Unduh PDF Unduh PDF

Anda merasa sedang diperlakukan dengan buruk oleh seseorang namun tidak bisa memahami alasannya? Apakah dia terlihat diam-diam merendahkan atau memiliki niat negatif terhadap Anda? Siapa pun dia dan sedekat apa pun hubungan Anda dengannya, langkah paling bijak yang perlu Anda lakukan adalah mencari tahu alasan di balik perlakuan buruknya tersebut. Dengan melakukannya, niscaya situasi negatif tersebut akan lebih mudah teratasi.

Langkah

Unduh PDF
  1. Apa saja tanda-tandanya? Beberapa yang perlu Anda waspadai adalah: menggosipkan Anda, mengabaikan Anda, mengatakan hal-hal buruk tentang Anda kepada orang lain, merusak atau mencuri barang-barang Anda, merendahkan Anda, menuduh Anda melakukan atau mengatakan sesuatu yang membuat Anda terjerat masalah, menghina Anda, meremehkan Anda, mengintimidasi Anda, mengirimkan pesan-pesan negatif ke media sosial Anda, dan/atau melanggar janji yang sudah dibuat.
  2. Bagaimana dampak kata-kata dan tindakannya terhadap Anda ? Jika insting Anda mengatakan seseorang sedang terus-menerus berusaha menyakiti Anda (misalnya dengan mengatakan atau melakukan sesuatu yang memang ditujukan untuk menyakiti Anda), dan jika apa pun yang dikatakan atau dilakukan orang tersebut membuat Anda merasa terganggu dan tersakiti, kemungkinan besar dia memang sudah memperlakukan Anda dengan buruk.
  3. Sering kali, perasaan Anda hanya mampu merefleksikan sebagian peristiwa dan belum tentu benar; terutama karena manusia kerap sulit memahami perspektif orang lain. Jika Anda yakin perilakunya memang ditujukan untuk menyakiti Anda, pastikan Anda terlebih dahulu memahami motivasi atau penyebab di balik perilaku buruk tersebut. Dengan melakukannya, niscaya Anda akan terbantu untuk memahami perspektifnya; tidak jarang, perilaku buruk seseorang justru muncul tanpa disadari! Percayalah, selalu ada alasan di balik kata-kata dan tindakan seseorang yang perlu terlebih dahulu Anda pahami sebelum memutuskan untuk bertindak. Beberapa hal yang perlu Anda tanyakan kepada diri Anda (dan Anda jawab dengan jujur) adalah:
    • Mungkinkah Anda hanya sedang berimajinasi? Jika suasana hati Anda sedang buruk, sering kali orang-orang di sekitar Anda terlihat lebih kejam dan menyebalkan daripada biasanya. Jangan khawatir, memang seperti itulah cara kerja otak manusia; tanpa disadari, Anda merefleksikan sikap negatif dalam diri Anda kepada orang lain.
    • Mungkinkah orang tersebut menyukai Anda? Mungkinkah perilaku menyebalkannya berakar pada keinginannya untuk lebih Anda perhatikan? Mungkinkah dia hanya berusaha mengalihkan rasa malunya dengan bersikap menyebalkan? Namun ingat, tidak semua orang melakukannya. Jika seseorang benar-benar memperlakukan Anda dengan buruk, belum tentu dia menyukai Anda. Jika dia memang menyukai Anda, kemungkinan besar perilaku buruk tersebut tidak berlangsung terlalu lama dan Anda akan merasakan tanda-tanda lain yang lebih relevan.
    • Mungkinkah dia sedang mencoba memberi Anda pelajaran? Sering kali, remaja dan bahkan orang dewasa menganggap “nasihat” atau “perhatian” dari orang-orang terdekatnya sebagai upaya untuk menyakiti mereka. Padahal, umpan balik yang konstruktif justru diberikan atas dasar kepedulian dan rasa sayang. Pastikan Anda tidak salah memahaminya.
    • Mungkinkah dia merasa iri atau cemburu kepada Anda? Apakah dia sering merendahkan Anda dan/atau meninggikan dirinya sendiri? Kemungkinan besar, dia melakukannya karena sedang merasa tidak aman dan mencoba membuat dirinya terlihat lebih baik dari Anda. Biasanya, dia akan lebih sering menyebutkan apa yang dia pikirkan mengenai dirinya, bukan mengenai Anda. Namun dalam kenyataannya, sering kali Anda akan kesulitan membedakannya.
    • Mungkinkah Anda sudah menyakitinya tanpa sengaja? Tanpa disadari, bisa saja Andalah yang menyakitinya terlebih dahulu. Situasi ini lazim terjadi dalam sebuah kelompok pertemanan. Teman yang Anda sakiti mungkin tidak ingin membuat Anda kesal. Oleh karena itu, alih-alih mengonfrontasi dan menyampaikan perasaannya dengan gamblang, dia malah melampiaskan kemarahannya dengan mengatakan atau melakukan sesuatu yang negatif kepada Anda.
    • Mungkinkah dia juga sedang mengalami masalah? Mungkin saja, kemarahannya mengakar pada rasa frustrasi akibat tidak memiliki tempat untuk bercerita. Akibatnya, dia merasa perlu memperburuk suasana hati orang lain hanya agar suasana hatinya membaik. Percayalah, stres adalah salah satu penyebab utama sikap buruk seseorang, terutama karena dia merasa sudah kehilangan kontrol terhadap emosinya sendiri. Pahamilah bedanya orang-orang yang hanya ingin melampiaskan emosinya kepada Anda dan orang-orang yang memang ingin menyakiti Anda.
    • Mungkinkah dia memang tidak menyukai Anda? Rasa tidak suka tersebut mungkin mengakar pada berbagai alasan di atas (memiliki masalah pribadi, merasa iri kepada Anda, atau bahkan mengaitkan Anda dengan orang yang pernah dia benci di masa lalu). Namun kemungkinan besar, orang-orang memperlakukan Anda dengan buruk bukan karena Anda telah melakukan sesuatu yang menyakiti mereka.
  4. Mengapa Anda memerlukan pengesahan darinya? Apakah Anda benar-benar membutuhkannya sampai-sampai tindakannya sangat memengaruhi kebahagiaan Anda? Dia tidak menyukai Anda, lantas apa pengaruhnya terhadap Anda? Jika Anda membiasakan diri untuk memedulikan orang-orang semacam ini, kemungkinan besar Anda akan bertumbuh menjadi seseorang yang selalu merasa tidak aman dan bergantung kepada orang lain.
  5. Mintalah pendapat orang lain (terutama orang tua dan sahabat) sehingga Anda bisa menentukan langkah selanjutnya atau memahami perilakunya dengan lebih jelas. Ingat, jangan pernah meminta pendapat sahabat yang memang membenci orang tersebut; kemungkinan besar, pendapatnya akan bias (terutama karena dia ingin Anda juga membenci atau berinteraksi secara negatif dengan orang tersebut). Orang-orang terbaik yang layak dimintai pendapat adalah orang tua, pasangan, orang yang Anda anggap sebagai mentor, atau sahabat yang sangat Anda percaya. Pastikan Anda meminta bantuan kepada seseorang yang netral dan tidak berhubungan langsung dengan orang tersebut (berikut perilaku buruknya).
  6. Jika Anda mengenalnya dengan cukup baik, cobalah mengonfrontasinya secara langsung; namun sebelum melakukannya, pastikan Anda sudah terlebih dahulu menerapkan berbagai langkah di atas seperti mengenali tanda-tanda perilaku buruk, memahami perasaan Anda, dan memikirkan berbagai kemungkinan lain. Ingat, melontarkan tuduhan tak berdasar (alih-alih mengekspresikan perasaan menggunakan ujaran “Aku”) hanya akan membuatnya semakin marah dan defensif. Akibatnya, Anda tidak akan bisa melakukan percakapan yang konstruktif dengannya. Oleh karena itu, pastikan tuduhan Anda beralasan dan berikan dia kesempatan untuk berbicara. Sampaikan perasaan Anda mengenai perilakunya dan jelaskan bahwa Anda membuka diri untuk mendiskusikan masalah tersebut dengannya. Tegaskan pula bahwa Anda bersedia meminta maaf jika sudah mengatakan atau melakukan sesuatu yang membuatnya kesal.
    • Tetaplah tenang. Jangan mengulangi kata-katanya yang menyakiti Anda dan jangan pula menuntutnya untuk meminta maaf. Cukup minta dia untuk lebih memedulikan perasaan Anda.
    • Jika dia tidak memiliki jawaban atas segala pertanyaan Anda, beri dia waktu untuk memikirkannya terlebih dahulu. Ingat, sekarang bola ada di tangannya. Artinya, dia memiliki hak penuh untuk memutuskan akan berhenti atau terus bersikap negatif.
    • Jika dia memutuskan untuk terus bersikap negatif, setidaknya Anda tahu bahwa Anda sudah pernah mengonfrontasinya. Dengan demikian, Anda bisa mulai memikirkan langkah lain karena sudah jelas perilakunya saat ini dilakukan dengan sengaja.
    • Jika Anda tidak begitu mengenalnya, pertimbangkan untuk mengajak orang lain seperti teman, konselor , orang tua, atau orang lain yang tepercaya ketika mengonfrontasinya.
  7. Ingat, tidak ada lagi yang bisa Anda lakukan untuk mengubah pola pikirnya . Jika perilaku buruknya terus berlanjut, tandanya dia memang membenci Anda (yang sekali lagi, belum tentu disebabkan oleh “apa yang Anda lakukan”) atau dia merasa egonya kalah jika harus mengubah perilakunya (yang biasanya juga disebabkan oleh rasa tidak amannya ). Ingat, tidak perlu menoleransi seseorang yang sudah memperlakukan Anda dengan buruk. Jauhkan diri Anda darinya; abaikan kata-kata kasar dan perilaku buruknya. Mintalah teman Anda untuk membantu menjauhkan diri Anda dari orang tersebut. Tunjukkan kepada orang-orang di sekitar Anda bahwa Anda tidak bersedia menoleransi perilakunya lagi. Percayalah, dia akan segera merasa bosan ketika targetnya berhenti merespons dan akan mencari target baru setelahnya.
  8. Jika segala usaha Anda tidak berhasil, cobalah mengabaikannya sepenuhnya; anggap saja dia tidak ada di dalam hidup Anda. Lantas bagaimana dengan rasa sakit dan kesal yang masih tertinggal di dalam diri Anda? Sesulit apa pun itu, cobalah melupakannya. Ingat, tidak ada gunanya meratapi masa lalu. Anda sudah melakukan segala upaya yang terbaik untuk menghentikan perilaku buruknya. Sekarang saat yang tepat bagi Anda untuk melanjutkan hidup, memfokuskan diri pada kegiatan dan orang-orang yang positif, dan mengutamakan apa yang penting bagi hidup Anda ke depannya. Tunjukkan bahwa perilaku negatifnya tidak memengaruhi Anda pun memperburuk hubungan Anda dengan orang lain, dan biarkan dia hidup dengan segala sikap negatifnya.
    • Jika perilaku negatifnya terus berlanjut atau bahkan semakin parah, cobalah meminta bantuan orang lain untuk mengubahnya. Jika dia adalah teman Anda di sekolah, cobalah meminta bantuan kepada guru, anggota keluarganya, atau orang dewasa lain yang tepercaya. Jika dia adalah rekan Anda di kantor, cobalah melaporkannya kepada staf HRD, supervisor atau bos Anda di kantor, atau rekan kerja lain yang tepercaya. Sebelum melakukannya, pastikan Anda mempertimbangkan keamanan Anda setelahnya; hati-hati, bisa saja dia merasa tidak terima dan membalas Anda dengan perilaku yang lebih negatif.
    • Lantas bagaimana jika orang tersebut adalah anggota keluarga Anda? Jika dia adalah saudara Anda, cobalah meminta bantuan orang tua Anda untuk membuat peraturan tegas terkait perilaku buruk di dalam rumah. Jika yang melakukannya justru adalah orang tua Anda, cobalah berbicara kepada mereka terlebih dahulu. Jika kedua orang tua Anda bersikap defensif dan enggan membantu Anda, barulah Anda boleh meminta bantuan dari luar rumah (seperti dari kerabat dekat, pemuka agama, atau konselor sekolah). Jangan melakukan apa pun yang bisa membahayakan kondisi jasmaniah dan emosional Anda.
    Iklan

Tips

  • Terkadang, orang-orang bersikap buruk karena mereka ingin menjadi seperti Anda.
  • Mencari tahu alasan di balik perlakuan buruk seseorang memang perlu dilakukan; namun pahami bahwa ada kalanya Anda tidak akan mendapatkan jawaban. Jika insting Anda mengatakan seseorang telah atau akan sedang memperlakukan Anda dengan buruk, segera lindungi diri Anda.
  • Jangan pernah membalas keburukan dengan keburukan. Pembalasan yang negatif hanya akan merusak hubungan Anda, meningkatkan risiko terjadinya perdebatan, dan dapat berujung pada tindakan yang lebih berbahaya. Tidak ada gunanya merendahkan diri karena pada akhirnya, tidak akan ada pihak yang diuntungkan.
  • Beri tahu orang tersebut mengenai rasa sakit yang Anda rasakan. Jelaskan perasaan Anda dengan gamblang ketika dia mulai memperlakukan Anda dengan buruk.
Iklan

Peringatan

  • Ingat, niat orang bergosip pastinya bukan untuk membantu Anda. Jangan melakukan hal yang sama dengan mereka!
Iklan

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 2.357 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan