Unduh PDF Unduh PDF

Sejatinya, herpes genitalis merupakan salah satu penyakit kelamin yang sangat lazim terjadi. Meski belum ada data yang spesifik mengenai intensitas penjangkitannya di Indonesia, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat telah menyatakan bahwa ada sekitar 45 juta kasus herpes genitalis telah menyerang warganya yang berusia di atas 12 tahun. Selain itu, mereka pun menyatakan bahwa 1 dari 6 orang yang berusia di antara 14 dan 49 tahun telah terjangkit penyakit tersebut. Untungnya, dewasa ini telah ditemukan berbagai metode alami yang bisa diterapkan untuk mengobati gejala herpes genitalis. [1] Namun, sebelum menerapkan berbagai metode yang tertera dalam artikel ini, tetaplah memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Temui dokter pula jika Anda sedang hamil dan merasa terjangkit oleh virus herpes, kesulitan mengosongkan kandung kemih, atau tiba-tiba mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, dan mual.

Metode 1
Metode 1 dari 4:

Mengobati Gejala Herpes Genitalis secara Alami

Unduh PDF
  1. Mengompres area yang terluka dengan bantalan dingin ampuh meredakan nyeri yang muncul, lho ! Namun, pastikan bantalan dingin tersebut telah terlebih dahulu dibebat dengan handuk agar jaringan kulit tidak mati akibat paparan suhu yang terlalu dingin. Jika ingin mengulangi prosesnya, selalu gunakan handuk yang baru dan bersih, serta cuci handuk yang sudah selesai digunakan dengan air panas.
    • Jika metode tersebut tidak berhasil, Anda juga bisa menggunakan kompres hangat atau bahkan panas. Untuk membuatnya, rendam sehelai handuk di dalam air mendidih yang telah didiamkan hingga suhunya sedikit menurun, lalu peras kelebihan cairannya sebelum mengaplikasikan handuk ke area yang terasa nyeri. Jika ingin mengulangi prosesnya, selalu gunakan handuk yang baru! [2]
  2. Untuk meredakan rasa nyeri dan ketidaknyamanan yang muncul, cobalah mandi atau berendam dengan air hangat. Secara khusus, air bersuhu hangat dapat menenangkan kulit yang teriritasi sekaligus membersihkannya. Jika ingin, Anda juga bisa menambahkan garam epsom secukupnya untuk mengurangi rasa gatal dan menyembuhkan luka terbuka yang muncul. Dengan bantuan garam epsom, luka pun akan lebih cepat kering setelahnya. [3]
  3. Jika luka yang timbul mengeluarkan cairan, gunakan soda kue untuk mengeringkannya! Selain itu, soda kue juga bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri dan gatal yang muncul. Untuk mengaplikasikannya, Anda hanya perlu mencelupkan satu buah kapas ke dalam bubuk soda kue, lalu mengaplikasikannya ke area di sekitar luka secara merata. Jika ingin mengulangi prosesnya, selalu gunakan kapas baru agar infeksi tidak menyebar ke area yang lain!
    • Jangan menggunakan tepung maizena! Ingat, tepung maizena adalah lahan basah bagi bakteri untuk berkembang biak sehingga risiko infeksi akan meningkat, terutama jika ada luka terbuka di kulit Anda. [4]
  4. Minyak zaitun bukan hanya baik bagi kesehatan kulit Anda, melainkan juga mengandung antioksidan yang dapat membantu menyembuhkan luka akibat infeksi herpes. Untuk membuatnya, cobalah memanaskan campuran 240 ml minyak zaitun, 1 sdm. minyak lavendel, dan lilin lebah di dalam sebuah panci dengan api sedang. Setelah gelembung kecil mulai muncul di permukaannya, matikan api dan tunggu sejenak hingga suhunya mendingin. Setelah suhunya mendingin, Anda bisa langsung mengaplikasikannya ke kulit yang terluka secara merata dengan bantuan kapas. Jika ingin mengulangi prosesnya, gunakan kapas yang berbeda!
    • Jangan memanaskan larutan tersebut dalam waktu yang terlalu lama agar minyak zaitun tidak gosong! [5]
  5. Propolis adalah resin lunak yang diproduksi oleh lebah dan mengandung zat antivirus yang terbukti mampu mempercepat proses pemulihan luka. Jika ingin, Anda bisa mengaplikasikan salep atau krim topikal yang mengandung propolis untuk menenangkan luka dan mempercepat pemulihannya. Produk semacam itu bisa dengan mudah Anda temukan di berbagai toko kesehatan dan apotek luring maupun daring.
    • Propolis umumnya dijual dalam bentuk kapsul dan tingtur. Namun, pastikan Anda hanya menggunakan propolis yang dikemas dalam bentuk salep, krim, atau obat topikal lain. [6] [7]
  6. Ada berbagai jenis herba yang dapat membantu mengobati luka akibat infeksi herpes. Misalnya, salep lemon balm dapat meredakan rasa nyeri, gatal, atau ketidaknyamanan yang muncul pada luka. Selain itu, kombinasi sage dan rhubarb Tiongkok yang dikemas dalam bentuk krim terbukti memiliki efektivitas yang sama baiknya dengan acyclovir untuk mengobati luka pada vagina wanita akibat infeksi herpes. Obat herbal lain seperti akar St Johns juga dapat dikonsumsi untuk mencegah infeksi kembali muncul, lho ! [8] [9]
  7. Rumput laut terbukti mengandung berbagai zat yang mampu memulihkan gejala herpes genitalis. Beberapa jenis rumput laut, seperti rumput laut merah dari Afrika Selatan, sea moss , dan rumput laut merah dari India bahkan mampu mencegah terjadinya infeksi herpes, lho ! Jika ingin, Anda bisa menerapkan metode ini dengan mencampurkan rumput laut ke dalam selada atau sup, atau mengonsumsinya dalam rupa suplemen. [10]
  8. Selain itu, Echinacea juga mampu mengurangi tingkat keparahan penjangkitan yang terjadi, lho ! Untuk mengonsumsinya, cobalah mengolah Echinacea menjadi teh, lalu mengonsumsinya 3-4 kali dalam sehari. Jika ingin, Anda juga bisa mengonsumsi Echinacea dalam rupa suplemen. [11]
  9. Beberapa penilitian mengindikasikan bahwa mengonsumsi suplemen dapat membantu memulihkan kondisi tubuh Anda dengan lebih cepat. Misalnya, mengonsumsi 1-3 gram lisina setiap harinya dapat mempersingkat waktu penjangkitan. Ada pula penelitian yang menunjukkan efektivitasnya dalam mengurangi frekuensi penjangkitan luka herpes oral. Namun, suplemen tersebut hanya boleh dikonsumsi selama maksimal 3-4 minggu.
    • Ingat, lisina adalah asam amino yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam tubuh Anda.
    • Pastikan Anda selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen apa pun untuk mengindari risiko interaksi yang negatif dengan obat-obatan lain.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 4:

Mengubah Rutinitas

Unduh PDF
  1. Ketika terjangkit virus herpes simpleks, salah satu hal yang wajib Anda lakukan adalah memperbaiki asupan yang masuk ke dalam tubuh. Secara khusus, hindari makanan olahan, makanan kemasan, dan makanan siap saji! Alih-alih, tingkatkan konsumsi sayuran, buah-buahan, minyak sehat, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Batasi konsumsi daging merah, dan tingkatkan asupan ikan serta unggas tanpa kulit. Pastikan Anda juga selalu mengonsumsi karbohidrat kompleks yang bisa ditemukan dalam gandum utuh, lentil, kacang-kacangan, dan sayuran.
    • Hindari sumber gula yang tidak alami, seperti gula yang ditambahkan ke dalam makanan olahan seperti sirop gula tinggi fruktosa. Jika ingin mengonsumsi makanan yang bercita rasa manis, cobalah menambahkan stevia atau herba alami yang memiliki rasa manis 60 kali lebih tinggi daripada gula. Hindari pemanis buatan!
  2. Tubuh manusia akan bekerja paling maksimal ketika berolahraga! Oleh karena itu, cobalah meningkatkan frekuensi berjalan kaki dengan cara memarkir mobil di lahan yang lebih jauh daripada biasanya, menggunakan tangga alih-alih eskalator atau lift, mengajak anjing berjalan-jalan sore, atau berjalan santai seusai makan malam. Jika ingin, Anda juga bisa mencoba mengangkat beban, melakukan olahraga kardiovaskular, berlatih yoga, atau menggunakan mesin elliptical di pusat kebugaran terdekat dan menyewa pelatih personal. Pilih olahraga yang menarik agar Anda dapat melakukannya dengan lebih konsisten!
    • Sebelum mencoba olahraga apa pun, berkonsultasilah kepada dokter untuk mengetahui hal-hal yang boleh dan tidak boleh Anda lakukan.
  3. Hidup dengan virus herpes sejatinya dapat memengaruhi berbagai aspek dalam hidup Anda secara negatif. Secara khusus, hidup akan menjadi lebih depresif dan sulit untuk dijalani. Ingat, rasa stres dan frustrasi tersebut tidak akan membantu memulihkan kondisi Anda! Alih-alih, ketegangan yang berlebihan justru dapat memicu terjadinya penjangkitan herpes lanjutan. Oleh karena itu, cari cara untuk merelakskan diri dan melenyapkan stres yang muncul. Lakukan berbagai aktivitas yang menyenangkan, seperti membaca buku atau menonton acara televisi favorit. Jika ingin, Anda juga boleh berlatih yoga untuk merelakskan diri dan mengurangi ketegangan yang muncul secara signifikan.
    • Selain itu, Anda juga bisa bermeditasi kapan pun dan di mana pun. Meski diperlukan latihan dan kesabaran untuk bermeditasi dengan benar, pahamilah bahwa metode tersebut sangatlah ampuh untuk mengurangi kadar stres Anda.
    • Terapkan teknik guided imagery atau imajinasi terbimbing yang merupakan salah satu bentuk hipnosis diri. Untuk menerapkannya, Anda hanya perlu membayangkan satu objek atau momen yang terasa sangat menenangkan.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 4:

Memahami Herpes Genitalis

Unduh PDF
  1. Herpes genitalis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang bisa disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 atau 2 (HSV-1 atau HSV-2). Sebagian besar kasus herpes genitalis disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 2, tetapi virus herpes simpleks tipe 1 yang paling sering menyebabkan kemunculan luka dan lepuh di sekitar mulut dan bibir penderitanya. [12]
  2. Herpes genitalis umumnya akan ditularkan lewat kontak seksual secara langsung, genital, anal, atau oral, dengan orang yang terinfeksi virus tersebut. Risiko penularan sejatinya lebih tinggi pada orang-orang yang memiliki luka terbuka akibat herpes, tetapi pahamilah bahwa virus herpes tetap bisa ditularkan meski tidak ada luka oral yang terlihat dengan jelas. Alat kontrasepsi tidak bisa melindungi diri Anda dari infeksi herpes genitalis! Sejalan dengan pernyataan tersebut, kondom pria maupun wanita juga tidak bisa selalu melindungi Anda karena luka terbuka akibat herpes belum tentu terletak di area genital, meski menggunakannya memang bisa mengurangi risiko penularan.
    • Faktanya, seseorang bisa menginfeksi pasangannya di luar periode penjangkitan, meski risiko penularannya pun akan lebih rendah.
    • Jika memiliki luka luar, jangan pernah memberikan seks oral kepada orang lain. Jangan pula menerima seks oral dari orang yang memiliki luka luar akibat infeksi herpes.
    • Pada pria, luka atau lesi umumnya akan muncul di sekitar penis atau anus. Sementara itu, pada wanita, luka umumnya akan muncul di sekitar genital, anus, atau bahkan di dalam vagina. Jika muncul di dalam vagina, luka hanya akan terlihat ketika dokter melakukan pemeriksaan, serta dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan/atau memicu produksi cairan vagina.
    • Satu-satunya cara untuk mencegah infeksi terjadi adalah dengan tidak melakukan hubungan seks vaginal, anal, maupun oral. [13] [14]
  3. Faktanya, banyak orang dengan kondisi herpes genitalis tidak merasakan gejala apa pun. Tingkat keparahan kemunculannya pun berbeda-beda bagi setiap orang. Itulah mengapa, seseorang dapat menularkan infeksi tersebut tanpa menyadari bahwa dirinya sedang mengalami herpes genitalis. Jika timbul gejala, biasanya orang yang bersangkutan akan menemukan adanya luka berupa lepuh berisi cairan di sekitar genital atau rektumnya. Lepuh tersebut dapat pecah dan membuat area tersebut terasa sangat nyeri ketika disentuh. Umumnya, luka akan muncul dalam waktu 2 minggu setelah infeksi terjadi, dan dapat bertahan selama 2-3 minggu. [15]
    • Gejala lain yang lazim terjadi adalah munculnya rasa gatal, kesemutan, atau sensasi terbakar di area genital atau anal; munculnya gejala yang menyerupai influenza, termasuk demam dan nyeri otot; munculnya nyeri di kaki, bokong, atau area genital; keluarnya cairan dari vagina; terjadinya pembengkakan kelenjar di sekitar leher dan pangkal paha; serta munculnya rasa nyeri ketika buang air kecil atau buang air besar.
  4. Ingat, infeksi herpes genitalis dapat bertahan dalam terus-menerus muncul dalam waktu yang lama. Dengan kata lain, virus herpes genitalis dapat bersembunyi di balik sistem tubuh Anda dalam waktu yang sangat lama tanpa menunjukkan gejala apa pun. Meski belum ditemukan penyebab jelas yang dapat membuat virus tersebut aktif kembali, penjangkitan herpes lanjutan cenderung terjadi ketika Anda sedang kelelahan, stres, atau sakit. Bagi wanita, herpes kerap kembali muncul ketika yang bersangkutan sedang haid. Secara umum, angka rata-rata penjangkitan herpes lanjutan adalah sekitar 4-5 kali pada tahun pertama. Setelah itu, tubuh biasanya akan membangun respons imun yang lebih baik. Alhasil, frekuensi penjangkitan dan bahkan gejalanya pun dapat menurun seiring berjalannya waktu. [16]
    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 4:

Mengetahui Saat yang Tepat untuk Melakukan Pemeriksaan Medis

Unduh PDF
  1. Sejatinya, berbagai penyakit kulit sangat mungkin disalahpahami sebagai herpes. Misalnya, jerawat atau lepuh pada kulit mungkin akan Anda anggap sebagai gejala herpes. Itulah sebabnya, Anda harus memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat! Setelah memastikan kondisi Anda, dokter pun dapat memberikan rekomendasi pengobatan yang paling tepat. [17]
    • Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, dokter akan meminta informasi mengenai gejala yang Anda alami. Kemudian, dokter juga akan memeriksa luka yang muncul dan mungkin juga akan mengambil sampel untuk mengonfirmasi diagnosisnya. Selain itu, dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan darah lengkap untuk mendeteksi ada atau tidaknya antibodi herpes, yaitu salah satu indikator yang menunjukkan bahwa tubuh Anda sedang melawan infeksi tersebut. [18]
    • Tanyakan kemungkinan penyakit lain yang bisa menyebabkan munculnya luka tersebut. Beberapa di antaranya adalah infeksi jamur, flu Singapura atau penyakit tangan-kaki-dan mulut, sifilis, dan infeksi herpes zoster . [19]
  2. Meski penderita herpes tetap bisa melahirkan bayi yang sehat, tetaplah mengikuti instruksi yang diberikan oleh dokter karena dalam beberapa kasus, infeksi herpes dapat menular ke bayi atau mendorong bayi untuk lahir prematur. Untuk meminimalkan risiko tersebut, pastikan kondisi Anda selalu terpantau oleh dokter. [20]
    • Dokter akan melakukan pemeriksaan secara berkala untuk mendeteksi gejala kemunculan herpes lanjutan. Selain itu, mereka pun mungkin akan meresepkan obat-obatan antivirus untuk dikonsumsi pada trimester akhir demi meminimalkan risiko herpes muncul kembali menjelang waktu melahirkan Anda. Alhasil, kesehatan bayi pun akan lebih terlindungi setelahnya.
    • Dokter mungkin juga akan meminta Anda untuk melakukan operasi sesar jika herpes muncul kembali saat Anda harus melahirkan.
  3. 3
    Segera hubungi dokter jika Anda kesulitan mengosongkan kandung kemih. Meski jarang ditemukan, terkadang herpes dapat menyebabkan terjadinya peradangan di uretra dan kandung kemih penderitanya. Jika mengalaminya, urine pun akan terperangkap di dalam tubuh Anda dan sulit untuk dikeluarkan. Alhasil, rasa tidak nyaman yang sangat hebat dan risiko infeksi berat pun akan muncul. Periksakan diri ke dokter jika menemukan gejala tersebut! [21]
    • Oleh karena kondisi tersebut tergolong darurat, terutama karena urine berisiko mengalir kembali ke dalam ginjal, segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk mencegah risiko infeksi ginjal atau kandung kemih.
    • Untuk mengobati komplikasi tersebut, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan untuk mengurangi peradangan yang terjadi, atau meminta Anda untuk mengenakan kateter demi mengosongkan kandung kemih dalam waktu yang lebih singkat.
  4. 4
    Segera lakukan pengobatan medis jika mengalami gejala meningitis. Meski sangat jarang ditemukan, adakalanya infeksi herpes memicu terjadinya pembengkakan pada membran dan cairan serebrospinal yang mengitari otak dan sumsum tulang belakang penderitanya. Jika situasi tersebut terjadi, penyakit meningitis pun bisa terjadi, dan penderitanya harus segera mendapatkan penanganan medis darurat karena dampaknya sangatlah berbahaya. [22] Secara khusus, segera hubungi dokter jika menemukan adanya gejala-gejala berikut ini: [23]
    • Rasa kaku di leher
    • Sakit kepala berat yang terasa abnormal
    • Sakit kepala yang disertai dengan mual dan muntah
    • Kebingungan
    • Kesulitan berkonsentrasi
    • Kejang
    • Mengantuk
    • Kesulitan bangun
    • Sensitivitas terhadap cahaya
    • Hilangnya nafsu makan atau minum
    • Demam tinggi yang tiba-tiba
    • Ruam (tidak muncul dalam semua kasus)
  5. Meski herpes tidak bisa diobati, sejatinya Anda tetap bisa mengonsumsi obat-obatan untuk mempercepat pemulihan luka, mencegahnya kembali terjadi, dan mengurangi risiko penyebaran virus. Dalam banyak kasus, dokter bisa meresepkan obat antivirus oral untuk meredakan nyeri dan ketidaknyamanan yang muncul. jika situasi Anda pun demikian, pastikan obat-obatan tersebut dikonsumsi sesuai anjuran yang diberikan. [24]
    • Beberapa jenis obat antivirus yang lazim diresepkan untuk mengobati herpes genitalis adalah acyclovir ( Zovirax ), famciclovir ( Famvir ), dan valacyclovir ( Valtrex ).
    • Umumnya, obat-obatan tersebut akan diresepkan setelah kemunculan herpes pertama, dan dikonsumsi untuk mengontrol kemunculan herpes berikutnya. Misalnya, Anda harus mengonsumsi pil acyclovir dengan dosis 800 mg sebanyak 5 kali sehari selama 7-10 hari.
    • Efek samping obat-obatan antivirus yang paling lazim adalah mual, muntah, diare, sakit kepala, kelelahan, pusing, dan nyeri otot. [25]
    Iklan

Tips

  • Selalu ikuti instruksi yang tertera pada kemasan suplemen!
  • Sebagian besar obat alami yang tercantum dalam artikel ini ditujukan untuk penggunaan topikal, bukan oral. Secara umum, seluruhnya sangat aman dan efektif jika digunakan sesuai dengan instruksi yang diberikan. Namun, beberapa orang melaporkan kemunculan ruam dan reaksi alergi setelah menggunakannya. Oleh karena itu, selalu lakukan tes alergi dengan mengaplikasikan sedikit obat ke area kulit yang tidak terinfeksi, lalu mengamati efeknya selama 24 jam penuh. Jika tidak ada reaksi negatif yang ditimbulkan, artinya obat tersebut bisa digunakan dengan aman di kulit Anda.
  • Jika kesulitan menemukan obat-obatan alami yang direkomendasikan di apotek lokal, cobalah mencarinya di berbagai toko kesehatan daring.
  • Opsi lain yang bisa Anda coba adalah berkonsultasi kepada ahli naturopati atau ahli pengobatan herbal untuk mendapatkan rekomendasi obat alternatif yang tepat.
  • Mengidap herpes genitalis dapat menjadi pengalaman yang sangat depresif dan menyulitkan. Namun, pahamilah bahwa Anda tidak sendirian! Dengan kata lain, Anda selalu bisa menemukan komunitas dan kelompok dukungan daring yang bisa diajak berdiskusi, atau bahkan menceritakan kesulitan yang dialami kepada orang-orang terdekat. Kepada mereka, sampaikan perasaan Anda dengan jujur dan dengarkan pula pendapat mereka mengenai situasi tersebut. [26] [27]
Iklan

Referensi

  1. http://www.cdc.gov/std/herpes/stdfact-herpes.htm
  2. http://www.nhs.uk/Conditions/Genital-herpes/Pages/new_Treatment.aspx
  3. http://www.homeremedyshop.com/21-home-remedies-for-herpes-treatment/
  4. http://www.homeremedyshop.com/21-home-remedies-for-herpes-treatment/
  5. http://www.homeremedyshop.com/21-home-remedies-for-herpes-treatment/
  6. Schnitzler, P. (2010). Mechanism of herpes simplex virus type 2 suppression by propolis extracts. Phytomedicine: International Journal Of Phytotherapy And Phytopharmacology, 17(2), 132-138.
  7. Huleihel, M., & Isanu, V. (2002). Anti-herpes simplex virus effect of an aqueous extract of propolis. The Israel Medical Association Journal: IMAJ, 4(11 Suppl), 923-927.
  8. Yarnell, E., Abascal, K., & Rountree, R. (2009). Herbs for herpes simplex infections. Alternative & Complementary Therapies, 15(2), 69-74.
  9. Saller R, Buechi S, Meyrat R, et al. Combined herbal preparation for topical treatment of herpes labialis. Forsch Komplementarmed Klass Naturheilkd 2001;8:373–382

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 14.302 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan