PDF download Unduh PDF PDF download Unduh PDF

Meski merupakan nutrien yang esensial, mengonsumsi terlalu banyak kalium atau potasium sejatinya dapat membahayakan tubuh Anda. Secara khusus, kadar potasium yang terlalu tinggi dapat memicu timbulnya penyakit bernama hiperkalemia. Ketika mengidap penyakit tersebut, artinya Anda memiliki lebih dari 6 milimol potasium per liter (mmol/L) dalam darah. [1] Kondisi tersebut lazim dialami oleh orang-orang yang mengalami gangguan ginjal, dan dapat menimbulkan gejala seperti mual, kelelahan, dan detak jantung yang mencepat. Jika mengalami salah satu atau beberapa di antaranya, segeralah memeriksakan diri ke dokter! Jika menerima diagnosis hiperkalemia, kemungkinan besar dokter akan meminta Anda untuk melakukan diet rendah potasium untuk menormalkan kadar potasium dalam tubuh. Sementara itu, untuk kasus hiperkalemia yang lebih serius, dokter mungkin juga akan meresepkan obat-obatan yang diperlukan. Pada dasarnya, berbekal pengobatan dan perawatan yang tepat, kesehatan Anda dapat benar-benar pulih seiring berjalannya waktu.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menerapkan Pola Diet Rendah Kalium atau Potasium

PDF download Unduh PDF

Meski dokter meresepkan obat-obatan untuk menurunkan kadar potasium dalam tubuh Anda, kemungkinan besar Anda tetap akan diminta untuk berdiet ketat demi mencegah kadar potasium melonjak kembali. Oleh karena hampir semua makanan, terutama buah dan sayuran, mengandung potasium, menjalankan diet rendah potasium tidaklah semudah yang Anda bayangkan. Oleh karena itu, cobalah mengikuti kiat-kiat yang terangkum di bawah ini dan meminta panduan lebih lanjut kepada dokter atau ahli diet, jika perlu.

  1. Pada dasarnya, kadar potasium rata-rata yang bisa dikonsumsi oleh setiap orang adalah 3.500-4.500 mg per hari. Namun, angka tersebut sejatinya terlalu tinggi bagi pengidap hiperkalemia! Itulah mengapa, jika Anda diminta untuk melakukan diet rendah potasium, jangan mengonsumsi lebih dari 2.000 mg potasium per hari untuk menormalkan kadar zat tersebut di dalam tubuh Anda. Teruslah memantau pola makan Anda dan berusahalah agar tidak melebihi batasan tersebut. [2]
    • Dokter atau ahli diet mungkin akan merekomendasikan kadar potasium harian yang berbeda. Ikuti rekomendasi tersebut!
  2. Idealnya, seluruh makanan dalam kemasan menyediakan informasi nutrisi di balik kemasannya. Cek label tersebut untuk menghitung jumlah potasium yang masuk ke dalam tubuh Anda setiap harinya. [3]
    • Jika membeli makanan atau bahan pangan segar yang tidak memiliki informasi nutrisi, cobalah mencari estimasi kandungan potasiumnya di internet atau aplikasi nutrisi khusus.
    • Perhatikan takaran saji yang tercantum ketika mengecek informasi nutrisi pada kemasan makanan, terutama karena sebagian besar makanan mengandung beberapa, alih-alih satu, porsi sajian.
  3. Secara khusus, makanan-makanan tersebut tergolong mengandung kadar potasium rendah sehingga bisa dikonsumsi sebanyak-banyaknya, meski sebaiknya porsi sajiannya tetap Anda kontrol agar kadar potasium dalam tubuh tidak melonjak tanpa sengaja. [4]
    • Buah dan sayuran yang rendah potasium adalah buah beri, apel, persik, pir, nanas, labu kuning, rhubarb , lobak, cabai, bawang bombai, selada, terung, seledri, kubis, kacang-kacangan, dan kembang kol.
    • Roti, serealia, daging tanpa lemak, pasta, dan nasi juga memiliki kadar potasium yang rendah. [5]
  4. Secara khusus, makanan-makanan tersebut tergolong mengandung kadar potasium sedang yang boleh dikonsumsi, sejauh takarannya dibatasi, atau kadar potasium tinggi yang benar-benar harus dihindari. [6]
    • Beberapa contoh makanan dengan kadar potasium sedang adalah asparagus, wortel, collard greens , Brussel sprout , jagung, ceri, grapefruit , pir, dan jeruk. [7]
    • Beberapa contoh makanan tinggi potasium yang harus Anda hindari adalah avokad, pisang, buah-buahan kering, articok, melon madu, kentang, bayam, akar bit, kulit ari gandum, cokelat, granula, susu, dan selai kacang.
  5. Sebagian besar produk pengganti garam dibuat dari kalium klorida atau potasium klorida. Alhasil, mengonsumsinya pun ampuh membuat kadar potasium dalam tubuh melonjak sehingga harus dihindari! [8]
    • Beberapa merek produk pengganti garam yang beredar di pasaran adalah Nu-Salt, No Salt, MySALT, dan Also Salt. Jika tidak yakin dengan klaim produknya, cobalah mengecek label yang tertera pada kemasannya. Jika ada tulisan “pengganti garam” atau “garam bebas sodium”, jangan menggunakannya.
  6. Tahukah Anda bahwa minuman berenergi sesungguhnya ditujukan untuk meningkatkan produksi elektrolit, termasuk potasium, dalam tubuh? Itulah mengapa, Anda perlu berhenti mengonsumsinya, jika memungkinkan, dan memperbanyak konsumsi air putih atau seltzer sebagai penggantinya. [9]
  7. Oleh karena potasium terkandung dalam berbagai macam makanan, melakukan diet rendah potasium tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Itulah mengapa, jika Anda kesulitan memulai atau mempertahankan pola diet tersebut, jangan ragu berkonsultasi kepada ahlinya. Pada dasarnya, ahli diet atau ahli nutrisi dapat membantu merancang pola makan yang paling cocok dengan tujuan Anda. [10]
    • Mintalah rekomendasi ahli diet atau ahli nutrisi yang tepercaya kepada dokter jika kesulitan mencarinya sendirian.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Mengurangi Kadar Kalium atau Potasium dalam Tubuh

PDF download Unduh PDF

Selain mengonsumsi makanan yang tepat, sejatinya ada beberapa cara lain yang bisa Anda terapkan untuk mengurangi asupan potasium dalam tubuh. Secara khusus, hindari substansi tertentu atau ubah metode memasak Anda untuk melengkapi pola diet yang telah dijalankan agar kadar potasium yang masuk ke dalam tubuh bisa semakin ditekan.

  1. Secara khusus, kandungan potasium yang ada di dalam makanan akan meresap ke dalam cairan perendamnya. Alhasil, meniriskan cairan tersebut ampuh menurunkan kadar potasium pada makanan yang dikemas dalam kaleng secara signifikan. [11]
    • Jika ingin mengonsumsi sayuran yang dikemas dalam kaleng, seperti kacang merah dalam kaleng, jangan lupa meniriskan cairan perendamnya dan membilas kacang untuk mengurangi kadar potasium di dalamnya.
  2. Secara khusus, metode tersebut dikenal dengan istilah " leaching ", yaitu proses melarutkan kadar potasium pada makanan tinggi potasium, terutama sayuran, dalam cairan. Untuk melakukannya, Anda hanya perlu mencuci dan mengupas makanan yang akan diolah. Kemudian, iris makanan dengan ketebalan 0,3 cm dan bilas menggunakan air hangat. Setelah itu, rendam makanan dalam air hangat yang berjumlah 10 kali lebih banyak daripada jumlah makanan, dan diamkan selama 2 jam sebelum kembali dibilas dan diolah menjadi beraneka jenis hidangan. [12]
    • Pada dasarnya, metode ini tidak bisa menghilangkan seluruh kandungan potasium dalam makanan. Oleh karena itu, tetaplah mengontrol porsi sajian Anda, ya!
    • Metode ini cocok digunakan untuk mengurangi kadar potasium pada kentang, akar bit, rutabaga , wortel, dan labu kuning.
  3. Pada dasarnya, sebagian besar suplemen diet dan herba mungkin mengandung potasium sebagai salah satu bahan tambahannya. Itulah mengapa, sebaiknya hindari konsumsi suplemen diet maupun herba kecuali dokter meminta Anda untuk melakukannya. [13]
  4. Beberapa jenis pil atau tablet yang mengandung potasium juga bisa meningkatkan kadar potasium dalam tubuh Anda jika dikonsumsi terus-menerus. Oleh karena itu, jika Anda harus tetap mengonsumsi obat-obatan tersebut selagi melakukan diet rendah potasium, cobalah meminta opsi alternatifnya kepada dokter. Kemungkinan, dokter bisa meresepkan obat-obatan yang berbeda dengan manfaat serupa. [14]
    • Jangan menghentikan konsumsi obat tanpa anjuran dokter!
    • Jika ingin membeli obat-obatan yang dijual bebas di apotek, jangan lupa menanyakan ada atau tidaknya kandungan potasium dalam merek obat yang Anda pilih kepada apoteker.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Melakukan Pengobatan Medis

PDF download Unduh PDF

Meski kadar potasium dalam tubuh bisa diturunkan dengan mengubah pola makan, sejatinya kondisi tersebut tetap berbahaya dan memerlukan penanganan medis darurat. Namun, jangan pernah mencoba mengobatinya tanpa pengawasan dokter, ya! Secara khusus, dokter mungkin akan meresepkan beberapa jenis obat dan metode perawatan lain untuk kembali menyeimbangkan kadar potasium Anda. Apa pun metode pengobatan medis yang dipilih, pastikan Anda hanya melakukannya dengan sepengetahuan dokter.

  1. Secara umum, gejala yang paling lazim menyertai hiperkalemia adalah tubuh yang terasa lemah, mual, muntah, kesulitan bernapas, nyeri dada, dan detak jantung yang mencepat. Jika mengalami salah satu atau beberapa di antaranya, segeralah memeriksakan diri ke dokter! [15]
    • Oleh karena gejala tersebut dapat mengindikasikan adanya penyakit lain, segeralah menemui dokter untuk melakukan pemeriksaan, sekalipun kadar potasium dalam tubuh Anda normal.
  2. Untuk kasus hiperkalemia yang bersifat minor, mengonsumsi diuretik atau obat pendorong produksi air seni dapat membantu membasuh potasium dari sistem tubuh Anda dan menurunkan kadarnya secara signifikan. Jika menerima resep tersebut dari dokter, jangan lupa mengonsumsinya sesuai anjuran yang diberikan. [16]
    • Biasanya, dokter akan meminta Anda untuk meminum lebih banyak air putih selagi mengonsumsi diuretik agar ginjal mampu mengeluarkan lebih banyak potasium.
    • Dokter mungkin juga akan memberikan diuretik melalui slang infus.
  3. Jika kondisi hiperkalemia Anda sudah cukup akut, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan untuk membasuh kelebihan potasium dari sistem tubuh Anda, seperti obat pengikat potasium. Jika menerima resep tersebut, jangan lupa mengonsumsinya sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh dokter. [17]
    • Sodium zirconium cyclosilicate dan patiromer adalah 2 jenis obat yang lazim digunakan untuk mengikat potasium dalam tubuh.
    • Umumnya, obat-obatan tersebut diproduksi dalam bentuk bubuk. Untuk mengonsumsinya, Anda perlu terlebih dahulu melarutkan satu dosis obat dalam segelas air putih, lalu mengonsumsi larutan obat sesuai instruksi. [18]
  4. Dalam kasus yang lebih berat, dokter perlu memompa salah satu dari ketiga zat tersebut, atau perpaduan ketiganya, ke dalam darah pasien melalui slang infus untuk membasuh kadar potasium berlebih di dalamnya. Secara khusus, dokter mungkin akan merekomendasikan opsi tersebut jika Anda perlu mengeluarkan potasium dengan cepat dari dalam tubuh, seperti jika gejala hiperkalemia Anda sudah cukup parah. Seharusnya, metode tersebut ampuh menormalkan kadar potasium Anda. [19]
    • Kemungkinan besar, Anda harus pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan tersebut.
    • Setelah perawatan selesai, kemungkinan dokter tetap akan meminta Anda untuk mengonsumsi makanan rendah potasium agar kesehatan tubuh tetap terkontrol
    Iklan

Ikhtisar Medis

Kadar potasium berlebih dalam tubuh merupakan masalah medis yang harus segera menerima penanganan medis. Oleh karena itu, segeralah menghubungi dokter jika mengalami gejala hiperkalemia! Setelah diperiksa, kemungkinan besar dokter akan meresepkan obat-obatan dan meminta Anda untuk mengonsumsi makanan rendah potasium. Ikuti anjuran dokter berikut rekomendasi pengobatan yang diberikan olehnya agar proses pemulihan tubuh dapat berlangsung secara maksimal.

Peringatan

  • Ingat, takaran saji adalah faktor yang benar-benar harus Anda kontrol. Meski sudah mengonsumsi makanan rendah potasium, kadarnya di dalam tubuh tetap akan melebihi batas jika makanan tersebut Anda santap sebanyak 3 porsi, bukan?
  • Oleh karena potasium dalam jumlah yang wajar masih diperlukan untuk memaksimalkan fungsi tubuh Anda, jangan benar-benar mengeliminasinya dari menu makanan harian. Kemungkinan besar, dokter juga akan melakukan pemeriksaan berkala untuk memastikan kadar potasium dalam tubuh Anda tetap tercukupi.
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 57.864 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan