pertimbangkan sikapnya dengan mencari tahu penyebabnya. Bisa jadi, penolakannya bukan karena ia tidak mau memaafkan Anda, tetapi karena alasan lain. Cari tahu berbagai hal yang bisa memengaruhi sikapnya. [3]
    • Contohnya, kemarin Anda tidak sengaja keliru mengentri data saat membuat laporan sehingga rekan kerja merasa kesal sebab tadi pagi ia ditegur atasan karena kesalahan yang Anda lakukan. Hal ini bisa menjadi penyebab utama sehingga ia tidak mau memaafkan Anda.
    • Carilah waktu yang tepat untuk menemuinya ketika suasana hatinya sudah kembali tenang. Ada banyak alasan sehingga seseorang tidak mau memaafkan. Jangan merasa tersinggung. Cobalah menemuinya lagi jika suasana sudah membaik.
  6. Biasanya, permintaan maaf harus disampaikan pada waktu yang tepat agar bisa diterima. Saat ini mungkin belum waktunya Anda berdua berinteraksi. Sampaikan kepadanya bahwa Anda belum siap berdiskusi, tetapi nanti Anda akan menemuinya lagi. [4]
    • Sebagai contoh, katakan kepadanya, "Aku masih ingin mengobrol denganmu, tapi pikiranku kusut. Bagaimana kalau kita rehat sejenak lalu bertemu lagi di sini?"
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Meminta Maaf Sekali Lagi

Unduh PDF
  1. Saat Anda berinteraksi lagi dengannya untuk meminta maaf sekali lagi, mulailah percakapan dengan mengungkapkan kesalahan Anda secara ringkas. Langkah ini memastikan Anda berdua mengetahui dengan jelas isu yang ingin dibahas dan mencegah kesalahpahaman. [5]
    • Contohnya, Anda boleh mengatakan, "Tia, aku minta maaf karena aku membentakmu kemarin. Waktu itu, aku sedang marah, tetapi ini bukan alasan. Seharusnya aku tidak berbicara kasar kepadamu. Aku benar-benar menyesal".
  2. Setelah meminta maaf, pastikan tidak ada lagi tindakan Anda yang perlu dibahas. Persepsi kedua belah pihak tentang masalah ini bisa jauh berbeda. Contohnya, Anda mengira ia kesal karena Anda membentaknya, tetapi alasan sebenarnya, ia kesal karena Anda meninggalkannya saat ia masih berbicara dengan Anda. [6]
    • Mintalah ia mengutarakan apabila masih ada isu yang mengusik pikirannya. Jika ada, ajaklah ia berdiskusi tentang hal ini.
  3. Belajarlah menyimak . Apabila Anda sudah selesai berbicara, biarkan ia berbicara. Dengarkan baik-baik apa yang ia katakan. Jangan menyela atau memikirkan tanggapan yang ingin disampaikan sewaktu ia berbicara. Sampaikan lagi ucapannya secara ringkas agar ia tahu bahwa ia didengarkan. [7]
    • Contohnya, ringkaslah apa yang ia sampaikan dengan mengatakan kepadanya, "Sepertinya kamu tersinggung saat aku menyela penjelasanmu dalam rapat kemarin. Tindakanku membuat kamu merasa diremehkan. Aku tidak bermaksud begitu. Maafkan aku. Waktu itu, aku menjelaskan kontribusimu kepada tim untuk menghargai presentasimu".
  4. Jangan pernah mengatakan, "Aku minta maaf karena membentakmu, tapi kamu yang bikin aku marah". Sampaikan permintaan maaf dan jangan berharap apa pun atau menyalahkan orang lain. Permintaan maaf tanpa penyesalan tidak layak diterima. Alih-alih menyusun kata-kata yang ingin diucapkan, lakukan refleksi terlebih dahulu agar Anda siap meminta maaf dengan tulus, jujur, dan sepenuh hati. [8]
  5. Setelah mendiskusikan kesalahan yang Anda lakukan, sempatkan membahas penyebabnya. Jangan membesar-besarkan masalah dengan mengungkit-ungkit kejadian masa lalu yang sudah ada solusinya agar Anda terbebas dari rasa bersalah. Bahaslah hal-hal yang relevan dan jelaskan perspektif Anda. Jangan menyalahkan orang lain atau membela diri. [9]
    • Sebagai contoh, katakan kepadanya, "Ben, aku minta maaf atas ucapanku kemarin. Sejujurnya, aku merasa kalah bersaing denganmu. Saat aku tidak punya uang, kamu cerita dengan bangga betapa banyaknya uangmu supaya aku merasa iri".
    • Gunakan kata "aku/saya" untuk menjelaskan perasaan Anda. Contohnya, alih-alih mengatakan, "Kamu tidak peduli padaku", gunakan kalimat, "Kadang-kadang aku merasa diabaikan" agar orang lain tidak merasa dipersalahkan.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Menentukan Langkah Selanjutnya

Unduh PDF
  1. Setelah Anda berdua berdiskusi dari hati ke hati, buatlah rencana bersama atau untuk diri sendiri agar masalah seperti ini tidak terjadi lagi. Contohnya, jika rekan kerja marah karena Anda menginterupsi saat ia berbicara dalam rapat, berusahalah lebih sabar dan jadilah pendengar yang baik. [10]
  2. Berikan keleluasaan kepadanya untuk merefleksikan apa yang terjadi dan permintaan maaf yang Anda sampaikan. Jangan terus menelepon untuk meminta maaf sebab Anda sudah melakukannya. Jika belum ada kabar, kontaklah ia beberapa hari sekali, tetapi setelah beberapa minggu, tunggulah sampai ia mengontak Anda.
  3. Jangan menceritakan hal-hal buruk atau menggosipkan orang lain, terutama rekan kerja. Bersikaplah ramah saat bertemu dengannya. Sapalah ia dengan mengatakan "halo" sambil tersenyum . Meskipun Anda berdua tidak berteman lagi, mungkin Anda perlu bekerja sama dalam tim suatu hari nanti. Jadi, jagalah hubungan baik dengannya agar masalah tidak berkepanjangan.
  4. Pada kenyataannya, ada orang-orang yang tidak mau memaafkan dan ia berhak melakukan hal ini. Jangan menyesali apa yang terjadi, apalagi jika Anda sudah berusaha memperbaiki hubungan. Usahakan agar kesalahan yang sama tidak terulang lagi. Jalinlah hubungan baik dengan teman-teman dan rekan kerja.
    Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 6.963 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan