Unduh PDF Unduh PDF

Tinitus adalah kondisi ketika “persepsi bunyi tercipta meski sesungguhnya tidak ada suara eksternal yang sedang berbunyi”. [1] Suara-suara ini paling sering dianggap sebagai suara berdenging, tetapi juga bisa berupa dengungan, raungan, embusan angin, ayunan, bunyi klik, atau desisan. [2] , [3] Jutaan orang di seluruh dunia mengalaminya. Di AS, lebih dari 45 juta orang, atau sekitar 15% populasi, mengalami gejala-gejala tinitus, sementara 2 juta di antaranya menderita tinitus ekstrem. [4] Tinitus bisa menjadi gejala kelainan yang lebih serius, termasuk cedera pada telinga atau kehilangan kemampuan mendengar (yang berhubungan dengan usia serta faktor sensorineural). Tinitus bisa sangat mengganggu. [5] Merawat tinitus secara alami melibatkan diagnosis kondisinya, mencoba terapi auditori, serta bersikap terbuka terhadap metode-metode lain.

Metode 1
Metode 1 dari 7:

Mendiagnosis Tinitus

Unduh PDF
  1. Tinitus sangat luas. Suara yang ditimbulkan bisa sangat keras atau pelan, dan mungkin cukup mengganggu pendengaran normal. Suara ini juga bisa timbul hanya di satu telinga atau keduanya. [6] Anda mungkin mendengar deringan, getaran, geraman, bunyi klik, atau desisan. [7] , [8] Ada dua jenis tinnitus dasar: subjektif dan objektif.
    • Tinitus subjektif merupakan jenis yang paling umum. Tinitus ini bisa disebabkan oleh masalah structural pada telinga (di bagian luar, tengah, dan dalam), atau isu-isu pada jalur saraf auditori yang berasal dari telinga bagian dalam dan mengarah ke otak. Pada tinitus seperti ini, Anda merupakan satu-satunya orang yang mendengar suara.
    • Tinitus objektif jauh lebih langkah, tetapi bisa dideteksi oleh dokter. Tinitus jenis ini dapat disebabkan oleh masalah vaskular, kontraksi otot, atau kondisi lain yang berhubungan dengan tulang telinga bagian dalam. [9]
  2. Tinitus cenderung memengaruhi lebih banyak pria daripada wanita. Orang-orang yang lebih tua juga lebih rentan daripada orang muda. Beberapa faktor risiko kunci dalam tinitus termasuk: [10]
    • Usia (usia puncak saat seseorang pertama kali mengalami tinitus adalah pada umur di antar 60 dan 69 tahun)
    • Jenis kelamin
    • Keterlibatan dalam ketentaraan (misalnya sering mendengar ledakan besar, bunyi tembakan, atau peralatan yang berisik)
    • Bekerja di lingkungan yang berisik
    • Mendengarkan musik keras-keras
    • Sering terpapar suara keras, baik saat bekerja maupun bersenang-senang
    • Sejarah depresi, rasa cemas, serta gangguan obsesif-kompulsif
  3. Kuesioner ini Tinnitus Handicap Inventory , yang dibuat oleh American Tinnitus Association , bisa menjadi awal bantuan yang baik bagi Anda. Anda akan diminta menganalisis tingkat masalah pendengaran agar mampu menentukan keparahan tinitus yang memengaruhi diri. Ini merupakan langkah pertama yang baik untuk menentukan cara perawatan yang tepat.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 7:

Berbicara dengan Dokter

Unduh PDF
  1. Dokter kemungkinan akan memeriksa telinga dengan otoskop (instrumen ringan pemeriksa kuping). Anda juga mungkin harus menjalani tes pendengaran, beberapa tes pencitraan seperti MRI atau CT. Dalam beberapa kasus, Anda bisa saja diminta mengikut tes yang lebih ekstensif. Pada umumnya, tes-tes ini tidak bersifat invasif atau menyakitkan, tetapi mungkin sedikit menimbulkan perasaan tidak nyaman. [11]
    • Anda dapat mengalami perubahan pada tulang telinga bagian dalam, yang disebabkan oleh faktor genetis. Telinga bagian dalam ini mencakup tiga tulang yang sangat kecil: maleus, inkus, dan stapes. Ketiga tulang ini saling tersambung satu sama lain serta ke gendang telinga (membran timpani). Ketiganya juga tersambung ke struktur yang menerjemahkan getaran suara menjadi impuls saraf yang kita terima sebagai bunyi. Bila tulang-tulang ini tidak mampu bergerak bebas karena otosklerosis, tinitus bisa terjadi.
    • Atau, kotoran telinga Anda mungkin berlebih sehingga menyebabkan tinitus.
  2. Sayangnya, biasanya penyebab utama tinitus tidak bisa ditentukan. Sering kali, tinitus terjadi hanya karena penuaan, misalnya pada beberapa kondisi berikut: [12]
    • Hilangnya kemampuan mendengar karena faktor usia ( presbycusis )
    • Menopause: tinitus merupakan salah satu gejala yang lebih langka ketika menopause, dan lebih mungkin disebabkan oleh penuaan alih-alih transisi menopause itu sendiri. Biasanya, tinitus menghilang bersamaan dengan isu-isu menopause lainnya. Terapi penggantian hormon dengan progestin sintetis juga berhubungan dengan meningkatnya masalah tinitus. [13]
  3. Jika Anda sering bekerja di lingkungan yang berisik, atau sudah lama mendengar bunyi-bunyian keras, ceritakan kepada dokter. Dengan begini, ia terbantu saat mendiagnosis kondisi Anda.
  4. Ada banyak kelainan yang bisa memengaruhi aliran darah sehingga menimbulkan tinitus. Berkonsultasilah dengan dokter mengenai kelainan-kelainan ini:
    • Tumor kepala serta leher yang menekan pembuluh darah dan mengubah alirannya
    • Aterosklerosis, atau penumpukan kolesterol yang mengandung plak di bagian dalam arteri
    • Tekanan darah tinggi
    • Variasi anatomi pada arteri karotid di leher, yang bisa mengganggu aliran darah
    • Pembuluh kapiler yang berubah bentuk (malformasi arteriovena)
  5. Banyak obat bisa menyebabkan atau memperparah kasus tinitus. Beberapa di antaranya adalah:
    • Aspirin
    • Antibiotik, seperti polymyxin B, erythromycin , vancomycin , dan neomycin
    • Diuretik (pil air), termasuk bumetanide , asam ethacrynic , dan furosemide
    • Quinine
    • Beberapa jenis antidepresan
    • Kemoterapeutik, termasuk mechlorethamine dan vincristine
  6. Tinitus bisa terjadi karena berbagai kondisi, jadi pastikan Anda meminta opini dokter mengenai apakah Anda menderita salah satu dari kondisi berikut:
    • Penyakit Meniere: ini merupakan kelainan telinga bagian dalam yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan pada cairan telinga
    • Gangguan sendi temperomandibular (TMJ)
    • Cedera kepala serta leher
    • Tumor jinak, termasuk neuroma akustik: biasanya tumor seperti ini menyebabkan tinitus pada satu sisi
    • Hypothyroidisma: rendahnya tingkat hormon tiroid
  7. Bila Anda terkena gejala tinitus setelah infeksi saluran pernapasan bagian atas, secara tiba-tiba dan tanpa penyebab jelas, atau pusing dan kehilangan pendengaran, segera buat janji temu dengan dokter.
    • Kunjungi dokter Anda yang biasanya terlebih dulu. Ia bisa memberikan rujukan untuk menemui dokter THT.
    • Tinitus dapat menimbulkan masalah lain, termasuk kelelahan, stres, insomnia, kesulitan berkonsentrasi dan mengingat, depresi, dan perasaan mudah tersinggung. Bila Anda mengalami salah satu hal ini, pastikan untuk menceritakannya kepada dokter.
  8. Perawatan ini akan bergantung besar pada penemuan penyebabnya, tetapi mungkin mencakup: [14]
    • Pembersihan kotoran telinga.
    • Perawatan kondisi pemicu: misalnya tekanan darah tinggi atau aterosklerosis.
    • Mengganti obat: bila tinitus muncul karena reaksi terhadap obat tertentu, dokter mungkin mengganti atau mengubah dosisnya.
    • Mencoba obat-obatan yang khusus dirancang untuk mengatasi tinitus: meski tidak ada obat spesifik untuk menyembuhkan tinitus, beberapa jenis pengobatan terbukti dapat menimbulkan efek positif. Obat-obatan ini termasuk antidepresan dan antikecemasan. Namun, semuanya juga menimbulkan efek samping termasuk mulut yang kering, kaburnya penglihatan, konstipasi, masalah jantung, rasa mengantuk, dan mual-mual.
  9. Alat ini mungkin berguna bagi beberapa orang. Dokter bisa menyarankan penggunaannya setelah Anda diperiksa oleh audiologis bersertifikasi. [15]
    • Menurut American Tinnitus Association, “Kehilangan pendengaran menyebabkan stimuli suara eksternal mencapai otak. Sebagai hasilnya, otak mengalami perubahan neuroplastik dalam caranya memproses berbagai frekuensi suara yang berbeda. Tinitus merupakan produk dari perubahan-perubahan neuroplastik maladaptif ini”. [16] Ini artinya otak mencoba beradaptasi secara bertahap seiring dengan menurunnya kemampuan mendengar. Akan tetapi, proses adaptasi ini terkadang tidak berhasil sehingga menimbulkan tinitus. Pada umumnya, kehilangan kemampuan mendengar hanya terjadi pada frekuensi di atas tinitus itu sendiri. [17]
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 7:

Mencoba Terapi Akustik

Unduh PDF
  1. Selubungi suara dalam telinga dengan menyalakan musik atau bunyi-bunyian lain sebagai latar belakang. [18] Manfaatkan kaset atau CD yang menghasilkan “ white noise ’ laut, sungai yang mengalir, suara hujan, lagu yang tenang, atau apa pun untuk membantu memblokir serta menyelubungi suara di telinga Anda.
  2. Suara-suara seperti ini bisa berguna untuk membantu Anda beristirahat. Ini penting, karena banyak orang sulit tidur akibat tinitus. Di malam hari, suara pada telinga bisa menjadi satu-satunya bunyi yang terdengar sehingga membuat Anda sulit tidur. Suara latar belakang bisa menjadi bunyi yang menenangkan sehingga membantu Anda untuk tidur.
  3. Brown noise ” merupakan kumpulan suara yang dihasilkan secara acak, dan biasanya dianggap sebagai bunyi-bunyian yang jauh lebih dalam daripada white noise . [19] Pink noise ” menggunakan frekuensi yang lebih rendah serta juga dianggap lebih dalam. Kedua suara ini biasanya disarankan untuk membantu tidur. [20]
    • Cari contoh-contohnya secara daring. Pilih yang terdengar paling baik bagi Anda.
  4. Salah satu pemicu umum tinitus adalah kehadiran bunyi-bunyian keras. [21] Hindari semua bunyi ini sebisa mungkin. Beberapa orang mungkin tidak akan terpengaruh, tetapi bila tinitus Anda bertambah parah, ketahuilah bahwa bunyi-bunyian ini mungkin merupakan faktor pemicu.
  5. Studi di Jerman yang melibatkan musik terapi untuk mengatasi tinitus menunjukkan hasil bahwa terapi ini, jika dipergunakan pada tahap awal tinitus, bisa mencegahnya untuk berkembang menjadi sebuah kondisi kesehatan kronis. [22]
    • Terapi ini melibatkan mendengarkan musik favorit dengan frekuensi yang telah disesuaikan agar lebih menyerupai frekuensi dengungan pada telinga Anda. [23]
    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 7:

Mencoba Metode-Metode Alternatif

Unduh PDF
  1. Masalah-masalah TMJ, yang dapat menimbulkan tinitus, bisa diatasi secara sukses melalui pendekatan chiropractic . [24] , [25] Masalah-masalah ini dianggap menyebabkan tinitus karena jarak antara otot serta ligamen yang menyambungkan rahang dan tulang-tulang pendengaran. [26]
    • Perawatan chiropractic akan melibatkan manipulasi manual untuk meratakan TMJ. Chiropractor juga dapat memanipulasi tulang leher untuk mengurangi gejala tinitus. Terapi ini tidak menyakitkan, tetapi mungkin menimbulkan perasaan tidak nyaman secara temporer. [27]
    • Perawatan chiropractic juga bisa melibatkan penggunaan panas atau es dan beberapa olahraga tertentu. [28]
    • Chiropractic juga dapat membantu mengatasi penyakit Meniere, yang merupakan penyebab tinitus lainnya yang lebih langka. [29]
  2. Tinjauan terbaru dari berbagai studi akupunktur untuk mengatasi tinitus berkesimpulan bahwa kita bisa mencobanya. Teknik-teknik akupunktur yang dijalankan akan sangat berbeda berdasarkan penyebab tinitus. Teknik-teknik ini juga biasanya mencakup penggunaan herba Tiongkok tradisional. [30]
    • Kita masih memerlukan lebih banyak studi untuk memeriksa efektivitas akupunktur dalam mengatasi tinitus.
  3. Aldosteron merupakan hormon dalam kelenjar adrenal yang mengatur sodium dan potasium darah. [31] Sebuah studi menunjukkan bahwa seorang pasien yang kehilangan pendengarannya sebagai akibat tinitus juga mengalami kekurangan aldosteron. Ketika ia menerima aldosteron buatan, kemampuan mendengarnya kembali dan masalah tinitusnya hilang. [32]
  4. Ada pendekatan baru dalam bidang ini, yang mungkin berguna bagi sebagian orang. Ide dasarnya adalah menemukan frekuensi bunyi tertentu dalam telinga dan menyelubunginya menggunakan suara-suara yang dirancang secara khusus.
    • ENT atau audiologis mungkin menyarankan perawatan ini.
    • Anda juga bisa menemukan perawatan-perawatan ini secara daring dengan biaya tertentu, pada situs-situs seperti Audionotch dan Tinnitracks . Semua layanan ini akan menuntun Anda dalam proses uji coba untuk menentukan frekuensi tinitus spesifik yang Anda alami dan merancang protokol perawatan yang sesuai.
    • Pendekatan ini hanya didukung oleh sejumlah studi, tetapi sejauh ini kelihatannya menjanjikan. [33]
    Iklan
Metode 5
Metode 5 dari 7:

Mencoba Suplemen

Unduh PDF
  1. Tubuh menggunakan CoQ10, atau koenzim Q10, untuk pertumbuhan serta pemeliharaan sel. Koenzim ini juga berfungsi sebagai antioksidan. CoQ10 juga dapat ditemukan pada daging-daging organ tubuh, seperti jantung, lever, dan ginjal. [34]
    • Sebuah studi menunjukkan bahwa suplemen CoQ10 bisa berguna bagi beberapa pasien dengan tingkat serum CoQ10 yang rendah.
    • Cobalah mengonsumsi dosis sebanyak 100 mg tiga kali sehari. [35]
  2. Ginkgo biloba dipercaya dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan telah dipergunakan untuk mengatasi tinitus. Hasilnya bervariasi. Ini kemungkinan karena tinitus sendiri memiliki berbagai penyebab, baik yang diketahui maupun tidak.
    • Tinjauan terbaru menunjukkan bahwa belum ada bukti yang cukup kuat untuk mendukung penggunaan ginkgo biloba dalam perawatan tinitus. [36] Sebaliknya, laporan lain menyimpulkan bahwa ekstrak ginkgo terstandardisasi, EGb 761, merupakan opsi perawtan yang efektif. [37] EGb 761 adalah “ekstrak daun ginkgo biloba terstandardisasi dan memiliki sifat antioksidan sebagai penangkal radikal bebas”. Ekstrak ini merupakan produk yang berkhasiat serta mengandung kira-kira 24% flavone glycoside (terutama quercetin , kaempferol , dan isorhamnetin ), juga 6% terpene lactone (2,8-3,4% ginkgolide A, B, C, dan 2,6-3,2% bilobalide ).” [38]
    • Secara komersial, suplemen ini dijual dengan nama Tebonin Egb 761.
    • Ikuti petunjuk produsen jika Anda ingin menggunakan suplemen ini.
  3. Dalam sebuah studi, hampir setengah pasien tinitus mengalami peningkatan dengan mengonsumsi seng sebanyak 50 miligram setiap hari, selama 2 bulan. Dosis ini sebenarnya cukup tinggi. Asupan harian yang disarankan bagi pria dewasa adalah 11 mg dan 8 mg untuk wanita dewasa.
    • Jangan konsumsi seng sebanyak ini tanpa terlebih dulu berbicara dengan tenaga kesehatan profesional.
    • Jika Anda mengonsumsi seng sebanyak ini, jangan lebih dari 2 bulan.
    • Seimbangkan asupan seng dengan suplemen tembaga. Asupan seng yang tinggi berhubungan dengan defisiensi tembaga dan anemia karena hal ini. Konsumsilah tembaga ekstra untuk membantu mencegahnya. [39] Minum sebanyak 2 mg setiap hari.
  4. Melatonin merupakan hormon yang terlibat mengatur siklus tidur. Sebuah studi menunjukkan bahwa melatonin sebanyak 3 mg yang diminum di malam hari akan paling efektif untuk pria yang tidak pernah depresi serta menderita tinitus di kedua telinganya. [40]
    Iklan
Metode 6
Metode 6 dari 7:

Mengubah Diet

Unduh PDF
  1. Makanan asin biasanya disarankan untuk dihindari karena dapat menimbulkan tekanan darah tinggi, yang bisa menyebabkan tinitus. [41]
  2. Saran wajarnya adalah Anda harus mengonsumsi diet sehat berupa makanan utuh yang rendah garam, gula, serta lemak jenuh. Tingkatkan juga asupan sayuran serta buah. [42]
  3. Beberapa pemicu tinitus yang paling umum termasuk kopi, alkohol, serta nikotin. [43] Hindari semua ini sebisa mungkin. Kita belum tahu mengapa zat-zat tersebut memicu tinitus bagi beberapa orang. Karena tinitus merupakan gejala dari berbagai kemungkinan masalah, alasan pemicunya mungkin bervariasi pada tiap orang.
    • Pengurangan zat-zat ini mungkin tidak bisa membantu kondisi tinitus Anda. Faktanya, sebuah studi menunjukkan bahwa kafeina sama sekali tidak berhubungan dengan tinitus. [44] Studi lain menunjukkan bahwa alkohol bahkan mungkin bisa membantu meredakan tinitus pada orang dewasa yang lebih tua. [45]
    • Setidaknya, perhatikan apa yang terjadi jika Anda mengonsumsi kopi, alkohol, atau nikotin. Amati reaksi pada tinitus setelahnya. Jika tinitus bertambah parah atau menjadi lebih sulit ditangani, pertimbangkan berhenti mengonsumsi ketiga zat ini.
    Iklan
Metode 7
Metode 7 dari 7:

Mencari Dukungan

Unduh PDF
  1. CBT merupakan pendekatan yang menggunakan teknik-teknik pengaturan ulang kognitif serta relaksasi, untuk mengubah respons seseorang terhadap tinitus. Sementara itu, terapi pelatihan ulang tinitus adalah latihan tambahan yang membantu Anda untuk mengurangi tingkat sensitivitas terhadap suara di telinga.
    • Terapis akan mengajarkan berbagai cara untuk beradaptasi dengan suara yang Anda dengar. Proses ini dikenal dengan istilah habituasi dalam CBT. Di sini, Anda akan belajar mengabaikan tinitus. [46] Terapis akan mengajarkan tentang tinitus yang Anda derita dan berbagai teknik relaksasi. Ia akan membantu Anda mengadopsi sikap yang realistis serta efektif untuk mengatasi tinitus. [47]
    • Tinjauan terbaru teknik ini menunjukkan bahwa sesungguhnya CBT tidak memengaruhi tingkat suara, tetapi menyesuaikan respons seseorang terhadapnya secara positif. Setelah CBT, seseorang bisa mengalami pengurangan depresi dan rasa cemas serta merasa lebih puas terhadap hidup. [48]
    • Beberapa tinjauan termutakhir lainnya mengenai pendekatan-pendekatan terapeutik terhadap tinitus menunjukkan bahwa kombinasi terapi suara dengan CBT akan memberikan hasil terbaik. [49]
    • Selain itu, ada studi lain yang membahas sembilan studi sebelumnya untuk mengevaluasi keefektifan terapi pelatihan ulang serta TBT dalam mengatasi tinitus. Pada setiap studi ini, ada berbagai kuesioner tervalidasi serta terstandardisasi yang digunakan. Investigator kemudian menemukan bahwa baik terapi pelatihan ulang serta CBT sama-sama efektif untuk meredakan gejala-gejala tinitus. [50]
  2. Kelompok dukungan tinitus mungkin bisa membantu, [51] terutama jika Anda menderita depresi atau kecemasan karenanya.
    • Kelompok ini dapat menolong Anda mengembangkan kemampuan beradaptasi terhadap kondisi yang diderita.
  3. Rasa cemas serta depresi bisa berhubungan dengan tinitus, begitu pula sebaliknya. Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, pastikan untuk meminta bantuan profesional. Biasanya, depresi dan rasa cemas sudah muncul sebelum tinitus, tetapi kedua kondisi ini juga bisa terjadi sebagai akibat tinitus. [52] Semakin cepat Anda mencari perawatan, semakin cepat Anda akan mulai merasa serta berfungsi dengan lebih baik dalam kehidupan sehari-hari. [53]
    • Tinitus juga bisa mengganggu konsentrasi. Jika demikian, CBT bisa sangat berguna karena sifatnya memberikan berbagai sumber serta cara-cara beradaptasi yang efektif.
    Iklan

Tips

  • Lakukan eksperimen untuk menentukan apa yang paling efektif bagi Anda. Karena tinitus merupakan sebuah gejala dan bukan penyakit, penyebabnya bisa bervariasi. Pendekatan yang berbeda akan berfungsi dengan lebih baik bagi beberapa orang dibandingkan yang lainnya. Terkadang, kombinasi beberapa cara juga akan lebih efektif, jadi jangan menyerah. Cobalah beberapa alternatif hingga Anda menemukan yang terbaik.
Iklan
  1. https://www.ata.org/understanding-facts/demographics
  2. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tinnitus/basics/tests-diagnosis/con-20021487
  3. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tinnitus/basics/causes/con-20021487
  4. http://drtorihudson.com/general/melatonin-tinnitus/
  5. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tinnitus/basics/treatment/con-20021487
  6. https://www.ata.org/managing-your-tinnitus/treatment-options/hearing-aids
  7. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tinnitus/basics/treatment/con-20021487
  8. https://www.ata.org/understanding-facts/measuring-tinnitus
  9. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tinnitus/basics/lifestyle-home-remedies/con-20021487
  10. http://www.livescience.com/38547-what-is-brown-noise.html
  11. http://www.prevention.com/health/sleep-energy/how-pink-noise-makes-better-sleep
  12. https://www.ata.org/managing-your-tinnitus/treatment-options/hearing-aids
  13. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23936599
  14. http://www.nytimes.com/2010/01/05/science/05obhear.html?ref=science
  15. Ganz Sanchez,T., Bezerra Rocha, C., Diagnosis and management of somatosensory tinnitus: review article. Clinics (Sao Paulo) 2011 June; 66(6): 1089–1094.
  16. DeVocht, JW., Goertz, CM.,Hondras,MA., Long, CR., Schaeffer,W. Thomann, L., Spector, M., Stanford, CM. A pilot study of a chiropractic intervention for management of chronic myofascial temporomandibular disorder. J Am Dent Assoc. 2013 October; 144(10): 1154–1163
  17. http://www.tinnitus.org.uk/TMJ
  18. https://www.acatoday.org/content_css.cfm?CID=1454
  19. DeVocht, JW., Goertz, CM.,Hondras,MA., Long, CR., Schaeffer,W. Thomann, L., Spector, M., Stanford, CM. A pilot study of a chiropractic intervention for management of chronic myofascial temporomandibular disorder. J Am Dent Assoc. 2013 October; 144(10): 1154–1163
  20. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3081245/
  21. http://www.pacificcollege.edu/acupuncture-massage-news/press-releases/642-traditional-chinese-medicine-for-tinnitus.html
  22. http://www.webmd.com/a-to-z-guides/aldosterone
  23. http://www.tinnitusformula.com/library/aldosterone-for-sudden-hearing-loss/# .VZ2_6-1Viko
  24. http://www.pnas.org/content/107/3/1207.abstract
  25. http://www.webmd.com/heart-disease/heart-failure/tc/coenzyme-q10-topic-overview
  26. Khan, M., Gross J, Haupt H, Jainz A, Niklowitz P, Scherer H, Schmidt FP, Klapp BF, Reisshauer A, Mazurek B., A pilot clinical trial of the effects of coenzyme Q10 on chronic tinnitus aurium. Otolaryngol Head Neck Surg. 2007 Jan;136(1):72-7.
  27. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/14651858.CD003852.pub3/full
  28. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3157487/
  29. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12757407
  30. http://ods.od.nih.gov/factsheets/Zinc-HealthProfessional/#h4
  31. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21859051
  32. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23827090
  33. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23827090
  34. https://www.ata.org/managing-your-tinnitus/treatment-options/hearing-aids
  35. http://www.tinnitus.org.uk/drugs-food-and-drink
  36. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23827090
  37. http://cognitive-behavior-therapy.com/tinnitus-hyperacusis/
  38. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3493359/
  39. Cima RF, Andersson G, Schmidt CJ, Henry JA., Cognitive-behavioral treatments for tinnitus: a review of the literature. J Am Acad Audiol. 2014 Jan;25(1):29-61.
  40. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23827090
  41. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25417546
  42. https://www.ata.org/managing-your-tinnitus/support-network/support-group-listing
  43. http://tinnitus.org.au/What-Is-Tinnitus
  44. https://www.ata.org/managing-your-tinnitus

Tentang wikiHow ini

Halaman ini telah diakses sebanyak 4.261 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

Iklan